“Dasar pecundang yang hanya tahu marah-marah!” cibir Simon.Yasmine tidak bisa menahan kedutan bibirnya saat melihat wajah cantik Dewi Laura yang berubah menjadi sangat suram saking marahnya.“Laura Lukarta, hal paling berharga yang dimiliki seseorang itu adalah kesadaran diri. Wanita sepertimu memang bisa memikat para pria tidak berguna, tapi kamu tidak akan pernah bisa mendapatkan pria berkualitas,” kata Simon sambil melirik paha Laura yang terpampang dengan penuh penghinaan. Kemudian, dia melanjutkan, “Melayani orang lain dengan memancing libido mereka adalah hal yang paling hina.”Yasmine mengerutkan keningnya dengan kurang setuju. Laura jelas-jelas terlihat seperti wanita yang memiliki latar belakang bagus dan sangat anggun. Dia menari di Klub 996 pasti karena memiliki kesulitan tersendiri. Mengucapkan kata-kata seperti itu setara dengan menghina Laura secara tidak adil.Namun, Laura sama sekali tidak peduli pada ucapan Simon, seolah-olah sudah terbiasa mendengarnya.Sementara itu
Yasmine menatap Laura dengan ekspresi aneh. Tadi, Simon sengaja menggunakan dirinya untuk menghina Laura dan Laura jelas-jelas merasa agak terganggu. Jadi, dia pun mengira Laura akan membencinya. Tak disangka, Laura malah menunggu di tempat ini dan memperingatinya tentang Simon. Kesannya terhadap Laura pun menjadi makin baik.Yasmine buru-buru menjelaskan, “Begitu kamu pergi tadi, dia langsung melepaskanku. Dia hanya sengaja berbicara begitu untuk membuatmu marah, bukan benar-benar berpikir seperti itu.”Laura mengisap rokoknya, lalu mengembuskan asapnya sehingga wajahnya terlihat agak kabur. Wajahnya yang tertutup asap rokok terlihat agak sedih dan putus asa. Namun, begitu asapnya hilang, keangkuhan dan kedinginannya pun kembali, seolah-olah ekspresi sebelumnya hanyalah ilusi belaka.“Sebaiknya kamu cepat pulang,” kata Laura dengan dingin. Kemudian, dia langsung berjalan turun.Setelah kontaknya dengan Simon kali ini, Yasmine sebenarnya juga tidak ingin menghadapinya untuk yang kedua
“Aku tidak melakukan apa-apa,” jawab Carlos dengan dingin. Berhubung Carlos dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tidak pernah melakukan hal yang melukai atau mengkhianati Simon, Simon yang tiba-tiba membenci Carlos pun terasa makin aneh. Setelah berpikir sejenak, Yasmine berkata, “Kalau bisa menemukan alasan Simon tiba-tiba bersikap seperti ini dan menyelesaikan masalahnya, mungkin kalian masih bisa berbaikan.”“Aku dan dia tidak akan bisa berbaikan lagi,” cibir Carlos. Seluruh perasaan yang tersisa dari persahabatan mereka telah hilang akibat tindakan Simon selama ini. Jadi, Carlos tidak lagi peduli pada Simon dan malah sangat membencinya.Yasmine pun berdesah. Baik Carlos maupun Simon adalah pria yang sangat kuat dan sulit dihadapi. Jadi, Yasmine pun mengurungkan niatnya untuk membuat mereka berbaikan lagi setelah berpikir sejenak. Kemudian, dia lanjut bertanya, “Kalau Simon dan Laura sudah saling kenal dari dulu dan juga dijodohkan, kenapa mereka bisa ribut sampai tahap saling mem
Carlos ingin memperingati Miranda bahwa dia hanyalah seorang dokter hipnoterapi yang tidak boleh menyimpan perasaan apa pun terhadap dirinya. Oleh karena itu, Miranda pun merasa sangat tidak rela dan menggenggam sendok di tangannya dengan erat untuk menekan emosinya.Kemudian, Miranda mempertahankan sikap yang lembut dan berkata, “Kalau kamu nggak suka, aku nggak akan bertanya lagi. Ayo makan!”Miranda menyerahkan sendoknya kepada Carlos dengan mata berbinar. Selama diawasi Edgar, dia sama sekali tidak bisa melakukan sesuatu pada aromaterapi atau proses hipnoterapi supaya Carlos lengah dan jatuh cinta padanya secara tidak sadar.Namun, saat ini adalah kesempatan bagus bagi Miranda karena Yasmine sedang tidak ada di tempat ini. Lagi pula, dia bukan hanya bisa menggunakan aromaterapi atau hipnoterapi untuk mengubah pemikiran orang, juga bisa melakukannya dengan bantuan makanan. Jadi, dia sengaja menyiapkan makanan-makanan ini untuk Carlos.Setelah memakan masakannya untuk sesaat, Carlos
Setelah menunggu sehari, Yasmine akhirnya menerima sebuah undangan untuk menghadiri sebuah pesta. Berhubung dia datang ke Kota Hamsil secara diam-diam dan tidak ada orang yang mengetahui identitasnya, undangan ke pesta kalangan atas ini seharusnya diatur oleh Carlos.Namun, begitu tiba di pesta ini, Yasmine baru mengerti kenapa dirinya bisa diundang. Ternyata Laura yang mengundangnya secara pribadi.“Dewi Laura baik banget terhadapmu. Demi mengabulkan permintaanmu untuk menghadiri pesta mewah, dia setuju untuk mempersembahkan sebuah tarian di pesta ini. Padahal, dia nggak pernah setuju untuk menari di pesta, tapi dia malah membuat pengecualian untukmu. Nona Yasmine, kamu benar-benar beruntung karena punya teman sebaik dia!” ujar pengurus rumah yang membawa jalan dengan nada iri.Berhubung Laura menyembunyikan identitasnya, hanya orang yang mengetahui kisah keluarganya yang bisa hadir di pesta ini. Pengurus rumah itu tahu jelas bahwa meskipun Laura telah memutuskan hubungan dengan Kelua
Laura menatap tangan yang menahan pergelangan tangannya dengan ekspresi jengkel dan marah. Dia sudah lama tidak menghajar orang dan kebetulan ada orang yang minta dihajar. Jadi, dia pun hendak bertindak. Namun, Yasmine malah tiba-tiba mengadang di hadapannya dan mendorong pria itu.Pria itu pun berseru marah, “Siapa kamu? Buat apa kamu mencampuri urusan ini? Minggir!”Yasmine berdiri tegak di hadapan Laura, lalu berkata dengan tegas, “Aku adalah Yasmine dari Keluarga Handoyo di Kota Sulvan. Laura itu temanku dan mendapatkan perlindungan dariku. Kalau kamu berani mengganggunya lagi, Keluarga Handoyo nggak akan mengampunimu.”Pria itu tertegun sejenak dan langsung ketakutan. Namun, begitu teringat situasi Keluarga Handoyo saat ini, dia pun menjadi lebih sombong lagi. “Keluarga Handoyo yang akan segera bangkrut itu? Nona Yasmine, kamu bahkan sudah kesulitan melindungi dirimu sendiri, tapi masih sok mau melindungi orang lain? Asal kamu tahu, aku bisa menghabisi kamu yang sekarang dan memp
Sebelumnya, pria yang mengganggu Laura itu masih sempat mengancam Yasmine sebelum pergi. Namun, saat ini, dia malah tergeletak di lantai dengan tubuh berlumuran darah. Luka-luka di tubuhnya membuatnya kejang-kejang saking sakitnya. Namun, rasa takutnya jauh lebih kuat daripada rasa sakit dan harga dirinya sehingga dia tidak berhenti meminta ampun.“Tuan Simon, aku sudah menyadari kesalahanku. Aku nggak akan berani melakukannya lagi. Aku mohon, ampunilah aku,” mohon pria itu.Di hadapannya, Simon sedang berdiri tegak sambil menatap pria itu dengan penuh peremehan. Tangannya dilumuri dengan darah, sedangkan setelan jas yang dikenakannya juga terciprat darah. Tatapannya saat ini terlihat sangat mengerikan.“Dalam kamusku, tidak ada kata mengampuni orang,” jawab Simon. Kemudian, dia menendang wajah pria itu dengan kuat sebelum pria itu sempat bersuara lagi. Setelah itu, pria itu berguling-guling beberapa kali di lantai, entah masih hidup atau sudah mati.Situasi ini terlihat sangat mengeri
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe