Lance tak kalah kaget saat mendengar kedatangan Raja Roger. Dia langsung menyusul Henry untuk menemui Raja Roger.Raja Roger dan pengawalnya dibawa ke ruang pertemuan VIP.Lance mengikuti Roger di belakang. Ketika hendak memasuki ruang pertemuan, Lance pura-pura tidak melihat tatapan yang jelas melarangnya masuk.Henry tak memiliki banyak waktu, dia mengulurkan tangan untuk menarik Lance. Namun Lance sangat gesit, dia bergegas menghindar agar Henry tak dapat menangkapnya.Lance mengabaikan Henry, lalu masuk ke dalam ruangan dan melihat ke sekeliling. Lance melihat seorang pria berdasi emas yang duduk di sofa. Sosok tersebut memancarkan aura yang sangat kuat.Raja Roger!Otak Lance langsung menelusuri semua informasi yang diketahuinya mengenai raja ini.Tahun ini, Raja Roger berusia 35 tahun. Dia adalah raja ketiga dari generasinya. Raja pertama adalah kakeknya, orang yang paling berpengaruh dalam mengangkat derajat keluarga mereka.Raja kedua yang memerintah adalah ayahnya Roger. Sayan
Setelah selesai bicara, Raja Roger bangkit berdiri dan bersiap-siap pergi.Sekelompok pengawal dan pejabat berjalan mengikuti Roger."Raja Roger!" Lance berteriak."Demi persahabatan kedua negara, apakah Anda akan menangkap orang tanpa menyelidiki motifnya secara menyeluruh?" Lance menatap Roger dengan tegs."Oh?" Roger tidak senang mendengar ucapan Lance. "Kamu merasa ada yang salah dengan sikapku?"Henry berusaha menarik lengan baju Lance untuk menyuruhnya diam. Namun Lance tidak menghiraukan Henry, lalu menjawab Roger dengan tegs, "Tentu saja salah!"Henry membelalak, rasanya dia ingin memukul kepala Lance. Hanya saja Henry tak dapat melakukannya, dia tersenyum kepada Roger dan menjelaskan, "Bukan itu maksud Lance ...."Raja Roger melambaikan tangan tanpa menatap Henry. Fokus Roger hanya tertuju kepada Lance. "Jadi ... menurutmu ada yang janggal dengan insiden ini?""Begini, aku juga tidak ingin terjadi kesalahpahaman di antara kedua negara yang akan memengaruhi persahabatan kita."
Pengawal berjalan sejauh 3 meter di belakang Roger.Raja Roger tidak membawa Lance ke ruang tamu ataupun ruang pertemuan, melainkan mengajaknya ke ruang kaca.Ruang kaca tersebut dipenuhi dengan berbagai macam pedang-pedang panjang yang terbuat dari logam emas. Masyarakat tahu bahwa Raja Roger adalah penggemar seni pedang."Sejujurnya, aku tidak ingin membahas insiden yang terjadi di Istana Lusian, tapi karena kamu adalah putranya Jenderal Xin, aku akan memberikanmu kesempatan. Aku dengar, selain pandai menembak, ilmu seni pedangnya juga hebat. Hingga hari ini, aku belum mendapatkan kesempatan untuk bertanding dengan Jenderal Xin. Sebagai putra yang dididiknya dari kecil, seharusnya kemampuan pedangmu juga lumayan bagus?"Raja Roger menatap Lance dengan antusias. "Negaramu memiliki sejarah seni pedang yang panjang. Aku sudah lama ingin melihat kemampuannya."Lance merasa tak berdaya. Sejak kecil, Daniel menjari Wallace dan Lance ilmu pedang, tetapi Lance lebih hebat menembak. Pada umur
Prang!Kedua pedang bertemu dan menghasilkan suara dentingan yang keras.Kedua belah pihak mengayunkan pedang panjang di tangan mereka. Ada yang menyerang dan ada yang bertahan, mereka menggunakan seluruh kekuatan dimiliki untuk memenangkan pertarungan ini.Para pengawal yang berdiri di depan pintu kelihatan tegang saat menyaksikan pertempuran sengit yang penuh ketegangan ini. Jantung mereka terasa berdegup kencang.Tak terasa, setengah jam telah berlalu."Prang!" Sebuah pedang terjatuh. Lance dan Raja Roger pun berhenti bertarung.Raja Roger terengah-engah, dia menatap Lance dan berkata, "Tidak heran, kamu memang putra kebanggaan Jenderal Xin. Aku menerima kekalahan ini."Beberapa pengawal langsung menghampiri Roger. Ada yang memungut pedangnya, ada pula yang membantunya untuk melepaskan pakaian pelindung.Lance juga melepaskan pakaian pelindung dan memberikan pedangnya kepada pengawal.Pertarungan sengit ini membuat sekujur tubuh Lance berkeringat. Namun dapat dikatakan Lance memenan
"Kemungkinan besar ...."Lance berpura-pura tidak mendengar pembicaraan kedua pelayan. Dia menundukkan kepala dan mempercepat langkahnya.Raja Roger telah menunggu di dalam kolam. Dia memiliki kulit putih yang berbulu.Raja Roger bersandar dengan nyaman di tepi kolam. Sembari memiringkan kepala, matanya yang berwarna cokelat berlabuh di handuk yang dikenakan Lance.Kemudian Raja Roger tersenyum tipis sambil berkata, "Sini ...."Lance mengerutkan bibir, lalu melepaskan handuknya dan masuk ke dalam kolam pemandian.Kedua kolam memiliki pembatas. Mereka berendam sambil menikmati berbagai camilan dan anggur merah yang telah disiapkan.Air hangat yang menyeka kulit terasa menenangkan tubuh dan pikiran.Raja Roger menghela napas penuh kenyamanan. Sebaliknya, Lance justru tidak bisa tenang."Raja," panggil Lance. Melihat Roger yang tidak menghentikan ucapannya, Lance langsung menceritakan alasannya mengutus Dai dan tim ke Istana Lusian.Raja Roger memejamkan mata sambil mendengarkan penjelasa
Di saat bersamaan, seorang pejabat memasuki ruang pemandian."Raja, Anda bersedia melepaskan tahanan? Kita susah payah menangkap mereka, kenapa tidak segera mengajukan permintaan kepada Nolan?"Roger memerintahkan para pelayan dan pengawal keluar, lalu mengenakan dasinya sendiri sambil menjawab, "Benson, kamu terlalu terburu-buru. Aku tidak ada rencana untuk membebaskan mereka. Aku hanya memberikannya kesempatan untuk menyelidiki.""Berarti Anda mengalah?" Benson menekankan, "Setidaknya, seperti itu yang mereka tangkap."Raja Roger melirik Benson dengan sinis. "Ini bukan mengalah, aku hanya melakukan semuanya berdasarkan rencanaku."Kemudian Roger beranjak ke kursinya, lalu mempersilakan Benson untuk duduk di samping.Setelah Benson duduk, Roger melanjutkan, "Persainganku dan Nolan belum berakhir. Menangkap beberapa orang mereka tidak akan mengubah apa-apa. Sebaliknya, Keluarga Stane sudah terlalu lama menikmati hak istimewa ini. Stanson Stane, dia tidak pernah menganggapku sebagai raj
Ketika James sedang membaca pesan, Samantha datang membawakan segelas kopi."Sepertinya aku terlalu meremehkan Lance," kata Samantha sambil melihat layar ponsel James.James tersenyum kecil. "Seluruh anggota Keluarga Xin bukanlah orang sembarangan.""Em, aku setuju." Samantha mengangguk.Selain Daniel yang memang dikenal sebagai jenderal kebanggaan Negara Sanggola, putra dan putrinya bukanlah orang sembarangan. Tak hanya itu, bahkan para menantu Daniel pun sangat hebat.Robert, suami Suzy merupakan pebisnis yang sukses. Christina, istri Joris merupakan dokter sekaligus menjabat sebagai wakil dekan Rumah Sakit Nasional. Tori, kekasih Wallace adalah pendiri Tim Naga Putih.Begitu misi ini selesai, sepertinya Tori dan Wallace akan segera melangsungkan pernikahan.Di antara keempat anak-anak Daniel, hanya Lance yang masih melajang. Samantha teringat sesuatu dan bertanya, "James, apakah kamu sudah mendapatkan informasi Aluna?""Masih diselidiki, tapi firasatku mengatakan dia bukanlah wanita
"Baik, aku segera ke sana."Suara ini sontak membuat tubuh Lance mematung di tempat.Jantung Lance berdegup kencang saat mendengar suara langkah kaki yang menjauh. Dia berusaha keras menahan kegembiraannya, lalu perlahan-lahan keluar dari kegelapan.Lance menatap bayangan yang semakin menjauh, matanya penuh dengan kegelapan dan misteri.....Pesta berakhir setelah dua jam kemudian. Hari sudah malam, wanita yang cantik itu pun kembali ke kediamannya.Pelayan berkata, "Nona Kamila, hari ini Anda sangat cantik. Tapi sepertinya Anda kelelahan, sebaiknya segera istirahat.""Baik, kamu boleh pergi."Pelayan mengangguk, lalu pamit dan menutup pintu.Suasana di dalam kamar agak gelap. Wanita itu mengulurkan tangan untuk mencari sakelar di dinding.Namun, wanita itu malah menyentuh kulit yang terasa hangat. Sebelum dia sempat bereaksi, Lance memutar tubuhnya, lalu menarik tangan Kamila dan menutup mulutnya.Tubuh Kamila membentur dinding yang dingin dan terdengar dengusan teredam yang keluar da
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny