Dua jam kemudian, staf kapal pesiar mulai menutup pintu keluar kapal, tetapi Yasmine masih tetap tidak melihat Tuan Tanuwijaya.Yasmine buru-buru berlari ke atas kapal dan bertanya, "Kenapa pintunya sudah ditutup? Temanku masih belum keluar.""Nona, kita sudah memeriksa di segala tempat di atas kapal pesiar, tidak ada tamu lagi di dalam."Tidak ada orang lagi? Yasmine terkejut. Dia telah menunggu di sana selama empat hingga lima jam, tetapi malah melewati Tuan Tanuwijaya begitu saja. Dia jelas-jelas adalah orang pertama yang keluar, tetapi bukan hanya Tuan Tanuwijaya, dia juga tidak melihat Carlos keluar. Meskipun berada di pintu keluar, dia malah melewatkan mereka ....Yasmine merasa sangat kesal. Dia berbalik melihat lorong keluar kapal yang sekarang sudah kosong dengan hati yang gelisah dan cemas. Kondisi tubuh Tuan Tanuwijaya sudah sangat buruk, jika tidak diselamatkan, dia tidak akan bertahan hidup lebih lama lagi. Namun, Yasmine tidak bisa menemukan Tuan Tanuwijaya!Yasmine berdi
Ini adalah satu-satunya cara Yasmine saat ini. Jika dia beruntung, mungkin dia akan menemukan Tuan Tanuwijaya.Pada saat itu, di presidential suite di Hotel Enamel, ada darah yang mencolok di karpet di samping tempat tidur. Carlos berbaring di atas tempat tidur dengan wajah pucat, lingkar matanya hitam, dan napasnya lemah seolah-olah dia akan mati kapan pun.Suara Carlos terdengar serak dan lemah. "Tidak perlu membuang energimu, kamu tidak bisa menyelamatkanku."Edgar duduk di sisi tempat tidur dan memukul tempat tidur dengan frustrasi. Dia sangat membenci dirinya yang tak berdaya dan tidak bisa melakukan apa pun, dia hanya bisa melihat sahabat baiknya menderita dan mati."Apa Yasmine masih tidak ingin pulang?" tanya Carlos dengan suara yang serak dan lemah.Edgar menganggukkan kepalanya. Dia tidak mengatakan Yasmine tidak ingin pulang demi mencari orang agar Carlos tidak banyak berpikir dan sedih."Dia ingin beristirahat beberapa hari."Tatapan Carlos terlihat penuh dengan perasaan ti
Setelah mendapatkan nomor kamar, Yasmine bergegas menuju ke lift. Pada saat yang bersamaan, lift nomor satu baru saja sampai ke lantai satu dan pintunya terbuka. Di dalam lift itu, ada Yogi dan Anita yang sedang mendorong kursi roda, mereka akan membawa Carlos kembali ke Kota Sulvan. Anna yang pertama kali keluar lift dan baru saja ingin berbalik untuk membantu Yogi, malah terkejut melihat Yasmine yang sedang mendekat ke lift!Sialan! Kenapa dia bisa ke sini?Bukan hanya Carlos tidak memakai topeng, Anita dan Yogi juga berada di sana secara bersamaan. Tidak peduli bagaimana mereka menyembunyikan situasinya, jika bertemu mereka, Yasmine pasti akan tahu tentang penyakit Carlos. Semua usaha yang telah dilakukan sebelumnya akan menjadi sia-sia!Hati Anita sangat berdebar dan langsung menekan tombol untuk menutup pintu lift, lalu segera mendekati Yasmine. Yasmine mendekati pintu lift dengan cepat, dia melihat pintu lift nomor satu mulai terbuka dan terlihat sedikit keadaan di dalam lift. Sa
"Kak Carlos, aku nggak mau ...," mohon Anita sambil terisak-isak. Sayangnya, Carlos tidak mengacuhkannya dan hanya memejamkan mata dengan lelah.Sementara itu, Yasmine bergegas ke lantai puncak dan mencari kamar presidential suite Carlos. Saat ini, pintu kamar terbuka lebar. Yasmine tiba-tiba merasa gelisah dan buru-buru masuk. Alhasil, dia mendapati petugas kebersihan sedang merapikan kamar itu."Bibi, mana orang yang menginap di sini?" tanya Yasmine."Sudah pergi," jawab petugas kebersihan itu. Petugas kebersihan memang baru akan datang bersih-bersih setelah tamu pergi. Ini adalah pengetahuan umum.Begitu mendengar jawaban petugas kebersihan itu, hati Yasmine bergetar hebat. Padahal, dia sudah susah payah menemukan hotel tempat Carlos menginap ini. "Su ... sudah berapa lama dia pergi?" tanya Yasmine kecewa.Untungnya, petugas kebersihan itu berkata, "Baru pergi sebentar, mungkin dia baru sampai di lantai bawah."Baru pergi! Menurut Yasmine, Tuan Tanuwijaya seharusnya berjalan lebih l
Sudah larut malam saat Yasmine tiba di Kota Kailor. Tahu bahwa berkunjung tanpa pemberitahuan adalah hal yang tidak sopan, dia pun menginap semalam di hotel.Keesokan harinya, Yasmine baru pergi ke Kediaman Tanuwijaya. Setelah memberitahukan namanya, Yasmine dipimpin oleh seorang pelayan untuk bertemu dengan Kepala Keluarga Tanuwijaya, Francis.Francis memandang Yasmine dalam-dalam dan berkata, "Nona Yasmine, kudengar kamu ingin mengobati Hanafi. Aku tahu tentang kehebatan keterampilan medis Keluarga Handoyo, tapi kondisi putraku sangat serius. Takutnya, kamu pun nggak bisa menyembuhkannya. Aku khawatir kamu hanya akan membuang-buang tenaga."Yasmine tahu bahwa penyakit Tuan Tanuwijaya memang tidak dapat disembuhkan. Jika dia tidak mendapatkan ginseng merah, memang tidak ada yang bisa dilakukannya."Tuan Hanafi dan aku berteman, aku ingin coba mengobatinya," ujar Yasmine."Baiklah, terserah kamu saja," balas Francis. Kemudian, dia meminta seorang pelayan untuk mengantar Yasmine ke kama
Terlebih lagi, Edgar sudah mengetahui semua rencana Carlos. Mengapa dia menghalanginya sekarang?Edgar buru-buru membantu Carlos berdiri. Wajahnya dibasahi peluh karena berlarian ke sini, tetapi akhirnya dia berhasil menemukan Carlos."Carlos, kamu belum bisa mati sekarang. Yasmine pergi ke Kediaman Tanuwijaya untuk mencari Hanafi!" ujar Edgar.Begitu Yasmine melihat Hanafi, identitas pria bertopeng yang duduk di kursi roda pasti akan terungkap. Hanya dengan memikirkannya sebentar, Yasmine tidak akan sulit untuk mencurigai Carlos.Saat itu, sikap berengsek Carlos belakangan dan kematiannya dalam kecelakaan mobil akan diragukan sepenuhnya oleh Yasmine. Segala rencana Carlos akan berakhir sia-sia. Setelah pria itu mati, Yasmine hanya akan jatuh dalam kesedihan yang mendalam.Carlos mengernyit frustrasi, lalu berkata, "Yasmine tidak boleh menemui Hanafi!"Namun, saat ini Yasmine sudah sampai di depan pintu kamar Hanafi. Pelayan mengetuk pintu dengan lembut dan berkata, "Tuan Hanafi, Nona
Saat Yasmine hampir menyentuh nadi Hanafi, pria itu tiba-tiba menarik tangannya kembali. Hanafi sangat marah dan berbicara dengan nada keras, "Aku sudah bilang nggak perlu! Aku sudah menerima takdirku yang tak terhindarkan ini. Aku nggak membutuhkan harapan palsu dari siapa pun. Nona Yasmine, silakan pergi!"Lantaran berbicara terlalu cepat, hal itu membuatnya merasa sesak nafas dan batuk tanpa henti. Di balik topeng, beberapa jejak darah merah tampak mengalir keluar. Arsyana yang melihat ini merasa sangat tidak tega. Dia segera menenangkan Hanafi, lalu berseru dengan cemas pada waktu bersamaan, "Nona Yasmine, tolong keluar dulu!""Aku ...." Yasmine tidak tahu harus berkata apa. Sebagai seorang dokter, tentu sangat baik apabila dia bisa merawat Hanafi pada situasi ini. Namun, pelayan juga telah masuk untuk menariknya keluar secara paksa.Setelah Yasmine keluar dari kamar, Hanafi akhirnya melepaskan topengnya dan menunjukkan wajah yang tampan dan pucat pasi. Dia menyeka noda darah di su
"Dia baru saja tidur," jawab Arsyana yang melihat Yasmine dengan ragu-ragu. Setelah merenung selama beberapa saat, dia pun melanjutkan, "Nona Yasmine, aku sangat berterima kasih karena kamu bersedia datang untuk merawat putraku."Kemudian, Arsyana menjelaskan, "Tapi, kamu juga sudah melihat kondisinya sendiri. Saat ini, Hanafi sangat menderita dan sudah menyerah pada dirinya sendiri. Dia nggak ingin menerima perawatan apa pun lagi."Yasmine yang terkejut pun bertanya, "Nyonya Arsyana, apakah kamu sedang menyuruhku pergi?" Saat mendengar pertanyaannya, Arsyana mengedipkan matanya dengan ekspresi yang merasa bersalah.Setelah itu, Arsyana menjelaskan dengan gigih, "Ini karena emosi putraku yang terlalu nggak stabil. Aku juga nggak bisa membujuknya. Mohon maaf, Nona Yasmine. Bisakah kamu datang lagi dalam beberapa hari?"Yasmine mengernyit makin dalam karena sangat terkejut dengan perkataan Arsyana. Kondisi kesehatan Tuan Tanuwijaya sudah sangat parah dan tidak mungkin bisa bertahan lebih