Share

Bab 92

Author: Mommy_Ilona
last update Last Updated: 2022-08-23 07:41:42

"Bagaimana sayang, sudah merasa lebih baik?" tanya Kevin, sedangkan Riri hanya mengangguk pelan.

Kevin yang merasa cemas segera menghubungi dokter keluarga, untuk memeriksa Riri. Maria yang melihat kehadiran dokter keluarganya pun mendadak langsung merasa khawatir, yang tadinya ia tengah berbincang dengan besannya itu. Wajahnya langsung pucat, membuat Bu Jeni dan Mama Amira bertanya tanya.

"Ada apa Jeng, mengapa terlihat begitu khawatir?" tanya Bu Jeni.

"I-itu, barusan saya melihat dokter keluarga kami kemari. Apa telha terjadi sesuatu ya?" ucapnya dengan raut khawatir.

Bu Jeni dan Mama Amira saling memandang satu sama lain, pikiran mereka langsung tertuju pada hal yang sama yaitu Riri. Tanpa babibu Bu Jeni segera melangkah menuju kamar yang ia siapkan untuk sang putri. diikuti oleh Maria dan Amira.

Pak Yuda yang melihat istrinya berjalan tergesa gesa menjadi mengernyitkan keningnya, ia bersama Pak Fauzan menyusul para istrinya ke dalam.

"Maaf, saya tinggal sebentar ya." pamit Pak Yud
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 93

    Joana yang sedang bersama dengan Rian, menghampiri sang Ibu yang baru saja keluar. Ia memdorong pelan kursi rodanya sendiri, ia membiarkan sang suami yang masih terhenyak dalam pemikirannya. Biarlah ia tenang terlebih dahulu."Ma, Mbak Riri mana?" tanya Joana pelan.Bu Jeni menghela napas pelan, "Riri istirahat dikamar, tadi dia sempat mengalami kram diperutnya.""Astaga! Terus gimana keadaannya sekarang Ma?" tanya Joana panik."Sudah lebih baik Na, tadi sudah dipanggilkan dokter keluarga Pratama.""Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu. Tapi kok bisa tiba tiba kram Ma?" tanya Joana."Kata dokter karena terlalu emosi dan juga setres Jo."Deg'Jangan jangan karena ulah Bu Dara tadi?' tanya Joana dalam hati.Joana terlarut dalam lamunannya, sementara Bu Dara semakin cemas memikirkan Riri yang ternyata anak kandung dari besannya. Ia masih terduduk ditempatnya, wajahnya menerawang jauh lurus ke depan. Ia berharap semua ini hanyalah mimpi belaka. Namun apalah daya karena semua itu adalah k

    Last Updated : 2022-08-24
  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 94

    FlashbackKevin yang sedang berada dirumahnya, bermain game diponselnya seorang diri. Ia memang sangat pendiam dan cenderung tidak punya banyak teman, sehingga hari libur seperti ini ia hanya menghabiskan waktunya dengan bermain ponsel. Ia hanya mempunyai beberapa teman saja, bahkan bisa dihitung dengan jari. Salah satunya adalah Jihan itu, tetangga sekaligus anak dari sahabat Maminya.Drt drtPonsel Kevin Bergetar karena terdapat panggilan masuk, ia mendengus sebal melihat nama yang tertera dilayar ponselnya 'Jihan'."Ck ck ck, mengganggu saja." gumam Kevin, namun pria itu tetap mengangkatnya.[Ada apa?] tanya Kevin ketus.[Tolonggg....Tolong aku Vin....] teriak Jihan disebrang.[Becanda loe gak lucu, ganggu orang ngegame aja!] rutuk Kevin.[Hiks hiks, aaaaaaaaaa.....] teriak Jihan.[Han, loe kenapa? Jawab Han, loe dimana?] tanya Kevin panik karena mendengar teriakan Jihan.[Hiks hiks, Vin tolongin aku. Aku takut!][Tenang, Han....Sekarang loe kasih tahu gue loe dimana?]Setelah mend

    Last Updated : 2022-08-25
  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 95

    Pagi hari Joana keluar dari dalam kamarnya, ia memghampiri meja makan yang ternyata sudah ada Riri disana bersama Kevin dan anaknya. Joana langsung saja ikut bergabung bersama mereka tanpa basa basi, ia masih menggunanakan kursi rodanya."Mbak, Vin...." ucap Joana."Hai, Jo. Mau sarapan? Ayo ayo gabung.""Mbak Riri gimana keadaannya?""Sudah jauh lebih baik, kamu sendiri gimana?""Alhamdulillah Mbak.""Oh, ya kok tumben sendiri. Suami kamu mana Jo?" tanya Kevin."Mmmhh, Mas Rian pulang tadi malam Vin."HeningMereka melanjutkan sarapan paginya dengan tenang, usai sarapan mereka meninggalkan meja makan. Hanya Joana yang masih setia disana.Bu Jeni menghampiri Joana yang terlihat sedang melamun, wajahnya terlihat masam. Padahal ini masih pagi, tapi entah lah apa yang membuat gadis itu kesal pagi pagi begini."Kenapa Jo, mukanya ditekuk aja." ucap Bu Jeni."Eh, Mama. Ngagetin aja, gak apa apa kok Ma.""Kamu gak bisa bohongin Mama, Jo. Kamu sudah hidup bersama Mama sejak kecil sayang."Jo

    Last Updated : 2022-08-26
  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 96

    Setelah selesai membersihkan meja makan, Bu Dara masuk ke dalam kamarnya. Ia menggunakan kamar tamu, awalnya ia ingin menggunakan kamar pribadi karena dirumah itu ada dua kamar pribadi. Tapi Joana melarangnya, dengan alasan kamar yang satunya kotor belum dibersihkan yang sudah rapi dan bersih hanya kamar utama yang ditempati Joana dan Rian dan kamar tamu.Bu Dara bermain ponsel, berselancar didunia maya miliknya. Walaupun sudah tua tapi ia tidak ingin ketinggalaan informasi informasi yang up to date. Tanpa disadari olehnya kini sang anak sudah pulang ke rumah.Ceklek"Assalamu'alaikum." seru Rian yang melangkah ke dalam rumahnya.Tubuhnya dslam keadaan lemah letih lesu, akibat kemarin malam ia tidak bisa tidur. Ditambah banyak pekerjaan kantor yang menumpuk yang harus segera diselesaikan, ia menjatuhkan bobot tubuhnya disofa terlebih dahulu untuk menenangkan diri sejenak.Kepalanya terasa sedikit pusing, perutnya keroncongan. Cacing cacing dalam perutnya sudah berdisco ria, ingin sege

    Last Updated : 2022-08-28
  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 97

    Joana sudah lelah dan rasanya sangat percuma sekali jika ia harus meladeni keduanya. Percuma Joana mau menjelaskan sebegaimanapun itu bentuknya, Rian tidak akan percaya. Biarlah bukti itu yang akan membungkam mulut suaminya itu yang sudah keterlaluan."Dasar tidak tahu diri, belum juga sehari disini sudah buat masalah aja." gerutu Joana."Suami brengs*k, seenaknya saja memakiku. Memang siapa dia, tidak tahu kejadian yang sebenarnya malah berani bentak bentak orang lain."Setelah kepergian Joana, Rian menatap fokus pada layar ponselnya. Disana terdapat beberapa foto dan video yang dikirim oleh istrinya, tak menunggu waktu lama ia langsung saja mengunduh file itu.Sedangkan Bu Dara masih saja mengoceh, memaki menantunya yang sudah meninggalkan meja makan tersebut."Memang dasar menantu kurang ajar, makin lama makin ngelunjak aja jadi orang!"Rian fokus menatap foto foto yang dikirimkan oleh istrinya, benar saja disana menampilkan ada masakan yang sudah dipindahkan ke piring piring. Ria

    Last Updated : 2022-08-29
  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 98

    Pagi hari Joana membuka mulai membuka matanya, ia meregangkan otot ototnya terlebih dahulu kemudian menelisik seluruh sudut kamarnya. Ia baru ingat jika semalam ia tidur sendiri didalam kamar itu, mengingat kejadian semalam membuat Joana kembali kesal. Tidak ingin terlalu lama memikirkan hal itu, Joana memuyuskan untuk beranjak dari tempat tidur. Ia bergegas ke kamar mandi.Dua puluh menit Joana menghabisman waktu didalam kamar mandi dengan berendam, guna merilekskan tubuhnya. Ia telah berpakaian rapi, hari ini ia akan pergi ke butik milik Ibunya. Setelah selesai Joana langsung keluar dari kamar, miris sekali ketika ia memperhatikan keadaan rumahnya yang sudah sangat kotor. Padahal Kemarin masih terlihat baik baik saja, tapi ia tidak perduli terus saja melangkahkan kaki Melewati meja makan yang sudah pasti masih kosong tidak ada makanan apapun disana.Selama Joana berada di rumah sakit, Bu Jeni telah mengutus seseorang untuk membantu membersihkan rumah anaknya itu. Sehingga tidak begi

    Last Updated : 2022-08-31
  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 99

    Sore itu Joana sudah pulang dari butik Bu Jeni, tadi dissna ia tidak bertemu dengan Riri. Kata sang Ibu, Riri masih memerlukan banyak waktu istirahat sehingga ia tidak pergi kemana mana. Dia juga belum pulang ke rumah keluarga pratama, katanya karena ada bibit bibit pelakor yang masih stanby dirumah itu. Jadi ia memilih tidak pulang kesana dulu karena takut kandungannya terjadi sesuatu.Sebenarnya Joana penasaran, siapa yang dimaksud Bu Jeni dan Riri yang disebut bibit pelakor itu. Namun yah, gampang lain waktu saja ia bisa berkunjung kesana jika Riri sudah pulang ke kediaman Pratama.Rian memasuki kamar mereka dan melihat Joana yang sefang membersihkan wajahnya. Joana hanya melirik Rian dari pantulan cermin didepannya itu, ia masih kesal dengan suaminya dan juga Ibu mertuanya."Aku mau bicara denganmu." ucap Rian."Katakan saja, aku akan mendengarnya." jawab Joana santai."A-aku mau minta maaf soal kejadian semalam....."Krik....Krik...KrikJoana hanya bergeming sambil terus membersi

    Last Updated : 2022-09-01
  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 100

    Pada akhirnya Joana mau diajak untuk negosiasi, setelah Rian terus saja membujuknya dan berjanji akan bersikap lebih tegas dan tidak memihak sebelah. Ia berulang kali meminta maaf pada sang istri atas kesalahan yang telah dilakukannya karena kejadian tadi dan juga kemarin malam.Namun sebenarnya, Rian juga bingung. Ia tidak tega membiarkan Ibunya sendirian, adiknya juga belum pulang dari luar kota, duhhh benar benar bingung sekali.Tapi apa mau dikata, setengah jam mereka mencoba untuk berdamai. Namun Rian tetap tidak memperbolehkan Joana maupun Bu Dara untuk pergi dari sana, egois memang. Padahal ia tahu jika sang Istri tidak bisa akur dengan Ibunya, lalu kenapa.masih ngotot untuk menyatukan mereka dalam satu atap?Joana yang sudah sangat geram dan kesal terhadap suaminya itu, akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumah. Ia pulang ke rumah orang tuanya, entah keputusannya benar atau salah yang jelas untuk saat ini ia butuh tempat untuk menenangkan diri. Mungkin dengan ditempat orang t

    Last Updated : 2022-09-03

Latest chapter

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 143

    Esok menjelang, semua rencana yang telah Riri susun untuk menyembunyikan anak mereka berubah total. Pagi pagi sekali semua keluarga Riri dan orang tua Kevin sudah datang ke rumah sakit, bahkan George. Ayah kandung dari Kevin pun langsung meluncur dari kuar negri begitu dikabari jika cucunya sudah lahir dan selamat, ya kemarin setelah Riri melakukan operasi George memang sudah dikabari tapi karena ada sesuatu mendesak belum sempat ia pulang ia mendapat kabar jika cucunya tidak selamat. Ia begitu syok namun yang membuatnya kembali syok yaitu ketika Kevin kembali mengabarinya jika sang anak sebenarnya masih hidup.Tidak hanya George, tapi Maria dan juga seluruh keluarga Riri juga syok mendengar kabar itu. Awalnya Riri masih bersikeras untuk menyembunyikan fakta ini untuk sementara, tapi Kevin berhasil meyakinkan dirinya jika keamanan sang anak akan semakin terjamin jika keluarganya diberitahu sehingga semakin banyak orang yang bisa membantu menjaganya. Dan bagaimanapun juga sikecil butuh

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 142

    Kevin mengurai pelukan sang istri, ia menatap wajah teduh Riri yang masih dihiasi oleh air mata. Kemudian mengecup pelan kedua kelopak mata sang istri, dan mendekapnya kembali dengan sayang."Aku minta maaf ya, terima kasih karena kamu telah memikirkan keselamatan anak kita. Maaf karena aku sudah gagal dalam menjaga kalian."Riri membalas pelukan Kevin dengan erat, hatinya merasa teduh. Ia bersyukur karena sekarang laki laki ini telah mengerti akan posisi Riri yang memang mengharuskan melakukan itu semua."Tolong ingat satu hal Ras, kalau aku sampai kapanpun gak akan pernah bisa berpaling dari kamu. Kamu dan anak anak kita begitu berharga bagiku, aku akan berusaha menjaga kalian dengan baik meski nyawaku sebagai taruhannya aku rela."Riri merasa terharu setelah mendengar ucapan suaminya, ia tak menyangka jika sang suami akan berbicara seperti itu. Lagi ia merasa sangat bersyukur bisa bersama dengan Kevin, orang yang begitu mencintai dan menyayangi dirinya serta anak anaknya."Sudah, a

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 141

    CeklekSuster mendorong kursi roda Riri ke dalam ruang rawatnya, Kevin tengah menatap sang istri dengan tatapan datarnya. Namun ia tetap membantu memindahkan istrinya itu ke ranjangnya kembali, suster pergi dari sana dengan membawa kursi roda yang telah kosong."Kamu habis dari mana?" tanya Kevin khawatir."Aku cuma habis cari angin karena tadi gak bisa tidur lagi, kebetulan ada suster yang bertugas ngecek infus aku makanya sekalian aku minta cari angin." jawab Riri yang tak mau melihat ke arah Kevin, sebab ia habis menangis tadi karena bertemu dengan anaknya."Cari angin? Malam malam begini? Terus kenapa kamu gak bangunin aku aja Ras?""Emangnya kenapa? Aku gak mau bangunin kamu sebab kamu terlihat begitu kelelahan, tidurmu nyenyak banget aku jadi gak tega.""Sayang, lihat aku! Kamu habis nangis?" tanya Kevin yang memaksa Riri untuk melihat ke arahnya."Aku cuma lagi keinget semuanya saja kok." kilah Riri."Maafin aku Ras." Kevin mengira jika Riri tengah teringat dengan anak mereka

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 140

    "Jadi selama ini kalian berdua bersekongkol untuk membohongiku?" tanya Riri, ia menatap nanar ke arah Kevin dan Tasya yang tampak menyesali perbuatannya."Maafkan aku sayang, aku tak bermaksud ingin menyakitimu, aku hanya ingin melindungimu." ujar Kevin sedangkan Tasya hanya menunduk."Kenapa Vin, bahkan anak kita sudah tiada. Kembalikan anakku!!!" ucap Riri dengan mata memerah."Kau sudah membunuh anakku, Vin. Aku membencimu, benci sekaliaku tak ingin bersamamu lagi." Riri menumpahkan segala emosi yang ada dalam jiwanya, ia melihat raut penyesalan dalam wajah kedua orang didepannya itu. Dia menangis sesenggukan disana, ia merasa dibodohi oleh suaminya sendiri. Ia ingin suaminya juga merasakan bagaimana rasanya menjadi dirinya."Sayanggggg...." Kevin berusaha menggapai Riri yang masih saja terus menangis. Sementara Tasya dan dokter Lucas sudah terlebihbdahulu oergi dari ruangan itu mereka ingin memberikan waktu bagi keduanya menyelesaikan masalah mereka."Pergilah, aku ingin sendiri.

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 139

    Riri termenung seorang diri dibrangkar tempat tidurnya, entah apa yang membuat pikirannya begitu kacau. Usai kejadian yang baru saja terjadi diruangannya, tentang Jihan yang berusaha untuk melenyapkannya dan juga kedatangan Tasya yang menolong dirinya. Ia berpikir untuk apa Tasya menolong dirinya? Bukankah jika Tasya memang ingin merebut Kevin darinya seharusnya dia membiarkan Jihan melakukan hal tersebut kepadanya, tapi mengapa ini kebalikannya?"Apa yang sebenarnya dia rencanakan?" gumam Riri.Ceklek"Sayang?" ucap Kevin."Sedang memikirkan apa?" tanya Kevin lagi."Tak ada, bagaimana keadaan kekasihmu?" tanya Riri membuat kening Kevin berkerut."Dia bukan keka......"CeklekBelum sempat Kevin meneruskan ucapannya, pintu ruangan tersebut kembali dibuka oleh seseorang. Satu pemandangan yang sangat tidak Riri duga, ia melihat seorang dokter lelaki yang masih muda tengah mendorong kursi roda dimana Tasya duduk diatasnya."Dia?" tanya Riri bingung."Dia siapa, kok bisa sama Tasya?" tanya

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 138

    DughBrukAww"Tasya." teriak Riri yang melihat Tasya terjatuh karena tendangan dari Jihan. Dia ingin menolong Tasya namun ia tidak bisa dengan cepat langsung turun dari ranjang sebab ia masih belum pulih benar.Ya orang yang telah menolong Riri dari niat jahat Jihan adalah Tasya, orqng yang dianggap sebagai rivalnya oleh Riri. Sedangkan Jihan mencoba lari dari ruangan tersebut tapi kakinya berhasil dicekal oleh Tasya menggunakan tongkatnya hingga membuatnya ikut terjerembab.Bruk"Sial!" Jihan kembali menendang Tasya membuat perempuan itu kembali tersungkur. Kemudian ia bangkit dan keluar dari sana meskipun dengan terseok seok.BrukJihan yang berpapasan dengan Kevin tak sengaja menabrak bahu lelaki itu ketika Kevin hendak masuk ke dalam ruangan sang istri, namun karena penutup hoodie itu dan posisinya Jihan menunduk sehingga membuat Kevin sedikit tak mengenali Jihan."Gimana sih jalannya." gerutu Kevin."Astaga! Ras, Tasya....Kamu kenapa?" pekik Kevin.Ia menghampiri sang istri terl

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 137

    Mereka berbincang bincang didalam kamar inap Riri. Meskipun lebih dominan Pak Yuda dan Kevin saja yang berbicara, sedangkan Riri lebih banyak diamnya.Pak Yuda menyadari jika ada yang tak beres dari sikap anaknya, yang tidak seperti biasanya. Sebab ia tahu, Riri itu orangnya seperti apa. Biasanya ia pasti akan banyak tersenyum dna menimpali ucapan seseorang. Tetapi kini dihadapannya, anak itu malah memilih diam sambil melihat ke arah jendela.Sebuah satu set makanan dan juga obat yang telah terjadwalkan dari rumah sakit datang menghampiri ruangan Riri diantarkan oleh perawat yang berjaga, sesaat Riri hanya melirik makanan tersebut tanpa ingin menyentuhnya."Ini untuk jatah makanan atas nama Pasien Riani Saraswati ya Pak, beserta obatnya." ucap perawat tersebut."Ya terima kasih.""Makan dulu Ras, habis itu minum obatnya. Aku suapi." ujar Kevin.Kevin mulai menyendokkan makanan itu dan disodorkannya ke depan mulut sang istri, namun Riri hanya bergeming saja dan tak mau membuka mulutnya

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 136

    Keesokan harinya Kevin terbangun dari tidurnya, beberapa hari ini ia tidur dengan posisi tidak benar membuat badannya terasa sakit semua. Ia menoleh ke arah ranjang tempat istrinya dirawat, namun ia kaget karena tak melihat sang istri berada disana.Ia segera mencarinya ke kamar mandi, tetapi tidak ada lantas ia keluar dari kamar inap tersebut berjalan melewati lorong. Ketika melewati taman, ia melihat siluet Riri tengah duduk dikursi roda dengan Pak Yuda disampingnya. Ia melihat Riri tengah menangis dipelukan sang ayah, Kevin memutuskan untuk memberikan ruang kepada sang istri supaya lebih tenang terlebih dahulu.Kevin tahu, pasti saat ini istrinya masih terpukul atas kejadian yang telah menimpa dirinya.FlashbackAdzan subuh telah berkumandang, namun agaknya Kevin enggan bangun kali ini. Riri yang tak bisa tidur kembali memutuskan untuk belajar duduk sendiri pelan pelan, ia sudah bertekad untuk bisa cepat pulih. Ia tak ingin seperti ini terus, ia harus melindungi keluarganya. Setela

  • Pernikahan Membawa Siksa   Bab 135

    "Kenapa kau terlihat terburu buru sekali, Ras?" tanya Kevin.Riri yang hendak melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat suaminya berada, harus kembali berhenti lantaran tangannya dicekal oleh Kevin.Dia ingin segera berlalu dari sana sebenarnya namun karena ditahan oleh Kevin membuatnya tak bisa kemana mana, apalagi keringat dingin telah membasahi wajahnya sekarang karena perutnya kian terasa nyeri."Kau kenapa?" tanya Kevin yang menyadari ada yang tidak beres dengan diri istrinya. Namun Riri hanya bergeming saja, dan.....BrukkTubuh Riri ambruk tak sadarkan diri, membuat Kevin semakin khawatir dengan kondisi istrinya. Apalagi melihat wajah pucat sang istri, padahal baru kemarin Riri keluar dari rumah sakit namun sekarang justru terjadi hal seperti ini.Untung saja Kevin berada disamping Riri sehingga dengan sigap ia dapat menangkap tubuh sang istri yang ambruk. Tanpa pikir panjang langsung saja ia menggendong tubuh besar Riri yang melebar berkali lipat karena kehamilannya."Ras, Sa

DMCA.com Protection Status