Share

Bab 82. Kemarahan Sofi

Penulis: Ummu Amay
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-09 19:57:40

'Audi,' gumam Sofi yang mendadak emosi. Ia tiba-tiba marah sebab kemunculan wanita itu di depannya. Dua pasang mata yang sama-sama menatap tajam juga terkejut, menjadi pemandangan baru di ruangan tersebut.

Sofi kemudian berpaling menatap Darren yang juga melihat ke arah pintu. Namun bedanya, laki-laki itu menatap penuh damba pada wanita yang telah kembali menjadi istrinya itu.

'Apa maksudnya ini? Apakah sebetulnya yang tengah Darren rencanakan?' batin Sofi geram seraya pandangan matanya yang terus menatap ke arah Audi. Mantan sahabat yang kini berjalan perlahan menuju sang suami, yang selalu ingin ia hancurkan karena hubungannya dengan Darren, yang sesekali mencuri pandangan ke arahnya.

"Hai, Honey. Apakah ada masalah di jalan? Mengapa lama sekali sampai?" sapa Darren yang kemudian menarik tubuh Audi ke atas pangkuannya.

Sungguh tak tahu malu, begitu ucapan Audi ketika suaminya tanpa sungkan membawa tubuhnya ke atas pangkuan. Bahkan, dengan keberadaan Sofi di depan mereka seolah bu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 83. Usaha Audi

    Rencana pembangunan bisnis kue dan roti yang sudah lama Audi impikan saat ini sudah berdiri sembilan puluh persen. Sisa sedikit lagi yakni finishing demi memantapkan apapun yang kurang demi kelancaran usahanya. Bahkan, Audi harus rela lembur sampai sore hari setelah ia selesai merekrut beberapa pegawai untuk membantunya menjalankan usaha. Sore itu ia tak sengaja ditemani Surya yang datang karena ingin pamit ke luar negeri untuk urusan bisnis hotel keluarganya. "Jadi, kamu tidak bisa menghadiri acara peresmian bisnisku ini?" tanya Audi tampak sekali kecewa. "Sorry, Di. Sungguh aku ingin sekali, tapi masalah hotel jauh lebih membutuhkan aku sekarang. Aku tidak bisa membiarkan papa mengurusnya sendirian di sana."Ya, mau tidak mau Audi harus rela melakukan grand opening bisnisnya tanpa Surya. Lelaki itu memang harus berada di tempat di mana ia dibutuhkan. Jelas Audi tak boleh egois. Setelah beberapa bulan Surya membantu, sudah cukup baginya untuk berjalan sendiri tanpa temannya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 84. Persetujuan Darren

    Pada akhirnya justru Audi yang harus mengibarkan bendera putih. Darren tak pernah bisa ia kalahkan, bahkan meski ia sudah membuat lelaki itu kepayahan saat dirinya mencoba menstimulasi miliknya yang perkasa. "Jadi, apa yang kamu inginkan sebenarnya?" tanya Darren setelah ia mendapat pelepasan yang pertama dan ketiga bagi Audi. Perempuan itu masih bersembunyi di balik selimut setelah napas yang dihirupnya seolah menipis. Darren betul-betul menyiksanya, dan bukan ia yang melakukan sesuai rencana. Menarik sedikit selimut ke bawah dagu, Audi menatap wajah Darren yang tersenyum menatap padanya. "Aku takut kamu menolak dan tidak izinkan. Terlebih setelah lagi-lagi kamu memenangkan permainan malam ini."Mau tertawa, tetapi sikap itu hanya akan membuat istrinya terus bungkam. Untuk itulah Darren memilih diam dan tidak bereaksi atas pujian yang sang istri berikan. "Katakan saja dulu, aku ingin tahu apa yang sudah membuatmu bersikap agresif di awal tadi."Ragu Audi menarik semua selimut hi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 85. Perpisahan Surya

    Suasana bandara tampak sudah ramai meski waktu masih tergolong pagi. Jam setengah tujuh Audi telah sampai dengan ditemani Darren. Di sana ia bertemu dengan Surya yang rupanya sudah tiba lebih dulu sebab khawatir akan ketinggalan pesawat. "Maaf sudah merepotkan kamu datang kemari," ucap Surya tulus. Ia tak segan bicara santai kepada Darren meski sejatinya hubungan mereka tidaklah akrab. "Bukan masalah. Aku terlalu mencintai istriku sampai tidak rela melepasnya sendiri ke sini dan menemani kamu." Darren tetaplah Darren. Sikap ketusnya justru membuat Surya tersenyum. Surya lantas menatap Audi yang sepertinya kesal atas sikap dingin dan sinis Darren kepadanya. Tapi, respon lelaki itu yang sama sekali tidak marah atau pun tersinggung, membuat Audi sedikit lega. "Kamu seharusnya tidak perlu ke sini. Aku sudah cukup mengerti ketika kamu mengatakan hal itu semalam. Lagipula, aku tidak pernah menyuruhmu kemari bukan?" Surya seperti ingin meminta pertanggung jawaban Audi atas kemunculan san

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 86. Aksi Penculikan

    "Kamu langsung pulang saja dengan Pak Lutfi. Aku tunggu Zain."Pasangan suami istri itu sudah berada di pelataran bandara. Pak Lutfi, supir pribadi mereka sudah menunggu dengan berdiri di sisi pintu mobil. "Ok!""Wah, semangat sekali. Apakah kamu begitu senang aku suruh pulang?" Darren pura-pura kesal. "Terus aku harus bagaimana dan kemana?" Audi menatap suaminya bingung. "Kamu 'kan memang harus ke kantor. Sedangkan aku, ehm ... apalagi selain diam di rumah dan menunggu kamu pulang."Dua orang itu masih saja terlibat dalam pembicaraan yang tak penting. Beberapa orang yang lewat di sekitar mereka, sempat menengok sebab aura Darren yang tidak bisa dianggap remeh. "Apakah kamu masih mau berdebat hal sepele seperti ini, Darren? Atau kamu memang sengaja ingin berlama-lama supaya orang-orang menatap kamu saking terpesonanya?" Audi berkata kesal. Sontak saja Darren tersenyum senang. Sang istri terlihat sekali cemburu karena pesona dirinya yang tak pernah bisa dibantah. "Aku 'kan sedang

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 87. Bersiap

    Darren sudah sampai kantor satu jam yang lalu ketika Pak Lutfi menghubunginya. "Iya, Pak. Sudah sampai rumah?" tanya Darren yang sedikit heran sebab bukan istrinya yang menelepon, tetapi malah sang supir itu pun lebih lama dari yang ia bayangkan. 'Maaf, Tuan. Bu Audi ....'"Ada apa dengan Audi?" tanya Darren seketika cemas saat mendengar suara Pak Lutfi yang terdengar panik juga ketakutan. 'Itu Tuan. Ibu Audi diculik.'"Apa?"Zain yang sejak tadi berada di dekat Darren, sudah melihat gelagat tak baik saat sang tuan berbicara dengan nada khawatir. Lalu sekarang, pekikan Darren mampu membuat ruangan kantor tersebut bergetar saking kerasnya. "Jangan becanda, Pak. Ini bukan hal yang bisa Bapak buat candaan."Darren masih berusaha menampik jika yang supir pribadinya itu katakan adalah sebuah lelucon. Meski ia sadar, tak ada satu pun orang yang berani berbohong padanya, apapun situasinya. 'Saya tidak berani, Tuan.'Darren terlihat geram. Kesal, marah, sudah pasti. Tapi, ia tak bisa ser

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 88. Dalam Ruangan Kosong

    Audi terlihat ingin menangis ketika akhirnya kain hitam yang menutupi kedua matanya dibuka. Tampak sebuah ruangan kosong tanpa ada barang apapun yang ada di dalamnya, hanya sebuah ranjang tanpa kasur yang saat ini ia duduk di atasnya. Lampu berwarna kuning yang bertengger di atas atap, memancarkan warna remang di seluruh ruangan. Redup seolah tanpa ada semangat hidup. 'Ya Tuhan! Di mana aku sekarang?' gumam Audi bertanya pada dirinya sendiri. Suasana tampak hening, hanya suara desing angin malam yang bisa Audi dengar di telinganya saat ini. Selebihnya, ia tidak mendengar apapun meski sudah mencoba memaksimalkan pendengarannya. Setelah Audi sempat pingsan beberapa waktu lalu sebab pukulan keras di tengkuknya oleh para lelaki yang menghadangnya di jalanan tadi, kini ia berusaha mencerna apa yang sebetulnya tengah terjadi. Sembari mulutnya terus bergerak merapalkan doa apapun yang ia bisa. 'Aku tahu saat ini aku diculik. Tapi, siapa orang di balik penculikan ini? Adakah seseorang ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 89. Kemunculan Sang Pahlawan

    Tiba-tiba laki-laki yang tadi memaksa melepas baju Audi, terpental jatuh ke lantai dengan suara debam yang sangat keras. Seseorang telah memukulnya dari arah belakang, yang membuat dua orang lainnya siaga dan berbalik mencari sumber masalah. Audi bisa melihat dengan jelas, seseorang yang telah membuat orang suruhan Sofi terjatuh adalah Darren, suaminya. Laki-laki itu terlihat marah. Kedua matanya merah dengan tatapan yang sangat mengerikan. Gemeretak giginya terdengar jelas ketika ia melihat kondisi yang menimpa istrinya. "Bawa Audi keluar, Zain! Biar aku yang akan menghabisi orang-orang sialan ini!"Segera Zain memberikan jas yang dipakainya untuk menutupi tubuh Audi yang sudah setengah telanjang. Setelahnya ia membawa istri tuannya itu untuk keluar dari ruangan tersebut sesuai perintah Darren. Zain tahu saat ini bukan gilirannya untuk maju. Darren sangat sakit hati atas apa yang sudah dilakukan gerombolan lelaki itu atas Audi. Sudah bisa dipastikan, sang tuan ingin turun langsung

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 90. Pembalasan Darren

    Tampang angkuh masih terlihat pada wajah Sofi meski saat ini wanita itu berada dalam sekapan Darren. Ia seperti tak peduli dengan apa yang pengusaha itu tengah lakukan padanya sebagai aksi balas dendam atas penculikan yang menimpa sang istri. Sofi memang dalang di balik penculikan Audi, bahkan hampir dilecehkannya perempuan itu setelah mendapat perintah darinya. Satu yang Sofi sesali adalah gagalnya aksi para anak buahnya sebab kemunculan Darren yang sangat cepat dan tidak diduga. Sekarang wanita itu sudah berada dalam ruangan yang sama seperti yang terjadi pada Audi. Ruangan yang sengaja Darren gunakan untuk membalaskan dendamnya atas kejadian yang menimpa sang istri. "Apakah kau sedang melakukan aksi balasan dendam apa yang anak buahku lakukan pada istrimu itu?" Sofi tertawa sinis. Ia yang duduk di atas satu buah kursi kayu dengan tangan terikat, tampak tidak takut meski saat ini ia dikelilingi banyak laki-laki berbaju hitam dan berwajah sangar. Sofi seperti sudah biasa menghadap

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04

Bab terbaru

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 101. Akhir Kisah

    Audi sudah selesai dengan lima tusuk sate Padang yang suaminya siapkan. Sekarang ia telah berpindah memandang buah-buahan yang semakin membuatnya ngiler. "Dari mana kamu dapatkan rujak ini, Darren?" tanya Audi sembari mencomot buah mangga yang terlihat mengkal. "Di depan kantor.""Hah! Benarkah? Kok aku tidak tahu ada tukang rujak di depan kantor?" ucap Audi dengan mulut yang kini penuh dengan buah dan sambelnya. "Ya, aku juga baru tahu setelah sekian kali lewat. Mungkin ini efek karena istriku sedang ngidam.""Apa? Bukannya kamu yang ngidam. Sejak awal mula aku hamil, aku ini cuma mabuk. Tidak sampai ngidam seperti ibu-ibu hamil pada umumnya. Justru kamu yang beberapa hari terakhir banyak permintaan. Semua makanan yang pelayan buat, tiba-tiba tidak kamu sukai. Kamu malah nyuruh aku yang masak, padahal dulu hal itu kamu larang." Audi manyun membela diri. "Ya, maksud aku itu karena kamu hamil, aku jadi banyak maunya.""Ih, enggak ada hubungannya, Darren. Bagaimana bisa aku yang ham

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 100. Pertarungan dan Maaf

    Siapa yang menyangka, satu kalimat yang Audi ucapkan berujung pada 'pertarungan' sengit yang terjadi antara pasangan suami istri tersebut. "Pelan-pelan, Honey. Aku tak mau menyakiti calon bayi kita," ucap Darren saat menyadari aksi Audi yang saat itu lain dari pada biasanya. "Aku tahu, Darren. Ini masih biasa menurutku. Bahkan, kamu bisa melakukan lebih dari yang aku lakukan sekarang.""Ya, aku tahu. Tapi, ini menurutku berlebihan. Aku bisa kehilangan kendali kalau kamu terus bergerak dan memancingku seperti ini."Darren masih bertahan dengan tidak membalas sikap agresif Audi. Lelaki itu yang kini memilih berada di bawah dan mempersilakan sang istri melakukan aksinya sesuai insting-nya sebagai seorang perempuan, berkali-kali harus menahan napas dan menenangkan otaknya dari kemesuman yang kerap ia lakukan. "Aku tidak berniat memancingmu, Darren. Ini spontan saja aku lakukan. Jadi, jangan menyalahkan aku atas pertahanan yang kamu lakukan saat ini."Darren menggeram kesal. Ini sudah d

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 99. Ada yang Marah

    Audi mencoba menghubungi Darren setelah lelaki itu memutuskan panggilannya sepihak. Namun, pengusaha itu sepertinya benar-benar marah karena beberapa panggilan dari wanita itu diabaikan bahkan yang terakhir ditolak. 'Ah, dia benar-benar marah. Aku harus melakukan sesuatu.' Audi membatin. Hingga kemudian ia menghentikan permainan bersama para pelayan, dan meminta supir untuk menyiapkan mobil. "Ibu mau ke mana?" Salah seorang pelayan bertanya. Sembari berjalan ke kamar, Audi menjawab santai. "Mau ke kantor. Saya mau menemui tuan.""Ta-tapi, Ibu tidak diizinkan pergi kemana-mana sama tuan." Pelayan yang masih ada di dekat Audi tampak panik begitu mendengar jawaban yang terlontar. "Kalo ke kantor gak mungkin gak diizinin." Audi tersenyum menatap para pelayan yang berbondong-bondong mengikutinya di belakang. "Nanti kalau Tuan Darren marah gimana?""Makanya supaya dia gak marah, saya mau ke sana nyamperin."Jawaban Audi memang masuk akal. Darren memang kadung bucin pada Audi, tentu ke

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 98. Ngidam

    Masa kehamilan yang Audi alami nyatanya malah menimpa Darren. Lelaki itu —entah bagaimana bisa sekarang malah menyukai makanan yang asam-asam yang kerap disukai oleh para ibu hamil. Seperti siang itu, setelah jam makan siang usai, tiba-tiba saja Darren meminta Zain —yang telah kembali dari liburannya, untuk membelikan buah-buahan yang memiliki rasa asam. "Jangan lupa minta sambalnya kalau ada," ucap Darren ketika Zain sudah akan keluar ruangan sang tuan. "Pakai sambal? Apa maksud Tuan rujak?""Apakah itu namanya rujak? Bukan salad buah?""Kalau macam-macam buah yang asam dan ada sambelnya, ya memang rujak, Tuan."Darren berpikir sejenak. Sebelumnya ia sama sekali tidak minat melihat makanan yang dijual di pinggiran jalan tersebut. Tapi, tiba-tiba tadi ketika ia pulang dari sebuah meeting dengan klien, mendadak ia tergiur saat melihat aneka warna buah yang terdapat pada sebuah kotak kaca, yang dijual di pinggir jalan dekat dengan gedung perusahaannya. "Ya, apapun itu namanya, tolon

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 97. Menjaga Calon Buah Hati

    Dokter memeriksa perut Audi beberapa waktu kemudian. Ditemani Darren yang juga turut mengamati jalannya USG, Audi masih belum bisa menghilangkan keterangannya atas hasil medis yang akan dokter sampaikan. "Janinnya memang masih sangat kecil, tapi tampak jelas terlihat. Memang kami belum bisa memastikan ada kelainan yang terjadi sekarang sampai kita melihat perkembangan janin di bulan-bulan berikutnya." Dokter bicara sembari masih memainkan sebuah alat di atas perut Audi. "Jadi, apakah kami masih bisa berpikir tenang untuk sekarang ini, Dok?" Darren bertanya meyakinkan. "Tentu. Hanya saja karena ada kecerobohan yang pernah Bu Audi lakukan, hal itu yang akan menjadi pengawasan dokter.""Kecerobohan?" tanya Darren tak mengerti. Apa yang sudah istrinya lakukan sehingga membuat dokter mengkhawatirkan calon anaknya. "Anda belum tahu?"Darren melirik pada Audi seraya menggeleng. Tampak ekspresi panik yang istrinya tampilkan saat ini, yang mau tak mau membuat Darren penasaran. "A-aku suda

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 96. Hasil Kehamilan

    Audi mendongak ketika Darren mengatainya bodoh. "Aku bodoh?""Ya! Kamu bodoh. Apa yang kamu pikirkan tentang perjanjian itu, hingga harus membuatmu melakukan tindakan ini?"Audi diam, malu untuk menjelaskan alasannya. "Apa karena kamu takut jika perjanjian itu akan membuatmu menderita sehingga ketika memiliki anak hanya akan membuat hidupmu semakin susah begitu?"Kali ini Audi mengangguk. "Apakah kamu berpikir perjanjian itu akan membuat kita berpisah dan aku tak akan bertanggung jawab bila kamu hamil?"Lagi, Audi mengangguk. "Berarti benar, kamu bodoh!""Darren! Apakah tidak cukup mengatakan aku bodoh sebanyak dua kali? Jelaskan padaku tindakan bodoh apa yang aku lakukan hanya karena khawatir akan nasib calon anak kita nanti. Ah, bahkan aku tidak tahu apakah pantas aku menyebutnya 'anak kita'."Tiba-tiba saja Darren mengetuk dahi Audi pelan. "Darren, apa-apaan!" Perempuan itu tampak tak suka. Bukannya menjawab dan menjelaskan, sang suami malah melakukan 'kekerasan fisik' padanya

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 95. Berita Kehamilan

    Sejenak Darren terdiam saat melihat Audi tengah berbincang dengan Tasyi, sang mantan kekasih. Namun, sedetik kemudian Darren tersadar begitu Audi memanggilnya. "Apa yang terjadi padamu?" tanya Darren cepat seraya menghampiri dan memeluk tubuh istrinya itu. Darren tampak tak peduli meski ada Tasyi yang menatapnya dalam diam. "Apa yang sudah kamu lakukan pada istriku?" Kali ini Darren menuduh Tasyi yang telah membuat sang istri masuk ke rumah sakit. Lelaki itu melepaskan pelukan terhadap istrinya demi menatap wajah wanita yang beberapa waktu belakangan tidak lagi terlihat. "Darren, aku ...." Tasyi kaget ketika Darren menatapnya tajam. "Katakan padaku, apa saja yang sudah ia lakukan sampai kamu harus dibawa ke sini?" Darren menoleh, melihat wajah Audi yang terlihat lemah. "Tidak ada.""Jangan bohong, Audi.""Kenapa aku harus bohong. Memang tidak ada yang Tasyi lakukan. Malahan ia membantuku saat aku pingsan. Ia datang tepat waktu ketika aku akan dibawa ke sini."Terlihat Audi menj

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 94. Kabar Audi

    Darren terlihat cemas sebab panggilannya ke Audi tak kunjung diangkat. Merasa kesal akhirnya ia menghubungi telepon rumah berharap mendapat informasi mengenai sang istri. "Hallo, keluarga El-Syauqi di sini!" sapa salah seorang pelayan membuat Darren sedikit lega. "Dengan siapa saya bicara?""Eh, Tuan. Maaf ... ini Ajeng, Tuan.""Ajeng, ibu apakah ada di rumah?"Darren bertanya demikian karena katanya hari ini Audi izin mau melihat toko yang tertunda pembukaannya. "Eh, itu, Tuan.""Itu apa? Hari ini ibu jadi pergi keluar tidak?""Eh itu ... tadinya ibu memang mau berangkat. Tapi, maaf ... apakah Tuan belum mendapatkan kabar?""Kabar apa? Kamu kalau bicara yang jelas, jangan muter-muter bikin saya bingung." Darren mulai terlihat emosi. "Ma-maaf, Tuan. Anu, itu ... ibu dibawa ke rumah sakit.""Apa? Yang benar kamu!""I-iya, Tuan. Sekitar lima belas menit yang lalu ibu pingsan, kemudian langsung dibawa ke rumah sakit.""Kenapa tidak ada yang menghubungi saya?""Maaf, Tuan, tadi Mbak T

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 93. Rasa yang Tak Enak

    "Kamu yakin baik-baik saja aku tinggal?" Darren bertanya ketika sudah akan berangkat ke kantor. Melihat Audi yang tersenyum di depannya, Darren berpikir bahwa istrinya benar-benar sudah pulih dari rasa trauma akibat peristiwa tempo hari lalu. "Kamu fokus bekerja saja. Aku akan baik-baik saja. Kamu lihat sendiri aku sudah sehat dan segar bukan?" ucap Audi sembari memutar tubuhnya supaya Darren lihat. "Hem, ya. Aku harap memang seperti itu. Tapi, segera kabari aku kalau terjadi apa-apa padamu.""Hei! Kamu menginginkan ada hal buruk terjadi denganku?" Audi berseru kaget. Terlihat kalau sebetulnya ia hanya sedang bersandiwara. "Jangan salah sangka," ucap Darren sembari menarik tubuh istrinya itu ke dalam pelukan. "Aku hanya merasa sangat khawatir setelah peristiwa itu," lanjut lelaki itu sambil mengecup kepala sang istri. "Tenang saja. Tak ada yang perlu kamu khawatirkan. Ada banyak orang di sini. Mereka pasti akan selalu bersamaku.""Ya, itu harus. Kalau tidak, aku pasti akan menggo

DMCA.com Protection Status