Apakah Joanna yang berpikir terlalu jauh? Di sisi lain, Carlos menggandeng tangan Yasmine sambil berlari keluar dari Departemen Keuangan. Mereka terus menuruni tangga, lalu akhirnya meninggalkan Grup Tanuwijaya.Setelah menjauh, keduanya baru berhenti berlari. Yasmine bernapas dengan terengah-engah, lalu tak kuasa bertanya, "Kamu sudah mengatur orang di lantai bawah sejak awal?"Satpam yang memaki itu jelas-jelas adalah kaki tangan Carlos. Carlos pun mengangguk dan menjawab dengan tenang, "Ya, untuk berjaga-jaga."Pantas saja, pria ini menyuruhnya untuk tetap tenang saat Joanna membuka pintu ruang kantornya. Ternyata, Carlos bukan menenangkannya, melainkan yakin tidak akan terjadi masalah."Kamu benar-benar hebat," puji Yasmine tanpa menutupi kekagumannya.Carlos pun menyunggingkan senyuman, lalu menatapnya lekat-lekat sambil bertanya, "Kenapa? Kamu sudah terpesona padaku?"Terpesona? Yasmine hendak menyuruhnya untuk tidak bersikap terlalu percaya diri, tetapi baru sadar bahwa tanganny
Di ruang kantor Hadianto. Dia menatap Joanna yang berdiri di depannya sembari bertanya dengan serius, "Belakangan ini, Yasmine sering datang ke ruang kantormu?""Tuan Muda, jangan salah paham. Tuan Muda Hanafi menyuruhnya mengantar dokumen untukku. Dia terus mempersulitku, tapi aku nggak pernah meladeninya," jawab Joanna. Itu sebabnya, proyek baru-baru ini sulit untuk maju dan terus mendapat masalah.Hadianto memainkan cangkir di tangannya sambil berkata dengan tatapan licik, "Karena Yasmine yang datang sendiri, aku akan memberinya hadiah besar. Aku ada tugas untukmu."Karena tidak menemukan laporan keuangan asli kemarin malam, Yasmine terpaksa datang lagi untuk menyelidiki.Seperti biasanya, Yasmine mengantar dokumen ke ruang kantor. Namun, kali ini Joanna tidak mengusir dengan tidak sabar, melainkan menanyakan isi dokumen kepadanya. Pertanyaan ini sangat sederhana sehingga Joanna terlihat seperti sengaja bertanya.Yasmine berkata dengan waspada, "Bu Joanna, katakan saja kalau ada mas
"Yasmine, kamu pasti akan dituntut!" lanjut Joanna.Dalam waktu singkat, teknisi perusahaan pun tiba. Setelah sibuk selama 2 jam, mereka menyerah tak berdaya. Salah satunya berkata, "Komputernya rusak total. Nggak bisa diperbaiki lagi, data juga nggak bisa dipulihkan lagi."Joanna menyunggingkan senyuman dengan angkuh, lalu berkata, "Yasmine, apa lagi yang ingin kamu katakan sekarang?""Asalkan belum menjadi abu, berarti masih ada cara untuk diperbaiki. Aku akan mencari orang untuk memperbaikinya!" sahut Yasmine. Dia telah menelepon teknisi dan peretas hebat, pasti ada yang bisa memperbaiki komputer ini.Akan tetapi, Joanna langsung menolak dengan tegas, "Semua data yang ada di komputer utama adalah informasi internal perusahaan, orang luar nggak boleh menyentuhnya! Kalau sampai informasi bocor, kerugiannya akan lebih besar lagi!"Semua orang menyetujui ucapan Joanna ini. Kemudian, dia meneruskan, "Yasmine, nggak ada gunanya kamu melakukan semua ini. Kamu harus menerima konsekuensinya
Yasmine seperti kucing yang ekornya diinjak, seluruh bulu kuduknya meremang! Dia buru-buru menyangkal, "Apa-apaan kamu!"Bagaimana mungkin Yasmine menyukai pria ini? Bukan hanya karena luka di hatinya masih belum pulih, tetapi Hanafi sudah memiliki calon istri. Yasmine tidak akan menjadi pelakor rendahan!"Aku ini pemimpin Keluarga Handoyo. Kalau main kabur saja, reputasi Keluarga Handoyo akan rusak. Lagi pula, aku nggak bersalah, kenapa harus kabur?" Selesai mengatakan itu, Yasmine menambahkan, "Semua ini bukan untukmu!"Carlos pun menghela napas saat melihat Yasmine buru-buru membantah ucapannya. Sesudahnya, dia berucap, "Tenang saja, ada aku di sini, kamu tidak akan dipenjara. Aku akan memperbaiki komputer ini."Carlos mengatakannya dengan penuh keyakinan. Meskipun Yasmine terkejut mendengarnya, dia tetap menjadi lebih tenang.Carlos berjalan ke samping komputer itu, lalu membongkarnya dengan terampil. Dia mengerjakannya dengan sangat gesit. Yasmine sampai tertegun melihatnya dan be
Saat baru keluar dari lift, Yasmine langsung bertemu dengan Jeff yang sedang menunggu di lorong dengan ekspresi gelisah. Begitu Jeff melihatnya, dia segera mendekati dan berkata, "Nona Yasmine, ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu."Dengan berpikir bahwa Hanafi mungkin telah kelaparan, Yasmine sama sekali tidak ingin membuang waktu. Itu sebabnya, dia memberi tahu Jeff, "Kita bisa membahasnya nanti." Setelah itu, Yasmine langsung bergegas menuju ke Departemen Keuangan."Nona Yasmine ...." Jeff tampak mengernyit ketika melihat Yasmine yang tergesa-gesa. Dia tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan apa yang ingin dikatakannya.Saat ini, waktu sangatlah berharga. Yasmine menyuapi bubur kepada Carlos yang dikiranya adalah Hanafi itu secara perlahan, jadi memakan cukup banyak waktu. Kini, sudah lebih dari setengah jam berlalu sejak Carlos menghabiskan semangkuk bubur ini."Berapa lama lagi?" tanya Yasmine.Carlos menjawab dengan tenang, "Sudah hampir selesai."Carlos juga mengucapka
Keesokan hari.Pagi-pagi sekali Joanna mengumpulkan para karyawan di kantor, lalu berjalan dengan menggebu-gebu ke ke ruangan. Dia yakin Carlos tidak bisa menyelesaikan masalah ini.Tebakannya benar, saat memasuki ruangan Departemen Keuangan, Carlos masih duduk di depan komputer dan bergumul dengan CPU-nya.Carlos tidak ingin menyerah, tetapi waktu yang dijanjikan sudah hampir habis."Kalau nggak bisa diperbaiki, nggak perlu dipaksakan. Jangan merusak kesehatanmu sendiri." Joanna tersenyum penuh kemenangan. "Sebentar lagi jam kerja. Hanafi, apakah masih ada yang ingin kamu katakan?""Yasmine, tahu diri sedikit. Kamu mau menyerahkan diri atau aku suruh polisi datang menangkapmu?" tanya Joanna.Yasmine belum tidur semalaman. Suasana hatinya buruk, matanya memerah karena lelah, dan kepalanya terasa berat.Ketika melihat ekspresi Joanna yang angkuh, Yasmine menggertakkan gigi dengan kesal."Sudah selesai diperbaiki." Suara Carlos terdengar serak. Begitu memencet tombol daya, lampu CPU kemb
Hadianto ketakutan hingga menutup mulut.Tanpa melirik Hadianto, Carlos menggendong Yasmine masuk ke dalam rumah. Setelah Carlos menghilang dari pandangan, Hadian baru tersadar dari lamunan. "Sialan, dia mengancamku!"Hadianto menampar dirinya sendiri. Namun, tiba-tiba dia tersenyum saat mengingat sesuatu. Dia menyeringai licik sambil bergumam, "Ternyata kamu sangat memedulikan Yasmine. Baiklah, aku akan memberikanmu hadiah."Hadianto mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. "Renata masih dikurung?""Bebaskan dia."....Di saat Hadianto sedang merencanakan cara untuk melawan Hanafi, dia tidak tahu bahwa laptop Joanna telah dicuri dan berhasil diretas.Semua laporan penggelapan pajak perusahaan Keluarga Tanuwijaya dan bukti transaksi ilegal telah diserahkan kepada polisi. Francis syok mengetahui hal ini. Saking marahnya, dia sampai muntah darah dan terbaring di ruang ICU.Hadianto tidak pernah berada di posisi separah ini. Dia datang menemui Hanafi sambil memegang pisau dan ber
Madhav bahkan menyadarinya, mustahil Yasmine tidak mengetahui perasaan Hanafi kepadanya.Hanya saja, Yasmine tersenyum kecut. "Dia sudah punya calon istri. Mereka saling mencintai.""Bagaimana kalau ternyata semua itu hanya sandiwara?" Madhav dapat melihat ketulusan cinta Hanafi kepada Yasmine. Apalagi, Hanafi memiliki sisi yang bertolak belakang dengan yang ditampilkan di depan umum. "Dia menyembunyikan kemampuannya selama berada di tengah Keluarga Tanuwijaya. Dia kejam dan tegas, berbeda dengan citra yang ditampilkan selama ini.""Hanafi sanggup bersandiwara selama ini. Ada kemungkinan calon istri yang diceritakan juga bohong."Yasmine tercengang mendengar analisa Madhav, dia tidak pernah berpikir sejauh itu.Semakin dipikirkan, Yasmine makin memercayai kemampuan akting Hanafi yang luar biasa. Tidak ada yang tak dapat dipalsukan, termasuk perasaan.Hati Yasmine berkecamuk, sebuah perasaan yang telah lama dipendam tiba-tiba terasa bergejolak.Seiring kehancuran Keluarga Tanuwijaya, se