Seiring pemesanan yang dibatalkan, berbagai komentar tidak enak pun bermunculan di platform siaran langsung.Ini bukan masalah sepele, kalau tidak segera ditangani pasti akan fatal.Wolter menghubungi beberapa departemen Perusahaan Medis Calvin untuk meminta bantuan, dia mengirimkan beberapa orang untuk menyelidiki sumber masalah.Monica menghubungi pihak media dan meminta bantuan mereka untuk meredam kericuhan serta berbagai komentar buruk.Wolter dan Monica sangat gesit dalam menghadapi masalah ini. Dengan berbekal pengalaman yang dimiliki, mereka segera membagi tugas dan tahu apa yang harus dilakukan.Setelah melewati berbagai upaya, akhirnya Wolter menemukan titik terang ...."Ketemu! Pak Wolter, Bu Monica, beberapa konsumen mengunggah reaksi alergi yang terjadi setelah menggunakan krim kita. Dari video yang diunggah, kondisi kulit mereka terlihat cukup parah. Perusahaan kompetitor menggunakan kesempatan ini untuk memojokkan kita.""Kenapa harus hari ini? Tidak mungkin cuma kebetul
"Cepat, hubungi Siska! Suruh dia buka isi kotaknya." Wolter memerintahkan Monica."Em." Monica mengangguk, lalu bergegas menghubungi Siska.Wolter kembali menatap layar yang ada di hadapannya. Dia mengerutkan alis sambil menatap sosok yang ada di dalam layar.Setelah berpikir cukup lama, Wolter mengirimkan foto Melinda kepada seseorang.[ Cepat cari keberadaan orang ini! ]"Kuserahkan kepada kalian, aku harus menghadiri pesta Robert dan Suzy," kata Wolter sambil mengambil tongkatnya.Monica merasa sangat cemas, Siska tak kunjung menjawab teleponnya.Mungkin suasana di pesta sangat ramai sehingga Siska tidak mendengar ponselnya yang berdering.Melihat Wolter yang hendak pergi, Monica mengejarnya dan berkata, "Aku ikut."Wolter dan Monica memiliki kekhawatiran yang sama, mereka takut terjadi sesuatu di acara pernikahan Robert dan Suzy.Wolter dan Monica saling bertatapan, lalu mengangguk dan berangkat.Di Pulau Cinta.Upacara pernikahan baru selesai, tak berapa lama seorang tamu penting
"Tadi Monica lagi sibuk mengurus pesta diskon peluncuran produk terbarumu. Jadi aku disuruh datang duluan." Siska mengangkat kedua bahunya."Em, terima kasih." Suzy menerima kotak yang diberikan.Ketika Suzy hendak mengambil kotak yang diberikan Siska, Joris langsung berteriak, "Tunggu!"Kemudian Joris merebut kotak tersebut, lalu berlari dan membuangnya ke laut."Kak Joris?""Joris?""Tuan Joris?"Semua orang tercengang melihat tindakan Joris. Ada apa dengannya?Joris telah mengerahkan seluruh tenaganya untuk melempar kotak itu sejauh mungkin."Duar!" Tak sampai satu menit, terdengar suara dentuman yang berasal dari tepi laut.Air laut memercik setinggi lima meter, sebagian tamu undangan yang berdiri di tepi pantai pun basah kuyup. "Ah ...." Suasana pesta menjadi ricuh."Itu ... bom?" Suzy menatap ke arah laut sampai tercengang. Dia tidak mengerti, apa yang baru saja terjadi?Siska terlihat pucat dan berkeringat dingin. Kenapa Monica memberikannya bom?Tidak, tidak mungkin! Bukan Mon
Begitu informasi tersebar, semua orang mengeluarkan ponselnya secara serentak,Suasana pesta yang awalnya romantis pun berubah menjadi dingin dan mencekam.Robert dan Suzy saling memandang, mereka bisa mengetahui isi pikiran satu sama lain tanpa harus berbicara.Kemudian Robert berjalan ke atas panggung, lalu mengambil mikrofon dan berkata, "Maaf semuanya, ada sedikit masalah teknis. Demi keamanan kita semua, pestanya akan ditunda selama setengah jam. Silakan menunggu di ruangan yang telah disiapkan dan mohon jangan berjalan-jalan sendiri.""Kak Joris, pinjam ponselmu," kata Suzy sambil mengulurkan tangannya."Ini ...." Joris langsung memberikan ponselnya."Kak, sebaiknya bawa tamu-tamu ini ganti baju. Jangan sampai mereka masuk angin." Suzy tidak tega melihat beberapa tamu yang basah kuyup.Joris dan Christina bergegas membawa para tamu ke ruangan yang telah disediakan.Suzy berbalik, lalu menghubungi Monica untuk menanyakan kondisi di kantor. Robert turun dari panggung dan memerintah
Ketika menoleh ke belakang, Kakek Yoha melihat sekelompok wartawan yang mengelilinginya.Para penduduk desa tampak kebingungan, mereka tidak tahu apa yang terjadi. Kenapa para wartawan memotret sambil melemparkan begitu banyak pertanyaan?"I-iya, kami warga Desa Limus." Kakek Yoha mengangguk kecil."Kalian penduduk desa yang bekerja sama dengan Suzy? Apakah kalian tidak sadar sudah ditipu?" tanya salah seorang wartawan yang berdiri di depan."Apa maksudmu?" Kakek Yoha mengerutkan alis."Maaf, maaf, kami lagi buru-buru. Maaf, sekarang bukan waktunya untuk mewawancarai." Salah seorang pemandu maju dan mengusir para wartawan.Para wartawan tidak menyerah begitu saja."Kalian tidak baca berita di internet? Perusahaan Suzvy Beauty memproduksi krim abal-abal, mereka juga memanfaatkan kepolosan warga desa untuk menipu kalian.""Iya, sudah produknya jelek, menipu orang desa pula. Tega-teganya dia menipu warga desa sendiri. Tolong jawab pertanyaan kami, kami hanya mau mencari tahu kebenarannya.
Wolter menatap para wartawan dengan sinis. "Siapa yang mengutus kalian datang dan membuat onar di sini? Beraninya menyinggung Keluarga Calvin dan Keluarga Xin. Besar juga nyali kalian."Walaupun mengenakan tongkat, aura Wolter tak kalah mengintimidasi."Bu Monica? Pak Wolter?" Para wartawan terkejut melihat kemunculan mereka.Ada wartawan yang maju bertanya, ada juga wartawan yang mundur karena merasa bersalah."Maaf, apa maksudnya kontrak palsu? Bisa tolong dijelaskan?" tanya salah seorang wartawan yang tidak tahu apa-apa.Wolter menatap wartawan yang mengeluarkan kontrak palsu, lalu memerintahkan pengawal, "Tangkap orang itu, bawa ke kantor polisi.""Kami sudah membuat pernyataan resmi mengenai masalah ini, kalian bisa mengeceknya sendiri. Perusahaan kami tidak membuat produk abal-abal. Kalau mau bersaing, gunakan cara yang sehat dan tunjukkan kemampuan kalian! Jangan pakai cara kotor seperti ini memalukan!""Maksud Anda? Ada pihak yang sengaja memfitnah Perusahaan Suzvy Beauty?" tan
Begitu mendengar ucapan Suzy, tak hanya Monica dan Wolter, semua orang yang mendengarnya langsung tercengang."Dia?" Nenek Jenny kaget.Setahu mereka Barbie sudah dipenjara, dia sempat dipindahkan ke rumah sakit karena mengalami gangguan jiwa. Bagaimana Barbie bisa muncul di Kota Hanggola?Suzy tidak terkejut melihat reaksi orang-orang, dia justru sedang menunggu jawaban Robert."Aku percaya Suzy," kata Robert sambil mengangkat kepalanya.Daniel mengeluarkan ponsel dan bergegas menghubungi kepolisian di ibu kota. "Apakah putrinya Thomas ada di sana?""Jenderal, 2 minggu yang lalu Barbie melarikan diri dari rumah sakit jiwa. Orang-orang di rumah sakit takut dihukum, makanya mereka merahasiakan hal ini.""Kayaknya Barbie memang pura-pura gila, dia mencari kesempatan untuk kabur." Suzy tahu bagaimana tabiat Barbie, dia bukanlah orang yang mudah menyerah.Robert mengernyit, tatapannya tampak menyeramkan. "Tak tahu diuntung! Dibiarkan hidup, tapi malah kembali cari masalah."Barbie tidak m
Nenek Jenny berjalan sambil dipapah Lucy. Sekujur tubuhnya langsung terasa lemas sesaat melihat Barbie yang menyamar menjadi pelayan."Ayahmu sudah dihukum mati, kenapa kamu masih cari gara-gara? Kenapa kamu tidak bertobat juga? Apa salah Robert dan Suzy?" Suara Nenek Jenny terdengar gemetaran.Barbie sama sekali tidak panik. Sejak memutuskan datang ke sini, dia sudah siap menerima semua risikonya.Barbie menoleh ke arah Suzy sambil tersenyum dingin. "Tidak, aku hanya menyerang Suzy."Sesaat mendengar jawaban Barbie, Daniel maju dan memarahinya, "Barbie Zheng, apa katamu?"Barbie tersentak melihat Daniel yang berdiri di hadapannya. "Apa? Barbie Zheng?""Benar! Kamu adalah putrinya Thomas Zheng. Kamu bermarga Zheng.""Kamu sudah bukan bagian Keluarga Xin, jangan menodai marga kami." Wallace dan Lance menatap Barbie dengan penuh kebencian.Barbie terlihat emosional, dia semakin membenci Suzy. Suzy telah merebut semua orang yang dulu menyayangi Barbie.Barbie kembali menatap Suzy dan bert