Wajah Robert Calvin tiba-tiba membeku, dan segera bertanya, "Bagaimana keadaannya sekarang? Siapa yang melakukannya?""Sampai sekarang, masih belum diketahui, tetapi Nona Suzy sudah diselamatkan."Wolter berpikir sejenak, lalu menambahkan, "Orang yang menyelamatkannya, sepertinya adalah ... Tuan Muda Liu."Tuan Muda Liu?Robert Calvin mengerutkan alisnya, "Julius Liu?"Wolter mengangguk, "Ya."Raut wajah Robert Calvin menjadi sangat jelek.Mengapa Julius Liu juga di Hancheng?Seolah-olah memahami apa yang dia pikirkan, Wolter melanjutkan, "Tuan Muda Calvin, berdasarkan hasil penyelidikan, Tuan Muda Liu sepertinya sengaja mengikuti Nona Suzy ke Hancheng, tetapi dia tidak pernah muncul, hanya melindungi Nona Suzy secara diam-diam.""Julius Liu ini ..." Robert Calvin mengetuk ujung jarinya di atas meja dengan ringan, wajahnya semakin serius.Setelah beberapa saat, dia berhenti mengetuk ujung jarinya dan berkata dengan curiga, "Apa yang dilakukan Suzy di Hancheng?"Suzy keluar dari hotel p
Robert Calvin hanya mendengarkan dengan tenang.Dia berkata, "Kau pulanglah dulu."Setelah ragu-ragu sejenak, Suzy berkata, "Ok."Di bawah pengawalan dua anak buah, dia kembali ke Haicheng.Setelah tiba di Haicheng, ada mobil yang menjemputnya.Suzy masuk ke bagian belakang mobil dan menyadari Robert Calvin juga ada di dalam mobil.Dia ternyata datang untuk menjemputnya.Hati Suzy terasa hangat dan tersenyum padanya, lalu duduk di sampingnya, dan menutup pintu mobil.Tatapan Robert Calvin menyapunya sekilas, setelah memastikan Suzy baik-baik saja, dia baru merasa lega.Robert Calvin menyerahkan sebuah dokumen, "Lihat ini."Suzy membuka dokumen itu.Ekspresi terkejut perlahan muncul di wajahnya."Kau ..." Dia menatap pria di sampingnya dengan takjub. Dia tidak menyangka pria itu juga menyelidiki Pabrik Kain Axel Yang, dan dalam waktu singkat, bisa memperoleh informasi sedetail ini!Hanya dia yang sanggup bekerja dengan seefisien ini.Suzy menarik kembali pikirannya dan kembali memusatka
Robert Calvin mengantar Suzy pulang.Ketika mereka berpisah, dia menatapnya dalam-dalam dan berbisik, "Hati-hati.""Ya." Suzy mengangguk.Dia kembali ke rumah seperti tidak terjadi apa-apa.Ketika Brad Yang dan Jessica Xia melihatnya, mereka segera bertukar pandang, kemudian menyapanya."Oh, putri kita sudah kembali!""Kau sudah bekerja keras kali ini. Apakah kau lelah? Ayo mandi dulu, aku akan membuatkan makanan enak untukmu."Mereka menyambutnya dengan hangat.Suzy menanggapi dengan santai dan mengawasi mereka.Jessica Xia berkata, "Ngomong-ngomong, Rob datang mencarimu pagi ini. Mengapa kau tidak memberitahunya akan perjalanan dinas, dia tampaknya sangat cemas. Apakah kau sudah menghubunginya?"Suzy mengangguk, "Dia yang mengantarku pulang tadi."Brad Yang bertanya, "Kau dinas ke mana kali ini? Mengapa pergi sendiri?"Suzy menoleh untuk menatapnya, berpikir sejenak, dan berkata dengan tenang, "Hancheng."Brad Yang tidak terlihat terkejut, hanya berkata sambil tersenyum, "Ternyata pe
Brad Yang dan Jessica Xia tercengang, kata-kata wanita itu membuat mereka merasa kesal, tetapi mengingat identitas wanita itu, mereka hanya bisa bersabar.“Kalau begitu, apa yang harus kami lakukan sekarang?” Jessica Xia meminta petunjuk.Wanita itu menundukkan kepalanya, dan berkata pelan, "Bukankah Robert Calvin akan melamar Suzy? Tunggu dua hari lagi, selama Suzy tidak mendapatkan bukti, identitas kalian untuk sementara tidak akan terbongkar. Robert Calvin juga tidak akan menyerang kalian."Brad Yang dan Jessica Xia saling melirik, mereka agak skeptis.Tetapi wanita ini dikirim oleh bos, mereka harus mematuhinya.Wanita itu melanjutkan, "Kita harus lebih waspada sekarang, untuk berjaga-jaga, aku tidak akan datang ke sini lagi. Tunggu kabar dariku."Mereka mengangguk lalu pergi."Dua idiot."Setelah mereka pergi, wanita itu mendengus, mengangkat ponsel, dan memutar sebuah nomor."Identitas Herbert Yang sudah terbongkar, apakah rencana akan diubah?"Setelah menerima tanggapan dari uj
"Apa yang terjadi?" Jessica Xia segera berseru ketika melihat Brad Yang tiba-tiba mimisan."Bu, tolong ambilkan air dingin."Suzy meletakkan satu tangan di pergelangan tangan Brad Yang, "Ayah, duduk dulu, aku akan memeriksa sebentar."Brad Yang ingin mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya menelan kata-katanya dan duduk di sofa.Setelah diobati Suzy, mimisannya berhenti.Suzy menyeduh secangkir teh hangat untuknya, dan berkata, "Ayah, dilihat dari denyut nadimu, hatimu tidak sehat akhir-akhir ini. Apakah ada mengganggu pikiranmu?"Brad Yang tampak agak goyah, dan melambaikan tangannya untuk menyangkal.Jessica Xia segera berkata, "Tentu saja, ayahmu mengkhawatirkan urusanmu dan Rob."Suzy mengerti maksudnya dan tidak mengatakan apa-apa lagi.Kembali ke kamar, dia memasukkan tisu bernoda darah ke dalam sebuah kantong tertutup. Hari berikutnya.Dia menyerahkan dua kantong tertutup pada Robert Calvin, "Rambut Jessica Xia, dan darah Brad Yang."Robert Calvin mengangkat alisnya, dia tidak men
Mendengar ini, Suzy merasa konyol.Dia tidak terlalu memikirkan hal ini, tak disangka Robert Calvin berpikir dia sengaja merahasiakannya.Dia menghela napas dan berkata dengan terus terang, "Sebenarnya, aku sudah bertemu dengan Julius ketika perjalanan dinas sebelumnya. Aku sudah menjelaskan padanya bahwa kita sedang berpacaran, jadi dia pergi tanpa pamit saat itu. Aku juga terkejut ketika melihatnya di Hancheng kali ini."Robert Calvin menatap Suzy yang tampak tenang.Suzy tidak perlu berbohong padanya.Dia memilih untuk percaya padanya, dan merasa lega.Suzy merasa agak kesal, dan berkata, "Apakah ada hal lain yang ingin kau tanyakan?"Robert Calvin menggelengkan kepalanya.Suzy pergi dengan kesal, tanpa melihat ke belakang.Robert Calvin ternyata mencurigai dia dan Julius Liu, benar-benar menyebalkan!Memikirkan pria itu pernah dengan antusias berkata dia akan melamarnya tetapi sampai sekarang tidak ada tindakan apa pun, dia merasa semakin kesal.Namun, hal semacam ini, dia tidak mu
Brad Yang dan Jessica Xia selalu mendesaknya untuk menikah, memang mencurigakan.Meskipun Suzy dan Robert Calvin sudah mengumpulkan semua petunjuk yang bisa mereka pikirkan, tetap tidak bisa menebak niat dari kedua orang itu.Kenapa mereka ingin berpura-pura menjadi orang tua Suzy?“Bagaimana kalau aku kirim orang untuk menangkap mereka untuk diinterogasi, seharusnya bisa mendapatkan sedikit informasi dari mereka?” Robert Calvin menyarankan.Suzy mengerutkan alisnya, dan berkata, "Berdasarkan pengamatanku selama ini, mereka pasti sudah dilatih dengan profesional, dan selalu sangat waspada. Tidak mudah mengorek informasi dari mereka. Lagi pula, jika kau menangkapnya sekarang, bukankah akan mengejutkan orang-orang di belakang mereka?"Setelah hening sesaat, Robert Calvin bertanya, "Lalu apa rencanamu?""Serang mereka satu per satu," kata Suzy perlahan."Brad Yang dan Jessica Xia memiliki kepribadian yang sangat berlawanan. Yang satu tenang dan yang lainnya tidak sabaran. Meskipun mereka
Api sedang berkobar di hati Suzy, tapi dia tidak bisa melampiaskannya.Dia tidak bisa membiarkan Robert Calvin tahu bahwa dia sedang menunggu lamarannya beberapa hari ini, karena ini sungguh memalukan.Dia akhirnya menggigit bibirnya, mengambil napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan emosinya, lalu berkata, "Begini kurang bagus."Robert Calvin merasa bingung, "Kenapa?"Suzy berkata, "Tidak cukup jika hanya tidak menikah. Sebaiknya membuat mereka berpikir ada masalah dalam hubungan kita. Mereka akan semakin panik.”Robert Calvin berpikir dengan serius."Ucapanmu masuk akal, tetapi bagaimana caranya ...""Sederhana."Suzy berkata dengan ketus, "Mulai sekarang, kita saling tidak peduli."Setelah berbicara, dia langsung menutup telepon."..."Robert Calvin menatap layar ponsel dengan bingung.Kenapa aktingnya sudah langsung dimulai?Robert Calvin tentu saja tidak menduga bahwa Suzy menutup telepon karena dia benar-benar marah....Dalam beberapa hari berikutnya, Suzy dan Robert Calvin m
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny