"Mereka semua ada di luar, semuanya sedang membantu mereka mengobati lukanya."Suzy menganggukkan kepala dan memberi isyarat, "Bawa aku untuk memeriksa mereka."Melihat Suzy masih mengkhawatirkan orang-orang yang terluka, salah seseorang membujuknya, "Nona Suzy, sebaiknya kamu istirahat dulu. Semua orang ...."Saat berbicara sampai di sini, mereka tidak bisa melanjutkan lagi. Begitu mendengar perkataan itu, Suzy langsung tahu ada orang yang terluka parah.Suara Suzy terdengar muram. "Bawa aku pergi."Selain Suzy, di kapal itu sepertinya juga tidak ada dokter yang lain lagi. Mereka tidak bisa melawan ketegasan Suzy sehingga mereka hanya bisa memapahnya dengan hati-hati. Saat mereka sampai di dek kapal, orang-orang yang terluka semua telah berada di sana."Nona Suzy, Ami kehilangan banyak darah. Dia sepertinya tidak tahan lagi ...."Mendengar suara itu, Suzy menoleh dan melihat ada seorang gadis yang tergeletak di dek kapal dengan luka besar di perutnya. Darahnya terus mengalir dan membe
"Nona Suzy!" teriak semua orang dari segala arah dengan kaget dan segera menahan tubuh Suzy yang terjatuh.Suzy merasa kedua matanya terasa berat dan tanpa sadar menjadi gelap, lalu pingsan.....Di dalam kegelapan, Suzy merasa tubuhnya seperti perahu kecil yang mengapung di permukaan laut. Entah berapa lama kemudian, dia akhirnya sadar. Dia mendengar suara ombak laut yang mengalir, merasakan embusan angin laut, dan sinar matahari yang menyilaukan matanya.Apakah semuanya baik-baik saja? Bagaimana dengan para manusia mutan itu? Harus diselidiki penyebab mereka tiba-tiba menjadi gila ....Memikirkan hal itu, Suzy berusaha keras membuka matanya. Namun, sinar matahari itu terlalu silau sehingga membuatnya tidak bisa membuka mata. Kemudian, dia secara refleks ingin mengangkat tangannya untuk melindungi matanya, tetapi tangannya tidak bertenaga.Pada saat itu, terdengar suara dengan nada menyindir dari sampingnya. "Hah, beruntung sekaali, masih hidup setelah semua situasi itu?"Mendengar su
Tatapan Barbie penuh dengan niat membunuh, tetapi Suzy tidak bisa melawannya. Untuk menguras darahnya, Barbie membuat banyak luka yang dalam di tangan dan kaki, bahkan memutuskan banyak urat saraf Suzy.Tubuh Suzy memang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, tetapi proses pemulihannya sangat sulit karena dia kehilangan terlalu banyak darah. Sekarang, dia sekarat dan hanya bisa membiarkan Barbie mencekiknya hingga mati.Namun, dia tidak tahu dengan kondisinya saat ini, apakah dia masih ada kesempatan untuk hidup kembali? Barbie seharusnya tidak membiarkannya memiliki kesempatan itu, 'kan?Di mata Suzy yang hampir terpejam, terlihat ekspresi Barbie yang ganas. Dalam keadaan bingung, dia teringat kembali saat pertama kali bertemu dengan Barbie yang terlihat begitu cantik dan menawan, seperti seorang bidadari ....Udara makin tipis dan pikiran Suzy juga perlahan-lahan menjadi kosong. Saat dia hampir tidak bisa bertahan lagi, kapal tiba-tiba mengalami guncangan hebat dan Ba
Robert mengalihkan pandangannya yang dingin, lalu memegang erat Suzy yang berada di tangannya. Dia membawa Suzy berenang menuju permukaan laut yang bersinar karena sinar matahari. Percikan air menyembur dan memancarkan cahaya emas di bawah sinar matahari.Melihat keduanya yang akhirnya muncul ke permukaan laut, Cole yang berada di perahu motor menghela napas lega."Cepat, berikan tanganmu kepadaku!"Dengan bantuan Cole, Robert berhasil membawa Suzy yang tak sadarkan diri ke atas perahu motor. Pada saat itu, Robert baru melihat dengan jelas luka-luka di seluruh tubuh Suzy dan juga kulitnya yang pucat pasi. Penderitaan apa yang telah Suzy alami sehingga kondisinya bisa seperti ini?Terlihat hawa dingin yang pekat dalam tatapan Robert. Tetesan air di rambutnya mengalir turun ke sepanjang alisnya yang dingin dan jatuh ke matanya yang gelap, tetapi dia tidak merasakan apa pun. Dia hanya memandang Suzy yang berada di depannya dengan tatapan yang tajam dan mengepalkan tinjunya dengan erat.Ro
"Dia pergi bersama kalian, kenapa malah jadi tertangkap oleh Barbie?" Mendengar pertanyaan Robert, seorang pria yang lengannya dibalut perban berjalan ke hadapan Robert."Begini ceritanya, Tuan Robert ...."Pria itu menceritakan dengan terperinci semua kejadian di kapal sebelumnya. Usai bercerita, dia baru menyadari bahwa wajah Robert yang dingin itu terlihat makin beringas. Melihat reaksi Robert, semua orang yang berada di sana merasa tertekan dan wajah mereka terlihat malu.Pria itu kembali berkata dengan mata berkaca-kaca sambil menggertakkan giginya, "Tuan Robert, semua ini salah kami .... Saat itu kami benar-benar terkejut sehingga tidak menolong Nona Suzy.""Bukan salah kalian," balas Robert dengan tenang. Mendengar ucapannya ini, semua orang saling memandang, lalu menatap pria itu dengan ragu-ragu.Robert tidak menjelaskan panjang lebar, dia hanya berkata dengan suara lirih, "Kalian keluar dulu, aku mau menemaninya di sini."Berhubung Robert sudah berkata demikian, orang-orang d
Setelah tersadar dari lamunannya, wajah Cole sudah dibasahi air mata. "Kakek tidak bisa pergi dengan kita lagi ...."Seketika, suara tangisan pecah memenuhi geladak kapal. Di saat semua orang masih terhanyut dalam suasana sedih, tiba-tiba orang yang berada di paling dekat dengan pagar geladak melihat ada sebuah kejanggalan dari kejauhan. "Apa itu?"Cole tertegun sejenak, lalu melangkah dengan cepat dan melihat ke kejauhan. Selanjutnya, dia membelalakkan matanya dan berkata dengan gugup, "Itu orang dari Pelelangan Baren!"Ledakan di gudang amunisi memang sangat dahsyat, tetapi tetap saja kekuatannya terbatas. Masih ada banyak sekali sisa-sisa pengikut Pelelangan Baren di pulau tersebut. Cole berpikir sejenak, lalu berkata kepada orang di sampingnya, "Kalian berjaga dulu di sini, aku akan memanggil Robert!"Di dalam kamar, Robert sedang beristirahat di samping tempat tidur. Dia memegang erat tangan Suzy yang penuh dengan luka tersebut."Gawat, Robert!" teriak Cole sambil masuk dengan ter
Semua orang sangat gugup sekarang. Mereka telah membuat persiapan untuk mati. Hanya Robert yang berada di kokpit tetap terlihat tenang, bahkan sorot matanya dipenuhi keteguhan.Tangan Robert terus bergerak. Bola meriam beberapa kali hendak mengenai kapal, tetapi Robert yang memegang kendali kapal berhasil menghindarinya dengan gesit. Situasi berbahaya ini membuat Cole dan nahkoda di sebelahnya benar-benar kagum sekaligus bersemangat.Dengan mengandalkan aksi Robert yang ekstrem, kapal pesiar selamat dari serangan bom di belakang. Sementara itu, melihat serangan yang terus-menerus gagal, kapal pesiar milik Pelelangan Baren tentu kesal sehingga menambah kecepatan mereka. Tidak peduli sehebat apa Robert, dia pasti kewalahan menghadapi serangan berfrekuensi tinggi begini.Duar! Sebuah bola meriam mengenai ujung kapal pesiar dan sontak meledak. Karena ada bagian yang hilang, kecepatan kapal pesiar pun menjadi lebih lambat. Untung saja, tidak ada seorang pun di sana sehingga tidak ada yang t
Duar! Duar! Duar! Di bawah pengeboman yang berturut-turut itu, kapal pesiar lawan pun terjebak di tengah. Semua orang yang berada di kapal bisa merasakan gelombang panas dan dampak ledakan tersebut. Selain itu, kapal ini seakan-akan tenggelam dengan makin cepat."Itu angkatan laut Negara Sanggola! Mereka sampai datang ke wilayah laut kita!" lapor seseorang kepada kapten kapal Pelelangan Baren. Kemudian, dia juga bertanya, "Mereka sangat kuat, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Setelah mempertimbangkan sejenak, kapten itu memerintahkan, "Mundur!"Keempat kapal seketika berbalik karena hendak meninggalkan medan perang. Namun, komandan di kapal Negara Sanggola justru memberi perintah, "Kejar mereka!"Armada Negara Sanggola hanya menyisakan 2 kapal untuk membantu, sedangkan sisanya mengejar kapal Pelelangan Baren."Kapal sudah akan tenggelam, segera pindahkan semua penumpang," ucap Wallace yang mengenakan seragam dan berdiri di haluan kapal dengan tegas.Tori yang berdiri di sebelahnya
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny