Memukul Carlos? Hanya dengan membayangkan adegan ini, Yasmine sudah bergidik ngeri. Carlos tidak boleh berlama-lama di tempat ini lagi. Dia harus mencari cara untuk menyuruh Carlos pergi!Ketika Yasmine sedang memikirkan rencana dengan cemas, bawahan Shanika buru-buru menghampiri dan melapor, "Dia sudah datang."Jantung Yasmine sontak berdetak kencang. Carlos ditangkap, mampuslah!"Nona Yasmine, ayo temani aku menginvestigasinya," ucap Shanika seraya menyunggingkan senyuman nakal dan melirik Yasmine. Saat berikutnya, dia mengeluarkan cambuk yang telah disiapkannya dan menyodorkannya kepada Yasmine.Pada saat yang sama, Yasmine tiba-tiba melihat pria tampan dengan tinggi 1,9 meter sedang berjalan santai sembari mengangkat kotoran. Dia hanya bisa terperangah di tempatnya sambil menatap Carlos dengan tidak percaya.Meskipun pria ini mengenakan topeng kulit, dia tetap adalah Carlos. Masa seorang Carlos mengangkat kotoran? Benar-benar di luar dugaan. Yasmine tidak akan berani membayangkan h
Carlos menunduk menatap Yasmine sambil bertanya. "Kamu mengkhawatirkanku?"Yasmine seketika merasa bersalah. Dia mengalihkan pandangannya untuk menghindari tatapan Carlos, lalu berkata, "Aku hanya merasa kamu nggak perlu bertarung dengan mereka."Yasmine jelas-jelas sangat mengkhawatirkan Carlos, tetapi dia tidak mau mengakuinya.Meskipun Yasmine berada tepat di sampingnya, Carlos malah merasa jarak di antara mereka berdua sangat jauh. Raut wajah Carlos seketika berubah. Dia menjelaskan, "Sejak kemarin malam, aturan patroli mereka sudah berubah. Totalnya ada 3 tim patroli yang berjaga secara bergantian."Setelah satu tim pergi, tim lain akan segera datang. Jadi, masalah ini harus langsung diatasi."Jangan menunda lagi. Cepat masuk dan lakukan tugasmu. Kalau kamu menunda lebih lama, orang yang aku hadapi akan bertambah banyak." Carlos melanjutkan sambil mencibir, "Tapi, kalau kamu memang ingin mencelakaiku, terus saja membuang-buang waktu."Dalam sekejap, sikap Carlos berubah menjadi se
"Kamu nggak mengenalku?" tanya Yasmine.Wanita ini terlihat bingung. Kemudian, dia menghela napas dan berkata, "Baguslah kalau kamu bukan orang yang diutus Shanika untuk membunuhku. Aku adik kembarnya Shanika. Namaku Sofia. Aku dikurung oleh Shanika di sini.""Keluarga Cahyadi punya peraturan, mereka nggak mengizinkan keberadaan anak kembar. Selama ini, aku dan Shanika terus bersaing. Ketika umur 9 tahun, kami ikut ujian tertulis. Yang menang akan menjadi pewaris, sedangkan yang kalah …," lanjut Sofia.Sofia melihat ke sekeliling sambil tersenyum getir, lalu meneruskan, "Akan menjadi tahanan. Tapi, aku nggak rela. Jadi, 4 tahun yang lalu, aku diam-diam melarikan diri. Aku nggak berniat untuk merebut harta warisan. Aku hanya ingin menyembunyikan identitasku dan hidup sebagai orang biasa. Tapi, aku malah tertangkap.""Orang yang pernah kabur sudah kehilangan hak untuk hidup. Shanika bisa membunuhku kapan saja. Dia pasti akan segera membunuhku." Sofia duduk di sebelah Yasmine dengan lesu
Setelah terkejut untuk beberapa saat, Yasmine mengalihkan pandangannya untuk memeriksa seisi kamar. Dia sedang mencari sumber dari bau darah itu.Kemudian, dia menyadari ada sesuatu yang aneh dengan tanah di pot Bunga Haima. Tanah ini bukan disiram dengan air, melainkan darah! Darah ini berasal dari sebuah selang. Jika diperhatikan, selangnya berasal dari dalam sebuah pintu kecil yang ada di samping. Yasmine segera menuju ke pintu tersebut.Pintu ini terkunci. Yasmine pun membuka paksa pintunya, lalu berlutut di lantai sambil melihat ke dalam sana. Ruangan di dalam sangat sempit, ukurannya sekitar 3×3 meter. Ada seseorang yang meringkuk di dalam. Ternyata, selang darah itu terhubung ke tubuh orang ini!Pakaiannya kotor dan berantakan seperti tidak pernah diganti selama puluhan tahun. Pria ini seharusnya sangat tinggi, tetapi tubuhnya sangat kurus hingga tersisa tulang dan kulit saja.Ketika melihat pria itu, hati Yasmine seolah ditusuk oleh ribuan jarum. Dia merasa sangat sakit. Mata Y
"Ayah!" seru Yasmine. Dia benar-benar panik dan tubuhnya gemetaran. Yasmine mengira dirinya sudah menyerah untuk mencari orang tuanya dan tidak peduli lagi dengan hubungan keluarga.Namun, saat melihat pria ini, semua yang Yasmine pikirkan pun hancur. Orang ini adalah ayahnya yang telah menderita selama 20 tahun. Yasmine menemukan ayahnya dengan susah payah dan menyelamatkannya. Mana mungkin dia melihat sang ayah mati begitu saja?"Ayah, kamu nggak boleh kenapa-kenapa. Kamu nggak boleh mati. Kita masih harus cari Ibu dan pulang sama-sama," ujar Yasmine yang terus gemetaran.Sambil menangis, Yasmine mengeluarkan jarum dan hendak mengobati ayahnya. Akan tetapi, tangan Yasmine terus gemetaran. Bahkan, dia tidak bisa menemukan titik akupunkturnya dengan akurat. Kalau begini, Yasmine akan mencelakai ayahnya.Carlos bergegas menghampiri Yasmine, lalu menggenggam pergelangan tangannya sambil mengingatkan, "Yasmine, tenangkan dirimu! Kamu baru bisa menyelamatkan ayahmu kalau kamu tenang!"Tela
Ketika Zalman dibawa masuk ke kamar, Yosef sudah dipapah masuk. Yosef merasa sangat sakit hati hingga berlinang air mata saat melihat Zalman. Kemudian, Yosef yang berusaha menahan rasa sakit di tubuhnya mengobati Zalman."Untungnya Yasmine belum terlambat menyelamatkan Zalman. Kalau tertunda 1 atau 2 tahun lagi, Zalman benar-benar nggak bisa diselamatkan lagi," ucap Yosef.Setelah itu, Yosef menyuruh pelayan memasak obat yang menggunakan bahan obat-obatan paling bagus. Obat ini bisa memulihkan kesehatan Zalman dengan cepat, bahkan menyembuhkan penyakit jiwa Zalman."Penyakit jiwanya juga bisa disembuhkan?" tanya Yasmine. Penyakit jiwa adalah penyakit yang mengganggu sistem saraf, tetapi tidak bisa disembuhkan kalau hanya mengandalkan kemampuan medis. Kemampuan medis Keluarga Handoyo yang hebat membuat Yasmine takjub lagi.Yosef mengangguk dengan serius dan menyahut, "Ayahmu belum sepenuhnya gila. Dalam beberapa tahun ini, terkadang dia bisa sadar sebentar, jadi penyakitnya lebih mudah
Jantung Yasmine berdegup kencang ketika Carlos memandangnya. Dia ingin memberi tahu Carlos banyak hal. Setelah menemukan ayahnya, keberhasilan dalam menemukan sumsum tulang yang cocok untuk Louis akan menjadi makin besar. Mungkin, Yasmine tidak perlu menikahi Jason lagi.Yasmine ingin berbagi kebahagiaan ini dengan Carlos. Namun ....Entah kenapa Yasmine tidak bisa melontarkan kata-kata ini. Akhirnya, dia hanya berkata, "Terima kasih atas bantuanmu kali ini."Carlos yang tadinya masih sedikit berharap langsung merasa kecewa. Dia diam-diam mentertawakan dirinya sendiri. Sekarang apa lagi yang dia harapkan? Apa dia berharap Yasmine akan berubah pikiran dan memilihnya setelah dia membantu menyelamatkan ayah Yasmine?Tentu saja tidak mungkin. Kemudian, Carlos berucap dengan dingin, "Aku punya tujuan sendiri untuk pergi ke kediaman Keluarga Cahyadi. Aku hanya sekalian bantu kamu."Selesai berkata, Carlos pun bergegas pergi. Sosoknya terlihat sangat kesepian. Yasmine melihat sosok Carlos yan
Edgar berjalan masuk seraya membawa kotak, lalu menghidupkan lampu di kamar. Seketika, ruangan menjadi terang. Namun, tidak terlihat sosok Sofia. Hanya ada Zalman yang berbaring di kasur dan napasnya sangat lemah.Edgar yang memakai jaket tampak kelelahan. Dia berjalan ke samping tempat tidur dan memeriksa denyut nadi Zalman. Setelah memastikan bahwa kondisinya normal, Edgar membuka kotak yang berisi kamera pengawas, lalu mulai memasangnya.Edgar langsung membeli kamera pengawas malam itu juga. Tubuh Zalman sangat lemah dan dia juga menderita penyakit jiwa. Jadi, Edgar harus memakai cara khusus dengan memasang kamera pengawas di kamar Zalman. Dengan begitu, Edgar bisa terus memperhatikan kondisi Zalman.Sesudah memasang kamera pengawas dan memastikan kameranya terhubung dengan ruang monitor, Edgar berniat untuk pergi. Saat itu juga, dia merasakan angin dingin berembus.Edgar menoleh dan mendapati bahwa jendelanya terbuka. Jelas-jelas, sebelumnya dia sudah menutup jendela. Edgar yang ag