Sambil melindungi Yasmine, Carlos bertarung dan mundur selangkah demi selangkah. Pada akhirnya, mereka tiba di gudang tempat penyimpanan obat terlarang tersebut. Memanfaatkan ukuran pintu yang kecil, Carlos mengadang di depan dan menendang para penjaga yang menyerangnya.Namun, mereka hanya bisa bertahan, tidak bisa melarikan diri sama sekali. Jika situasinya terus berlanjut seperti ini, Carlos akan kehabisan tenaga dan mereka akan jatuh ke tangan musuh. Wajah Yasmine menjadi sangat pucat dan panik.Setengah jam kemudian, Robin tiba dengan membawa Wiselyn. Dia melihat Felix dan "Wiselyn" yang berada di dalam gudang itu dengan tatapan tajam dan penuh kebencian. "Jangan harap kalian bisa pergi dari sini! Kalian harus mati!"Melihat Wiselyn, Yasmine baru menyadari bahwa rencananya telah gagal dan berakhir seperti ini. "Semua ini kelalaianku!" ujar Jasmine sambil menggertakkan giginya. Dia merasa bersalah telah melibatkan Carlos dalam masalah ini."Carlos, jangan pedulikan aku lagi." Yasmi
Qaila menahan Matteo sambil melihatnya dengan tatapan penuh kebencian. Dia menggertakkan giginya sambil bergumam, "Carlos juga ada di Kota Huera, 'kan? Dia sedang bersama Yasmine di kediaman Keluarga Hermanto, 'kan?"Beberapa detik yang lalu, Qaila menerima panggilan dari Paulus. Paulus mengatakan bahwa Carlos sudah tidak berada di Kota Sulvan sejak pagi. Menurut penyelidikan, Carlos pergi ke Kota Huera.Sementara itu, lahan penanaman obat terlarang milik Keluarga Hermanto sudah diketahui. Ada seorang pria dan seorang wanita yang menyelinap ke sana. Merela adalah Felix dan Yasmine. Felix yang dimaksud adalah Carlos! Qaila baru menyadari bahwa janji Carlos untuk menikahinya setelah putra mereka kembali hanya sebuah kebohongan. Carlos hanya ingin Qaila menunjukkan jalan agar bisa menyelamatkan Matteo dengan mudah.Carlos sama sekali tidak beniat untuk menikahi Qaila. Dia selalu bersama Yasmine dan selalu membantu Yasmine! Harapannya seketika pupus. Qaila sangat paham bahwa Matteo adalah
Sebelum memasuki Gunung Borat, Carlos sudah menelepon polisi. Saat ini, para penjahat sudah tertangkap basah bersama barang bukti. Walau apa pun yang terjadi, Keluarga Hermanto tidak akan bisa membela diri."Yasmine, beraninya kamu memanggil polisi! Beraninya kamu mencelakaiku, aku nggak akan pernah mengampunimu!" teriak Robin dengan mata memerah. Wajahnya berkerut-kerut penuh kebencian.Namun, pada saat yang sama Robin merasa sangat sedih saat melihat Wiselyn terluka. "Jangan sentuh putriku, nggak ada yang boleh menyakitinya!" seru Robin.Begitu keluar dari pabrik dan melihat situasi kacau itu, Yasmine tidak bisa menahan diri untuk menghela napas. Meskipun Robin ini orang jahat, dia adalah ayah yang baik. Sayangnya, Robin mengambil jalan yang salah. Meskipun dia sangat menyayangi Wiselyn, dia telah melibatkan putrinya dalam kejahatan yang dilakukannya.Setelah polisi menangkap semua anggota Keluarga Hermanto, mereka juga membawa Carlos dan Yasmine ke kantor polisi untuk dimintai perny
"Aku akan melindungimu," janji Carlos.Yasmine tersenyum dan berkata, "Aku percaya padamu."Namun, suasana di dalam mobil sangat suram hingga membuat orang merasa tertekan dan tidak nyaman.Sesampainya di lokasi, Qaila membukakan pintu mobil mereka. Saat Qaila melihat Yasmine di samping Carlos, matanya sontak menyorot penuh kebencian."Carlos, sebenarnya kamu nggak pernah berencana menikahiku, 'kan? Kamu yang selalu menepati janji berbohong padaku hanya demi Yasmine?" cecar Qaila.Carlos memandang Qaila dengan sorot mata dingin dan berkata, "Memangnya kamu layak menjadi ibu Matteo?"Janji dibuat untuk orang yang pantas menerimanya, tetapi Qaila tidak pantas menuntut janji Carlos."Huh! Kalau aku nggak layak, kamu kira dia layak?" Qaila menunjuk Yasmine dan berkata sambil menggertakkan giginya, "Kalau bukan karena dia, Matteo nggak akan diculik oleh Tuan Paulus dan menderita seperti ini! Semua ini salah Yasmine!"Kemudian, Qaila menoleh pada Yasmine dan melanjutkan dengan sinis, "Sekara
Belati itu bersinar menyilaukan. Yasmine membeku dan merasakan hawa dingin menjalar di sekujur tubuhnya, seolah-olah udara dingin datang dari telapak kaki dan membekukannya."Huh! Dia mana mungkin berani!" Sambil memegangi wajahnya, Qaila berjalan mendekat dan berkata dengan nada mengejek, "Matteo cuma cukup dekat dengannya, mereka nggak ada hubungan darah. Mana mungkin Yasmine rela mengorbankan nyawanya sendiri?"Jika Matteo meninggal hari ini, Qaila akan memberi tahu Yasmine bahwa Matteo adalah putra kandung yang dia cari-cari selama ini. Dia ingin membuat Yasmine menyesal habis-habisan!Paulus juga tidak pernah berpikir bahwa Yasmine akan mengorbankan nyawanya demi Matteo. Sedari awal, orang yang ingin dia ancam adalah Carlos. Untuk membunuh Yasmine, penghalang terbesarnya adalah Carlos.Paulus berujar, "Carlos, ini terakhir kalinya aku memberimu pilihan. Kalau kamu ingin menyelamatkan Matteo, bunuh Yasmine dengan tanganmu sendiri! Kalau nggak ...."Tangan Paulus yang memegang belat
"Karim, cepat periksa Yasmine sudah mati atau belum. Kalau dia masih bernapas, tikam lagi dia!" perintah Paulus. Masalah sudah berkembang sampai tahap ini dan Paulus tidak peduli pada hal lain lagi. Tujuan hidupnya hanya untuk membalas dendam.Karim bangkit dari tanah, lalu mendekati Carlos dengan takut seraya berkata, "Tuan Muda, leher Tuan Muda Matteo masih berdarah. Kita harus segera menyelamatkannya."Carlos mengepalkan tangannya dengan erat. Pada akhirnya, dia tetap tergerak dengan ucapan Karim ini.Kemudian, Karim mengulurkan tangan ke leher Yasmine dan mendapati sudah tidak ada denyut nadi ataupun napas. Dia melaporkan, "Tuan Paulus, Yasmine sudah mati."Begitu mendengar hasil yang diinginkannya, mata Paulus sontak dipenuhi kegembiraan. Dia tertawa terbahak-bahak. Tidak berselang lama, air mata mengalir di pipinya. Dia berkata, "Istriku, aku akhirnya berhasil membalaskan dendammu. Kamu sudah bisa tenang di alam sana sekarang!"Paulus tidak menghentikan Matteo lagi dan membiarkan
Yasmine yang bersandar di pelukan Carlos seketika menegang. Dia baru menyadari bahwa mereka masih memiliki perjanjian pacaran selama 2 bulan. Jadi, Raymond masih kekasihnya sekarang.Raymond menghampiri dengan cepat, lalu mengulurkan tangan untuk merangkul bahu Yasmine agar bisa menggendongnya. Namun, Carlos malah enggan melepaskan Yasmine.Dalam sekejap, keduanya pun berada dalam situasi yang panas. Sementara itu, Yasmine sangat tidak nyaman karena ditarik dari kedua sisi.Saking canggungnya, Yasmine akhirnya berkata dengan lemas, "Aku bisa berjalan sendiri ...."Meskipun demikian, kedua pria itu sama sekali tidak melepaskan tangan, melainkan memeluk dengan makin erat.Raymond menatap Yasmine dengan murung sambil berkata, "Yasmine, kamu saja yang putuskan mau ikut dengan siapa."Perkataan ini tidak sesederhana yang terdengar. Yasmine adalah pacar Raymond sehingga seharusnya pergi dengan Raymond. Namun, dia tidak ingin mengecewakan Carlos karena pria ini telah berkorban untuknya."Yasm
Carlos berdiri di tempatnya dengan ekspresi muram. Melihat ini, Matteo menggandeng tangannya dengan lembut sambil berkata dengan tatapan kecewa, "Papa, Bibi Yasmine akan berpisah dengan kita, ya?"Setelah terdiam sejenak, Carlos berjongkok dan mengelus kepala Matteo. Dia membalas dengan nada yang terdengar seperti bersumpah, "Dia akan kembali nanti! Pasti!"Tidak lama setelah Raymond membawa Yasmine pergi, bawahan Carlos pun membawa Qaila kembali. Paulus sudah kalah sehingga Qaila tidak memiliki pendukung lagi. Kini, dia bersujud di tanah sembari memohon dengan panik, "Carlos, aku ini hanya korban yang dipaksa, tolong maafkan aku. Aku ini ibu Matteo. Aku nggak akan mengulangi kesalahan yang sama, tolong beri aku kesempatan sekali lagi."Carlos menatapnya dengan sinis. Karena Qaila adalah ibu Matteo dan pernah mengorbankan diri untuk menyelamatkan Matteo, Carlos telah memberinya begitu banyak kesempatan. Akan tetapi, wanita ini masih tidak berubah. Dia menjadi makin kejam, bahkan menyan