Raymond mengangkat alisnya dengan sangat senang. Kekesalan di hatinya sudah agak mereda. Jika tidak bisa menang melawan Carlos, dia masih bisa membuat Carlos cemburu! Yasmine merasa sangat kesal. Raymond melanggar peraturan permainan. Dia memilih jujur, tetapi semua yang dia katakan hanyalah omong kosong. Yasmine sama sekali belum pernah melihat salju bersamanya, apalagi membuat manusia salju.Ketika turun salju di tahun itu, Yasmine melihat Raymond lari terbirit-birit ke gedung asrama. "Yang terpenting dalam bermain adalah kejujuran," keluh Yasmine."Di mana letak kebohongannya?" tanya Raymond sembari merangkul Yasmine. Kemudian, dia mendekatkan bibirnya ke telinga Yasmine dan berbisik, "Kalau saat itu kamu nggak lari begitu cepat, aku pasti sudah mengajakmu membuat boneka salju." Yasmine menimpali, "Setelah itu, kamu akan melempar boneka salju itu padaku, 'kan?" Keesokan paginya di tahun itu, Yasmine sedang menuju ke kelas. Dia dikejar dan dilempari bola salju oleh Raymond hingga
Raymond mengulurkan tangannya untuk memegang kepala belakang Yasmine. Tanpa mendapatkan persetujuan dari Yasmine, Raymond langsung menahannya dan hendak menciumnya.Sekujur tubuh Yasmine menegang. Dia ingin mendorong Raymond, tetapi tenaga pria dan wanita jauh berbeda sehingga penolakannya sama sekali tidak berguna. Dia hanya bisa menatap bibir Raymond yang makin mendekat.Saat ini, Carlos yang berada tidak jauh dari sana berkata dengan sangat dingin, "Aku mendapat kartu raja dan ingin mengubah tantangan menjadi Raymond mencium ... nya!"Sambil mengatakan itu, jemari Carlos yang ramping pun menunjuk pada Marco yang duduk di sebelah Raymond. Orang yang memiliki kartu raja memiliki wewenang untuk mengubah hasil permainan.Carlos awalnya tidak berniat untuk menggunakannya, tetapi Raymond terus-menerus melanggar batas toleransinya. Jadi, jangan salahkan dia bersikap kejam!"Men ... menciumku?" Marco seketika panik. Dia terduduk lemas di sofa sembari menutup mulutnya. Dia benar-benar menyes
Yasmine terkejut mendengarnya. Kalau itu dulu, dia tidak akan mempertanyakan sikap Carlos yang seperti ini. Namun, bukankah keduanya sudah tidak memiliki hubungan apa-apa sekarang? Bukankah pria ini membencinya? Lantas, apa maksud tindakannya ini?"Tuan Muda, aku berpacaran dengan siapa juga bukan urusanmu," balas Yasmine. Hubungan keduanya sudah sangat buruk sekarang, bahkan sudah terasa asing, saling menyakiti, dan tidak memiliki peluang untuk kembali lagi. Jadi, Yasmine tidak perlu memikirkannya lagi.Ekspresi Carlos menjadi makin masam. Sesaat kemudian, dia menyunggingkan senyuman tipis sambil berkata dengan dingin, "Kamu kira aku menyuruhmu putus karena masih mencintaimu? Kamu berpikir terlalu jauh."Kemudian, Carlos menambahkan dengan tatapan tajam, "Kamu sudah membunuh nenekku dan belum menerima konsekuensinya. Atas dasar apa kamu punya pacar baru?"Yasmine sontak terbelalak sembari menatap Carlos dengan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa pria ini akan menggunakan alasan yang b
Tepat ketika Yasmine sibuk menganalisis data dan merangkum bahan lelang, pintu tiba-tiba diketuk oleh seseorang. Dia mengira orang yang mengetuk adalah pelayan yang mengantarkan makan malam sehingga tidak berpikir terlalu banyak dan berkata, "Masuklah."Namun, orang yang masuk malah Sofia. Dia membawa makanan yang wangi sambil berjalan ke depan Yasmine, lalu berkata dengan penuh perhatian, "Bibi tiba-tiba sakit perut tadi. Dia kebetulan bertemu denganku di taman, jadi menyuruhku mengantarkan makanan kemari. Nona Yasmine, sekarang sudah sangat malam, kenapa kamu belum beristirahat?"Ketika berbicara, tatapan Sofia diam-diam melirik daftar yang baru diringkas oleh Yasmine. Sementara itu, Yasmine tidak memperhatikan keanehan Sofia, tetapi dia tetap menghalangi dokumennya karena faktor kebiasaan."Terima kasih, kerjaanku sudah hampir beres. Kenapa kamu jalan-jalan di taman malam-malam begini? Apa kamu nggak bisa tidur?" tanya Yasmine.Sofia pun mengangguk, lalu mengelus perutnya yang agak
Di tempat pelelangan.Sebelum Yasmine dan Raymond sampai di tempat duduk mereka, mereka kebetulan bertemu dengan Shanika. Selain itu, ada juga Carlos yang berdiri di sampingnya.Ini adalah acara lelang khusus sumber bahan obat. Selain orang dalam industri farmasi, pada dasarnya tidak ada orang luar yang datang. Namun, Carlos yang bukan orang dalam industri juga ada di sana. Terlihat jelas bahwa dia datang menemani Shanika.Yasmine mengepalkan tangannya dan merasa gelisah. Raymond dapat membantunya merebut semua sumber bahan obat dari Keluarga Cahyadi. Akan tetapi, Yasmine tidak terlalu yakin apakah Raymond bisa melawan Carlos."Yasmine, aku tahu kamu akan datang ke sini. Kamu mau coba merebut sumber bahan obatku untuk membalikkan keadaan dan menyerangku, 'kan? Kali ini, kamu nggak seberuntung itu," ujar Shanika.Shanika merangkul lengan Carlos dengan mesra dan melanjutkan dengan ekspresi puas. "Keluarga Baskara memang kuat, tapi perusahaan mereka berpusat di luar negeri dan belum resm
Dari luar, terlihat bahwa Raymond yang kaya terus menawar tanpa takut, sedangkan Yasmine yang lebih rasional tidak berani mengeluarkan terlalu banyak uang dan takut mengambil risiko.Shanika diam-diam menghela napas lega saat melihat semua sumber bahan obat yang dipesan Sofia padanya berhasil didapatkan."Bagaimanapun, Yasmine ini dari keluarga kecil. Dia nggak berani menghabiskan terlalu banyak uang, tapi masih ingin bersaing denganku?" ujar Shanika sambil tersenyum sinis.Shanika merasa sangat senang, tetapi mata Carlos yang dalam diam-diam menatap Yasmine di meja sebelah.Yasmine memang bukan orang yang bernyali besar, melainkan orang yang lemah lembut. Namun, dia tidak mungkin menyerah di saat-saat kritis. Jika ada sesuatu yang diinginkannya, meski harus banyak berkorban, dia tidak pernah menyerah sampai mencapai tujuannya. Yasmine tidak mungkin mengalah begitu saja.Setelah memikirkannya sejenak, Carlos berhasil menebak niat Yasmine. Wanita itu pasti tidak punya cukup uang dan sed
Saat ini, harga penawaran telah ditetapkan dan pembawa acara pelelangan mulai menghitung mundur. Jika Carlos tidak kembali tepat waktu, ladang obat Kota Huera akan menjadi milik Yasmine."Dua triliun empat ratus miliar, satu ketuk. Apakah ada yang ingin menawar lebih tinggi?" tanya pembawa acara yang memegang palu dengan lembut.Saat ini, tidak ada seorang pun di sana yang mampu menawar dengan harga lebih tinggi. Shanika mengepalkan tangannya erat-erat dan berkeringat dingin. Dia terus memandang ke arah Carlos pergi, berharap pria itu segera kembali. Detik dan menit terus berlalu, tetapi Carlos belum juga kembali."Dua triliun empat ratus miliar, dua ketuk," ujar sang pembawa acara lagi.Yasmine juga sangat gugup, berhasil atau tidaknya rencananya bergantung pada saat ini. Dia berharap orang-orang mereka dapat menahan Carlos!"Dua triliun empat ratus miliar, tiga ketuk." Suara lembut pembawa acara tersebar ke seluruh ruangan saat dia berkata, "Selamat pada Tuan Raymond yang mendapatkan
Bibir Sofia melengkungkan senyuman bahagia saat mendengar ungkapan cinta Jason. Akan tetapi, sorot matanya tampak tidak acuh dan dingin. Dia sama sekali tidak tersentuh oleh kata-kata Jason.Keduanya bermesraan untuk beberapa saat. Setelah Sofia meminum obat penguat janin, Jason membawa mangkuk kosongnya ke dapur.Begitu Jason pergi, Sofia berjalan ke balkon dan menelepon balik nomor yang menghubunginya. Ketika panggilan tersambung, terdengar Shanika berkata dengan nada cemas, "Ladang obat Kota Huera direbut oleh Keluarga Handoyo!"Ekspresi Sofia langsung menjadi sangat masam setelah mendengar keseluruhan ceritanya."Sampah!" maki Sofia dengan dingin. Namun, dia segera berpikir dengan tenang dan memerintah, "Barang selundupan di ladang obat Kota Huera nggak bisa dikirim lagi. Sampaikan pada mereka kalau kita akan menunda pengiriman sampai rute baru ditemukan."Baik bahan obat ataupun barang yang diselundupkan diam-diam di ladang obat Kota Huera adalah kunci kekayaan Keluarga Cahyadi. K