"Bu Suzy, ada apa?" tanya Monica melihat sikap Suzy yang aneh."Tidak apa-apa. Ayo, kita pergi." Suzy menarik kembali tatapannya sambil menggelengkan kepala.Sesampainya di perusahaan, Suzy masuk ke dalam kantor dengan didampingi Monica. Sesaat melihat kemunculan Suzy, para karyawan tampak antusias dan menyapanya dengan hormat."Bu Suzy!""Bu Suzy!""Halo, semuanya!" Suzy membalas sapaan mereka dengan ramah."Bu Suzy yang lain sudah menunggu di ruang rapat," kata Monica sambil mempersilakan Suzy berjalan duluan."Em." Suzy mengangguk, lalu masuk ke dalam lift."Ting." Pintu lift terbuka.Begitu Suzy muncul, para petinggi dan manajer yang tengah asyik mengobrol pun sontak terdiam. Dalam sekejap, suasana langsung berubah menjadi hening.Kemudian mereka semua bangkit berdiri dan menyapa Suzy. "Bu Suzy, selamat datang."Suzy menjawab sambil tersenyum. "Silakan duduk. Aku kembali untuk merayakan peluncuran produk baru bersama kalian. Hari ini kita tidak akan membicarakan masalah pekerjaan.
"Aku bisa membayarnya. Ini adalah keperluan perusahaanku," jawab Suzy.Suzy adalah wanita yang mandiri. Apalagi sebagai seorang pemimpin perusahaan, dia harus memberikan contoh yang baik kepada para karyawannya. Dia tidak ingin memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Robert."Aku sudah pernah bilang, aku tidak suka dianggap seperti orang asing," Robert menjawab dengan tegas. Kemudian, perlahan-lahan nada bicaranya berubah dan terdengar lebih lembut. "Istriku, aku senang melihat peluncuran produkmu yang sukses. Anggap saja ini adalah bentuk dukunganku kepadamu."Suzy tidak bisa membantah Robert. "Baiklah. Terima kasih, suamiku.""Aku senang mendengarnya." Suara tawa hangat terdengar di ujung telepon. "Setelah proyek ini beres, aku akan pergi menemuimu.""Oke," jawab Suzy, lalu menutup teleponnya.Di saat bersamaan, Monica menghampirinya dan bertanya, "Bu, mau aku antar pulang?""Tidak perlu, aku naik taksi saja. Suruh para karyawan pulang lebih awal, besok kita berkumpul di lobi kantor dan
Setelah mendengar ucapan sopir taksi, Suzy dan Hannes langsung menatap ke bangku penumpang. Mereka melihat seorang wanita berkacamata yang mengenakan cadar untuk menutupi wajahnya.Suzy mengulurkan tangannya dan mengetuk jendela kaca. "Kamu mengikutiku sepanjang jalan, apakah kamu tidak mau memperkenalkan diri?"Wanita tersebut menoleh secara perlahan-lahan dan menatap Suzy melalui kaca jendela. Setelah itu dia membuka pintu mobil, lalu beranjak keluar.Suzy refleks melangkah mundur. Hannes yang menyadarinya langsung menarik Suzy ke belakang dan melindunginya.Wanita yang berdiri di hadapannya ini memancarkan aura yang membuat Suzy bergidik. Jantung Suzy terasa berdegup kencang.Namun Suzy tidak buru-buru menginterogasi wanita ini. Sebaliknya, Suzy berkata kepada sopir taksi sambil memberikan uang 100 ribu, "Kamu boleh pergi."Sopir dan wanita itu sama-sama terkejut melihat Suzy yang membayar taksinya.Melihat sopir yang tidak mengambil uang tersebut, Hannes langsung menaruhnya ke dala
Setelah membayar taksinya, Suzy mengajak wanita paruh baya masuk ke dalam mobil Hannes.Suzy menceritakan semuanya kepada wanita paruh baya."Ini semua adalah idenya Nolan, kami tidak bekerja sama seperti yang kamu tuduhkan. Aku bersedia menjadi perwakilan Klan Youlan karena aku merasa itu akan menguntungkan untuk kalian. Kalian bisa hidup dengan layak di tengah masyarakat, bukannya malah dilupakan dan bersembunyi."Suzy mengutarakan pemikirannya secara lugas, "Aku tidak pernah tertarik untuk menjadi ketua Klan Youlan. Tapi batu suci memilihku, apa yang bisa aku lakukan? Aku juga tidak bisa mundur. Aku bisa lepas setelah kalian mendapatkan pemimpin yang baru."Perlahan-lahan wanita paruh baya pun tersentuh oleh ketulusan Suzy."Suzy, apakah yang kamu katakan benar? Seratus tahun yang lalu, kerajaan sendiri yang memusnahkan Klan Youlan. Kenapa tiba-tiba mereka mau membangkitkan kembali Klan Youlan?" Wanita paruh baya membingungkan keputusan Nolan.Suzy menjawab dengan datar, "Sekarang b
Keluarga Calvin sangat senang melihat Suzy yang pulang.Nenek Jenny menggenggam tangan Suzy dengan penuh kasih sayang, lalu mengajaknya duduk di sofa. "Kamu pasti kecapekan. Nenek pikir kamu tidak akan pulang dalam waktu dekat. Kenapa malah tiba-tiba pulang? Di mana Robert?"Suzy menceritakan tujuan kepulangannya, sementara Lucy datang dengan membawa sepiring buah."Ayo, makan dulu buahnya." Lucy meletakkan buah yang dibawanya ke atas meja."Terima kasih, Bu," Suzy menjawab Lucy, lalu kembali menatap Nenek Jenny. "Robert lagi sibuk, ada proyek yang harus diselesaikan.""Peluncuran produk barumu berjalan dengan sukses. Semua teman-temanku antusias membelinya. Kata mereka khasiatnya sangat bagus," kata Lucy sambil tersenyum.Suzy mengeluarkan dua buah kotak dari tas, lalu memberikannya kepada Lucy dan Jenny. "Bu, Nek, ini untuk kalian. Ini produk pengembangan dari produk terbaru, khasiatnya lebih bagus. Walaupun belum dijual secara komersial, produknya aman digunakan, kok."Lucy mengambi
Di dalam perjalanan pulang, Suzy berkata kepada Welly yang duduk di sampingnya, "Welly, besok Ibu dan orang-orang kantor mau mengadakan pesta di Pulau Cinta. Kamu mau mengundang Lily?""Mau, mau!" Welly mengangguk dengan semangat.Kemudian Welly mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Lily.Lily menjawab panggilan Welly. "Kak Welly, ada apa?"Suara Lily terdengar sangat lembut."Lily, besok ibuku mau membawaku ke pulau. Kamu mau ikut? Kamu ingat tempat kita mengumpulkan kerang? Kami mau ke sana lagi," jawab Welly."Wah, serius? Kerang kemarin aku bikin jadi gantungan, cantik banget!" Lily masih anak-anak. Anak mana yang tidak suka bermain?Namun Lily berusaha menenangkan diri dan menjawab dengan ragu-ragu, "Ta-tapi ... aku tidak tahu apakah ibuku akan mengizinkan aku."Di ujung telepon, suara Lily terdengar semakin kecil. Dia menutup saluran suara ponsel, sepertinya dia sedang berbicara kepada ibunya.Samar-samar, Suzy mendengar jawaban Shania. "Tidak boleh, Lily. Itu kegiatan perusah
Semuanya sudah berkumpul, mereka masuk ke dalam bus dan pergi menuju pelabuhan.Suzy tidak berniat mengadakan pesta yang terlalu formal, dia sendiri juga tidak menyukai suasana yang terlalu serius dan kaku.Sesaat kapal pesiar tiba di Pulau Cinta, Suzy memberikan pidato singkat di tempat yang telah disiapkan oleh staf. Suzy mengingatkan semua orang untuk memperhatikan keselamatan, lalu membebaskan mereka untuk beraktivitas sendiri.Di pulau ini, semua orang menikmati pelayanan yang sama seperti hari pernikahan Suzy. Mulai dari akomodasi, makanan, dan berbagai hiburan gratis. Pulau Cinta tidak terlalu besar, tetapi juga tidak terlalu kecil. Tiga hari sudah cukup untuk bersenang-senang.Setelah Suzy memberikan kata sambutan, Welly mengajak Suzy untuk menemui Lily."Lily, nanti kamu mau menyelam?" tanya Welly."Mau!" jawab Lily.Begitu Welly dan Lily bertemu, mereka langsung melepaskan tangan ibunya dan bermain. Suzy dan Shania tersenyum tak berdaya melihat anak mereka."Bu Suzy, terima k
Ketika berdiri di depan panggung, Suzy masih mengingat betapa romantisnya pernikahan mereka.Tiba-tiba, setelah ombak menerpa jalan setapak yang terbuat dari kaca, Suzy melihat sebuah lingkaran biru yang muncul.Suzy berjalan mendekat untuk memastikan yang dilihatnya. Ternyata benar, saat ombak surut, cahaya berwarna biru bermekaran di permukaan."Ini ... Plankton Biru?" Suzy terkejut."Plankton Biru" adalah fenomena makhluk laut yang dihasilkan oleh deburan ombak. Fenomena ini hanya terjadi pada bulan-bulan tertentu dan bukanlah sesuatu yang sering ditemui.Saking senangnya, Suzy melepaskan sandalnya dan bermain di pinggiran laut. Sembari bermain di pinggir pantai, Suzy menyaksikan kembang api biru yang beterbangan di langit. Dia terpesona melihat keindahan laut serta langit malam ini.Suzy berpikir, 'Seandainya Robert ada di sini .... Apakah proyeknya berjalan lancar?'Seandainya Suzy bisa menikmati malam ini bersama Robert .... Tiba-tiba sebuah ide melintas di kepala Suzy, dia menge