Share

41. Apakah Ini Cinta

Author: Rilla
last update Last Updated: 2024-12-18 19:42:42

Kiara duduk mematung, menatap Dion dengan ragu. Kata-kata Dion yang penuh ketegasan tadi membuat hatinya bergetar. Namun, ada juga ketakutan yang menyelimuti perasaannya. Ia tahu dirinya telah menyerah, tapi sekarang Dion malah ingin membahas sesuatu yang membuat perasaan itu kembali kacau.

“Kiara,” Dion memulai dengan suara tenang, menatap lurus ke matanya. “Aku tidak akan membohongimu. Aku punya rasa terhadapmu. Tapi aku jujur saja, aku belum tahu pasti apa bentuk rasa itu.”

Kiara mengernyitkan dahi, menatap Dion dengan penuh kebingungan. “Apa maksudmu, Dion? Kalau kamu tidak tahu perasaanmu sendiri, kenapa harus membuatku berharap?” tanyanya dengan nada yang sedikit bergetar.

“Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku menghargai keberanianmu tadi di paviliun. Aku tahu itu bukan hal mudah untukmu,” lanjut Dion. “Aku merasa ada sesuatu di antara kita. Tapi aku perlu waktu untuk memastikan, Kiara. Aku tidak mau membuat keputusan gegabah yang justru melukai kita berdua.”

Kiara mengalihkan pa
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    42. Rencana Silva Salah Sasaran

    Setelah berkutat dengan semua urusan kantor beberapa hari ini, Pagi ini, Dirga harus sibuk kembali mempersiapkan keberangkatannya ke Surabaya untuk melakukan perjalanan dinas. Dan bersamanya juga ada Ryan. Setumpuk dokumen telah ia siapkan untuk mengecek proyek yang hampir rampung. Sementara itu, Amora membantu mengemas koper suaminya dengan penuh perhatian. "Kamu yakin gak mau ikut?" tanya Dirga sekali lagi, berharap Amora berubah pikiran. Ia sangat ini istrinya itu ikut bersamanya. Namun sekian banyak yang mencoba untuk membujuk, Amora tetap menolak.Amora tersenyum lembut, menatap Aksa yang sedang tertidur di ayunan bayi. "Aksa masih terlalu kecil untuk perjalanan sejauh itu, Mas. Lagipula, biar kamu fokus dengan pekerjaanmu tanpa perlu mengkhawatirkan kami," jawabnya, mencoba menenangkan hati suaminya."Justru kamu di rumah dan jauh dari pantauan aku yang semakin membuat aku khawatir.""Tapi kan di sini ada bi Susi sama Kiara.""Jadi kamu bener nggak mau ikut?""Aku di rumah aj

    Last Updated : 2024-12-18
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    43. Lebih Waspada

    Silva masih mematung di kamar tersebut. Setelah Ryan beranjak dari atasnya, ia langsung duduk dan berlari menjauhi Ryan. Namun pria itu tidak terusik sedikitpun. Ia justru menatap Silva dengan tatapan sinis. Silva yang ditatap seperti itu semakin kesulitan menelan seolah salivanya berubah menjadi bongkahan batu besar.Namun dibalik rasa gugupnya, ia juga merasa sial hari ini. Ia Bahkan menggerutu kesal di dalam hati. Semua rencana yang ia susun bersama Tante Nina ternyata berantakan. Dirga tidak juga datang, dan yang mengejutkan, sosok yang justru muncul di kamar hotel adalah pria yang tak ia kenal.Mengingat dirinya yang sudah berdandan habis-habisan dengan pakaian minim merasa malu sekaligus frustasi. Ia berdiri mematung, menatap Ryan dengan wajah merah padam sementara pria itu terlihat santai, menyandarkan tubuhnya di lemari yang ada di kamar hotel sambil menyeringai.“Apa yang kau lakukan di sini, Silva?” Ryan akhirnya membuka suara, nada suaranya lebih ke arah mengejek daripada

    Last Updated : 2024-12-19
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    44. Bodyguard tambahan

    Di dalam rumah besar miliknya, Nina berjalan mondar-mandir di ruang keluarga dengan wajah memerah menahan amarah. Tangannya mengepal erat, sementara pikirannya dipenuhi dengan berbagai macam kekesalan. Silva yang duduk di sofa hanya bisa menunduk diam, tak berani menatap Nina yang kini seperti bara api siap meledak kapan saja."Kau benar-benar tidak becus, Silva! Aku sudah susah payah menyusun rencana ini, tapi kau malah membuat semuanya berantakan!" Nina berseru dengan suara tajam, tatapannya penuh kekecewaan.Silva mencoba membela diri, meski suaranya terdengar lemah. "Tante, aku tidak tahu apa yang terjadi. Sepertinya situasinya berubah di luar kendali."Nina mendengus kesal, tangannya memukul meja kecil di depannya. "Tidak tahu? Itu alasanmu? Kau sudah kuberi semua petunjuk untuk melakukannya dengan sempurna, tapi lihat apa yang kau lakukan!"Silva terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Meski tidak menyebutkan apa yang sebenarnya terjadi di kamar itu, ia merasa malu dan bersalah ka

    Last Updated : 2024-12-19
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    45. Gadis Pembuat Masalah

    Langit sore mulai meredup ketika Dirga akhirnya tiba di rumahnya. Perjalanan dari kediaman kakeknya cukup melelahkan, tapi ia merasa lega karena percakapan dengan kakeknya berjalan sesuai harapan. Dirga melangkah masuk ke rumah dengan langkah tenang, membawa perasaan campur aduk yang harus ia sembunyikan dari Amora.Di ruang tamu, suara celotehan Aksa menyambutnya. Amora sedang bermain dengan bayi kecil mereka di atas matras mainan. Dirga langsung tersenyum, berusaha menyingkirkan segala kecemasan yang mengganjal di hatinya. “Hei sayang, papa pulang,” sapanya, sambil melangkah mendekati mereka.Amora menoleh dengan senyum lembut. “Kamu terlihat lelah mas. Apa semuanya baik-baik saja?” tanyanya, meskipun raut wajah Dirga tampak biasa saja. Dan ini yang tidak bisa Dirga lakukan, yaitu menyembunyikan perasaannya. Istrinya itu pasti akan bisa menebak apakah dirinya sedang baik-baik saja atau tidak.“Semua baik-baik saja,” jawab Dirga sambil menjatuhkan diri di sebelah mereka. Ia menggendo

    Last Updated : 2024-12-19
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    46. Rasa Yang Aneh

    Pria itu menatap Ryan dengan tatapan menantang, tetapi akhirnya melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Silva. "Terserah kau," katanya dengan nada meremehkan sebelum melangkah mundur dan kembali bergabung dengan kerumunan di lantai dansa. Ryan mengawasi pria itu hingga benar-benar pergi sebelum mengalihkan perhatiannya pada Silva.Silva masih terlihat bingung dan goyah, tubuhnya seperti kehilangan keseimbangan. Ryan menghela napas panjang, merasa ini adalah hal terakhir yang ingin ia lakukan malam itu. "Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada datar, tanpa menunjukkan emosi berlebihan.Silva mengangguk pelan, meskipun jelas dari raut wajahnya bahwa ia tidak benar-benar tahu apa yang sedang terjadi. "Aku... aku tidak apa-apa," jawabnya dengan suara yang hampir tidak terdengar. Namun, gerakannya yang gemetar dan langkahnya yang tak stabil membuktikan sebaliknya.Ryan mendekat, tangannya terulur untuk membantu menstabilkan tubuh Silva. "Kau mabuk," katanya dengan nada yang lebih

    Last Updated : 2024-12-19
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    47. Kecupan atau Lumatan

    Pagi itu, suasana taman di samping rumah Dirga terasa hangat dan penuh dengan tawa. Amora sedang duduk santai di bangku taman sambil memantau Aksa yang tengah bermain di pangkuan Kiara. Sinar matahari pagi menyentuh lembut wajah Amora, membuatnya tampak berseri. Sementara itu, Kiara dengan ekspresi ceria mencoba menghibur Aksa yang terus tertawa kecil dengan candaannya.“Lihat, Aksa! burung-burung kecil yang terbang di atas sana. Cantik kan?” ujar Kiara sambil menunjuk ke arah langit. Bayi mungil itu memandang dengan mata berbinar, seakan mengerti apa yang sedang dibicarakan.Amora tersenyum melihat interaksi keduanya. “Ra, kalau seperti ini terus, aku yakin Aksa bakal lebih sayang sama kamu daripada aku,” goda Amora sambil terkekeh kecil.Kiara membalas dengan senyuman lebar. “ih nggak mungkin lah, Amora. Dia kan tetap bayi kesayangan kamu. Dia pasti juga punya filling sama ibunya. Jangan asal ah.” ucapnya yang membuat Amora tertawa.Namun, di tengah suasana ceria itu, tiba-tiba suar

    Last Updated : 2024-12-20
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    48. Sisi Lain Silva

    Dirga baru saja kembali dari kantornya ketika ia mendapati sebuah pemandangan tak biasa di ruang tamu rumahnya. Dion dan Ryan sedang duduk bersama di sofa, berbicara santai. Dirga mengernyit heran, tak menyangka akan melihat Ryan di rumahnya. Kalau untuk Dion ia memang sudah mendapat kabar jika Dion sudah dikirim oleh kakeknya untuk stay di rumahnya. “Kalian sudah kenal?” tanyanya sambil melepas jas kerjanya dan melangkah masuk.Ryan menatap Dirga yang baru masuk ke dalam, "aku pikir kau ada di rumah, tapi ternyata kau berada di kantor, jadi Saat Aku berkunjung ke rumahmu untuk satu hal, aku bertemu dengan Dion." Dion tersenyum tipis, mengonfirmasi. Dirga mengangguk pelan, meski rasa herannya belum sepenuhnya hilang. “Baiklah, kalau begitu. Mari kita pindah ke ruang kerjaku. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan kalian.”Ketiganya bergerak menuju ruang kerja Dirga yang terletak di sudut rumah. Ruangan itu nyaman dengan rak buku besar di salah satu dinding, meja kayu besar di t

    Last Updated : 2024-12-20
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    49. Dion & Kiara

    Malam di rumah Dirga begitu sunyi. Lampu-lampu di luar rumah sudah dimatikan, hanya menyisakan lampu taman yang temaram. Angin malam berhembus lembut, membawa suasana tenang ke seluruh sudut rumah. Di kamar utama, Amora dan Dirga masih terjaga. Mereka duduk bersandar di kepala tempat tidur dengan selimut menyelimuti tubuh mereka, sementara tangan Dirga memeluk pundak Amora dengan erat.Amora menatap wajah suaminya dengan sorot mata yang penuh rasa khawatir. Ia mendesah pelan, mencoba menyusun kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan isi hatinya. “Mas,” ia memulai dengan suara lembut. “Apa menurut Mas semuanya akan baik-baik saja? Aku tahu Mas selalu mencoba meyakinkanku, tapi aku tidak bisa mengabaikan perasaan takut ini.”Dirga menunduk sedikit, menatap mata istrinya dengan penuh perhatian. “Kamu takut soal Mami?” tebaknya sambil mengusap punggung tangan Amora yang ada di pangkuannya.Amora mengangguk pelan. “Mami belum juga menerima aku. Bahkan setelah kita menikah, setelah Aksa lah

    Last Updated : 2024-12-20

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    102 (Tamat)

    Kehamilan Silva berjalan lancar, meski seperti kebanyakan wanita hamil, ia juga mengalami morning sickness yang cukup parah. Setiap pagi, Ryan selalu membantu istrinya menghadapi mual dan muntah yang tidak bisa dihindari. Ia memastikan Silva tetap terhidrasi dengan memberikan air jahe hangat yang bisa membantu meredakan rasa mualnya. Namun, hal yang paling membuat Ryan pusing adalah ketika Silva mulai mengidam. Keinginan Silva seringkali datang tiba-tiba, dan bukan hal yang biasa. Mulai dari rujak pedas tengah malam hingga kue-kue tradisional yang sulit ditemukan, semua itu harus Ryan usahakan demi membahagiakan istrinya.Suatu malam, Silva tiba-tiba membangunkan Ryan yang sedang tertidur lelap. Dengan wajah memelas, ia berkata, "Sayang, aku pengen makan durian." Ryan yang setengah sadar hanya bisa mengernyitkan dahi. "Durian? Sekarang? Sayang, ini sudah hampir tengah malam," jawabnya sambil melirik jam di meja. Tapi melihat wajah Silva yang tampak begitu menginginkan hal itu, Ryan

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    101

    Dua bulan setelah pernikahan mereka, kehidupan Ryan dan Silva berjalan begitu tenang dan bahagia. Tidak ada lagi bayangan Adrian yang mengusik, dan masalah-masalah yang dulu sempat menghantui mereka kini hanya menjadi kenangan buruk yang semakin memantapkan hubungan mereka. Pagi itu, Silva bangun lebih awal dari biasanya. Ia merasakan sesuatu yang berbeda dalam tubuhnya—mual ringan dan rasa lelah yang tidak biasa. Selain itu, ia menyadari bahwa siklus bulanannya terlambat beberapa hari. Rasa penasaran langsung menggelitik pikirannya.Setelah memastikan Ryan masih tertidur lelap di kamar, Silva memutuskan untuk memeriksa hal itu sendiri. Ia mengambil tes kehamilan yang sudah ia simpan sejak satu bulan yang lalu. Tangannya sedikit gemetar saat mencelupkan alat itu ke dalam sampel yang ia ambil. Beberapa menit menunggu terasa seperti seabad baginya. Ketika hasil akhirnya keluar, dua garis merah muncul di alat itu, jelas dan nyata. Silva terdiam beberapa saat, mencoba mencerna kenyataan

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    100

    Pagi itu, Tuan Wijaya melangkah masuk ke ruang kerja Dirga dengan langkah yang terasa berat. Pria paruh baya itu membawa beban yang begitu besar di pundaknya. Wajahnya yang biasanya penuh dengan wibawa kini tampak suram. Dirga yang sedang memeriksa dokumen di mejanya itu dibuat terganggu dengan kehadiran sekretarisnya yang memberi kabar jika ada tamu yang ingin bertemu dengan Dirga di luar. Awalnya Dirga sedikit ragu namun akhirnya ia mengizinkan tamu tersebut untuk masuk.Saat suara ketukan pintu terdengar Dirga pun langsung mengangkat kepala ketika melihat tamunya. "Tuan Wijaya?" tanyanya, setengah terkejut. Tamu ini adalah seseorang yang jarang sekali mau menemui orang lain terlebih dahulu. "Silakan duduk," sambung Dirga sembari mengisyaratkan kursi di depannya. Tuan Wijaya tersenyum tipis, lebih seperti usaha untuk menyembunyikan rasa malunya.Setelah duduk, Tuan Wijaya langsung membuka pembicaraan tanpa basa-basi. "Dirga, aku datang ke sini bukan hanya sebagai pemimpin perusaha

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    99

    Adrian duduk di kursi kantornya dengan wajah yang penuh emosi. Berkas-berkas laporan keuangan yang berserakan di mejanya menjadi bukti nyata kehancuran yang tengah melanda perusahaannya. Sementara itu, Tuan Wijaya, ayah Adrian, tampak berdiri di depan jendela besar ruangan tersebut dengan wajah penuh kekhawatiran. “Adrian, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa para investor kita tiba-tiba menarik diri tanpa alasan yang jelas?” tanyanya dengan nada tajam. Adrian hanya menghela napas panjang sambil memijat pelipisnya. “Aku sedang mencoba mencari tahu, Ayah. Tapi ini semua terjadi begitu cepat. Aku yakin ini bukan kebetulan,” jawabnya dengan suara rendah namun penuh amarah.Adrian merasa ada sesuatu yang tidak beres. Perusahaan mereka, yang selama ini berdiri kokoh, kini berada di ambang kehancuran. Salah satu manajer keuangan masuk ke ruangan dengan raut wajah cemas, membawa kabar yang semakin memperburuk suasana. “Pak Adrian, maaf mengganggu. Kami baru saja menerima kabar bahwa bebera

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    98

    Malam itu, setelah semua tamu pulang dan suasana pesta perlahan mereda, Ryan dan Silva akhirnya masuk ke kamar yang telah disiapkan khusus untuk mereka. Kamar itu begitu hangat, dengan lilin-lilin yang menyala lembut dan bunga mawar yang tersebar di beberapa sudut ruangan. Silva berjalan pelan, matanya menyapu setiap sudut kamar dengan ragu-ragu. Gaun pengantinnya masih dikenakan, membuatnya terlihat seperti sosok putri di negeri dongeng. Sementara itu, Ryan berdiri di dekat pintu, memandangi istrinya dengan senyum kecil yang tidak bisa ia sembunyikan. "Kamu terlihat cantik sekali malam ini," bisik Ryan, membuat wajah Silva memerah.Silva memalingkan wajah, mencoba menyembunyikan rasa malunya. "Kamu terlalu sering memujiku hari ini," jawabnya pelan. Ryan melangkah mendekat, melepaskan jasnya dan menggantungnya di kursi dekat tempat tidur. "Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat," balasnya sambil menatap Silva dengan lembut. Malam itu terasa begitu berbeda, ada kehangatan yang me

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    97

    Pagi itu, udara terasa segar di villa yang terletak di daerah pegunungan. Silva sedang duduk di depan meja rias dengan wajah yang dihiasi senyum tipis. Di belakangnya, seorang perias sedang sibuk menyempurnakan make-up-nya. Gaun pengantin berwarna putih dengan detail renda yang indah tergantung di dekat jendela, memantulkan sinar matahari pagi. Silva menatap pantulan dirinya di cermin, mencoba menenangkan debaran jantungnya. "Nona, Sepertinya kau terlihat sangat gugup. Cobalah untuk menenangkan diri. Sebuah pernikahan itu memang mendebarkan." Ucapnya.Silva tersenyum kikuk. "Aku tak tahu rasanya akan sungguh segugup ini. Supercar dari kebun kupu-kupu yang saat ini berterbangan dalam perutku." Jawabnya yang langsung membuat penata rias tersebut tertawa. "Dulu saat aku menikah, aku juga merasakan hal yang sama dengan apa yang gak nona rasakan. Jantungku bahkan berdegup tak karuan, tubuhku panas dingin dan keringat dingin keluar dari pori-pori wajahku. Tapi satu hal yang membuatku ban

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    96

    Begitu orang tua Adrian meninggalkan rumah, suasana di ruang tamu keluarga Silva terasa sangat tegang. Ayah Silva menyandarkan tubuhnya di sofa, mencoba menenangkan diri, sementara ibu Silva tampak mondar-mandir dengan ekspresi cemas. "Mereka benar-benar tidak menyerah, yah? Aku bahkan tidak tahu harus berkata apa tadi," ucap ibu Silva dengan nada bergetar. Ayah Silva menghela napas panjang, mencoba meredam amarah yang sejak tadi ia tahan. Kekhawatirannya terpusat pada Silva. Ia tak ingin Adrian nekat pada anaknya itu yang membuat Silva berada dalam masalah."Aku akan menelepon Ryan. Dia harus tahu tentang ini," katanya sambil mengambil ponselnya dari meja. Ibu Silva berhenti sejenak, menatap suaminya dengan mata penuh kekhawatiran. "Kamu yakin mas kita perlu melibatkan Ryan? Aku tidak ingin masalah ini semakin besar, apalagi Ryan dan anak kita akan segera menikah." ucapnya ragu. "Justru karena ini semakin serius, kita perlu memberitahunya, apalagi perihal Adrian ini Ryan juga sud

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    95

    Pagi itu, meja makan keluarga Adrian diisi suasana yang berbeda. Biasanya, sarapan mereka dipenuhi dengan obrolan ringan tentang pekerjaan atau rencana hari itu, tapi kali ini topiknya berpusat pada satu nama: Silva. Adrian duduk dengan raut wajah serius, tatapannya kosong saat menyendok sarapannya. Ibunya, yang duduk di sebelahnya, memecah keheningan. "Adrian, mungkin kita harus mencoba cara lain. Bagaimana kalau kita menemui orang tua Silva langsung?" ucapnya hati-hati, berharap tidak memancing emosi putranya. Adrian berhenti mengunyah, menatap ibunya dengan sedikit ketertarikan. "Ayah sama bunda yakin mereka tahu di mana Silva dan akan memberitahukan pada kita?" tanyanya dingin. Sang ayah, yang duduk di ujung meja, menimpali, "Kalau mereka tidak tahu, siapa lagi yang tahu? Lagipula, mereka pasti tidak akan bisa menutupinya terlalu lama. Lambat laun semua akan terbongkar." Ucap pria paruh baya tersebut.Adrian memandang kedua orang tuanya dengan penuh harap, seolah menemukan sece

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    94

    Ryan sedang sibuk mengurus semua dokumen dan administrasi yang dibutuhkan untuk mendaftarkan pernikahannya dengan Silva. Ia ingin memastikan semuanya berjalan lancar tanpa hambatan sedikit pun. Meski hari pernikahan itu akan dilaksanakan secara sederhana sesuai permintaan Silva, Ryan tak ingin mengurangi makna dari momen sakral tersebut. Dengan bantuan Dirga yang memastikan keamanan acara dan Amora yang mendampingi Silva dalam setiap persiapannya, Ryan merasa tenang. Ia sangat menghargai dukungan keluarga Dirga, terlebih hubungan Silva dan Amora yang semakin dekat membuat segala sesuatunya terasa lebih ringan.Di tempat lain, Silva baru saja tiba di sebuah butik bersama Amora. Mereka ditemani dua orang penjaga yang ditugaskan oleh Ryan untuk memastikan keamanan Silva. Amora, dengan gaya cerianya, segera menarik tangan Silva ke rak-rak gaun pengantin yang berjejer dengan desain menawan. "Kita harus pilih yang paling cantik! Ryan pasti bakal terpukau melihatmu," ujar Amora sambil terkek

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status