Home / Rumah Tangga / Pernikahan Kontrak Dokter Muda / Bab 5 - Pembuktian Tuduhan

Share

Bab 5 - Pembuktian Tuduhan

Author: Rahmani Rima
last update Last Updated: 2024-06-09 19:01:33

Pagi ini tugas Keyla adalah menemani Arial praktek konsultasi rawat jalan. Arial dengan jelas bisa melihat mata Keyla sembab dan merah. Ia pasti sudah menangis hebat setelah turun dari mobilnya.

“Sus, masih ada pasien?”

Perawat menggeleng dan tersenyum, “Akhirnya kita selesai lebih awal dari biasanya, dok.”

“Iya.”

“Kalau begitu saya permisi, dok.”

“Silakan.”

Suster mengangguk sopan pada Arial dan Keyla, “Mari, dok.”

“Mari.” jawab Arial dan Keyla bersamaan.

Setelah suster keluar dari ruang praktek, Keyla juga ikut menyusul. Tapi tangan Arial bergerak cepat sehingga lengannya bisa menahan Keyla.

“Tunggu dulu.”

Keyla membalikkan badan, “Dokter mau ngatain saya apa lagi? Saya bener-bener janji akan keluar dari rumah keluarga dokter.”

“Bukan itu. Saya cuma mau tahu apa yang kamu bilang sama papa sehingga kamu bisa dapet apartemen secara cuma-cuma?”

“Loh, kenapa gak dokter tanya aja sama pak Pras sendiri? Kan beliau yang berniat kasih itu untuk saya.”

Arial membuang mukanya, “Gak usah berbelit-belit. Saya cuma tanya itu, kamu tinggal jawab.”

“Saya cuma ngobrol biasa sama papanya dokter. Saya sama sekali gak menceritakan kisah sedih dan berusaha membuat beliau iba.”

“Oyah?”

Keyla membuang nafas pelan. Ia tidak ingin memulai masalah sehingga dengan cepat membuka pintu tapi Arial menahannya, “Apa lagi sih, dok? Saya harus jaga di Ponek dan buat salinan rekam medis pasien.”

“Tas kamu di ruangan saya.”

“Nanti saya ambil.”

***

Di kantin rumah sakit, saat Arial baru selesai makan siang ia melihat Keyla baru datang bersama kelima teman kelompok ko-asistennya. Keyla terlihat ceria seperti hari-hari biasanya. Arial yang sebenarnya tak peduli karena tas Keyla masih belum diambil diruang pribadinya, mendadak menatap Keyla tanpa henti ketika gadis berambut hitam sebahu itu melewati dirinya.

“Selamat siang, dokter.” sapa kelima anak ko-as kecuali Keyla.

“Siang.”

“Dokter Arial udah selesai ya, makan siangnya?” tanya salah satu dari mereka.

Arial menatap piringnya yang sudah kosong, “Iya, saya sudah selesai.”

“Kalau begitu kami permisi, dok."

“Silakan.”

Mereka mengangguk sopan ketika melewati Arial yang baru berdiri dari meja.

“Keyla bisa ikut saya sebentar?”

Keyla mendelik kesal. Ia tahu konsulennya ini pasti akan membuat masalah baru padanya karena terlihat dari raut wajahnya yang berubah menyeramkan seperti tadi pagi.

“Bisa, dok,” jawabnya menyanggupi, “Aku ikut dokter Arial dulu ya. Aku titip makanannya.” Keyla menitipkan piring miliknya pada salah satu teman kelompoknya.

“Iya, Key.”

Arial berjalan lebih dulu. Setelah menyimpan piring kotor ditempat yang sudah disediakan ia menarik lengan Keyla dan membawanya ke balik tembok kantin rumah sakit yang sepi.

“Apa itu?” tanya Arial dingin setelah cengkraman tangannya terlepas.

Keyla menatap Arial kebingungan, “Itu apa? Memangnya dokter lihat apa?”

“Itu,” tunjuk Arial pada kalung Mutiara yang menggantung dileher Keyla, “Kamu dapet dari papa saya, ‘kan?”

Keyla melotot, “Dari pak Pras?”

“Ya dari siapa lagi? Anak panti asuhan kayak kamu mana mungkin bisa beli kalung Mutiara itu. Uang buat bayar kost aja kamu gak punya, apalagi buat beli kalung seperti itu.”

PLAK!

Mata Keyla merah menahan marah, “Dokter boleh hina saya sebagai anak panti yang mungkin buat dokter sangat-sangat miskin. Tapi jangan pernah sekali-kali nuduh saya dapetin kalung ini dari pak Pras!”

“Kenapa? Kamu pikir kalung itu bisa ada tiba-tiba dileher kamu kalau bukan papa saya yang belikan?”

Keyla maju satu langkah dan menatap Arial penuh intimidasi, “Ini kalung pemberian orang tua saya, dokter! Saya gak pernah menerima atau mendapatkan apapun dari pak Pras kecuali tawaran untuk tinggal dirumahnya semalam!”

Arial menaikkan bibir atasnya meledek, “Oyah? Baru tadi pagi saya percaya kamu anak baik-baik. Anak panti asuhan yang perlu dikasihani. Tapi ternyata penilaian saya salah. Kamu gak lebih dari sekedar perempuan murahan yang rela menjual tubuh kamu pada laki-laki kesepian seperti papa saya!”

“Cukup!” tunjuk Keyla berani, “Sekali lagi dokter hina saya, saya akan—"

“Akan apa?” tantang Arial.

Keyla tak menjawab. Air matanya turun saat ia mengingat rentetan ujaran kebencian Arial padanya sejak tadi pagi.

“Malah nangis. Kamu pikir saya bisa terpedaya sama air mata palsu kamu ini?”

“Saya... bukan perempuan seperti yang dokter tuduhkan.” Keyla membela diri dengan suara lirih.

“Apa buktinya? Kalo kamu bisa buktikan kalau kalung itu bukan dari papa saya, saya akan berhenti menuduh kamu.”

Keyla diam. Ia juga bingung harus membuktikan dengan cara apa.

“Kamu gak bisa buktikan ‘kan?”

Keyla masih diam.

“Sekarang kamu ambil tas kamu diruangan saya. Dan nanti sore setelah shift kamu selesai, jangan lupa bawa semua barang-barang kamu dari rumah saya dan jangan pernah menampakan diri didepan papa saya lagi.”

“Baik. Saya ambil tas saya sekarang.”

Keyla berjalan cepat meninggalkan Arial. Ia jengah dituduh menjadi perempuan simpanan pak Pras. Langkahnya yang mungil kini berubah besar karena enggan berurusan lagi dengan semua tentang Arial. Ia akan membawa tasnya sekarang juga.

Begitu pintu ruangan dibuka, Keyla terkejut melihat pak Pras sedang makan siang diruangan pribadi Arial.

“Pak Pras?”

“Eh, Key, sini makan siang sama papa.”

Keyla diam. Ia yang masih memegang handel pintu menoleh mendapati Arial berdiri dibelakang tubuhnya. Ia menatap Arial yang sedang menatapnya sinis. Ia pun teringat sesuatu mengenai pembuktian kalau ia bukanlah perempuan simpanan pak Pras.

Keyla melepaskan handel pintu dan melangkah pelan. Ia berdiri dihadapan pak Pras yang sedang mengelap mulutnya, “Pak, saya butuh bantuan bapak.”

“Boleh. Kamu butuh bantuan apa, Key? Bilang aja sama papa.”

“Saya... dituduh perempuan simpanan bapak karena memiliki kalung ini.” Keyla menunjukkan kalung Mutiara putih yang mengkilap indah pada pak Pras.

Pak Pras berdiri. Beliau menatap kalung itu lekat-lekat lalu melirik Arial, “Kamu masih belum berhenti?”

“Pa, Keyla ini cuma anak dari panti asuhan. Mana mungkin dia punya uang buat beli kalung Mutiara itu. Kalungnya pasti papa yang belikan ‘kan?”

“Papa gak pernah beliin Keyla kalung, karena papa tahu Key pasti menolak.”

“Terus papa mau bilang kalau itu memang kalung punya dia?”

“Ya kalau kalung itu memang punya Keyla, papa harus bilang apa?”

Arial membuang nafas kasar. Ia tidak puas dengan jawaban papa, tapi ucapan papa ada benarnya.

“Berhenti menuduh Keyla yang bukan-bukan, Rial. Keyla ini perempuan baik-baik. Kan papa udah bilang, papa sudah memastikannya dengan bertanya pada ibu panti. Kenapa kamu masih keukeuh nuduh Keyla seperti itu?”

“Karena Keyla gak bisa buktiin kalau dia bukan perempuan simpanan papa atau anak haram dari perempuan yang mungkin papa tiduri.”

Pak Pras menahan marah mendengar tuduhan dari anak tunggalnya.

“Semenjak ada dia kita terus berantem, pa. Baru dua hari loh, tapi dia udah bisa ambil kuasa atas papa.”

“Cukup, Arial! Keyla gak bisa berbuat apapun untuk membuktikan semua tuduhan kamu. Tapi papa bisa buktiin itu.”

“Papa mau buktiin dengan cara apa?”

“Papa bisa buktiin dengan cara menikahkan kalian.”

Arial dan Keyla yang mendengar itu saling bertatapan bingung.

Related chapters

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 6 - Pernikahan Kontrak?

    “Papa bisa bukttiin dengan cara menikahkan kalian,” Pak Pras menatap Arial dan Keyla silih berganti. “Gimana?” “Pa!” bentak Arial. “Pak...” Keyla berkata lirih. “Cuma cara itu yang bisa papa buktiin kalau Keyla bukan perempuan simpanan apalagi anak haram papa. Iya ‘kan?” “Tapi ‘kan—” protes Arial. “Papa tidak mau dengar protes kamu.” Arial menutup matanya, “Pa, aku janji gak akan nuduh Keyla macem-macem lagi. Papa mau adopsi dia pun aku gak masalah.” Pak Pras menggeleng, “Keputusan papa sudah bulat. Kalian harus menikah.” “Pa, tapi menikah itu gak boleh cuma untuk membuktikan sesuatu. Pernikahan terlalu sakral untuk dipermainkan.” Arial berusaha mempertahankan protesnya. Pak Pras tertawa, “Kamu ini lucu ya. Tadi kamu bersikeras minta papa buktikan. Setelah papa buktikan kamu malah menolak.” Arial menatap Keyla kesal, “Key, ngomong dong, jangan diem terus!” Keyla melirik Arial lalu menatap pak Pras, “Ucapan dokter Arial bener, pak. Pernikahan terlalu sakral hanya u

    Last Updated : 2024-06-09
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 7 - Malam Pertama?

    Selesai bersalaman dengan kolega papa, Arial mengajak Keyla menepi ke pinggir ballroom. Arial menuntun Keyla cepat sebelum ada yang melihat mereka.“Kenapa sih, dok?” Keyla berusaha melepaskan lengannya yang terus diseret Arial.Arial melihat kanan-kiri. Setelah yakin tidak ada yang mengikuti mereka, ia melepaskan lengan Keyla, “Jangan panggil dokter. Kan saya udah bilang.”Keyla menghembuskan nafas pelan, “Iya, maaf,” Ia menatap Arial datar, “Kakak kenapa ajak aku kesini? Kalo papa nyariin gimana?”“Kalo kita gak sembunyi papa bisa ngenalin kita sama seluruh staf rumah sakit. Kamu mau kita lagi dirumah sakit tiba-tiba mereka bilang kita ini suami istri?”Keyla menggeleng kencang, “Lagian ‘kan kita jarang ketemu staf rumah sakit, kak, pasti aman kok.”Arial mendecek, “Anak ko-as kayak kamu tahu apa? Belum juga sebulan dirumah sakit.”Keyla menunduk. Ada benarnya juga ucapan Arial. Tak lama ia menatap papa yang sed

    Last Updated : 2024-07-04
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 8 - Takut

    Keyla menatap dirinya dipantulan cermin toilet hotel. Setelah membersihkan diri dan melepas gaun pernikahan yang tahu-tahu ada sesuai wedding gown impiannya, ia merasa enggan bertemu Arial.Keyla membuang nafas pelan, “Kalo dipikir-pikir kenapa aku menyetujui pernikahan kontrak ini ya?”Bayangan wajah papa memenuhi pikiran Keyla. Ia hanya ingin membalas budi kebaikan papa, tidak lebih. Meskipun kebaikan papa hanya mengajaknya bermalam dirumah, untuknya itu sangat berarti. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika kemarin malam ia tidak bertemu pak Prasetyo. Mungkin ia sudah diganggu preman lokal atau kedinginan semalaman.Tiba-tiba wajah pengertian papa terganti dengan wajah Arial yang tampan namun sangat menyebalkan. Kebaikannya yang sering hilang timbul berganti dengan sifatnya yang bagai lelaki bermulut Ular, membuat Keyla sering kebingungan menghadapinya.“Kamu mau sampe subuh diem di sini?”Keyla terperanjat kaget. Ia membalikkan badan dan menatap Arial yang berdiri tak jauh

    Last Updated : 2024-07-04
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 9 - Mulai Berakting

    Keyla membuka matanya perlahan. Ia mengedarkan matanya ke sekeliling kamar hotel. Tubuhnya yang masih memakai bathrobe terasa hangat karena ternyata tubuhnya didekap Arial. Ia sempat melotot tidak percaya. Apakah Arial memeluknya semalaman?Perlahan, tubuh Keyla bergerak. Ia tidak mau membangunkan Arial. Toh ini masih jam enam. Ia tidak tahu jadwal Arial bangun tidur sehingga takut sekali akan mengganggunya.“Hmmmm.” gumam Arial. Matanya masih tertutup sempurna.Keyla menutup mata. Ia ingin bergerak karena kebelet pipis, tapi takut membangunkan Arial. “Jangan pergi.” lirih Arial.Ucapan Arial sontak membuat Keyla diam. Arial tidak ingin ia pergi? Kenapa? Pipinya terasa panas dan merah.“Jangan pergi, Sarah. Aku sayang sama kamu.” lirih Arial lagi.Sarah? Mata Keyla melotot. Ia bangun sekaligus tak peduli dengan Arial yang akan terganggu.“Keyla?” Arial membuka matanya. Ia menguceknya pelan dan bangun untuk duduk.Keyla tak menggubris panggilan itu. Ia terus berjalan hingga

    Last Updated : 2024-07-04
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 10 - Sarah dan Qairo

    Arial merapikan penampilannya. Ia juga terlihat menjaga sikap dan wibawanya. Keyla mengerti. Mungkin perempuan dihadapannya ini adalah perempuan yang dimaksud disukai suami kontraknya.“Kamu lagi ngapain disini, Sar?”Sarah mengeluarkan kedua lengannya dari saku jas dokternya, “Pasien kamu punya masalah HNP. Jadi aku kesini buat menemani persalinannya.”“HNP? Saraf kejepit?”Sarah mengangguk.“Ah, iya, aku baru inget, pasien yang namanya bu Nuke ‘kan?”“Yup!”Arial mengangguk. Ketika itu ia baru menyadari keberadaan Keyla. Dengan kode ia meminta Keyla pergi.Keyla yang mendapat perintah untuk pergi merasa enggan mengikuti pinta Arial. Enak saja. Kenapa ia harus pergi? Apa karena ada perempuan yang bernama Sarah ini disini?Sarah melirik Keyla, “Kamu... dokter ko-as ya?”Keyla mengangguk tersenyum, “Iya, dok. Saya dokter koas yang sedang bertugas di stase obgyn.”Sarah mengulurkan tangan kananya, “Kenalin, saya Sarah.”Keyla menjabat tangan Sarah, “Saya Keyla, dok.”“Dia

    Last Updated : 2024-07-05
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 11 - Tidak Sadar

    Sebelum papa mengutarakan kecurigaannya, banyak perawat yang menyusul Arial untuk segera membantu proses kelahiran pasien yang tadi dibicarakan dengan Sarah. Alhasil ia dan Keyla langsung berlari ke ruang Ponek atau IGD khusus pelayanan ibu hamil.Arial dibantu dokter residen dan dokter ko-as yang harus melihat proses persalinan ini. Di dalam ruang persalinan sudah berdiri Sarah yang sedang berbicara dengan pasien.“Ibu yakin mau mencoba lahiran normal?” tanya Sarah.Pasien berusia awal tiga puluhan itu mengangguk, “Saya mau lahiran normal, dok.”Sarah diam sejenak, “Kita harus berkoordinasi dengan dokter obgynnya dulu ya, bu? Kalau memang memungkinkan untuk normal, saya akan izinkan. Tapi kalau dokter Arial menyampaikan ada kendala lain, kita ambil proses sectio.”Pasien itu mengangguk lemas.Arial sudah duduk dihadapan kemaluan pasien yang sudah tertutup kain, dibantu dokter residen ia memeriksa pembukaan total. “Dok, sepertinya pasien tidak bisa lahiran normal.” ujar dokter

    Last Updated : 2024-07-05
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 12 - Tidak Sadar 2

    Keyla masih memikirkan perlakuan wali pasien tadi pagi. Ia terduduk lemas ditangga evakuasi. Tiga puluh menit lalu shiftnya di ruang IGD sedang rest dan kini ia memiliki waktu untuk beristirahat sejenak sebelum tiga puluh menit lagi ia kembali berjaga disana.Arial yang baru selesai visit mencarinya kemana-mana. Ia membawakan makan siang, karena menurut teman kelompoknya Keyla hanya makan sedikit tadi siang.Saat Arial masih mencari Keyla, Jasmine datang menghampirinya. Ia sempat merapikan rambut dan riasannya sebelum menghampiri Arial yang sedang mengecek ponselnya, “Dok?”Arial melirik Jasmine, “Iya?”“Cari Keyla ya?”Arial mengangguk, “Saya takut dia kelaperan.”Jasmine menatap rice bowl yang Arial bawakan. Perhatian sekali dokter konsulennya itu pada Keyla, “Itu biar saya aja yang kasiin ke Keyla.”“Kamu tahu Keyla dimana?”Jasmine menggeleng pelan, “Tapi saya bisa cari, dok.”“Gak papa, ka

    Last Updated : 2024-07-06
  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 13 - Tidak Jadi Benci

    Semenjak kejadian pelukkan Keyla pada Arial didepan meja respsionis Ponek malam itu, mereka belum bicara lagi. Keduanya sama-sama saling kesal karena jadi gosip satu poli dan kini merembet menjadi satu rumah sakit. Arial yang terkenal sebagai dokter tampan dan kalem berubah menjadi dokter tampan, kalem, dan perhatian, namun hanya pada satu dokter ko-as saja yang bernama Keyla. Sontak hal itu membuatnya begitu marah pada istri kontraknya.Mereka yang masih tinggal di kamar hotel hanya saling tatap ketika pandangan mereka bertemu. Seperti pagi ini, Keyla hanya menatap Arial yang enggan menyentuh nasi goreng buatannya.“Apa?” tantang Arial.“Apa?” tanya Keyla.“Kenapa melotot?”“Oh ini namanya melotot?” Arial membuang nafas kesal. Ia berdiri dari kursi dimeja ailen.“Gak ada ya pergi tanpa sarapan. Makan!” perintah Keyla galak.Arial melirik Keyla kesal, “Siapa kamu ngatur-ngatur?”“Makan atau aku lapor papa?”Arial menutup matanya untuk meredakan amarah. Ia terpaksa kembali

    Last Updated : 2024-07-06

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 169 - The Ending

    Keyla berjalan cepat dari dalam rumah melewati papa dan tante Puri.“Key, kamu mau kemana?” kejar papa.Keyla berlari keluar gerbang tanpa menggubris panggilan papa. Ia menghampiri Qairo, “Kak, tolong lupain masalah apapun yang lagi kakak hadepin. Anterin aku ke rumah kak Sarah sekarang!”“Sarah? Kamu mau apa kesana?”“Udah, ayo cepet.”Keyla masuk ke dalam mobil Qairo. Papa dan tante Puri menyusul. “Key, ada apa?”Keyla menangis dalam, “Jasmine bilang aku harus kesana untuk tahu sesuatu.”“Jasmine? Key, orang yang posting di web rumah sakit tentang kita udah pasti dia. Kamu ngapain percaya sama dia?”Keyla memutar suara voice note whatsapp dari Jasmine, “Key, gue tahu lo marah sama gue, lo benci sama gue atas semua yang gue lakuin ke elo. Tapi gue mohon sekarang lo ke rumah dokter Sarah untuk tahu kelakuan dokter Arial yang sebenarnya.”“Key, Jasmine paling cuma mau cari masalah baru. Dia gak bener-bener akan buktiin omongannya.”“Udah, kak, ngebut aja. Kita harus sampe k

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 168 - Berita Besar

    Sudah jam sembilan malam tapi Arial tak kunjung pulang. Keyla sudah menanyakan pada kepala suster, apakah Arial ada panggilan darurat, kepala suster mengatakan tidak. Arial katanya sudah pulang setelah ujian anak ko-as selesai. Itu berarti sudah dari sore ‘kan? “Key, mungkin Arial masih di jalan. Atau dia makan dulu sama Rocky.” Papa berusaha menenangkan hati menantunya yang khawatir. “Iya, pa. Mungkin.” Mbok Darmi menghampiri Keyla dan papa yang berdiri di samping kolam renang, “Permisi, pak. Ada bu Puri dan den Qairo di depan. Katanya mau ketemu bapak.” “Qairo?” “Kak Qai? Pa, aku ikut ya?” “Jangan sayang, nanti dulu. Nanti begitu papa sudah bicara dengan Qairo dan tante Puri, mbok akan panggil kamu disini ya. Papa... ada pembicaraan khusus sama tante Puri. Satu minggu ini tante Puri terus bilang ada hal penting yang mau dikasih tahu, tapi dia gak bicara terus.” “Oh, iya, pa.” Papa masuk ke dalam rumah disusul mbok Darmi. “Pur, Qairo?” “Pras.” Papa terkejut meli

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 167 - Berita Baik

    Keyla mengejar Qairo. Ia ingin menjelaskan bahwa kejadian malam itu tidak seperti dugaannya. Syukur-Syukur Qairo sudah melihat postingan klarifikasi Yoga yang menyebutkan jika ia adalah dalang dari semuanya. Ia juga menjelaskan bahwa Qairo dan Keyla tidak melakukan apapun. “Kak Qai kok malah pergi sih?” Keyla balik badan untuk mempersiapkan ujiannya. Ia tidak punya banyak waktu dan harus menunggu gilirannya berhadapan dengan dokter konsulen stase kandungan. Saat berjalan ke arah poli kandungan, Keyla mendadak terdiam. “Key?” “Kak Rocky?” “Kamu ngapain disini? Bukannya hari ini kamu ada ujian?” “Aku... mendadak mual, kak.” “Mual? Kamu masuk angin?” “Kayaknya sih.” “Ya udah ke ruangan aku dulu yuk, aku ada minuman pereda masuk angin.” Keyla mengangguk. Ia berjalan beriringan dengan Rocky. Qairo yang sembunyi di balik meja jaga UGD, mengikuti Keyla. Sepanjang jalan ia berpikir kenapa Keyla mual tiba-tiba, “Apa jangan-jangan Keyla ... hamil?” Qairo semakin frust

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 166 - Kehidupan yang Berbeda

    Bu Fatma menggeleng. Tante Puri diam sejenak, “Sebentar. Sewaktu menyimpan Karenina, saya pakaikan dia kalung Mutiara. Jadi...” beliau menutup mulutnya tak percaya, “Karenina itu... Keyla, bu?” Bu Fatma mengangguk. Tante Puri menangis bahagia begitu mengetahui bahwa Karenina Adriana, anaknya, adik Qairo adalah Keyla, anak panti asuhan yang dulu dibencinya dan sempat diancam akan di akhiri hidupnya. Dunia ternyata begitu sempit untuk berjarak dengan darah dagingnya sendiri. “Saya baru tahu semalam begitu mendapati foto ini di laci. Dibelakang foto itu ada coretan nama Karenina Adriani dan diganti Keyla Natania. Itu adalah tulisan ibu panti sebelumnya.” Tante Puri membalikkan fotonya, beliau mendapati apa yang dimaksud bu Fatma, “Bu, anak saya... Keyla? Ya ampun, saya senang sekali mendengarnya.” Bu Fatma ikut menangis, “Keyla pasti senang sekali jika tahu ibu kandungnya adalah ibu.” Mereka berpelukkan, “Tolong temani saya mengatakan hal ini pada Keyla, bu.” Bu Fatma

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 165 - Karenina Adalah...

    Tante Puri mengedarkan lagi matanya ke arah taman yang tak jauh dari panti asuhan Kasih Ibu berada. Waktu kecil Qairo sering kesini untuk main. Barangkali ia datang kesini. “Qai, kamu kemana sih?” Bu Fatma yang masih merasakan kakinya kaku setelah terkena stroke kemarin, selalu rutin jalan-jalan ke arah sini. Beliau tidak sengaja melihat tante Puri yang ditemani supirnya berdiri di salah satu spot taman. “Kenapa ya bu Puri ada disini? Aku samperin aja ah.” Bu Fatma berjalan bersusah payah menaiki tangga taman, “Bu Puri.” “Bu Fatma?” tante Puri membantu bu Fatma untuk naik tangga, “Saya bantu. Kita duduk di kursi ya, bu, ayo.” Mereka duduk di kursi besi taman. Begitu mereka duduk, supir bu Puri pergi menjauhi untuk memberikan pri “Bu Puri lagi apa disini?” “Saya lagi cari Qairo, bu.” “Loh, memang nak Qairo kemana?” Bu Puri membuang nafas pelan. Bu Fatma tentu tidak akan tahu kasus Keyla dan Qairo yang tersebar luas di web rumah sakit, “Itu... ada foto dan video Qai

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 164 - Ingkar Janji

    “Aku ada panggilan darurat dari rumah sakit. Kamu sama papa makan duluan aja. Kalo sempet aku pasti pulang.” “Ya udah. Nanti pulangnya hati-hati ya, mas.” “I-iya.” “Kok tegang gitu?” “Aku cuma belum biasa. Ya udah aku tutup ya.” “Oke, mas Arial. Love you.” Arial melirik Sarah, “Love you too.” Sarah menunduk begitu Arial membalas ucapan cinta dari Keyla. Ia tak seharusnya ada disini. Ia seharusnya menolak ajakan Arial tadi dan pergi saja ke rumah sakit. Ia akan mengunci diri di ruang pribadinya. “Sar, maaf.” “Buat?” “Aku gak bilang kalo Keyla istri aku.” Sarah tersenyum. “Kok senyum?” “Gak papa.” “Aku bener-bener brengsek.” Sarah tak menjawab. Arial menggeser posisi duduknya jadi menghadap Sarah, “Awalnya pernikahan aku sama Keyla cuma kontrak. Kita gak bener-bener mau menikah. Tapi papa—maksa.” “Om Pras sayang banget sama Keyla. Beliau selalu muji Keyla dibanyak kesempatan. Aku ngerti sekarang, kenapa om Pras ngelakuin itu. Karena Keyla bukan cuma a

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 163 - Memutuskan Sarah

    Malam ini juga, Arial datang ke rumah Sarah untuk memutuskan hubungan mereka. Ia yakin pacarnya itu tahu kalau ia dan Keyla sebenarnya sudah menikah. Ia sudah menyiapkan mental dan jawaban ketika Sarah marah. Ia juga siap minta maaf pada Sarah dan kedua orang tuanya, karena itu memang murni kesalahannya. Sarah hari ini tidak datang ke rumah sakit. Ia cuti dadakan entah dengan keperluan apa. Arial yang tidak ada jadwal jaga malam memanfaatkan waktu ini untuk memenuhi janjinya pada Keyla. Arial baru sampai depan rumah Sarah yang besar. Ketika sampai teras, terdengar suara teriakan. “Itu suara apa?” “Kamu gak perlu repot-repot mikirin Arial yang udah nikah sama si anak panti asuhan itu. Ini bukan urusan kamu.” suara papih menggema sampai keluar. “Papimu bener. Kamu pura-pura gak tahu aja. Kamu lebih berhak menjadi istrinya dari pada si Keyla itu.” suara mami tak kalah menggema. “Tapi mi, pi, aku gak mungkin rebut Arial.” “Kalo perlu, rebut! Papi dan mami gak mau tahu, kamu

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 162 - Pengumuman Pernikahan

    Arial dan Keyla baru saja memposting pernyataan bahwa mereka adalah suami istri yang disebarkan luas ke semua grup chat poli. Semua staf rumah sakit harus tahu agar tidak ada lagi berita aneh yang akan menyudutkan Keyla. Kini mereka baru sampai rumah sakit. Rocky yang menunggu di depan lift hanya menampilkan wajah cemberut. “Ky, lo kok gak masuk? Bentar lagi jam praktek lo ‘kan?” Rocky menatap tangan Arial dan Keyla yang bertaut. Kenapa selama ini ia tidak peka ya, bahwa mereka adalah suami istri? “Udah jangan cemberut terus. Perempuan masih banyak.” Rocky menatap Arial kesal, “Diem lo.” “Biar lo gak cemburu, gue sama Keyla duluan ya. Gue tunggu hadiah pernikahan dari lo.” Arial berjalan melewati Rocky. “Kak, duluan ya.” Rocky hanya mengangguk pelan. Patah hatinya cukup parah setelah tahu kalau perempuan yang ia impikan jadi istrinya adalah istri sahabatnya, “Al, gue mau ngomong sama lo nanti. Harus pokoknya.” “Gampang.” Arial dan Keyla melewati banyak orang di lo

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 161 - Berbaikan dengan Papa

    Arial tak mendapati papa ada di meja makan. Di cari di kamarnya pun tidak ada. “Den Arial cari bapak?” tanya mbok Darmi. “Iya, mbok. Papa mana ya?” “Bapak di depan, den. Bapak katanya mau menginap di rumah ibu Mira di Bogor.” “Kenapa tiba-tiba?” “Semalaman bapak gak tidur dan menangis dipinggir kolam, den, ditemani pak Udin. Menurut mbok memang lebih baik bapak menenangkan diri dulu di rumah bu Mira.” “Papa masih di depan ‘kan, mbok?” “Masih, den.” Arial berjalan cepat menuju depan rumah. Papa sedang memantau pak Udin yang sedang memasukkan beberapa koper ke dalam bagasi. “Pa,” “Rial?” “Pa, aku mau bicara sebentar.” Papa melirik ke dalam rumah, “Keyla mana?” Arial berusaha menahan senyumnya, “Masih tidur.” “Papa mau pergi sebelum Keyla bangun. Papa—butuh waktu untuk menerima semua ini.” “Keyla bangunnya pasti akan telat, pa. Jadi aku mohon kita bicara dulu.” Papa menatap bagasi mobil yang sudah ditutup dan pak Udin yang masuk ke dalam mobil. “Pak Udin

DMCA.com Protection Status