"Hannes?" Nolan merasa terkejut. Bukankah Hannes pergi ke Pelelangan Baren bersama dengan Robert?Nolan langsung berkata, "Cepat, bawa dia ke sini!"Tidak lama kemudian, Hannes masuk dengan ekspresi serius.Nolan langsung bertanya dengan tidak sabar, "Hannes, cepat ceritakan apa yang telah kamu temukan di Pelelangan Baren?"Hannes menganggukkan kepala dan menceritakan situasinya dengan jujur. Setelah selesai bercerita, Hannes juga menunjukkan gambar-gambar yang diberikan Suzy sebelum dia pergi.Namun, Nolan tidak mengulurkan tangan untuk menerima gambar-gambar itu dan masih memikirkan apa yang Hannes katakan sebelumnya tentang wanita bernama Elizabeth di Pelelangan Baren itu. Jangan-jangan, Stanson tidak berbohong dan benar-benar ada anggota keluarga Elizabeth yaitu Elizabeth yang dikatakan Hannes ini.Billy menerima gambar-gambar itu, lalu melihatnya sekilas dan berkata dengan kagum, "Memang Nona Suzy hebat. Dengan adanya gambar ini, menyerbu Pelelangan Baren bukan menjadi masalah lag
Percy melihat Lance dan lainnya yang berada di depannya dan tersenyum dengan bangga. "Ayahmu telah pergi beberapa hari dan belum kembali, mungkin sudah mati di tangan Tuan Stanson. Kamu dan kalian semua juga akan mati! Inilah konsekuensi yang harus kalian tanggung karena telah menggangguku!"Chuck mengepalkan tinjunya dengan keras dan ingin memukuli wajah Percy.Namun, Lance tetap tenang dan menahan Chuck, lalu memerintahkan penjaga di sebelahnya, "Bawa Colin keluar dan ikat dia di pagar depan. Aku ingin melihat apakah orang-orang Stanson akan menghormati Jenderal Percy."Mendengar kata-kata itu, senyuman di wajah Percy membeku karena mereka ingin menggunakan anaknya sebagai perisai peluru!"Kamu berani!"Lance memandang Percy sambil tersenyum sinis dan berkata kepada penjaga, "Kalau Colin masih tidak cukup, baru ikat Ketua Kongres ini juga."Setelah mengatakan itu, Lance berbalik dan keluar.Percy mengumpat di belakang Lance, "Lance! Berengsek! Begitu aku pulang, aku pasti tidak akan
Setelah mengatakan itu, komandan itu mengangkat pistol di tangannya. Semua orang juga mulai menempatkan tangan mereka di pelatuk senjata masing-masing. Pertempuran berdarah akan segera dimulai!Pada saat ini, ada sekelompok besar orang datang dari kejauhan. Mereka mengenakan seragam yang sama dan berbaris dengan rapi.Ekspresi komandan berubah. "Mereka adalah ....""Pasukan aliansi! Mereka adalah pasukan aliansi yang bermarkas di perbatasan Negara Filic. Mereka sudah datang!"Berbeda dengan reaksi orang di pihak komandan, orang-orang di pihak Henry menjadi makin bersemangat. Pasukan aliansi langsung berada di tengah-tengah kedua pihak.Pimpinan pasukan aliansi itu adalah seorang perwira paruh baya. Dia berbalik ke arah komandan keluarga Stanson dengan ekspresi serius dan berkata, "Ada kami di sini hari ini, tidak ada yang boleh menyentuh mereka."Ekspresi komandan dari pihak lawan menjadi muram dan berkata dengan nada meremehkan, "Apa pasukan aliansi juga ingin ikut campur dalam masala
Lance dan yang lainnya turun dari mobil dan Daniel berdiri tidak jauh dari mereka. Di samping Daniel, ada seorang pria berpakaian militer dengan penampilan yang kasar.Setelah turun dari bus, perwira yang mengawal Lance ke sana mendekati kedua pria itu, lalu memberi hormat kepada mereka. "Lapor kepada Komandan dan Jenderal Xin, aku telah berhasil membawa pulang Pak Henry dan Tuan Muda Lance dengan selamat!"Pria yang dipanggil komandan itu menganggukkan kepala dan meresponsnya.Daniel berkata, "Terima kasih atas kerja kerasmu."Pada saat itu, Komandan di sebelah Daniel memberikan nasihat dengan serius, "Tuan Daniel, kali ini aku telah mengambil risiko dikritik orang-orang aliansi untuk membantumu. Untuk saat ini, kalian harus tinggal di sini dengan tenang dan jangan pergi ke mana pun."Daniel tidak melawan. Beberapa saat kemudian, dia berkata, "Kita lihat situasinya dulu."Kemudian, tanpa memedulikan ekspresi kaku di wajah komandan itu, Daniel mendekati Henry, Lance, dan yang lainnya.
Quint menunjuk ke kursi di sebelahnya. Perwira muda itu duduk dan menatap langsung ke arah Quint, seolah-olah siap untuk mendengarkannya dengan serius.Setelah perwira itu duduk, Quint menghela napas dan berkata dengan perasaan cemas, "Sebenarnya, aku juga khawatir. Daniel bilang Stanson adalah otak di balik Pelelangan Baren dan kerusuhan tentang kerajaan di Negara Filic saat ini adalah ulahnya. Kalau dia berhasil, menurutmu, bukankah saat itu akan ada hal lebih mengerikan yang terjadi?"Oradin melihat Quint dengan terkejut dan tidak mengatakan apa pun.Quint melanjutkan, "Orang-orang di aliansi tidak ingin terlibat dalam masalah ini karena tempatnya jauh dari tempat mereka, api ini tidak akan membakar mereka. Tapi kita berbeda, kita dekat dengan tempatnya ...."Oradin tampaknya mulai mengerti kekhawatiran Quint. "Komandan ... Anda khawatir ambisi Stanson bukan hanya sampai di kerajaan Negara Filic, tapi juga akan memperluas pengaruhnya hingga ke wilayah sekitarnya?""Tidak bisa dipast
Oradin merasa sangat bersemangat saat mendengar perkataan komandan. Dia memandang penuh rasa hormat pada pria di depannya dan mengangkat tangannya memberi hormat. "Ya, Komandan!"Quint menepuk bahu Oradin. "Aku serahkan masalah di sini kepadamu."....Di atas permukaan laut yang tenang, sebuah kapal sedang berlayar menjauh dari kepulauan.Di atas dek kapal, angin laut mengibas rambut Suzy dan tatapannya memandang ke kejauhan, melihat pulau-pulau yang semakin menjauh dengan khawatir dan gelisah apakah Robert dan Cole sudah menyelamatkan Kakek atau tidak.Saat pergi, Suzy meninggalkan sebuah perahu kecil untuk mereka di samping dan sekarang seharusnya mereka sudah datang mengejar. Namun sekarang, di permukaan laut yang luas, tidak ada tanda-tanda dari perahu itu. Apakah terjadi sesuatu dengan mereka?Saat Suzy tenggelam dalam kekhawatirannya, tiba-tiba terdengar keributan dari ruang bawah kapal. Pikirannya menjadi terganggu dan tanpa sadar mengernyitkan alisnya. Pada saat itu, ada seoran
Suzy buru-buru menghindarinya, tetapi gerakannya terlambat dan ujung cakar yang tajam itu meninggalkan tiga goresan di lengannya. Aroma darah langsung menyebar dan membuat gerakan manusia mutan di depannya terhenti sesaat. Suzy sepertinya teringat sesuatu dan matanya berbinar.Jarum perak di tangan Suzy memelesat dengan cepat dan menusuk tubuh manusia mutan itu. Kerangka dan meridian tubuh manusia mutan itu telah bergeser setelah mutasi, tusukan pertama tidak memberikan hasil yang diharapkan.Setelah menusukkan dua jarum lagi, Suzy baru berhasil menemukan titik akupunktur yang tepat dan membuat mutan di depannya terjatuh. Suzy mengernyitkan alisnya melihat manusia mutan yang masih menyerang orang di dalam kabin kapal.Saat ini waktunya sangat terbatas, Suzy juga tidak ada waktu untuk mencari obat di kapal dan hanya bisa menggunakan darahnya sendiri untuk menahan mereka untuk sementara waktu. Selain itu, jumlah jarum peraknya juga terbatas.Dia tidak bisa menjatuhkan setiap manusia muta
"Mereka semua ada di luar, semuanya sedang membantu mereka mengobati lukanya."Suzy menganggukkan kepala dan memberi isyarat, "Bawa aku untuk memeriksa mereka."Melihat Suzy masih mengkhawatirkan orang-orang yang terluka, salah seseorang membujuknya, "Nona Suzy, sebaiknya kamu istirahat dulu. Semua orang ...."Saat berbicara sampai di sini, mereka tidak bisa melanjutkan lagi. Begitu mendengar perkataan itu, Suzy langsung tahu ada orang yang terluka parah.Suara Suzy terdengar muram. "Bawa aku pergi."Selain Suzy, di kapal itu sepertinya juga tidak ada dokter yang lain lagi. Mereka tidak bisa melawan ketegasan Suzy sehingga mereka hanya bisa memapahnya dengan hati-hati. Saat mereka sampai di dek kapal, orang-orang yang terluka semua telah berada di sana."Nona Suzy, Ami kehilangan banyak darah. Dia sepertinya tidak tahan lagi ...."Mendengar suara itu, Suzy menoleh dan melihat ada seorang gadis yang tergeletak di dek kapal dengan luka besar di perutnya. Darahnya terus mengalir dan membe
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny