Share

Ucapan Adalah Doa

Author: JolaSky
last update Last Updated: 2023-11-09 23:01:20

Setiap detik pergerakan jam semakin menambah tingkat kegelisahan Nova. Sudah pukul lima sore, ia belum melihat tanda-tanda batang hidung suaminya muncul.

"Angga kemana, sih? Aku sudah mengingatkannya untuk pulang lebih awal tapi dia ingkar janji," gerutu Nova kesal. Ia sudah menunggu kedatangan suaminya sejak satu jam lalu di depan pintu. Berharap bisa langsung membawa Celva ke rumah sakit untuk imunisasi.

Tetapi, seperti biasa, harapan Nova tidak pernah berjalan sesuai dengan kenyataannya. Banyak kemungkinan yang bisa diprediksi namun pikiran Nova tetap terfokus hanya pada harapannya yang selalu kandas.

"Sepertinya tuan Angga masih dalam perjalanan, nyonya. Sejauh aku mengenalnya, beliau tidak pernah ingkar janji, atau bahkan terlambat tanpa memberikan kabar." Bu kepala berusaha menenangkan nyonyanya. Segelas teh hangat sudah disajikan untuk sedikit menenangkan pikiran, tetapi Nova tetaplah Nova. Kecemasannya jauh lebih besar daripada kenikmatan teh buatan bu kepala yang sudah ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Debat Tak Berujung

    "Kamu pikir kamu bisa menarik simpati dokter dengan bersikap manis padanya?" Rasa-rasanya Nova akan kesulitan bernapas setiap kali ia baru selesai membuka topengnya dari dunia Angga yang penuh kepalsuan.Di tengah sesi makan malam yang baru berlangsung, Angga masih sempat-sempatnya memercikan api peperangan dengannya. "Aku lapar dan butuh mengisi perutku dengan makanan, bukan dengan ocehanmu," balas Nova, langsung mematahkan niat Angga. Jawaban Niva cukup ampuh untuk membuat Angga merapatkan mulutnya. Sekali-kali suaminya memang perlu mendapatkan perlakuan yang sama dengan apa yang sudah ia lakukan pada orang-orang tertindas seperti Nova..Entah berapa banyak orang yang menanam dendam dalam hati mereka untuk sosok pebisnis yang digadang-gadang merupakan sosok pemimpin yang baik hati dan patut dijadikan panutan dalam dunia bisnis. "Kau selalu punya jawaban untuk melawanku, ya?" "Aku hanya membalas ucapanmu, tidak berniat untuk melawan. Jika itu salah, apakah itu kesalahan jawabanm

    Last Updated : 2023-11-09
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Nova Merajuk

    "Astaga, Nova. Kamu benar-benar membuatku gila!" Angga mengusap wajahnya frustasi. "Kamu yang memulai lebih dulu. Setiap apa yang aku lakukan selalu salah di matamu. Apalagi kalau berhubungan dengan laki-laki. Aku penasaran, sebenarnya kamu memikirkan nama baikmu atau kamu cemburu?" kata Nova heran. "Uhuk! Uhuk!" Angga baru saja menyuap suapan pertamanya namun ucapan Nova membuatnya tersedak. Kedua mata Nova membulat sempurna. Melihat Angga yang hampir kehabisan napas karena makanannya membuat Nova panik.“Angga! Astaga, kenapa tidak hati-hati, sih? Minum dulu. Pelan-pelan.” Meski diselingi omelan, Nova tetap menyodorkan segelas air putih untuk meredakan tenggorokan Angga.“Ah, cukup cukup,” kata Angga sambil mengangkat sebelah tangannya. Nova mundur selangkah, memberikan sedikit ruang untuk Angga menghirup udara. “Sebegitu terkejutnya kamu dengan ucapanku,” ucap Nova sedikit mengejek. Ia kembali ke kursinya. Menyelesaikan makan malam yang tak lagi hangat. “Apa itu artinya kamu

    Last Updated : 2023-11-10
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Tuduhan yang Tak Beralasan

    Entah apa yang ada di pikiran Angga, membawa Nova ke balkon hanya untuk bicara. Tak hanya kejam, Angga juga memiliki sisi plin-plan yang cukup besar. Awalnya, pria itu meminta Nova untuk tetap berada di atas kasur. Bahkan perlu menonjolkan sedikit otot-ototnya di leher hanya untuk menegaskan keinginannya. Tetapi, beberapa menit kemudian keputusannya berubah. "Aku tidak tahu kalau pebisnis terkenal sepertimu. Juga bisa membuat keputusan yang mudah goyah," sindir Nova. Satu kelemahan Angga yang Nova kantongi lagi. "Duduk saja di sana, tidak perlu banyak bicara," balas Angga ketus. Pegangan Angga di tangannya tak terlepas sedetikpun. Entah Angga yang tak menyadarinya atau memang itu hanya cara Angga untuk mengelabui Nova agar menuruti semua perintahnya. "Apa yang ingin kamu bicarakan?" "Apakah Aldo sedang mencoba mendekatimu?" tanya Angga terus terang.Bagaimana cara Angga menanyakan itu terdengar konyol di telinga Nova. Ia menahan tawa dengan merapatkan bibirnya, tetapi, raut waja

    Last Updated : 2023-11-10
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mungkinkah Berkhianat?

    “Profit perusahaan bulan ini melonjak pesat Pak Angga. Ini semua berkat berita tentang penghargaan yang tuan peroleh.” Sejak lima belas menit lalu Aldo tak henti-hentinya menyuarakan kebanggaannya. Tak biasanya Angga tak terlalu antusias dengan apa yang didengarnya barusan. Alih-alih ikut menyuarakan kepuasannya atas hasil kerja yang membuatnya semakin gila. Angga hanya menampakkan raut wajah datar dan tak tertarik.“Apa yang salah denganmu, tuan? Apakah berita ini tidak menggugah kepuasanmu?” Aldo menyadari perubahan sikap Angga belakangan ini. Satu bulan berlalu setelah perdebatannya dengan Nova di balkon waktu itu, Angga tak banyak bicara. Ia menjalani hidupnya bagaikan seekor katak dalam tempurung. Berjalan terus tapi beban di pundaknya tak pernah habis.“Aku sudah biasa menerimanya, karena aku memang layak. Semua usaha aku kerahkan untuk memampang wajahku di majalah bisnis ternama itu. Tidak ada yang spesial lagi,” jawab Angga berbohong.Bukan itu yang menyita pikirannya saat i

    Last Updated : 2023-11-11
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Bimbang

    Dua kali pukulan melandas tepat di kanan dan kiri pipi Aldo. Lebam membiru muncul di sekitar tulang pipi dan setetes darah mengalir di sudut bibir pria itu. Bersamaan dengan tangan Angga yang mulai melayang di udara, suara pintu yang dibuka tiba-tiba disusul pekikan seorang wanita menghentikan niat Angga untuk melayangkan pukulan ketiga.“Angga! Apa yang kamu lakukan?” Angga mengalihkan pandangan pada sosok wanita yang berlari memapah tubuh Aldo yang hampir limbung. Dengan wajah khawatir ia menatap wajah Aldo seraya berkata,“Astaga, kamu terluka cukup parah, Aldo,” kata Nova panik.“T-tidak perlu, nyonya. Aku baik-baik saja,” jawab Aldo. Nova lantas mengalihkan perhatiannya pada Angga yang diam mematung. Tak lama setelah itu, pandangannya menangkap dua tangan Angga yang masih terkepal erat. Nova tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka berdua. Dan mengapa Angga begitu tega menghajar sahabatnya sendiri.“Kenapa kamu memukul Aldo sampai dia babak belur seperti ini? Apa s

    Last Updated : 2023-11-11
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Silent Treatment

    Suasana rumah sepi ketika Nova menginjakkan kakinya di sana. Hanya ada dua ajudan yang berjaga di pintu masuk utama rumah besar ini yang menyambut kedatangan Nova dengan senyum ramah. Ia melangkah masuk, berharap Angga ada di sekitarnya hanya untuk memberitahu pria itu akibat ulah kasarnya pada Aldo. “Angga?” “Angga?” Nama Angga digaungkan hingga terdengar ke seluruh penjuru rumah. Para pelayan yang biasanya berlalu lalang membereskan ruang demi ruang malam ini keberadaannya hampir lenyap. Tidak ada sahutan baik dari para pelayan atau bahkan Angga sendiri. Rumah ini seperti rumah kosong yang tak berpenghuni. Nova mengayuhkan langkahnya menuju ruang makan. Berharap menemukan sang suami di sana mengingat sekarang sudah waktunya makan malam. Namun, Nova kembali menelan kekecewaan yang begitu besar saat tak melihat siapapun di sana.Di atas meja makan sudah tersaji banyak pilihan lauk yang menggugah selera. Tetapi, tak satupun disentuh untuk dinikmati kelezatannya.“Sepertinya dia b

    Last Updated : 2023-11-12
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kongkalikong

    Suasana dapur bagaikan sebuah kapal yang baru saja menghantam terumbu karang. Berantakan di segala sisinya. Nova bergerak kesana kemari, terlihat panik mencari sesuatu.“Apa yang sedang kamu cari, nyonya? Mungkin aku bisa membantumu.” Kepala pelayan datang menawarkan bantuan. Saat masuk ke area dapur kepalanya menggeleng heran mendapati beberapa alat masak tergeletak sembarangan di atas meja servis. “Apakah baru saja terjadi peperangan di sini?” Beraninya kepala pelayan menyindir sang nyonya. Kalimat itu mungkin saja bisa membuat Nova murka, tetapi nyatanya, wanita itu justru menjawab sindiran bu kepala dengan kalimat yang lebih konyol.“Ya, ini adalah gambaran situasi jika Angga mengamuk,” jawabnya. Tiga orang pelayan yang membantunya sontak tertawa. Begitu juga dengan bu kepala. Suasana yang sebelumnya tegang perlahan mencair karena ulah dua orang itu. Nova masih sibuk menuangkan nasi goreng buatannya ke dalam piring. Sambil sesekali melirik ke arah jam di dinding. “Bu kepala, t

    Last Updated : 2023-11-12
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Gelora Asmara

    Suapan terakhir nasi goreng yang sempat mendapat protes dari Angga akhirnya kandas tak bersisa. Angga seolah tak mengingat apa yang ia lakukan sebelumnya. Pria itu mengelap mulutnya dengan napkin, kemudian merapikan posisi jasnya. "Bu kepala, kemarilah," perintah Angga seraya mengangkat sebelah tangannya. Bu kepala datang menghampirinya dengan sigap. Berdiri tepat di samping Angga dengan kepala yang tertunduk."Lain kali siapkan menu sarapan yang lebih menarik. Meski aku menghabiskannya dengan sangat baik, itu karena aku menghargai usahamu," kata Angga. Ia adalah sosok yang tak segan untuk berterus terang meski apa yang ia ucapkan menyakitkan."Baik, tuan, tolong maafkan kelalaian saya ini," jawab bu kepala. Nova masih ada di sana ketika Angga mengatakan itu, sesuatu dalam dirinya tak terima bu kepala harus menerima teguran untuk apa yang tidak ia lakukan. Rasa bersalah pun sudah membuat Nova hampir gila. Apalagi ketika bu kepala tak mengizinkannya untuk membongkar semuanya."Angg

    Last Updated : 2023-11-13

Latest chapter

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Klarifikasi

    Cukup lama Angga dan Mark bersitegang. Tidak ada satupun diantara dua pria itu yang berniat untuk membuka obrolan. Dibatasi oleh stroller yang ditempati Noa. Baik Angga maupun Mark, sama-sama sibuk dengan isi pikirannya sendiri. “Kenapa kau ada di sini? Kau belum menjawab pertanyaanku. “ Mark pada akhirnya mengalah. Nada bicaranya berubah lebih santai. Tidak ada lagi sorot kejam yang menghunus dan menyudutkan Angga. “Seharusnya kamu tahu tanpa perlu bertanya.” Angga melirik ke arah Noa. Mark tahu maksud terselubung atas kode yang diberikan oleh Angga. Mark terkekeh, menertawakan nasib Angga yang mengenaskan. “Kau lebih rela mengalah demi sahabatmu?” ejek Mark. Senyum lebarnya sengaja dipampang di depan Angga karena berhasil memenangkan keadaan. “Bukan urusanmu. Jadi tutuplah mulut.” “Apapun yang menyangkut Nova adalah urusanku,” Mark mendengus. Emosinya terpancing kala sadar Angga tidak terpengaruh sedikitpun dengan ejekannya tadi. “Kalau begitu, kenapa kau masih di sini? Bukan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pengkhianat

    Reno meraih rahan Anya untuk menatapnya. Sikap Anya yang berbeda membuat Reno mengikuti arah pandang wanita itu.Tidak ada siapapun di sana. Apakah Anya sedang berhalusianasi? Pikir Reno.“Anya, tenanglah. Apa yang terjadi?” tanya Reno penasaran. Kekhawatiran pria itu tidak bisa dibendung lagi. Anya tidak menjawab, melainkan beralih menatap dua manik hitam di hadapannya dengan pandangan kosong. Isi kepalanya terlalu penuh. Bahkan sudah disesaki oleh sekian banyak masalah yang menimpa hidup. Kini, satu-satunya orang yang peduli dengan kondisinya selain Reno di tempat kerja mungkin tidak akan bisa menaruh kepercayaan lagi pada Anya.“Aku baik-baik saja, Ren. Lebih baik kita pergi dari sini,” ajak Anya menarik tangan Reno keluar dari lorong.Anya yakin, Diana sudah melihat semua adegan mesra yang dilakukan oleh Reno untuknya. Rasa bersalah kembali menghantam batin Anya. Bagaimana caranya agar Diana mau mendengarkan ucapannya?Dalam hati, anya terus bertanya-tanya, apakah dirinya salah m

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Dendam

    Menyusuri koridor di mana unitnya berada, Lita berjalan dengan langkah gontai. Riasan di wajah sudah tidak beraturan. Meski demikian, kecantikan wanita berusia 29 tahun itu tak kunjung luntur terhanyut oleh air mata yang sebelumnya mengalir dengan deras. Tok tok tok! “Mario, buka pintu!” teriak Lita dari luar unitnya. “Mario!”Tetap tidak ada jawaban. Lita baru menyadari, ia tidak membawa kunci akses unitnya sendiri sebelum pergi tadi. Dengan perasaan kesal Lita mengutuk kebodohannya hari ini. “Selamat malam, Nyonya Lita?” suara petugas yang bertugas di lantai itu menyapa Lita. “Malam.” “Kelihatannya anda sedang kebingungan, ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” Ah, akhirnya bantuan datang tanpa membuat Lita repot harus turun ke meja resepsionis untuk meminta akses baru. “Bisakah anda membantu saya membukakan pintu unit? Saya lupa membawa kuncinya di dalam.” Senyum hangat menghiasi wajah yang mulai menampakkan keriput di bawah mata pria itu, “Dengan senang hati, Nyonya. “Krek.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Malam Persaingan

    Angga menurunkan pandangan cukup lama. Bukan kehilangan kepercayaan diri namun, tak kuasa melihat keintiman diantara dua sejoli yang bertemu malam ini. “Untung kamu sama om, Noa,” ucap Angga bermonolog. Bayi di dalam stroller itu menatap Angga lama. Seakan setuju dengan pernyataan omnya. Sedangkan, di seberang meja Angga saat ini. Ada dua sejoli yang sedang melakukan pendekatan satu sama lain. Mario nampak memamerkan senyum terbaiknya di depan Nova. Sedangkan Angga berusaha menahan napas karena pemandangan romantis itu menyakiti hatinya. Ya, Angga cemburu. “Ini untuk aku, Mario?” suara lemah lembut yang khas, menjalar disekitar telinga Angga. Terasa menggelitik hatinya meski pertanyaan itu ditujukan untuk Mario. “Iya, Nova. Ini untuk kamu. Kamu sudah berjuang sejauh ini, kamu wanita hebat.” Angga tidak tidak memiliki masalah dengan pendengaran. Tetapi ia sengaja menutup kedua telinga dengan penyumbat tak kasat mata. Dikala pujian demi pujian dilontarkan Mario untuk Nova, Angga m

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Dengki

    Bab 31“Saya hanya berniat mengingatkan saja, tanpa bermaksud untuk ikut campur lebih jauh urusan nona dan tuan. Maafkan saya,” kata Astri merasa bersalah.Sarah berusaha untuk memaklumi kekhawatiran Astri. Tapi untuk seseorang yang cukup peka, Sarah tidak menelan mentah-mentah ucapan Astri tadi. Instingnya mengatakan Astri tahu hal lain yang disembunyikan oleh semua orang. Dan Astri penasaran akan hal itu.“Tidak masalah, aku senang kamu mengkhawatirkanku. Artinya kamu peduli padaku,” balas Sarah. Ia menampilkan senyumnya yang terpantul dari cermin di hadapannya. Dari sana terlihat Astri yang juga membalas senyuman Sarah.“Saya sangat peduli dengan nona. Dari sekian banyak wanita yang menjadi selir tuan, cuma nona Sarah yang sangat rendah hati.” Astri mengakui. Sambil menata rambut Sarah, sang asisten dengan cekatan memberikan polesan-polesan riasan tipis di wajah Sarah. Setengah jam sudah berlalu, namun dua wanita itu masih sibuk dengan segala tetek bengek bersolek. Brak!!Sarah da

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jadi Tawanan

    “Bagaimana menurutmu, mana hadiah yang cocok untuk wanita pujaanku?” tanya Mario pada Angga. Sahabatnya itu tersenyum lebar tanpa beban. Menyeret Angga ke dalam sebuah toko perhiasan ternama.Angga belum sepenuhnya mengerti maksud Mario, hanya mengernyitkan dahi. “Untuk siapa?” Mario menghembuskan napas lelah. “Jadi, sejak tadi aku mengoceh di jalan, kau tidak mendengarkan aku?” keluh Mario kecewa. Wajahnya berubah masam. “Um, itu–” “Sudahlah, aku tahu apa yang mau kamu ucapkan. Sekarang bantu aku.memilih perhiasan yang cocok untuk Nova.” Deg! Berat rasanya menelan ludah saat mendengar nama Nova terlontar dari mulut Mario. Tatapan Mario yang dalam menyiratkan cinta yang besar untuk wanita yang justru masih berstatus sebagai istri Angga.Andai Mario tahu kebenarannya, apakah pria itu masih bisa bersikap hangat pada Angga dan menganggapnya sebagai sahabat?Belum tentu. Sebuah kenyataan pahit yang harus siap Angga telan mentah-mentah. “Diantara dua kalung ini, menurutmu, mana yang

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Perdebatan Dua Pria

    Duduk diantara banyak pepohonan rimbun demi kenyamanan bayi mungil yang terlelap dalam stroller. Dua orang yang sempat terlibat perang dingin memilih taman di belakang swalayan untuk sekedar menghalau ego yang menggebu. Atas saran Nova, Mark dan Angga diasingkan ke tempat ini. Supaya kalian tahu, bagaimana seharusnya menjadi pria dewasa. Itu pesan Nova saat menengahi perseteruan diantara dua pria yang menggilainya. Sedangkan wanita itu, memilih untuk menyendiri di bagian lain swalayan. Mark berinisiatif mengambil alih penjagaan atas Noa dari Nova setelah melakukan bujuk rayu yang kesekian hingga akhirnya Nova luluh juga. Itu Mark lakukan demi kenyamanan kekasihnya. “Setelah kau melakukan itu pada Nova, kau masih punya nyali untuk menemuinya?” Mark membuka obrolan di tengah keheningan sebelumnya mencabik batin dua pria itu. “Tahu apa kau tentang aku?” “Banyak hal. Banyak yang Nova bagikan padaku, termasuk tentang dirimu yang sudah melukai hatinya. Aku tidak habis pikir, apa kuran

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Perseteruan Dua Pria

    “Nova, kamu kenapa menghindar dariku?” Tubuh Nova berbalik secara paksa ketika sebuah tangan mencegat pergelangannya. Nova tahu siapa pembuat onar di tengah keramaian swalayan yang sedang ia sambangi. Membelakangi stroller putranya, Nova memandang malas Mark yang kini berdiri menjulang di hadapannya. Manik keoranyean, menyorot tajam. Pandangan Mark turun ke arah dua tas belanjaan yang tersampir di kanan dan kiri stroller milik Noa. “Kenapa?” tanya Nova sinis. Awalnya, ia tidak ingin membuka topik pembicaraan dengan pertanyaan singkat itu. Tetapi, gerah semakin menjadi. Bahkan hanya ditatap Mark beberapa saat saja berhasil membuat sesuatu di dada Nova bergejolak. Tentu, gejolak aneh itu nova yakini sebagai bentuk tidak nyaman semata. Bukan karena perasaan nyaman atau cinta sekalipun.Terlalu lelah untuk bicara tentang cinta saat ini. Keberadaan Noa adalah yang paling utama baginya melebihi apapun. Mark memamerkan ekspresi bersalah, dan Nova tahu itu hanya sebuah upaya untuk memani

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keputusan Besar

    Tin! Tin!Suara klakson mobil membuyarkan obrolan pagi diantara Ameera dengan asisten rumah tangganya. Keduanya mengerutkan kening bingung. Siapa gerangan yang pagi-pagi sekali sudah bertamu? “Sepertinya ada tamu, non. Bibi ke depan dulu, ya,” kata bibi seraya menaruh kembali sebuah piring di meja makan. Ameera mengangguk, membiarkan wanita itu menyambut kehadiran sosok tak diundang itu kemudian melanjutkan makannya. Seperti biasa, Ameera bertugas jaga pagi hari ini. Deretan jadwal konsultasi bagi pasiennya sudah menunggu untuk di rampungkan hingga nanti sore. Setelah menyelesaikan makannya, terdengar suara langkah kaki menghampiri Ameera yang sedang meneguk air putih.“Non, mas itu datang lagi,” kata bibi. Raut wajahnya khawatir ketika mencium bau-bau perang dingin yang akan terjadi diantara majikannya dengan pria yang ia maksud. “Mas siapa, bi?” Ameera kebingungan. Pasalnya ia tidak memiliki bayangan sedikitpun. Hari masih terlalu pagi untuk mencerna sebuah teka-teki.“Pria yang

DMCA.com Protection Status