Share

Budak Gairah

Author: JolaSky
last update Last Updated: 2023-11-04 23:46:41

“Temani aku malam ini, Aku butuh kehangatan.”

Jantung Nova hampir mencelos. Disaat dirinya yang mencoba melepaskan diri dari pelukan Angga, pria itu justru semakin erat mengungkung tubuhnya dalam lingkaran lengannya.

Mata Angga masih terpejam namun mulut dan otak kotornya tetap bekerja dengan baik demi memenuhi hasrat. semenjak Nova melahirkan, Angga tak pernah menuntut Nova untuk melayani kebutuhan gairahnya.

‘Tidak, Nova. Kamu tidak boleh tergoda oleh bujukan Angga. bisa saja ia hanya berpura-pura memejamkan matanya demi mendapatkan apa yang ia mau,’ batin dan logika Nova bertolak belakang.

Banyak usaha yang Nova kerahkan untuk lepas dari jeratan Angga. Tapi semuanya berakhir dengan kegagalan. Tenaga Nova tak cukup kuat untuk melepaskan diri.

“Tangannya berat sekali, astaga! apa yang dia makan sehari-hari sampai memiliki tangan sebesar ini,” gerutu Nova. Angga bergerak tak tentu arah. Pergerakannya semakin memperkecil celah Nova untuk menjauh. Namun, hal tak terduga terjadi. Seb
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Perasaan yang Dielakkan

    Tubuh Angga menggeliat di atas kasur. Energinya seolah terkuras habis. Ia mengedarkan pandangan ke sekitar dan terkejut setelah menyadari ia tidak berada di kamarnya sendiri. Satu hal yang paling membuat Angga yakin ia berada di tempat yang salah saat ia melihat keranjang bayi dengan Celva di dalamnya.Angga mencoba bangkit dari tidurnya namun,"Ah! Astaga!"Dunia serasa berputar di kepalanya. Pandangannya mengabur seiringan dengan tubuh yang semakin lemas. Pendingin ruangan di kamar ini bekerja dengan baik di suhu normal tetapi Angga merasa dirinya seolah sedang terkurung di tumpukan bongkahan es. Kakinya kebas, dan sulit untuk digerakkan. Ia meraba keningnya, panas. Panasnya di luar batas normal. Ia mencoba memutar ulang apa yang ia lakukan semalam hingga tak sadar terkapar di ranjang istrinya. Oh ya, omong-omong kemana wanita itu? Angga menoleh ke segala sudut. Kamar ini kosong. Posisi barang-barang berada di posisinya tapi ia tidak menangkap kehadiran istri yang kerap kali men

    Last Updated : 2023-11-05
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Debat Suami Istri

    "Bagaimana keadaan suami saya, dok? Apa saya bisa menemuinya sekarang?" Salah satu dokter yang menangani Angga baru saja keluar dari ruang UGD. Rentetan pertanyaan diajukan Nova pada dokter muda di hadapannya."Kondisi tuan Angga sudah stabil. Untungnya beliau segera dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan penanganan khusus," jawab dokter diiringi hembusan napas lega dari Nova. Nova bisa lebih tenang sekarang. Pikirannya yang kacau balau mulai ia tata kembali. Segala rasa takut pun ia hempaskan dengan senyuman penuh kelegaan. Akhirnya, penantiannya berakhir. "Syukurlah, sebenarnya suami saya sakit apa, dok? Kemarin dia baik-baik saja, tetapi semalam dia pulang dengan kondisi tubuh yang demam." Di balik perasaan leganya, Nova menguluk rasa penasaran yang sejak tadi ia tahan. Selama mengenal dan hidup bersama pria berusia empat puluh tahun itu, tak sekalipun Nova melihat Angga terkapar tak berdaya. Fisik pria itu sangat kuat, efek dari jadwal olahraga dan pola hidup sehat yang ia

    Last Updated : 2023-11-05
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Balada Nasi Rames

    Pertanyaan seorang perawat membuat Nova dan Angga menoleh ke arah pintu secara bersamaan. Baru mereka sadari, perdebatan yang melibatkan ego satu sama lain mengundang perhatian banyak orang.Angga menoleh ke arah Nova lebih dulu. Lagi-lagi, ia tidak ingin nama baiknya tercoreng. “Oh, tidak ada sus. Kami baik-baik saja,” jawab Angga, “bukan begitu, sayang?” Nova menoleh, tangan Angga sudah berada di pundaknya mengelus kepala belakang Nova dengan sayang. “Betul, kami baik-baik saja, sus.“ Sang perawat terdiam beberapa saat. Pandangannya menyelidiki mencari sesuatu yang masih terasa janggal di matanya. Namun, pada akhirnya ia berkata, “Baiklah kalau begitu, jika tuan dan nyonya membutuhkan sesuatu. Bisa panggil kami dengan tombol itu.” Suster menunjuk ke arah salah satu tombol berwarna merah di atas tempat tidur Angga. Keduanya mengangguk kompak.Suster itu berlalu pergi. Jangan berpikir perdebatan Nova dan Angga tadi berakhir begitu saja. “Aargh! Aku bisa gila jika terus berdebat

    Last Updated : 2023-11-05
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jawaban Misteri

    “Kamu mengenalnya luar dalam.” Nova tertawa hambar. Melihat pengabdian Aldo untuk Angga, baik sebagai sahabat maupun tangan kanan pria itu, terkadang membuat Nova iri. Meski hidupnya dipenuhi oleh kepura-puraan, setidaknya Angga masih memiliki tempat untuk berbagi. Loyalitas tanpa batas yang Aldo berikan untuk Angga. “Aku mengetahui setiap detail tentang dia. Kami sudah bersahabat sejak kami duduk di bangku sekolah dasar,” aku Aldo. “Sejak SD?” Nova terpekik tak percaya. Aldo mengangguk penuh yakin, sambil menyeruput kopinya. “Ya, bisa dibilang aku adalah saksi hidup yang menyaksikan semua perjuangan hidup Angga,” katanya.Mendengar pengakuan Aldo, pikiran Nova kembali berpusat pada pernyataan dokter pribadi Angga.“Tidak ada yang mengetahui tentang penyakit yang diderita tuan Angga. Dia menyembunyikannya rapat-rapat.” ‘Apakah Angga begitu menutupi penyakitnya hingga Aldo yang sudah bersahabat dengan pria itu selama puluhan tahun tak mengetahui riwayat penyakit Angga?’ Batin No

    Last Updated : 2023-11-05
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sengketa Balas Dendam

    “Biarkan aku pulang. Aku ingin bertemu dengan putriku!”Nova berlalu menuju ruang inap Angga saat mendengar teriakan pria itu dari dalam ruangan. Wajah paniknya tak bisa disembunyikan di hadapan banyak orang. “Ada apa ini?” tanya Nova. Di ruangan itu Nova melihat Angga dan amarahnya yang tak bisa dikendalikan. Dokter pribadinya berusaha untuk menenangkan namun pria itu tetap pada pendiriannya. “Apa yang terjadi, dok?” Nova beralih pada dokter.“Tuan Angga memaksa untuk pulang sedangkan kondisi jan—“ “Aku ingin bertemu Celva. Saat ini aku merasa baik-baik saja. Untuk apa berada di sini terlalu lama? Nova, tolong bujuk dokter agar memberikan izin untuk pulang.” Cara Angga memotong ucapan Dokter Nova anggap sebagai sebuah kode untuk menghentikan penjelasan dokter tentang kenyataan penyakit yang Angga derita. Nova memicingkan matanya. Menatap Angga dengan pandangan menyelidik.“Kenapa kamu malah menatapku seperti itu? Aku minta tolong padamu untuk meyakinkannya.” Angga berkata lagi.

    Last Updated : 2023-11-05
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Misi Membalas Balik

    Dua hari setelah pulang dari rumah sakit, Angga masih harus beristirahat di kasur sampai kondisinya dinyatakan pulih sepenuhnya. Semenjak itu pula Nova ikut menjajah kasurnya. Entah apakah hal itu merupakan kabar baik atau justru petaka baginya. Sebagai pasangan suami istri yang sudah menjalin rumah tangga selama satu tahun, tidur bersama adalah hal yang wajah. Tetapi tidak bagi Angga. Selama dua hari itu pula tidurnya tak nyenyak. Semenjak Nova juga tidur di satu ranjang yang sama, Angga tak bisa dengan bebas menikmati setiap malam yang berlalu. Di pikirannya selalu hadir kekhawatiran Nova akan melakukan hal-hal tak terduga padanya. "Kamu belum tidur? Ada yang kamu butuhkan?" Angga berjengit kaget ketika wajah Nova tiba-tiba sudah di sampingnya."Astaga! Bisakah kau tidak mengagetkanku?""Aku bertanya, bukannya mengagetkanmu," jawab Nova asal. Ia memundurkan lagi tubuhnya. "Tidak, aku tidak membutuhkan apapun." Angga mengelak. Gengsinya terlalu tinggi untuk mengakui perasaannya y

    Last Updated : 2023-11-06
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Hinaan Salah Sasaran

    Suasana dapur lebih hidup ketika Nova memimpin sesi masak pagi ini. Wanita berusia dua puluh delapan tahun itu menuangkan sup buntut buatannya ke dalam sebuah mangkuk kaca yang sudah disiapkan oleh asisten pelayan.“Bu kepala, tolong cicipi sup buntutnya. Menurutmu, apa yang kurang dari masakanku?” Nova menyodorkan sesendok kuah sup untuk dicicipi. Sang kepala pelayan menjadi kelinci percobaan Nova untuk menguji tingkat kenikmatan masakan buatannya. Kepala pelayan menyesap kuah dari sendok yang diberikan oleh Nova, kemudian terdiam beberapa saat meresapi rasa dari sup buntut buatan sang nyonya.Ekspresi datar kepala pelayan membuat jantung Kova berdetak tak karuan. Menunggu reaksi dari sang kepala bagaikan menunggu penilaian dari seorang koki profesional. “Semuanya sudah pas. Rasanya, teksturnya, dan porsi buntut sapinya sempurna, nyonya,” jawab kepala pelayan. “Huh, astaga..” Nova menghela napas lega. Ia tak tahu bagaimana jika makanan buatannya tak sesuai ekspektasi, “aku hampir

    Last Updated : 2023-11-06
  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Cercaan Realita

    Nova meninggalkan kamar Angga tanpa sepatah katapun. Bialah kini Angga merendahkan kemampuannya di depan orang lain. Setelah ini, pria sombong dan tak tahu diri itu akan menyesali ucapannya.Angga membiarkan istrinya pergi dengan perasaan terluka. Ia tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan Nova tiap kali mulutnya mulai menyudutkan wanita itu. “Kemarilah, kenapa kau masih di sana?” Kepala pelayan hampir saja menjadi sasaran amukan Angga selanjutnya jika ia tidak segera memenuhi perintah bosnya. Wanita itu menghadap Angga dengan penuh hormat. Kepalanya tertunduk tak berani menatap bosnya.“Aku puas sudah membuat dia merasa bersalah atas apa yang ia lakukan pada adikku. Jika aku tidak menikahinya, dia akan merasa seperti di atas awan. Tidak pernah sadar dengan kesalahan yang sudah membuat satu-satunya keluargaku pergi.” Angga mengungkapkan perasaannya secara gamblang pada wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri itu. Hanya kepada kepala pelayan Angga bisa menjadi diri send

    Last Updated : 2023-11-06

Latest chapter

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Obrolan Bermakna

    Kamar hotel yang Nova pijaki saat ini terlihat lebih layak untuk dihuni dirinya dan bayi mungil yang kini terlelap di dalam stroller. Ketika memasuki kamar itu, rasanya jauh lebih tenang dibandingkan kamar hotel yang Nova tinggali sebelumnya. Setelah perbincangan panjang yang ia lakukan dengan Angga, pada akhirnya Nova menyetujui ajakan Angga untuk meninggalkan tempat itu. Dua hari Angga memberikan Nova waktu untuk berpikir keputusan mana yang akan ia ambil antara menetap di Korea sendirian atau menerima ajakan Angga untuk kembali ke Indonesia. “Ini kamar yang akan kamu tempati selama tiga hari ke depan,” kata Angga. Pria itu mensejajarkan langkahnya dengan Nova ikut memindai desain interior yang estetik didominasi warna putih dan biru. “Berkas pemindahanmu sedang aku urus. Tiga hari lagi kamu bisa kembali ke Indonesia. Dan jika kamu butuh apapun, kamu bisa panggil aku. Kamarku ada di sebelah,” ucap Angga lagi. Ia tersenyum canggung pada Nova, dan dibalas dengan hal yang sama. “

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kenyataan yang Harus Diterima

    Tidak ada sedikitpun kebohongan di mata Angga ketika Nova mencoba menjelajah titik kejujuran di iris hitam Angga. Pria itu, masih berdiri di posisi yang sama. Sorot matanya cukup mampu membuat nyali Nova menciut. Angga tidak hanya memaparkan sebuah fakta, melainkan juga membujuk Nova untuk mengakui ada sesuatu yang hilang dalam diri wanita itu.Nva berkata lirih, ketika ia sadar situasi tidak berpihak padanya. “Kalau kamu tahu aku yang membunuh adikmu, kenapa kamu tidak penjarakan aku saja alih-alih balas dendam?” tanya Nova.Angga masih menatapnya lamat, dari bagaimana pria itu bersikap Nova tahu Angga tidak memiliki sedikitpun niat untuk menjerumuskan ke dalam bui. “Menyeretmu ke dalam penjara juga butuh bukti dan pengakuan langsung. Aku sempat merencanakan itu sebelumnya tapi…” ucap Angga menjeda. Sesuatu di dadanya mulai mengusik. “Rasa cintaku padamu saat ini jauh lebih besar dari dendam yang pernah tertanam di hatiku.” Setitik euforia kecil bergema di hati Nova. Sebuah alasan y

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Flashback

    Hari itu, seharian langit tidak secerah biasanya. Rintih hujan terus membasahi setiap sudut kota dan menyelimutinya dengan aroma romantis. Seorang wanita berjalan di antara lalu lalang orang-orang yang sibuk menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Sedangkan dirinya, sepeninggalannya dari rumah tadi, hanya kekesalan yang berusaha ia kendalikan. Langkah kaki wanita itu terasa berat. Apalagi tiap kali melirik ke ponselnya dan membuka pesan berisi video yang membuat dadanya berkecamuk. Sesampainya di depan sebuah gedung kos, wanita itu melepas sepatu flatnya yang basah. Menggedor pintu kayu di depannya dengan tidak sabar. Tak lama, seorang pria keluar dari kamar itu sambil memamerkan raut wajah bingung. “Kamu mau kesini kenapa tidak bilang dulu, sayang?” tanya pria itu. “Kamu harus jelasin sama aku akan satu hal,” balas wanita didepannya. Sorot mata tajam menghunus langsung ke ulu hati Andre, pria itu. “Jelasin apa, Nova? Apa aku buat salah?” Alih-alih menjawab, Nova malah menero

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Pemintaan Pengakuan

    Sofa biru muda di depan ranjang menjadi tempat Nova singgah sejak beberapa saat lalu. Di depannya sudah tersaji sepiring pasta yang Angga beli dari layanan pesan antar. Pria itu, kini tengah disibukkan dengan teko portable yang mengeluarkan kepulan asap. Aroma kopi menguar memenuhi setiap sudut kamar ini. Pergerakan Angga diam-diam menjadi objek pengamatan Nova. Setiap hal yang pria itu lakukan kini menjadi perhatiannya. “Kenapa tidak dimakan? Apakah menunya tidak sesuai seleramu?” tanya Angga. Ia mengambil posisi duduk di depan Nova. Sambil menaruh secangkir kopi di hadapan wanita itu. “Aku kenyang. Kamu saja makan masakan buatanmu,” jawab Nova ketus. Pandangannya sengaja beralih ke arah lain demi menghindari sesuatu yang terasa menggetarkan dadanya tiap kali menatap Angga. Angga menarik piring pasta dari hadapan Nova. Mengaduk pasta itu perlahan, kemudian menyodorkannya ke hadapan Nova. “Biar aku suapi,” kata Angga. Nova terlalu lama tenggelam dalam lamunan, hingga ia tidak me

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Negosiasi Rasa

    Kata orang, cinta juga bisa datang terlambat. Sama halnya seperti momen ini. Momen dimana sekujur tubuh Nova mematung saat berhadapan dengan sosok yang menghujam hatinya dengan kerinduan mendalam. Otaknya terasa mati karena Nova tidak bisa mendeteksi perintah apapun dari sana. Sedang Nova bergeming, ada sosok yang kini menatapnya penuh harap. Sosok itu berdiri tegak. Setegar karang yang tak jera menghantamnya dengan gelombang. Banyak cara Nova lakoni untuk menghabiskan keberanian Angga agar tak lagi menemuinya. Berharap dengan memupuk benci, hal itu akan membuat jarak diantara mereka semakin panjang. Sayang, yang terjadi justru kebalikannya. Angga lantang menerabas gelombang, hingga sebagian kecil dari dirinya enyah. Tidak lagi Nova lihat sorot angkuh di mata Angga, pun gestur cinta berlebihan terhadap diri sendiri pada pria itu. Berat Nova mencoba untuk menelan ludah, tapi, Angga justru mulai kembali bersuara. “Aku tahu ini keterlaluan. Tapi aku mohon, kali ini kita bicarakan dar

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Mejemput Asa

    Secarik kertas di tangan Angga konsisten membuat pikiran pria itu terus berputar. Di dalam kursi pesawat, pemandangan kota-kota kecil di bawah sana sama sekali tidak menarik minat Angga untuk beralih sedetikpun dari kertas itu. “Kau sudah menatap kertas itu hampir satu jam lamanya, Tuan. Apa kau tidak ingin melihat pemandangan indah di luar jendela itu?” Suara Chris membuat Angga mendongak. Ia menatap sang asisten dengan sorot jengah seraya menghembuskan napas berat. “Kapan pesawat akan landing?” tanya Angga. Responnya sangat jauh dari konteks obrolan yang dibangun oleh Chris. “Bukannya ini sudah dua jam?” “Kurang lebih lima menit lagi kita mendarat, Tuan. Bersabarlah, kesabaran akan berbuah manis,” jawab Chris. Pria itu kembali memandang lurus ke depan. Dimana para pramugari tengah sibuk memberikan peringatan untuk mengencangkan sabuk pengaman. Angga kembali berkutat pada pikirannya. Bayangan ekspresi wajah Nova berubah-ubah di sana sesuai dengan asumsi-asumsi yang Angga ciptakan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Sebuah Petunjuk

    Sudah satu minggu lamanya, Mario menetap di hotel yang sama dengan Nova. Menjadi garda terdepan bagi nova tanpa diminta. Sore ini langit cukup cerah namun perlahan beranjak mengabu sebelum matahari benar-benar pamit dari altarnya. Mario bangkit dari sofa, diikuti sang asisten di belakangnya. “Kau sudah dapat informasi yang aku minta?” tanyanya sambil melangkah menuju mini bar di sudut ruang santai. “Sudah, Tuan. Saya dihubungkan oleh asisten beliau yang kebetulan sedang berada di Korea saat ini. Menurut informasi, Pak Angga sedang sakit.” “Sakit?” Mario mengulang. “Iya, Pak. Saya sudah coba mencari tahu tentang penyakit beliau, tapi Asisten pribadinya tidak bersedia memberi informasi detail.” “Tapi, kau sudah lakukan apa yang aku minta ‘kan?” Sang asisten mengangguk mantap. “Sudah, Pak. Beliau bersedia untuk bertemu malam ini jam tujuh.” Melihat pemandangan di luar jendela besar kamar hotelnya, Mario beralih pada arloji di tangan. “Sudah pukul enam. Kita berangkat sekarang saj

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Jauh Rindu, Dekat Tabu

    Lampu remang-remang di dalam klub malam di tengah kota Seoul ini membatasi pandangan Chris yang masuk ke dalamnya. Muda-mudi berlenggak-lenggok di lantai dansa. Di bawah lampu sorot mengikuti irama musik beat yang menggila. Pandangan Chris mengedar ke segala penjuru. Ia langsung bergegas dari bandara ke sini setelah menghubungi Angga. Kabarnya, pria itu berada di sini, namun sampai sekarang Chris belum menemukan petunjuk tentang keberadaan bosnya. Pergerakan Chris di tengah kerumunan orang-orang yang berdansa, menarik perhatian beberapa wanita di sana. Sesekali terdengar mereka mencoba menggoda Chris dengan panggilan-panggilan nakal. “Hai, tampan. Kau sendiri saja?” Seorang wanita mendekati Chris. Dua bingkai lensa di mata Chris ia koreksi saat berhadapan dengan wanita itu. “Kalau kau datang sendiri, aku mau menemani,” ucap wanita itu lagi. Rambut panjangnya sengaja dikibaskan di depan wajah Chris. Aroma bunga menguar setelahnya. Jelas, wanita itu sedang berusaha untuk menarik perh

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Realita Yang Disanggah

    “Bagaimana bisa Anda membiarkan orang dengan kondisi mental yang terganggu, bepergian sendirian bahkan, mengurus bayi? Apalagi Anda bukan suaminya.” Seorang pria paruh baya dengan seragam kepolisian menginterogasi Mario dengan segerombol pertanyaan. Ia menghela napas panjang, hendak menyela ucapan sang polisi namun pria itu terus berceloteh, tidak memberikan kesempatan bagi Mario untuk menjelaskan. “Anda tahu ‘kan? Apa yang Anda lakukan bisa disebut sebagai bentuk kelalaian dan berpotensi menyakiti orang lain.” “Saya paham, Pak. Itu mengapa saya ada di sini sekarang. Saya akan menebus Nova dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tolong beri sedikit keringanan untuk Nova. Bagaimanapun dia masih punya tanggung jawab untuk mengurus anaknya yang masih bayi,” ucap Mario panjang lebar. Tidak akan ia sia-siakan kesempatan untuk bicara. Tujuannya saat ini adalah membebaskan Nova dari hukuman paling berat. Mario mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku atas pelanggaran yang Nova laku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status