Namun, baru saja kembali ke Kediaman Keluarga Handoyo, Yasmine tiba-tiba menerima sebuah kabar buruk.“Nona, maaf. Aku kurang hati-hati dan terjebak sehingga menyebabkan Keluarga Handoyo rugi besar. Se ... sekarang, kita punya utang yang sangat besar,” ujar penanggung jawab pendapatan Keluarga Handoyo sambil berlutut di hadapan Yasmine. Dia terlihat sangat sedih dan menyalahkan diri.Yasmine pun terkesiap dan baru menyadari betapa liciknya Harry. Harry bukan hanya memboikot mereka secara terang-terangan, tetapi juga melakukan trik kotor secara diam-diam. Sepertinya, Harry sudah merencanakan semua ini dengan baik dan hendak memaksa Keluarga Handoyo ke jalan buntu agar Yasmine menyerah, lalu menyetujui syaratnya.“Sekarang, bisnis Keluarga Handoyo sudah diboikotnya secara menyeluruh dan kita sama sekali nggak bisa menghasilkan uang. Bagaimana kita bisa bayar utang sebesar itu?” tanya Madhav dengan frustasi.Yasmine sendiri juga merasa sangat lemas, tetapi dia berusaha tegar dan menjawab,
“Apa sebenarnya yang sudah terjadi?” tanya Carlos pada Yasmine lagi. Namun, Yasmine masih menutupi masalahnya.Carlos pun menatap punggung Yasmine yang menjauh dengan kening berkerut. Dari awal, dia sudah tidak percaya Yasmine hanya pergi mengobati pasien. Namun, dia tidak mengungkapkan kebohongan Yasmine karena Yasmine tidak bersedia mengatakannya. Dia juga hendak memberikan Yasmine waktu agar dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Namun, masalahnya jelas sudah bertambah serius. Oleh karena itu, Carlos mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang.Di sisi lain, Yasmine yang telah menerima kabar dari Madhav pun segera berlari keluar untuk menemuinya.“Nona, gawat! Para penagih utang itu datang kemari dan berkumpul di depan pintu untuk menagih utang.” Madhav terlihat panik, tetapi juga sangat marah. Dia melanjutkan, “Orang-orang itu jelas adalah bawahan Harry yang sengaja datang untuk membuat onar.”Hanya saja, orang-orang itu memang adalah penagih utang yang datang d
Yasmine pun merasa sangat terkejut dan buru-buru menghampiri Carlos untuk memapahnya. Kemudian, dia bertanya “Buat apa kamu keluar? Cepat kembali istirahat.”“Aku baik-baik saja. Yaya, carilah Simon Pangestu,” jawab Carlos.Raymond pun terkejut dan buru-buru berseru, “Yasmine, jangan dengarkan kata-katanya! Kamu nggak boleh mencari Simon!”“Siapa itu Simon?” tanya Yasmine dengan bingung.Raymond menjawab, “Aku juga nggak tahu jelas soal dia, tapi aku pernah dengar banyak rumor tentangnya.”Simon Pangestu adalah anak haram Keluarga Pangestu. Ibunya meninggal muda, sedangkan ayahnya terlibat dalam pergaulan bebas dan sama sekali tidak peduli pada anak-anak di luar nikahnya. Oleh karena itu, dia selalu ditindas saudara-saudaranya dan bahkan pembantu rumah juga menyiksanya sejak kecil.Simon tidak pernah dirawat dengan baik, juga sering dipukul dan dimaki hingga sudah terbiasa masuk rumah sakit karena terluka parah. Banyak anak haram Keluarga Pangestu yang disiksa sampai mati dan dia sehar
Setelah kembali ke kamar, Carlos dan Yasmine tidak lagi membahas tentang Simon. Namun, Miranda malah memulai pembicaraan.“Dengar-dengar, Keluarga Yanwar lagi memboikot Keluarga Handoyo hingga Keluarga Handoyo terlibat utang besar dan situasinya juga sangat buruk. Bukannya anggota Keluarga Handoyo sangat banyak? Selain biaya hidup yang besar, kalian masih harus bayar biaya pengobatan ibumu yang begitu mahal ....” Miranda bertanya dengan khawatir, “Nona Yasmine, kalian nggak mungkin begini terus, apa rencanamu selanjutnya?”“Nggak ada. Kita lihat saja perkembangan situasinya nanti,” jawab Yasmine dengan acuh tak acuh.Miranda pun berkomentar lagi, “Mana bisa begitu? Kalau kamu diam saja, keluarga kalian pasti akan bangkrut.”“Apa Dokter Miranda mau membantu?” tanya Yasmine.Begitu mendengar pertanyaan Yasmine, Miranda pun terdiam dan langsung mematung.Tok! Tok! Tepat pada saat ini, pintu kamar ini tiba-tiba diketuk. Kemudian, Yasmine menoleh dan melihat Zalman berdiri di luar pintu. S
Saat di Kediaman Keluarga Yanwar, Lydia menuruti kata-kata Zalman untuk membohongi Yasmine dengan mengatakan bahwa Zalman telah menelantarkan mereka dari 20 tahun yang lalu.“Aku tahu,” jawab Yasmine dengan nada lembut. Sebenarnya, sebelum mengetahui bahwa semua yang dilakukan Zalman di Kediaman Keluarga Yanwar adalah untuk menolongnya, dia sudah bisa menebaknya.Lydia lanjut berkata dengan berlinang air mata, “Ibu nggak nyangka hal itu malah membuat anakmu celaka ....”“Ibu!” Yasmine menggenggam tangan Lydia dan menjawab, “Sejak awal, aku memang sudah ditahan di Kediaman Keluarga Yanwar dan anakku memang nggak mungkin bisa dipertahankan lagi. Aku nggak menyalahkanmu atau membenci Ayah karena masalah itu.”Yasmine melirik ke arah Zalman yang berdiri kaku di sudut ruangan dengan emosi campur aduk, lalu berdesah, “Aku hanya butuh waktu untuk menerimanya. Ibu, aku benar-benar senang karena kamu sudah sadar. Tapi, aku perlu pergi mencari seseorang dan mungkin harus bepergian sesaat. Jadi,
Penampilan wanita itu membuat Yasmine agak terkejut. Dia merasa wanita seperti itu tidak seharusnya muncul di tempat seperti ini. Keramaian tempat ini sama sekali tidak cocok dengan keanggunannya.“Dewi Laura! Dewi Laura! Dewi Laura!” seru orang-orang dengan bersemangat. Mereka berdiri mengelilingi panggung dan tidak berhenti melemparkan uang. Situasi ini terlihat bagaikan konser yang sedang memasuki puncak acara.Namun, dalam suasana yang ramai ini, Yasmine malah tiba-tiba merasakan ada tatapan dingin dan tajam seseorang dari balik kaca satu arah di lantai dua. Hanya saja, dia tidak melihat apa-apa setelah memperhatikan dengan jelas, seolah-olah itu hanyalah bayangannya sendiri.“Nona, aku sudah dapat berita. Katanya, Simon berada di lantai dua,” kata Madhav.Yasmine pun mengalihkan perhatiannya dari panggung, lalu berkata sambil mempererat genggamannya pada kontrak di tangannya, “Ayo ke sana!”Namun, begitu mereka baru hendak naik ke lantai dua, seorang pengawal yang bertampang galak
“Nona, bagaimana ini?” tanya Madhav dengan gelisah.Yasmine juga merasa sangat cemas. Saat ini, keadaannya benar-benar sangat mendesak. Setelah berpikir sejenak, dia pun bergumam dengan terpaksa, “Aku hanya bisa coba mengambil risiko.”Setengah jam kemudian.Di ruang ganti belakang panggung, Madhav menatap Yasmine dengan tampang aneh dan terlihat ragu untuk berbicara. Setelah bergulat sejenak, dia akhirnya bertanya, “Nona, apa kamu yakin mau pergi ke atas dengan berpakaian seperti ini? Kalau ketahuan Tuan Carlos, dia pasti akan marah besar dan mungkin membunuh orang.”Saat ini, Yasmine sedang mengenakan seragam berwarna hitam putih milik pelayan klub ini. Model seragam ini agak mirip dengan seragam anak sekolah, tetapi jauh lebih terbuka dan roknya juga sangat pendek. Setelah memakai seragam ini, dia yang pada dasarnya memang awet muda pun terlihat sangat mirip dengan seorang mahasiswi yang baru tamat kuliah. Berhubung Yasmine memancarkan aura polos nan menggoda, bahkan Madhav juga ti
Semua rumor tentang Simon mungkin masih belum benar-benar mendeskripsikan seberapa terganggu mentalnya. Orang seperti ini harus dihadapi dengan sangat hati-hati.Meskipun sudah bertemu dengan Simon, Yasmine juga tidak berani langsung mengungkapkan tujuannya. Berhubung tidak melakukan semuanya sesuai prosedur, Simon sangat mungkin akan langsung membunuhnya. Pada detik selanjutnya, Simon tiba-tiba melemparkan gelasnya ke kaca satu arah itu. Seluruh tubuhnya langsung diselimuti dengan amarah yang luar biasa besar dan tatapannya juga terlihat sangat mengerikan.Yasmine pun merasa sangat terkejut hingga melangkah mundur selangkah. Saat ini, dia sudah mengerti kenapa tidak ada yang peduli pada Simon meskipun Simon memiliki wajah yang begitu tampan. Dibandingkan dengan sifatnya yang sangat menakutkan, ketampanannya terasa sangat tidak berharga. Oleh karena itu, Yasmine segera mengurungkan niatnya untuk berdiskusi dengan Simon dan hendak langsung pergi.“Berhenti!” perintah Simon.Yasmine pun