"Hmm? Makanya aku mengumpulkan semua orang untuk mendiskusikannya," Nolan menjawab Billy dengan ketus.Kemudian Nolan melirik Billy dengan sinis, lalu berbicara kepada Daniel, "Jenderal Xin, bagaimana rencanamu? Aku ingin menangkap Barbie sekaligus memberikan pelajaran kepada Pelelangan Baren."Daniel adalah seorang veteran di medan perang, makanya Nolan sangat membutuhkan sarannya.Sebelum menjawab Nolan, Daniel sudah memikirkan dan memperhitungkan segalanya. Ketika Nolan bertanya, Daniel pun menjawab tanpa ragu, "Sebenarnya, kesulitan terbesar adalah kalau kita langsung mengirimkan pasukan untuk menyerbu Pelelangan Baren.""Begitu kita bertindak, negara-negara besar yang melindungi Pelelangan Baren pasti langsung turun tangan untuk mencegah tindakan kita. Bahkan bisa saja mereka menempatkan kita di posisi yang tidak menguntungkan," Daniel menjelaskan."Benar, aku setuju." Billy menganggukkan kepala. Sebenarnya, tadi dia juga mengkhawatirkan masalah ini.Daniel lanjut menjelaskan, "Pe
Nolan bertanya kepada Suzy secara terang-terangan, "Aku dengar kamu adalah ketua Klan Youlan yang baru? Aku ingin mengetahui beberapa hal mengenai Klan Youlan. Apakah kamu bisa memberitahuku?"Awalnya Suzy agak terkejut mendengar Nolan yang membahas masalah Klan Youlan, tetapi Suzy pun segera mengerti. Nolan pasti penasaran karena Charles memberi tahu Nolan bahwa mendiang Ratu berasal dari Klan Youlan.Melihat tatapan Nolan yang begitu berharap, Suzy merasa tidak ada yang perlu disembunyikan. Namun sebelum menceritakan semuanya, ada 2 hal yang perlu ditekankan kepada Nolan."Raja, aku tidak berniat untuk menjadi ketua Klan Youlan. Selain itu, pengetahuanku akan Klan Youlan juga tidak sedalam yang orang-orang pikirkan. Aku hanya bisa menceritakan hal-hal yang aku tahu," jawab Suzy.Nolan mengangguk pelan. Kemudian, Suzy menceritakan latar belakang Klan Youlan, asal-usul darah salamander, dan bahkan batu suci yang memilihnya. Suzy tidak menutupi apa pun dari Nolan.Sembari mendengarkan c
Daniel dan Wallace pun mengangguk setuju. Di tempat ini, satu-satunya orang yang keberatan hanyalah Billy, tetapi dia tidak boleh bersikap keras kepala.Ketika semua tatapan tertuju kepadanya, terutama saat Nolan menatapnya, Billy mempertimbangkan keputusan mereka dan mengurungkan niatnya untuk membantah."Raja adalah orang yang bijaksana, Nona Suzy juga berpikiran jauh ke depan. Aku yang berpikiran terlalu pendek," jawab Billy.Nolan tersenyum puas setelah mendapatkan dukungan semua orang. Kemudian dia menatap Wallace dan mengingatkan, "Pelelangan Baren pasti memiliki niat buruk, entah apa yang ingin dilakukan mereka setelah mencuri batu suci. Kalian harus mencari cara untuk mendapatkan kembali batu suci itu.""Baik, Raja!" Wallace mengangguk.Setelah pertemuan selesai, semua orang membubarkan diri dan meninggalkan kerajaan. Ketika berada di dalam perjalanan pulang, Suzy menatap Daniel dan bertanya, "Ayah, Ayah kelihatan senang banget?"Daniel sedang menatap pemandangan di luar. Sesaa
Keesokan hari.Sebelum matahari terbit, Suzy bangun pagi-pagi sekali untuk mengantar keberangkatan Wallace dan yang lainnya. "Hati-hati di jalan ...."Pelelangan Baren adalah tempat yang sangat berbahaya. Wallace, Tori, Vermont, dan yang lainnya akan menempuh berbagai rintangan, wajar saja Suzy mengkhawatirkan keselamatan mereka.Robert merangkul Suzy sambil berkata, "Kakakmu dan yang lainnya adalah orang-orang terlatih. Tenang saja, mereka akan kembali dengan selamat."Suzy mengangguk pelan."Ayo, kita pulang." Robert mengajak Suzy pulang setelah Wallace dan yang lainnya berangkat."Em." Suzy membalikkan badan dan kembali ke dalam mobil.Ketika Robert dan Suzy berada di dalam perjalanan pulang, Daniel menelepon Suzy dan bertanya, "Mereka sudah berangkat?""Em, Kakak sudah berangkat," jawab Suzy.Di ujung telepon, terdengar suara Lorraine yang menyindir Daniel. "Jelas-jelas mengkhawatirkan anaknya, tapi tidak mau menurunkan ego untuk mengantarnya. Menyesal, 'kan?"Daniel menjawab denga
Sesaat mendengar ucapan Canelius dan Cole, Suzy sontak menghentikan langkahnya.Kemudian Suzy tersenyum dan menjawab dengan santai, "Aku tidak pantas dipanggil ketua. Kalian bisa memanggilku Suzy, Dokter Suzy, atau ... Nyonya Robert."Tanpa menunggu jawaban Canelius dan Cole, Suzy langsung berjalan ke depan Nolan dan menyapanya, "Raja.""Silakan duduk." Nolan menunjuk kursi yang ada di sebelah kirinya.Canelius mengerutkan alis sambil menatap Suzy yang duduk di seberangnya. "Batu suci telah memilihmu. Kamu tidak bisa mengubah takdirmu seenaknya.""Tapi aku sudah menekankan sebelumnya, aku tidak mau menjadi ketua Klan Youlan. Kalian juga bilang tidak akan memaksaku." Suzy bersikap tegas dan berbalik tanya, "Kalian mau ingkar janji?"Begitu mendengar ucapan Suzy, Canelius tidak bisa berkata-kata, sedangkan Cole terlihat agak canggung."Kamu jangan salah paham. Maksud pamanku, sekarang batu suci hilang, entah kapan baru bisa ditemukan. Tapi untuk membangun kembali Klan Youlan, kami memerl
Suzy kembali ke tempat duduknya.Nolan tersenyum puas, Canelius dan Cole juga merasa lega."Terima kasih." Canelius sangat menghargai Suzy yang bersedia mengalah. Canelius sendiri pun tidak lagi membahas masalah ketua.Setelah selesai berdiskusi, Nolan langsung mengutus bawahannya untuk merilis sebuah dokumen yang telah dirapikan.Dokumen tersebut menjelaskan pengenalan ilmiah tentang Klan Youlan, termasuk asal-usul ras, perkembangan, kebiasaan masyarakatnya, dan lain-lain. Penjelasan tentang darah salamander sengaja dihilangkan. Bagaimanapun, keberadaan darah itu terlalu aneh dan menakutkan, khawatirnya malah menyebabkan penolakan masyarakat. Ditambah, tidak semua ras Klan Youlan memiliki darah salamander. Setelah bertahun-tahun, akhirnya nama Klan Youlan kembali terdengar. Sebagian besar masyarakat penasaran dan ingin mengetahui lebih banyak mengenai Klan Youlan.[ Klan Youlan? Ada ras semacam itu? ][ Aku baru bertanya kepada kakekku. Katanya dulu ada. ][ Kalau begitu, ide memban
"Bu Suzy, ada apa?" tanya Monica melihat sikap Suzy yang aneh."Tidak apa-apa. Ayo, kita pergi." Suzy menarik kembali tatapannya sambil menggelengkan kepala.Sesampainya di perusahaan, Suzy masuk ke dalam kantor dengan didampingi Monica. Sesaat melihat kemunculan Suzy, para karyawan tampak antusias dan menyapanya dengan hormat."Bu Suzy!""Bu Suzy!""Halo, semuanya!" Suzy membalas sapaan mereka dengan ramah."Bu Suzy yang lain sudah menunggu di ruang rapat," kata Monica sambil mempersilakan Suzy berjalan duluan."Em." Suzy mengangguk, lalu masuk ke dalam lift."Ting." Pintu lift terbuka.Begitu Suzy muncul, para petinggi dan manajer yang tengah asyik mengobrol pun sontak terdiam. Dalam sekejap, suasana langsung berubah menjadi hening.Kemudian mereka semua bangkit berdiri dan menyapa Suzy. "Bu Suzy, selamat datang."Suzy menjawab sambil tersenyum. "Silakan duduk. Aku kembali untuk merayakan peluncuran produk baru bersama kalian. Hari ini kita tidak akan membicarakan masalah pekerjaan.
"Aku bisa membayarnya. Ini adalah keperluan perusahaanku," jawab Suzy.Suzy adalah wanita yang mandiri. Apalagi sebagai seorang pemimpin perusahaan, dia harus memberikan contoh yang baik kepada para karyawannya. Dia tidak ingin memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Robert."Aku sudah pernah bilang, aku tidak suka dianggap seperti orang asing," Robert menjawab dengan tegas. Kemudian, perlahan-lahan nada bicaranya berubah dan terdengar lebih lembut. "Istriku, aku senang melihat peluncuran produkmu yang sukses. Anggap saja ini adalah bentuk dukunganku kepadamu."Suzy tidak bisa membantah Robert. "Baiklah. Terima kasih, suamiku.""Aku senang mendengarnya." Suara tawa hangat terdengar di ujung telepon. "Setelah proyek ini beres, aku akan pergi menemuimu.""Oke," jawab Suzy, lalu menutup teleponnya.Di saat bersamaan, Monica menghampirinya dan bertanya, "Bu, mau aku antar pulang?""Tidak perlu, aku naik taksi saja. Suruh para karyawan pulang lebih awal, besok kita berkumpul di lobi kantor dan