Share

Kongkalikong

Penulis: JolaSky
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-12 23:53:50

Suasana dapur bagaikan sebuah kapal yang baru saja menghantam terumbu karang. Berantakan di segala sisinya.

Nova bergerak kesana kemari, terlihat panik mencari sesuatu.

“Apa yang sedang kamu cari, nyonya? Mungkin aku bisa membantumu.” Kepala pelayan datang menawarkan bantuan. Saat masuk ke area dapur kepalanya menggeleng heran mendapati beberapa alat masak tergeletak sembarangan di atas meja servis.

“Apakah baru saja terjadi peperangan di sini?” Beraninya kepala pelayan menyindir sang nyonya. Kalimat itu mungkin saja bisa membuat Nova murka, tetapi nyatanya, wanita itu justru menjawab sindiran bu kepala dengan kalimat yang lebih konyol.

“Ya, ini adalah gambaran situasi jika Angga mengamuk,” jawabnya. Tiga orang pelayan yang membantunya sontak tertawa. Begitu juga dengan bu kepala.

Suasana yang sebelumnya tegang perlahan mencair karena ulah dua orang itu. Nova masih sibuk menuangkan nasi goreng buatannya ke dalam piring. Sambil sesekali melirik ke arah jam di dinding.

“Bu kepala, t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Gelora Asmara

    Suapan terakhir nasi goreng yang sempat mendapat protes dari Angga akhirnya kandas tak bersisa. Angga seolah tak mengingat apa yang ia lakukan sebelumnya. Pria itu mengelap mulutnya dengan napkin, kemudian merapikan posisi jasnya. "Bu kepala, kemarilah," perintah Angga seraya mengangkat sebelah tangannya. Bu kepala datang menghampirinya dengan sigap. Berdiri tepat di samping Angga dengan kepala yang tertunduk."Lain kali siapkan menu sarapan yang lebih menarik. Meski aku menghabiskannya dengan sangat baik, itu karena aku menghargai usahamu," kata Angga. Ia adalah sosok yang tak segan untuk berterus terang meski apa yang ia ucapkan menyakitkan."Baik, tuan, tolong maafkan kelalaian saya ini," jawab bu kepala. Nova masih ada di sana ketika Angga mengatakan itu, sesuatu dalam dirinya tak terima bu kepala harus menerima teguran untuk apa yang tidak ia lakukan. Rasa bersalah pun sudah membuat Nova hampir gila. Apalagi ketika bu kepala tak mengizinkannya untuk membongkar semuanya."Angg

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pengkhianatan

    “Kondisi Pak Aldo sudah membaik, pak. Saya rasa beliau sudah mampu kembali bekerja lagi.”Angga tak menggubris ucapan seorang pria yang menjabat sebagai penasihat pribadinya. Satu minggu sudah ia mengambil alih semua pekerjaan yang biasanya ditangani oleh sahabatnya. Ternyata, tanpa Aldo, Angga bukanlah apa-apa. Meski penasihat pribadinya menyarankan untuk mendelegasikan tugas Aldo pada sekretaris yang lain, Angga menolak keras saran itu.Kemampuan Angga untuk mempercayai orang lain kian hari kian menipis. Perbuatannya yang menghajar Aldo tempo hari memang pantas dikecam. Tapi, Angga tidak menyangka Aldo berniat untuk merebut Nova darinya.“Biarkan dia istirahat, sampai dia sendiri yang masuk kerja. Aku tidak ingin berinisiatif,” jawab Angga enggan. Antara hati dan pikirannya tak sejalan Angga tak tahu apa yang membuatnya begitu marah. Saat mendengar Aldo secara terang-terangan meminta Nova padanya. Sial! Entah apakah saat ini Angga masih bisa mempercayai sahabatnya itu atau tidak.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Ketakutan Terjadi

    Nyeri menjalar di pipi Angga hingga menimbulkan bercak merah di sana. Jika Angga tak berusaha menahan tubuhnya untuk tetap berdiri kokoh di tempatnya, mungkin kepalanya akan ikut berputar seratus delapan puluh derajat akibat hantaman dari Nova. Susah payah Angga membalikkan posisi kepalanya ke posisi semula. Ketika sorot mata tajam tak lagi mampu membuat istrinya tunduk, sepertinya Angga harus menempuh jalan lain.."Ha, haha, hahaha," Angga tertawa hambar. Ekspresi wajahnya menyimpan banyak dendam untuk seseorang yang berstatus sebagai suaminya. "Kau berani menamparku, Nova?" desis Angga tepat di depan wajah wanita berusia dua puluh delapan tahun itu. Nova bergeming, enggan meladeni sikap Angga yang kelewatan namun ia tidak mempunyai pilihan selain menyanggah semua hinaan. "Kenapa aku tidak melakukannya selagi aku bisa? jawab Nova menantang. Kedua tangannya berkacak pinggang menunjukkan kekuasaan yang ia punya untuk dirinya sendiri. "Aku tidak menyangka, beberapa kali mengobrol d

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Dilema Dua Pilihan

    Relung hati Nova terkoyak mendengar tuduhan yang semakin kejam Angga lemparkan padanya. Bibirnya hanya bisa tertutup rapat meski lidahnya berusaha untuk menyuarakan kesakitannya. Tapi ia tidak bisa. Hatinya sudah terlalu lama terluka hingga tak bisa diwakilkan oleh kata-kata."JAWAB PERTANYAANKU, NOVA? KAU SUDAH MELAKUKANNYA DENGAN ALDO KAN?!" Suara Angga semakin meninggi. Angga tak peduli berapa banyak usaha Nova untuk tetap berdiri kokoh di sana. Dengan sorot mata terluka, Nova beralih menatap Angga. Bibirnya bergetar karena tak kuasa menahan tangis yang selalu ia tahan. "Setelah tuduhan membunuh adikmu, sekarang kamu menuduhku hamil anak orang lain?""Aku tidak menuduh, aku mengatakan apa yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri." Dua orang berperang batin dalam kondisi tubuh yang tak tertutupi sehelai kainpun. Sebuah situasi konyol yang tidak pernah Nova bayangkan sebelumnya. "Terserah apa katamu, Angga. Satu hal yang harus kamu garis bawahi dari ucapanku ini, Aldo tidak per

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Komitmen Baru

    Kamar ini semakin sepi semenjak Nova memilih untuk tidur di kamar tamu di lantai dua. Kerap kali Angga termangu sendirian di sana. Meratapi hubungannya dengan Angga yang semakin semrawut. Meski Angga bisa saja menjenguk anaknya di kamar baru mereka, Angga lebih memilih untuk memendam rindu pada putrinya sendirian. Keengganannya untuk menemui Nova membuat Angga lebih banyak menghabiskan waktu di kamar sendirian. Seperti saat ini. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, Angga baru saja keluar dari kamar mandi dengan sehelai handuk yang melingkar sebatas pinggang hingga lututnya. Bulir-bulir air dari rambutnya berjatuhan membasahi dada bidangnya yang kokoh. Deretan otot perut berjajar simetris dengan kulit putih mulus yang mengilap. Melihat Angga, sama halnya menghadapi jelmaan malaikat utusan surga yang ditugaskan untuk menyebarkan pesonanya. Tubuhnya, garis wajahnya, rahangnya yang tegas, dan manik indah miliknya semakin menambah kesempurnaan yang ia miliki. Bohong jik

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Diluar Dugaan

    Bu kepala menyajikan menu bubur untuk sarapan pagi ini di depan Angga. Potongan buah tak luput dari deretan menu yang dihidangkan. "Jadi, kau yang memasak ini untukku?" Angga mengangkat kepalanya. Mengarah pada Nova yang duduk di seberangnya. Dengan apa yang sudah mereka bicarakan tadi. Angga menuntut Nova untuk jujur padanya. Di antara mereka berdua. Ada bu kepala yang berdiri tak jauh dari area meja makan. Raut wajahnya tegang dan diselimuti ketakutan. Nova melihat itu, lantas beralih lagi pada Angga seraya berkata, "ya, aku yang memasaknya." Jawaban Nova cukup membuat Angga puas. Ini artinya mulai hari ini Angga akan menikmati semua hasil kerja keras Nova lewat makanan yang ia sajikan."T-tuan, masakan itu–""Aku sudah tahu siapa yang memasak ini, bu kepala. Kau tidak perlu menutupinya lagi." Angga menggeser tubuhnya menghadap bu kepala. Sadar dirinya telah tertangkap basah menjadi bagian dari drama yang dibuat oleh Nova."M-maafkan saya, tuan. Saya tidak bermaksud untuk membo

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pertemuan Terlarang

    Perdebatan tadi pagi adalah perdebatan paling tak layak untuk Nova pertanyakan kejelasannya. Sudah jelas, keputusan yang Angga buat tak lain berasal dari egonya sendiri. "Angga selalu saja begitu. Mengambil keputusan sesuka hatinya. Apakah dia tidak berpikir bagaimana nasib bu kepala setelah keluar dari rumah ini? Jika aku menjadi bu kepala, aku akan sangat sakit hati dengan perilaku Angga yang semena-mena." Di kamar lantai satu Nova berjalan mondar-mandir tanpa arah. Ruangan itu bagaikan sebuah kotak yang terasa membatasi pergerakannya semenjak memutuskan untuk pisah kamar dari Angga. Karena insiden tadi pula, Nova kembali berpikir, haruskah ia menerima perintah Angga lagi untuk kembali ke kamar mereka. Kamar yang luasnya hampir sama dengan lapangan futsal pribadi. Kekesalan Nova semakin memuncak, baginya, Angga sudah sangat kelewatan. Setelah memecat Aldo, kini ia menyingkirkan bu kepala. "Apa sebenarnya maksud Angga melakukan ini semua?" Sebelah tangan Nova menopang dagunya. M

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kurang Bersyukur

    Tiga puluh menit waktu yang diminta Aldo benar-benar pria itu manfaatkan semaksimal mungkin. Setelah mendengar apa yang dikatakan Aldo tadi sekujur tubuh Nova merinding. Ia tidak pernah membayangkan akan mengetahui hal itu sebelumnya. "Kamu boleh percaya atau tidak pada penjelasanku ini. Satu hal yang pasti, aku tidak ingin kamu menjadi pelampiasan dendam selanjutnya. Meski Angga adalah suamimu, kamu juga perlu waspada," kata Aldo. Entah kata apa yang bisa mendeskripsikan perasaan Nova atas hal ini. Andai Aldo tak memberitahunya lebih dulu, mungkin Nova akan terjebak dengan drama rumah tangga yang semakin kelam. Kata demi kata di ujung lidah lenyap perlahan, ditelan rasa tidak percaya atas apa yang ia dengar. "Kusarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional. Jika tidak ada langkah apapun. Aku bertaruh, kalau bukan kamu, Angga sendiri yang akan menghancurkan dirinya sendiri," ujar Aldo serius. "Waktuku sudah habis. Maaf aku harus pergi sekarang. Apapun yang terjadi, denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16

Bab terbaru

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Klarifikasi

    Cukup lama Angga dan Mark bersitegang. Tidak ada satupun diantara dua pria itu yang berniat untuk membuka obrolan. Dibatasi oleh stroller yang ditempati Noa. Baik Angga maupun Mark, sama-sama sibuk dengan isi pikirannya sendiri. “Kenapa kau ada di sini? Kau belum menjawab pertanyaanku. “ Mark pada akhirnya mengalah. Nada bicaranya berubah lebih santai. Tidak ada lagi sorot kejam yang menghunus dan menyudutkan Angga. “Seharusnya kamu tahu tanpa perlu bertanya.” Angga melirik ke arah Noa. Mark tahu maksud terselubung atas kode yang diberikan oleh Angga. Mark terkekeh, menertawakan nasib Angga yang mengenaskan. “Kau lebih rela mengalah demi sahabatmu?” ejek Mark. Senyum lebarnya sengaja dipampang di depan Angga karena berhasil memenangkan keadaan. “Bukan urusanmu. Jadi tutuplah mulut.” “Apapun yang menyangkut Nova adalah urusanku,” Mark mendengus. Emosinya terpancing kala sadar Angga tidak terpengaruh sedikitpun dengan ejekannya tadi. “Kalau begitu, kenapa kau masih di sini? Bukan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pengkhianat

    Reno meraih rahan Anya untuk menatapnya. Sikap Anya yang berbeda membuat Reno mengikuti arah pandang wanita itu.Tidak ada siapapun di sana. Apakah Anya sedang berhalusianasi? Pikir Reno.“Anya, tenanglah. Apa yang terjadi?” tanya Reno penasaran. Kekhawatiran pria itu tidak bisa dibendung lagi. Anya tidak menjawab, melainkan beralih menatap dua manik hitam di hadapannya dengan pandangan kosong. Isi kepalanya terlalu penuh. Bahkan sudah disesaki oleh sekian banyak masalah yang menimpa hidup. Kini, satu-satunya orang yang peduli dengan kondisinya selain Reno di tempat kerja mungkin tidak akan bisa menaruh kepercayaan lagi pada Anya.“Aku baik-baik saja, Ren. Lebih baik kita pergi dari sini,” ajak Anya menarik tangan Reno keluar dari lorong.Anya yakin, Diana sudah melihat semua adegan mesra yang dilakukan oleh Reno untuknya. Rasa bersalah kembali menghantam batin Anya. Bagaimana caranya agar Diana mau mendengarkan ucapannya?Dalam hati, anya terus bertanya-tanya, apakah dirinya salah m

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Dendam

    Menyusuri koridor di mana unitnya berada, Lita berjalan dengan langkah gontai. Riasan di wajah sudah tidak beraturan. Meski demikian, kecantikan wanita berusia 29 tahun itu tak kunjung luntur terhanyut oleh air mata yang sebelumnya mengalir dengan deras. Tok tok tok! “Mario, buka pintu!” teriak Lita dari luar unitnya. “Mario!”Tetap tidak ada jawaban. Lita baru menyadari, ia tidak membawa kunci akses unitnya sendiri sebelum pergi tadi. Dengan perasaan kesal Lita mengutuk kebodohannya hari ini. “Selamat malam, Nyonya Lita?” suara petugas yang bertugas di lantai itu menyapa Lita. “Malam.” “Kelihatannya anda sedang kebingungan, ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” Ah, akhirnya bantuan datang tanpa membuat Lita repot harus turun ke meja resepsionis untuk meminta akses baru. “Bisakah anda membantu saya membukakan pintu unit? Saya lupa membawa kuncinya di dalam.” Senyum hangat menghiasi wajah yang mulai menampakkan keriput di bawah mata pria itu, “Dengan senang hati, Nyonya. “Krek.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Malam Persaingan

    Angga menurunkan pandangan cukup lama. Bukan kehilangan kepercayaan diri namun, tak kuasa melihat keintiman diantara dua sejoli yang bertemu malam ini. “Untung kamu sama om, Noa,” ucap Angga bermonolog. Bayi di dalam stroller itu menatap Angga lama. Seakan setuju dengan pernyataan omnya. Sedangkan, di seberang meja Angga saat ini. Ada dua sejoli yang sedang melakukan pendekatan satu sama lain. Mario nampak memamerkan senyum terbaiknya di depan Nova. Sedangkan Angga berusaha menahan napas karena pemandangan romantis itu menyakiti hatinya. Ya, Angga cemburu. “Ini untuk aku, Mario?” suara lemah lembut yang khas, menjalar disekitar telinga Angga. Terasa menggelitik hatinya meski pertanyaan itu ditujukan untuk Mario. “Iya, Nova. Ini untuk kamu. Kamu sudah berjuang sejauh ini, kamu wanita hebat.” Angga tidak tidak memiliki masalah dengan pendengaran. Tetapi ia sengaja menutup kedua telinga dengan penyumbat tak kasat mata. Dikala pujian demi pujian dilontarkan Mario untuk Nova, Angga m

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Dengki

    Bab 31“Saya hanya berniat mengingatkan saja, tanpa bermaksud untuk ikut campur lebih jauh urusan nona dan tuan. Maafkan saya,” kata Astri merasa bersalah.Sarah berusaha untuk memaklumi kekhawatiran Astri. Tapi untuk seseorang yang cukup peka, Sarah tidak menelan mentah-mentah ucapan Astri tadi. Instingnya mengatakan Astri tahu hal lain yang disembunyikan oleh semua orang. Dan Astri penasaran akan hal itu.“Tidak masalah, aku senang kamu mengkhawatirkanku. Artinya kamu peduli padaku,” balas Sarah. Ia menampilkan senyumnya yang terpantul dari cermin di hadapannya. Dari sana terlihat Astri yang juga membalas senyuman Sarah.“Saya sangat peduli dengan nona. Dari sekian banyak wanita yang menjadi selir tuan, cuma nona Sarah yang sangat rendah hati.” Astri mengakui. Sambil menata rambut Sarah, sang asisten dengan cekatan memberikan polesan-polesan riasan tipis di wajah Sarah. Setengah jam sudah berlalu, namun dua wanita itu masih sibuk dengan segala tetek bengek bersolek. Brak!!Sarah da

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jadi Tawanan

    “Bagaimana menurutmu, mana hadiah yang cocok untuk wanita pujaanku?” tanya Mario pada Angga. Sahabatnya itu tersenyum lebar tanpa beban. Menyeret Angga ke dalam sebuah toko perhiasan ternama.Angga belum sepenuhnya mengerti maksud Mario, hanya mengernyitkan dahi. “Untuk siapa?” Mario menghembuskan napas lelah. “Jadi, sejak tadi aku mengoceh di jalan, kau tidak mendengarkan aku?” keluh Mario kecewa. Wajahnya berubah masam. “Um, itu–” “Sudahlah, aku tahu apa yang mau kamu ucapkan. Sekarang bantu aku.memilih perhiasan yang cocok untuk Nova.” Deg! Berat rasanya menelan ludah saat mendengar nama Nova terlontar dari mulut Mario. Tatapan Mario yang dalam menyiratkan cinta yang besar untuk wanita yang justru masih berstatus sebagai istri Angga.Andai Mario tahu kebenarannya, apakah pria itu masih bisa bersikap hangat pada Angga dan menganggapnya sebagai sahabat?Belum tentu. Sebuah kenyataan pahit yang harus siap Angga telan mentah-mentah. “Diantara dua kalung ini, menurutmu, mana yang

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Perdebatan Dua Pria

    Duduk diantara banyak pepohonan rimbun demi kenyamanan bayi mungil yang terlelap dalam stroller. Dua orang yang sempat terlibat perang dingin memilih taman di belakang swalayan untuk sekedar menghalau ego yang menggebu. Atas saran Nova, Mark dan Angga diasingkan ke tempat ini. Supaya kalian tahu, bagaimana seharusnya menjadi pria dewasa. Itu pesan Nova saat menengahi perseteruan diantara dua pria yang menggilainya. Sedangkan wanita itu, memilih untuk menyendiri di bagian lain swalayan. Mark berinisiatif mengambil alih penjagaan atas Noa dari Nova setelah melakukan bujuk rayu yang kesekian hingga akhirnya Nova luluh juga. Itu Mark lakukan demi kenyamanan kekasihnya. “Setelah kau melakukan itu pada Nova, kau masih punya nyali untuk menemuinya?” Mark membuka obrolan di tengah keheningan sebelumnya mencabik batin dua pria itu. “Tahu apa kau tentang aku?” “Banyak hal. Banyak yang Nova bagikan padaku, termasuk tentang dirimu yang sudah melukai hatinya. Aku tidak habis pikir, apa kuran

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Perseteruan Dua Pria

    “Nova, kamu kenapa menghindar dariku?” Tubuh Nova berbalik secara paksa ketika sebuah tangan mencegat pergelangannya. Nova tahu siapa pembuat onar di tengah keramaian swalayan yang sedang ia sambangi. Membelakangi stroller putranya, Nova memandang malas Mark yang kini berdiri menjulang di hadapannya. Manik keoranyean, menyorot tajam. Pandangan Mark turun ke arah dua tas belanjaan yang tersampir di kanan dan kiri stroller milik Noa. “Kenapa?” tanya Nova sinis. Awalnya, ia tidak ingin membuka topik pembicaraan dengan pertanyaan singkat itu. Tetapi, gerah semakin menjadi. Bahkan hanya ditatap Mark beberapa saat saja berhasil membuat sesuatu di dada Nova bergejolak. Tentu, gejolak aneh itu nova yakini sebagai bentuk tidak nyaman semata. Bukan karena perasaan nyaman atau cinta sekalipun.Terlalu lelah untuk bicara tentang cinta saat ini. Keberadaan Noa adalah yang paling utama baginya melebihi apapun. Mark memamerkan ekspresi bersalah, dan Nova tahu itu hanya sebuah upaya untuk memani

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keputusan Besar

    Tin! Tin!Suara klakson mobil membuyarkan obrolan pagi diantara Ameera dengan asisten rumah tangganya. Keduanya mengerutkan kening bingung. Siapa gerangan yang pagi-pagi sekali sudah bertamu? “Sepertinya ada tamu, non. Bibi ke depan dulu, ya,” kata bibi seraya menaruh kembali sebuah piring di meja makan. Ameera mengangguk, membiarkan wanita itu menyambut kehadiran sosok tak diundang itu kemudian melanjutkan makannya. Seperti biasa, Ameera bertugas jaga pagi hari ini. Deretan jadwal konsultasi bagi pasiennya sudah menunggu untuk di rampungkan hingga nanti sore. Setelah menyelesaikan makannya, terdengar suara langkah kaki menghampiri Ameera yang sedang meneguk air putih.“Non, mas itu datang lagi,” kata bibi. Raut wajahnya khawatir ketika mencium bau-bau perang dingin yang akan terjadi diantara majikannya dengan pria yang ia maksud. “Mas siapa, bi?” Ameera kebingungan. Pasalnya ia tidak memiliki bayangan sedikitpun. Hari masih terlalu pagi untuk mencerna sebuah teka-teki.“Pria yang

DMCA.com Protection Status