Setelah mengatakan itu, Lisa langsung menutup telepon. Qaila melihat ke layar ponsel yang gelap dan mengumpat dengan kesal, "Selain nggak becus, kamu juga pemarah. Dasar sampah!"Qaila sama sekali tidak peduli dengan masalah putranya yang dikatakan Lisa. Sejak dia menukar putranya bersama Jonas empat tahun lalu, dia telah menelantarkan anak itu. Dia tidak lagi peduli dengan nasib anak yang dia telantarkan. Menurutnya, justru lebih baik jika anak itu mati. Dengan begitu, fakta bahwa dia dan Gilbert memiliki anak akan lebih kecil kemungkinannya untuk terungkap.Hanya Tuhan yang tahu betapa takutnya Qaila setiap kali Louis muncul di depan Carlos. Jika bukan karena Jonas bersikeras menggunakan Louis sebagai pion, dia pasti sudah membuang Louis jauh-jauh.Setelah menutup telepon, Qaila pergi dengan marah dan pulang untuk belajar. Pada saat yang sama, Yogi menerima telepon."Qaila menghubungi orang Keluarga Abisatya lagi. Tapi, waktu panggilannya terlalu singkat, lokasi spesifik orang yang d
"Nona Yasmine, terima kasih telah menyelamatkan Sofia." Sambil memeluk Sofia, Jason berkata dengan ekspresi penuh rasa bersalah, "Aku minta maaf atas semua perbuatanku padamu sebelumnya."Yasmine tersadar dari lamunannya dan menggelengkan kepalanya dengan pelan."Kamu nggak punya pilihan. Selain itu, berkat kamu, aku bisa menemukan ayahku. Terima kasih ya," ujar Yasmine.Jason mengatakan bahwa orang tua Yasmine masih hidup dan dipenjara di tempat yang mengerikan. Berkat Jason, Yasmine baru memiliki kesempatan untuk mengikuti petunjuk dan menyelidiki Keluarga Cahyadi. Jika tidak, mereka tidak akan berada dalam situasi begini sekarang.Jika dipikir-pikir kembali, sepertinya Jason sengaja membocorkan berita itu. Meski diancam, Jason tetap berusaha membantunya."Kita sudah impas, nggak ada utang budi satu sama lain lagi," ujar Yasmine lagi.Jason tahu bahwa sengaja Yasmine mengatakan ini agar dirinya tidak memikul beban yang tidak perlu. Dia kagum dengan hati Yasmine yang begitu besar.Jas
"Yasmine, berbaringlah yang benar!" omel Edgar.Setelah Edgar merawat Sofia, dia pergi ke kamar Yasmine dan memaksanya beristirahat di tempat tidur. "Masalah menangkap orang dan menemukan anakmu bisa kamu serahkan padaku. Satu-satunya hal yang harus kamu lakukan sekarang itu memulihkan tubuhmu! Kalau nggak, setelah keberadaan Jonas ditemukan, aku nggak akan membiarkanmu ikut serta dalam perburuan," ancam Edgar.Yasmine tidak punya pilihan selain berbaring. Namun, dia masih terus mengalami mimpi buruk di malam hari. Dia selalu memimpikan anaknya yang malang dalam setiap mimpinya.Dalam mimpinya, anak itu terbungkus lampin, tetapi Yasmine tidak bisa melihat rupanya dengan jelas. Setelah itu, anaknya dibawa secara paksa. Yasmine berusaha keras mengejar dan menangkapnya, tetapi hasilnya nol besar. Dia hanya bisa melihat anaknya dibawa makin jauh.Kegagalan Yasmine menangkap dan mengejar si pelaku dan rasa takut kehilangan anaknya membuat Yasmine merasa seperti jatuh ke dalam neraka.Yasmi
Yasmine tanpa sadar menatap Carlos. Sorot mata pria itu dalam dan dingin, begitu ditatap, dia juga langsung membuang muka dengan dingin. Namun, Yasmine tidak bisa menahan perasaan gembira di hatinya. Sambil memeluk Matteo, Yasmine bertanya kepada Carlos, "Apa kamu bisa mengizinkan Matteo nginap di sini?"Sudah lama Carlos tidak melihat Yasmine menatapnya dengan mata berbinar. Namun, sorot mata Carlos menggelap dan dia menolak dengan dingin, "Tidak bisa."Matteo segera memeluk erat lengan Yasmine dan menatapnya dengan sedih, tampak enggan berpisah. Hati Yasmine langsung luluh.Setelah ragu-ragu sejenak, Yasmine berpura-pura berkata dengan serius, "Meski masalah kaki Matteo nggak serius, kakinya tetap perlu dipijat setiap hari. Kalau nggak, bakal tetap terasa sakit. Kaki Matteo belum sembuh, kalian juga nggak leluasa bolak-balik. Tinggal di rumahku itu opsi paling cocok."Yasmine melembutkan suaranya dan melanjutkan, "Lagi pula, ini sudah sangat larut. Pulang malam-malam juga nggak baik
Hari ini, jumlah orang yang makan sarapan lebih banyak dari biasanya. Selain 3 anggota Keluarga Handoyo, Sofia, dan Jason, masih ada Carlos dan Matteo.Sambil menjaga Matteo makan, Yasmine terus bertemu pandang dengan Carlos. Hal ini menyebabkan jantungnya terus berdebar-debar.Paulus melihat semua ini dan merasa sangat senang. Dia terkekeh-kekeh seraya berkata, "Carlos, Matteo, kalian tinggal saja lebih lama di sini. Suasana hati Yasmine menjadi lebih baik kalau ada kalian. Dia jadi makan lebih banyak."Carlos menatap Yasmine dengan penuh arti sembari membalas, "Masa?"Yasmine seketika merasa malu. Dia menyahut dengan murung, "Aku senang karena melihat Matteo."Yasmine sama sekali tidak berani menyebut tentang Carlos. Kemudian, dia segera mengalihkan topik pembicaraan, "Hari ini ayahku akan menjalani terapi, 'kan?"Melewati perawatan selama beberapa hari ini, kondisi tubuh Zalman sudah berangsur membaik. Dia sudah boleh menjalani terapi untuk kesehatan mentalnya.Mesin yang dikembangk
Edgar sudah mengatakan bahwa pengobatan ini tidak boleh terputus! Yasmine langsung berteriak dengan panik, "Ayah!""Argh! Argh!" Zalman berteriak histeris. Pada saat yang sama, dia mencabut selang yang menancap di tubuhnya dengan kasar sehingga darah seketika bercucuran keluar.Zalman sama sekali tidak bisa merasakan sakit. Dia benar-benar kehilangan akal sehatnya. Dia terus berteriak sambil menyerang segala sesuatu yang dilihat olehnya. "Matilah! Matilah kalian semua!"Edgar bergegas menyerbu dan terkena beberapa pukulan Zalman. Dia akhirnya berhasil menahan Zalman, tetapi dia tidak sanggup mengendalikan situasi sendirian karena Zalman sudah terlalu gila.Carlos segera maju untuk membantu Edgar. Keduanya akhirnya berhasil menghentikan Zalman. Akan tetapi, Zalman masih meronta-ronta dengan kuat, bahkan berteriak dengan gila.Suaranya yang nyaring seolah-olah akan menghancurkan tenggorokannya. Darah juga mulai terlihat di dalam mulutnya.Yasmine benar-benar sedih melihat kejadian ini. D
Sofia langsung memasang ekspresi cemas dan bertanya, "Apa mungkin terjadi sesuatu pada Tuan Zalman? Jason, ayo kita pergi lihat."Setibanya di ruang pengobatan, Sofia melihat Yasmine yang memegang buku sembari mempraktikkan teknik jarum. Sofia agak memicingkan matanya saat melihat tulisan "Teknik Jarum Sayap". Dia merasa gugup, tetapi segera menjadi rileks kembali.Meskipun memiliki efek luar biasa untuk menyelamatkan nyawa orang, Teknik Jarum Sayap ini sangat rumit. Kesulitannya benar-benar besar sehingga dia yakin Yasmine tidak akan berhasil dalam satu kali percobaan. Zalman pasti akan mati hari ini!Darah terus mengalir di punggung Yasmine, sementara wajahnya pucat pasi. Keringat juga bercucuran di dahinya, tetapi tangannya sangat stabil saat menancapkan satu per satu jarumnya. Tidak berselang lama, Zalman yang menggila akhirnya menjadi tenang."Syukurlah, Paman sudah baik-baik saja!" seru Edgar yang menghela napas lega. Mendengar ini, raut wajah Sofia pun dipenuhi kengerian dan ket
Sofia benar-benar tercengang mendengar pertanyaan ini. Dia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Namun, dia segera menenangkan dirinya kembali. Dia menengadah menatap Jason, lalu menimpali dengan wajah berlinang air mata, "Jason, kamu bilang aku sengaja? Kenapa aku harus melakukan hal itu? Aku nggak punya alasan untuk melakukannya."Sofia melanjutkan lagi sembari terisak-isak, "Aku nggak nyangka kamu akan mencurigaiku seperti ini. Memangnya aku orang seperti itu? Kenapa kamu malah nggak percaya padaku?"Air mata berderai dengan deras, seolah-olah dirinya sangat menderita. Kecurigaan dalam hati Jason seketika sirna saat melihat air mata Sofia. Dia tidak lagi mempertanyakan masalah ini, melainkan buru-buru merangkul Sofia untuk menenangkannya."Bukan begitu maksudku, aku percaya padamu. Aku sudah salah lihat, aku memang pantas dipukul. Sudah, jangan menangis lagi. Aku tidak akan bicara begitu lagi lain kali," sahut Jason segera.Sesudah dibujuk oleh Jason, Sofia akhirnya memaafkan secara