***
Tiga tahun kemudian...
Waktu terus saja berjalan dengan cepat dan tak terasa selama empat musim dilalui bersama. Gadis dan Yamazaki melalui tiga tahun bersama dengan perasaan yang bahagia, namun terkadang ada kesedihan karena tiga tahun bersama tidak ada tanda-tanda bahwa Gadis hamil.
Gadis menghela napas panjang saat melihat satu garis lagi. “Kapan ya bisa berubah jadi dua garis,” gumamnya.
“Ada apa?” tanya Yamazaki.
Gadis tersenyum tipis. “Anata, maafkan aku... “
Kening Yamazaki mengernyit. “Kenapa minta maaf, Sayang?”
Gadis langsung menyerahkan hasil tespack ke tangan Yamazaki.
Yamazaki tersenyum, dan dia membelai puncak kepala Gadis lembut. “Belum saatnya, Sayang. Jangan terus bersedih, ya! Kita usaha lagi, kita doa lagi. Insya Allah kalau sudah waktunya pasti kita diberi rezeki anak.”
<***“Maaf. Aku tidak suka kalau ada wanita yang langsung memeluk suami orang, dan hargai kebudayaan kami sebagai orang Asia,” ucap Gadis.“Oh, ini istri kamu ya, Yamazaki?”“Hmm... kenapa? Apa anda tidak suka kalau saya ini istrinya?” tanya Gadis. Dia cemburu karena wanita bermata biru itu sangat cantik. Bagaimana bisa Gadis tidak merasa waspada jika ada wanita secantik itu menyapa suaminya dan dengan entengnya memeluk suami orang.“Maaf. Saya tidak tahu kalau Yamazaki ini sudah mempunyai istri, bahkan saya pikir Yamazaki ini masih lajang karena dia tak pernah membicarakan masalah pribadinya. Jika tadi saya lancang karena memeluk suami anda, saya minta maaf,” balas wanita asing itu tersenyum, lantas dia langsung mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Gadis. “Perkenalkan nama saya Evelyn, saya adalah teman satu kampusnya Yamazaki – San,” tambahnya memperkenalkan diri.Deg!
***"Gadis, kamu sama Yamazaki baik-baik saja, kan?" tanya Emily.Gadis mengangguk. "Iya, aku dan Yamazaki baik-baik saja. Ada apa? Apa ada hal yang ingin kamu sampaikan padaku?"Emily hanya tersenyum tipis, dia sepertinya tadi salah orang, dia pikir tadi tak sengaja bertemu Yamazaki dengan Haruka, saudari kembar dari mendiang Sakura."Emily, ada apa? Bicara saja ya padaku! Aku janji pasti akan mendengarnya," ucap Gadis."Tidak apa-apa, mungkin tadi aku salah lihat," balas Emily. "Yamazaki sedang berada di luar kota, kan?""Iya. Sudah tiga hari dan jika dia masih lama, kemungkinan aku yang akan pulang duluan ke Jakarta," balas Gadis."Gadis... ""Iya, ada apa?""Kamu tahu masalah mendiang Sakura?"Gadis mengangguk. "Aku tahu karena Yamazaki menceritakan semuanya. Sakura adalah kekasihnya di masa lalu dan dia meninggal saat mau melangsungkan pernikahannya dengan Yamazaki.""Kamu hanya tahu itu
***“Halo, selamat siang,” ucap Haruka dengan sumringah.Gadis tertegun menatap wanita yang datang bersama Yamazaki, wajah itu terasa tak asing dan kenapa wajahnya seperti Sakura?“Hai, apa kamu sedang melamun?” tanya Haruka.Gadis langsung tersadar, dan dia pun menyambut uluran tangan dari wanita yang belum dia ketahui siapa. “Assalamualaikum, Haruka,” balasnya. Lalu Gadis menatap suaminya, dan meminta pria itu untuk menjelaskan siapa wanita yang dibawa oleh suaminya itu ke apartemen mereka.“Ah, Sayang. Maaf kalau aku belum cerita sama kamu masalah Haruka,” ucap Yamazaki. “Haruka ini adalah saudari kembarnya mendiang Sakura, dan beberapa bulan terakhir ini kami tak sengaja bertemu di kampus yang sama.”Gadis mengangguk pelan, dia mencoba tenang dengan penjelasan Yamazaki yang menurutnya itu kurang. Masih jadi tanda tanya di hatinya, kenapa Yamazaki tidak mencerit
***“Sayang, aku mau bicara sama kamu,” ucap Yamazaki.Gadis yang sedang menyiapkan pakaian langsung menghampiri suaminya yang sedang duduk di atas ranjang. “Ada apa, Anata?’ tanyanya, dia khawatir karena Yamazaki terlihat gelisah.“Dua hari lagi kita akan kembali ke Jakarta, aku sangat bersemangat pulang dan bertemu dengan ayah dan ibu, tapi tadi aku mendadak mendapat kabar kalau Profesor Luwdig kecelakaan dan aku ditunjuk untuk menggantikan beliau di kampus.”“Jadi... “ Gadis tak bisa menunggu lama lagi mendengar apa yang ingin Yamazaki katakan.“Bagaimana kalau kamu sendiri dulu pulang ke Jakarta?”Gadis terdiam sejenak. Dia tersenyum samar. “Jadi Anata tidak jadi pulang bersamaku esok lusa?”“Jadi, Sayang. Tapi waktunya berbeda. Aku tidak bisa menolak permintaan kampus juga,” balas Yamazaki."Memangnya tid
***Kedatangan Gadis ke Jakarta tentu saja disambut hangat oleh keluarga besarnya, dan mereka pun berkumpul bersama karena sangat merindukan Gadis. Namun, kedatangan Gadis yang tidak ditemani oleh Yamazaki tentu saja membuat sebagian keluarga besarnya bertanya-tanya dan penasaran."Suamimu kemana?" tanya Hartawan."Yamazaki mendadak harus menggantikan profesor-nya di kampus karena profesor-nya sedang ada musibah,” balas Gadis.“Lho kok malah mentingin orang lain sih, dia kan sudah tiga tahun tidak ke sini, masa dia membiarkan kamu pulang seorang diri,” ucap Hartawan menggelengkan kepalanya.“Memang hanya suamiku, Pakde yang bisa menggantikannya. Aku juga tidak masalah karena professor-nya itu selalu membantu Yamazaki.”Hartawan menghela napas panjang. “Harusnya ikut saja anterin kamu, istrinya. Nanti dia bisa balik lagi.”“Hush! Kamu kok ngatur sih, mana bisa semudah itu,”
***Yamazaki langsung menemui Haruka yang saat ini berada di rumah sakit. Wanita itu melakukan percobaan bunuh diri lagi dan dengan sengaja menyayat nadi di lengannya. Pria itu tampak mematung menatap Haruka yang sedang duduk dengan pandangan yang kosong. Wajahnya sangat pucat, dan hatinya pun terenyuh karena baru kali ini dia melihat Haruka yang seperti itu.Yamazaki langsung duduk di depan Haruka. Wanita itu masih tak bergeming. Yamazaki pun tak bicara, dia hanya di sana untuk menemani Haruka agar wanita itu tahu kalau di dunia ini masih ada orang lain yang peduili.Satu jam berlalu... Yamazaki dan Haruka hanya terdiam. Pria itu melihat arloji di tangan kanannya, dan sudah waktunya dia melakukan panggilan video pada Gadis. Pria itu beranjak dari duduknya, namun Haruka mencegahnya pergi dengan menahan lengannya.“Aku tidak mau sendirian, aku takut,” lirih Haruka. Wanita itu akhirnya berbicara.Yamazaki mera
***Gadis sedang melihat layar televisi. Di sana muncul Devano yang sedang menerima penghargaan jadi penyanyi terbaik, tampak wajah Devano semakin bersinar dan terlihat bahagia. “Ternyata dia masih berbakat juga,” ucapnya pelan.“Devano sudah berubah setelah bercerai,” timpal Putri.“Berubah? Ya iya lah berubah, kan jadi duda untuk kedua kalinya,” balas Gadis.“Anak ini, ya!” Putri menggelengkan kepalanya. “Maksudnya Ibu itu, dia jadi lebih sopan, ramah, dan sekarang gaulnya sama para ustadz dan artis-artis yang sedang hijrah.”“Oh, syukur lah kalau begitu. Alhamdulillah, Allah ketuk hatinya,” balas Gadis.“Setelah dua bulan bercerai dari Dhea, tak lama Devano datang seorang diri menemui Ibu dan ayahmu di sini. Dia meminta maaf dan menyesal karena sudah melukai hati kita. Kami memaafkannya karena ya namanya manusia itu pasti ada khilaf, kenapa tidak member
Kita terbiasa bersama, terbiasa saling membutuhkan, dan saling bergantung. Darimu pun aku mulai paham tentang aku yang utuh. Sampai kamu pergi, meski itu hanya sementara, aku tetap merasa separuh jiwaku telah hilang. Jika seperti ini sesaknya kamu tak tampak di dekatku, bagaimana bisa hidupku baik-baik saja tanpamu?***“Anata, kenapa tadi ada suara Haruka? Anata sedang bersama dia sekarang?” tanya Gadis. Dia terkejut mendengar suara wanita itu. Suara yang sangat dekat. Entah apa yang keduanya bicarakan, Gadis tidak paham karena mereka berbicara menggunakan bahasa dari negara mereka.“Iya, Sayang. Aku sedang menemani Haruka dari kemarin. Aku lupa memberi kabar karena keadaan Haruka agak serius,” balas Yamazaki.“Sakit apa dia?”“Haruka... ““Hmm... ada apa, Anata? Apa penyakitnya serius?” tanya Gadis penasaran.“Haruka melakukan perco
Lima tahun kemudian...Musim gugur di Kyoto adalah selalu jadi impianku. Dulu aku ingat saat masih duduk dibangku menengah atas, aku hanya melihat di internet, bagaimana indahnya Kyoto. Salah satu tujuanku ke Jepang dulu, yaitu ingin melihat indahnya negara sakura ini.Dan saat ini... mimpiku satu per satu, Allah kabulkan. Bagaimana bisa aku tidak bersyukur dengan kebaikan Allah padaku? Sampai detik ini pun, aku masih merasa ini seperti mimpi.Lima tahun yang lalu, aku dan Yamazaki memutuskan untuk menetap di Kyoto dan aku memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, mengurus anakku, Yuichi. Hadirnya dia di hidup kami memberikan banyak warna.Aku bahkan sangat bersyukur karena dipercaya untuk menjadi ibunya. Kedua orang tua Haruka pun hanya mempercayakan pengasuhan Yuichi pada kami.Dan juga setelah dua tahun merawat Yuichi, tanpa pernah kami harapkan lagi, ternyata Allah memberi kado terindah bagi kami, kado indah di musim
***The University of Tokyo Hospital.Gadis dan lainnya sedang berdiri di pelataran rumah sakit tersebut. Dini hari tadi, dia terkejut mendapatkan kabar kalau Haruka masuk rumah sakit karena percobaan bunuh diri dan saat ini kondisinya sedang kritis karena wanita itu terlalu lama menghisap asap karbonmonoksida dari briket yang ia bakar.Tampak kedua orang tua Haruka sedang menangis sesenggukan, dan sangat jelas kesedihan dan rasa putus asa terlukis jelas di wajah kedua orang tua itu.Gadis di hatinya merasa menyesal karena kemarin mungkin ucapannya secara tidak langsung membuat batin Haruka tersiksa. Sungguh dia tidak ada niat untuk membuat Haruka terluka atas ucapannya.Yamazaki menatap Gadis yang tampak murung, lalu dia meremas bahu istrinya pelan.Gadis menoleh dan dia hanya tersenyum getir.“Jangan menyalahkan dirimu, Sayang.” Yamazaki seolah tahu apa yang istrinya sedan
***“Kamu memilih untuk masuk ke penjara?” tanya Fumie lirih.Yamazaki mengangguk. “Iya, Ma. Penjara lebih aku sukai, daripada aku harus menuruti fitnah yang keji ini,” balasnya. Lalu, pria itu mengenggam jemari ibunya. “Maafkan aku, Ma. Maafkan aku yang selalu membuat Mama, papa, dan Harumi kecewa. Masalahku ini malah melibatkan kalian, dan aku lah yang akan bertanggung jawab dan menyelesaikannya. Aku akan buktikan pada Mama dan semuanya kalau apa yang dituduhkan padaku itu fitnah. Doakan anakmu ini.”Fumie pun tak bisa menahan air matanya, dan dia hanya bisa menangis sesenggukan. Dia tidak sanggup berbicara dan membayangkan bagaimana nanti putra kesayangannya harus tinggal di penjara. Dia tahu bagaimana sifat putranya itu. Anak laki-lakinya itu bukan seorang kriminal! Dia adalah pemuda Tokyo yang membanggakan negaranya dan juga sudah melakukan kontribusi yang besar, tapi saat masalah ini muncul... satu titik noda itu malah m
***“Saya sudah tahu masalahnya dan juga masalah Sensei sudah menjadi isue publik saat ini.” Fatih menatap pria yang dihadapannya dengan prihatin.“Iya, dan saat ini pihak kampus pun meminta saya untuk cuti mengajar dan saya harus menyelesaikan masalah saya. Jika saya bisa membuktikan kalau saya tidak bersalah, maka saya bisa kembali mengajar, dan kamu tahu berapa hari yang mereka minta?”Fatih menggelengkan kepalanya.“Besok dan sampai saat ini saya belum bisa membuktikan kalau apa yang dituduhkan itu fitnah. Banyak orang yang meninggalkan saya dan saat ini mereka seperti menjauh, termasuk keluarga saya hanya karena fitnah ini.”“Bagaimana dengan istri Sensei?”Yamazaki tersenyum tipis. “Dia... saya tidak mau menganggunya dulu. Saya ingin memberikan sedikit waktu untuknya. Saya harap dia percaya pada saya, suaminya. Saya hanya ingin Allah menyentuh hatinya agar dia tida
***"Sayang, kamu percaya padaku, kan? Suamimu?Gadis mematung, matanya terasa kosong. Saat ini lidahnya terasa kelu untuk menjawabnya dan pikirannya pun berkecamuk." Huhuhu... " Haruka menangis sesenggukan sembari menutup sebagian tubuhnya dengan kedua tangannya.Semuanya pun tersadar, lalu Fumie membawa selimut dan menutupi tubuh polos wanita itu. Jelas sekali, di matanya menyimpan banyak kecewa."Bi... Bi... Maafkan aku... Aku... Aku... " Wanita itu mengatakannya dengan terbata-bata.Fumie menghela napas, dia malah bertanya. "Dimana bajumu?"Haruka langsung menunjuk ke arah ranjang. Lalu, Fumie melihatnya dan membawa baju Haruka. "Kamu pakai lagi, masuk lah ke kamar mandi dan kita pulang bersama."Haruka hanya mengangguk pasrah dan dia pun hanya menunduk.Di sisi lain, Yamazaki mematung di tempatnya, kedua matanya masih tertuju pada Gadis yang masih saja diam dengan tatapan kosong.Plak!Sebuah tamparan mendarat dengan mulus
***Dua jam yang lalu...Haruka menatap kosong Yamazaki yang sudah berbaring di atas kasur. Selama hampir satu jam, posisinya masih tetap duduk menatap pria itu. Dia memang sudah gila, merencanakan sandiwara dan jebakan ini dengan apik. Bahkan Haruka tak tanggung-tanggung membayar mahal untuk orang-orang yang terlibat dengan sandiwara yang dia lakukan.Posisi Haruka terjepit, dia tidak tahu lagi cara bagaimana agar dirinya bisa jadi milik pria itu. Dulu adalah kesalahannya, mengalah dan merelakan pria yang sangat dicintainya direbut oleh saudari kembarnya sendiri.Saat ini, dia tidak mau mengalah. Dia tidak mau ikhlas dan melepaskan lagi. Sudah cukup dia merasakan penyesalan luar biasa di hidupnya dulu. Saat ini dia tidak jahat, kan? Haruka tidak berniat untuk memisahkan Yamazaki dengan Gadis, dia hanya ingin menjadi salah satu bagian dari keduanya. Seharusnya tidak apa-apa, bukan?Haruka tersenyum menatap pria itu, lalu dia melihat
***Setelah selesai acara, Yamazaki langsung kembali ke ryokan. Ryokan adalah penginapan tradisional Jepang yang menakjubkan. Yamazaki memang sengaja memesan ryokan karena Gadis lebih senang menginap di sana daripada hotel. Dan sebenarnya saat ini dia diam-diam sedang memberi kejutan pada Gadis untuk merayakan empat tahun pernikahan mereka lusa. Yamazaki sengaja melarang Gadis ikut ke Kyoto karena ingin menyiapkan segalanya. Dia tidak boleh gagal lagi tahun ini karena saat tahun ketiga mereka menikah, Gadis langsung tahu kalau dia dulu telah menyiapkan kejutan. Tahun keempat ini ingin sekali merayakannya dengan cara yang indah. Tahun keempat, Yamazaki hanya ingin membuang sisa kesedihan di hati Gadis karena istrinya itu masih memikirkan kalau rumah tangga mereka belum juga dikarunia seorang anak.Yamazaki memilh Ryokan di Hoshinoya Kyoto. Hoshinoya adalah ryokan yang ada di tepi sungai Oigawara di kaki Gunung Arashiyama. Untuk bisa datang ke sini harus menaiki perahu d
***“Yamazaki kemana?” tanya Putri.“Oh, dia sedang ada tugas di Kyoto.”“Kamu nggak ikut, Nak?”Gadis menggelengkan kepalanya. “Tidak, Bu. Ini ada acara dari kekaisaran Jepang dan Yamazaki diundang secara khusus.”“Ah, iya. Suamimu itu kan salah satu aset Jepang dan juga kebanggaan dari negaranya,” puji Putri.Tiba-tiba Gadis ingat sesuatu tentang masalah Dhea yang mencoba meracuni Devano. “Ma, tadi Mesya cerita padaku kalau Dhea ada masalah, ya?”“Ah, iya. Nak. Dhea... saat ini dia sedang ada di kantor polisi. Dia ditahan karena percobaan pembunuhan pada Devano. Alhamdulillah... keadaan Devano sudah berangsur membaik dan saat ini sudah sadarkan diri. Ibu dan ayahmu besok Insya Allah mau jenguk.”“Astaghfirullah... Gadis juga terkejut saat Mesya cerita masalah Dhea. Gadis tidak menyangka kalau Dhea bisa sampai g
***Satu bulan telah berlalu...Haruka sudah pulih, dan anaknya pun sudah sehat. Dan selama itu juga tidak ada komunikasi dari Haruka pada keluarga Yamazaki. Dan seminggu itu membuat hati Yamazaki menjadi tenang karena tidak adanya desakan dari Haruka maupun Fumiko.Sedangkan Gadis, dia masih bimbang karena dia merasa akan ada rencana yang dipikirkan oleh Haruka padanya. Dia pun mencoba menenangkan hatinya, apalagi saat ini dia diminta Haruka untuk bertemu. Awalnya Gadis menolak, tapi akhirnya dia berubah pikiran karena penasaran apa yang ingin Haruka bicarakan padanya.“Oke. Aku ingin tahu apa yang nanti akan kamu lakukan untuk mengusik rumah tanggaku,” gumam Gadis. Lalu, dia meminum teh hangat untuk menenangkan hatinya.Tak menunggu lama, sosok wanita itu muncul di hadapan Gadis. Wajah Haruka terlihat lebih tirus dan juga kelelahan, mungkin wanita itu begadang karena mempunyai seorang bayi.“Maaf, aku datang sedi