Lance membutuhkan sekitar 5 menit untuk menenangkan dirinya.Kemudian Lance mengangkat kepalanya dan menatap Aluna dengan matanya yang memerah dan tajam."Kalau kamu memberitahuku keberadaan Suzy yang sebenarnya, aku akan melepaskanmu. Kamu tahu keberadaan Suzy, 'kan?" Sorotan mata Lance terlihat dipenuhi kebencian.Jika mendapatkan keberadaan Suzy yang sebenarnya, kedatangan Lance ke sini tidaklah sia-sia. Namun sesaat melihat wanita ini menggelengkan kepala, Lance mengernyit dan bertanya, "Kamu tidak mau memberi tahu aku?"Wanita tersebut tetap menggelengkan kepala. Tampaknya dia tidak mengetahui keberadaan Suzy yang sesungguhnya.Hanya saja Lance telah menyaksikan kelicikan wanita ini, dia tidak dapat memercayainya begitu saja. Lance merasa ada sesuatu yang disembunyikan wanita ini."Kalian telah melukai Dai dan anggota timku yang lain. Karena kamu tidak mengetahui keberadaan Suzy, aku akan menukarmu dengan keselamatan mereka."Sembari berbicara, mata Lance tertuju pada penampilan w
"Lance, aku benar-benar ....""Katakan padaku!" Tiba-tiba suara Lance berubah menjadi lebih tegas, dingin, dan lantang.Di dalam cahaya yang gelap, Kamila bisa merasakan amarah yang menyelimuti Lance. Sebelumnya Kamila tidak pernah melihat Lance yang seperti ini."Lance ...." Suara Kamila melunak, "Aku tahu bahwa kamu marah padaku, tapi aku benar-benar tidak bisa memberitahumu keberadaan Suzy. Kalau kamu pergi ke tempat itu, kamu pasti bakalan mati."Lance melihat kedua mata Kamila yang berkilau, dia menyadari kalau wanita ini mengkhawatirkannya. Namun Lance segera menepis pemikiran itu, Kamila hanya tidak ingin mengatakan yang sebenarnya."Di mana?" Lance berbicara sambil menggertakkan gigi. Satu kata demi satu kata keluar dari mulutnya dengan tatapan tajam dan tekad yang kuat.Kamila ketakutan melihat tatapan Lance, tetapi dia tetap menutup mulutnya dan menolak untuk berbicara.Lance menggenggam erat bahu Kamila, kemarahannya bisa meledak kapan saja. Akal sehat Lance berusaha untuk m
Sesaat mengangkat kepala, Kamila mengarahkan pistol ke dada Lance.Lance tidak pernah membayangkan bahwa wanita yang tampak lembut dan lemah memiliki keterampilan seperti itu! Yang lebih mencengangkan, wanita itu menodongkan senjata ke arah Lance.Sebelum Lance berbicara, terdengar suara tembakan, "Dor!"Suara tembakan sontak membangunkan burung-burung di hutan dan bergegas terbang meninggalkan pepohonan. Lance merasa hatinya telah tertusuk oleh sesuatu, sebuah rasa sakit yang sulit dipercaya.Awan hitam yang sebelumnya menyelimuti langit tiba-tiba menghilang, sinar bulan tembus melalui cabang-cabang pohon untuk menerangi wajah cantik dan dingin wanita itu.Kamila seperti malaikat kematian di tengah malam, menatap Lance dengan tajam dan berbicara tanpa ekspresi, "Aku sudah bilang, harusnya kamu tidak datang."Setelah berbicara, Kamila berjalan ke depan Lance dan melihatnya yang jatuh tak berdaya.Tanpa belas kasihan, Kamila memberikan tendangan keras ke arah perut Lance.Kekuatan tenda
"Masih berani bicara? Harusnya aku tidak memercayai kamu! Lihat wajahku, kamu malah menghancurkannya!"Elizabeth menutup setengah wajahnya dengan satu tangan, sementara setengah wajah yang lain terlihat dengan jelas. Kulitnya dipenuhi dengan memar ungu kemerahan yang sangat mencolok, tampak sangat menakutkan.Dengan kemarahan yang membara, Elizabeth menatap Suzy dengan tajam, matanya memancarkan niat membunuh yang kuat. "Dengan penampilanku yang seperti ini, aku tidak akan bisa keluar untuk bertemu orang! Semua ini karena ulahmu! Aku akan menghabisimu.""Tenang dulu." Suzy berusaha agar tidak panik.Kemudian Suzy melangkah mendekati Elizabeth, lalu menatapnya dan berkata, "Izinkan aku memeriksa kondisimu."Berdasarkan rencana, ini adalah hari keempat perawatan. Seharusnya wajah Elizabeth mengalami perbaikan yang signifikan, bukannya malah menjadi seperti ini.Elizabeth melepaskan tangan yang menutupi wajahnya dengan enggan dan beranjak ke sofa dengan marah.Suzy mengabaikan ekspresi El
"Masuk!" jawab Elizabeth.Pelayan membuka pintu, lalu masuk sambil membawa obatnya dengan hati-hati. Setelah meletakkan obat ke atas meja, pelayan tersebut membungkukkan badan dan pamit."Sebentar!" kata Suzy.Elizabeth yang mengenakan penutup wajah langsung menoleh ke arahnya. Suzy tersenyum, lalu bangkit berdiri dan mencicipi obat tersebut.Semua obat dimasak dan dicampur menjadi satu. Semua rasa telah bercampur, tetapi Suzy bukanlah orang sembarangan.Suzy telah mempelajari ilmu medis sejak kecil. Tak ada yang bisa menandingi indera penciuman dan perasa yang dimiliki Suzy.Setelah mencicipi obat ini, Suzy langsung mengetahui semua jenis obat serta komponen yang ada di dalamnya.Seketika, tatapan Suzy pun berubah menjadi dingin. Dia memuntahkan kembali obat yang ada di dalam mulut dan berkata kepada Elizabeth, "Obat ini tidak diseduh berdasarkan resep yang aku berikan.""Kamu yakin?" Elizabeth menatap Suzy."Minta seseorang untuk membawa sisa bahan obatnya kemari," kata Suzy dengan s
Suzy mengangkat resep yang dibawa Brian dan bertanya, "Kamu yakin ini resepnya?"Brian yang merasakan tatapan membunuh Elizabeth pun segera mengambil resep yang diberikan Suzy dan mencocokkan tulisan tangannya.Setelah beberapa saat, dia ragu-ragu dan berkata, "Tidak, tulisannya berbeda ...."Namun, lembaran yang digunakan untuk mengambil resep obat menghilang secara tiba-tiba sehingga Brian tidak bisa membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. Brian berbicara dengan hati-hati untuk membela diri, "Nyonya Elizabeth, pasti ada seseorang yang telah mengganti resep obat ini dan menipu aku. Aku tidak mungkin berani meracuni Anda."Elizabeth tidak memedulikan Brian, lalu menoleh ke arah Suzy. Sepertinya perawatan darurat yang diberikan Suzy sangat efektif. Rasa sakit di wajah Elizabeth pun berangsur mereda.Akhirnya, Elizabeth memilih untuk tetap memercayai Suzy. Saat ini, Elizabeth tengah menunggu jawaban Suzy.Suzy sangat percaya diri, dia sama sekali tidak panik saat menghadapi tatapan Eli
"Bawa dia!" Elizabeth menunjuk pelayan yang berlutut di hadapannya.Langkah Lukito yang tergesa-gesa pun terhenti.Suzy tersenyum melihatnya dan berkata, "Semua sudah diselidiki, pelayan yang meracik obat tadi mengubah resep obatku tanpa izin, dia bermaksud untuk mencelakai Nyonya Elizabeth. Pelayan ini hanya digunakan sebagai kambing hitam. Silakan bawa dia pergi dan periksa juga apakah pelayan tadi masih berada di asrama. Kalau dia tidak berada di asrama, berarti kamu perlu menyelidikinya hingga jelas."Lukito kebingungan mendengar perintah Suzy. Bukankah seharusnya Suzy yang ditangkap? Kenapa malah dia memerintahkan Lukito? Di mata Lukito, Suzy telah melangkahi Elizabeth.Lukito sontak menatap ke arah Elizabeth dengan harapan kalau Elizabeth akan memarahi Suzy. Namun faktanya, Elizabeth malah berkata, "Ikuti perintahnya."Lukito terdiam, dia malah makin kebingungan."Kenapa masih diam saja?" Elizabeth meninggikan suaranya.Lukito tersadar dari lamunan dan menjawab, "Baik, akan seger
Elizabeth tersenyum misterius. "Kamu berharap aku membebaskanmu?"Sorotan mata Elizabeth tampak dingin, seolah sedang memperingatkan Suzy untuk mengubur keinginan itu."Aku tahu, itu hal yang mustahil." Suzy menunjukkan sikap yang tahu diri. "Sejak diculik ke pulau ini, tampaknya aku akan menghabiskan seluruh hidupku di sini. Tapi ...."Suzy menatap lurus ke arah Elizabeth. "Aku menginginkan sesuatu, sesuatu yang bisa kamu berikan dengan mudah."Elizabeth penasaran. "Apa itu?"Suzy tidak mau menjawabnya. "Aku tidak bisa memberitahumu sekarang."Awalnya Elizabeth ingin memaksa Suzy untuk menjawab, tetapi dia menepis keinginannya sesaat melihat tatapan Suzy. "Baik, semua bisa dibicarakan setelah aku sembuh.""Terima kasih." Suzy tersenyum.Elizabeth membalas senyuman Suzy. "Bukan masalah besar. Kalau kamu bersedia mengikutiku dan setia, begitu ada kesempatan, aku pasti akan membebaskanmu dari tempat ini."Elizabeth melihat nilai di diri Suzy, makanya dia bersedia berusaha lebih keras unt
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny