Barbie tak hanya menyebarkan rumor palsu mengenai produk yang baru dirilis, dia juga merusak pernikahan Suzy dan hampir membunuhnya.Ledakan tadi juga membuat para penonton kaget. Untungnya Joris sigap dan segera membuang bom itu ke laut. Bagaimana kalau sampai ada korban jiwa? Pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia malah menjadi tempat pertumpahan darah.Masyarakat tidak bisa memaafkan tindakan Barbie, dia benar-benar sudah kelewatan.Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Tabiat Barbie persis seperti ayahnya, sama-sama kejam.Para penonton langsung memaki Barbie.[ Kenapa dia tidak mati saja? ][ Wanita sialan, kok bisa ada orang sejahat ini? ][ Harusnya dia dihukum mati, menyusahkan hidup orang saja. ][ Suruh dia pegang bomnya, biar dia yang meledak! ]Berbagai caci makian memenuhi komentar siaran langsung.Suzy tidak marah, sebaliknya dia malah tersenyum dan berkata, "Kamu tidak suka melihat pernikahanku bahagia, 'kan? Kamu tidak rela melihat aku memiliki keluarga yang semp
Acara pernikahan berlangsung dengan tenang dan para penonton pun berhenti memaki-maki Barbie.Panggung dibangun di pinggir laut, tepatnya di sekitar perairan dangkal. Pasir-pasir tampak membentang di sepanjang garis pantai. Jalan setapak dan panggung terbuat dari kaca bening sehingga air laut yang jernih terlihat jelas di bawah kaki.Langit yang biru, panggung megah yang menyatu dengan laut, bunga-bunga bertaburan ....Megah, romantis, dan indah, mungkin ketiga kata ini paling cocok untuk menggambarkan suasana pernikahan Robert dan Suzy."Pertama kalinya aku melihat pernikahan seindah ini.""Suzy suka pantai, makanya Robert mengadakan pestanya di pulau ini. Ahh, aku iri, apakah aku bisa mendapatkan suami seromantis Robert?""Huhu, aku juga iri."Dengan diiringi lantunan lagu romantis, Robert dan Suzy bergandengan sambil berjalan ke atas panggung. Mereka berjalan dengan ditemani kedua malaikat kecil yang mengikuti dari belakang.Welly memegang cincin, sedangkan Lily menaburkan bunga. Me
Kerajaan Barat.Di sebuah kastil tua.Seorang pria tua berambut putih yang berpakaian mewah tampak duduk di kursi beludru berwarna keemasan. Ekspresinya tampak dingin, wajahnya yang keriput terlihat acuh tak acuh saat menyaksikan acara pernikahan yang disiarkan di televisi.Suasana haru yang tampak di televisi seolah tidak menggerakkan hatinya. Sebaliknya, sorotan matanya malah terlihat sangat dingin dan tajam."Pada akhirnya mereka tetap bersatu." Pria ini menyipitkan mata, lalu memencet sebuah tombol yang ada di sampingnya.Tak berapa lama, seorang pemuda datang dan menyapanya, "Tuan Stanson!""Sampaikan pesan kepada ketuamu. Katakan kepadanya, waktu yang tersisa sudah tidak banyak. Cepat bergerak!" perintah Tuan Stanson. Suaranya terdengar dingin dan misterius.Pemuda tersebut langsung menganggukkan kepala. "Baik."....Pesta pernikahan berlangsung dengan meriah.Setelah menyapa para tamu, Suzy sempat menghilang selama beberapa saat untuk berganti kostum. Begitu kembali muncul di te
Sesaat mendengar Wolter dan Robert yang sedang membicarakannya, Barbie langsung mengangkat kepala dan memelototi Robert dengan tajam.Robert tersenyum dingin, lalu berjalan menghampiri Barbie dan berkata, "Bagaimana? Kamu puas melihat pernikahan kami?"Begitu mendengar pertanyaan Robert, pupil mata Barbie menyusut dan kedua matanya tampak memerah karena kesal.Robert tersenyum puas. Dia malas meladeni Barbie, lalu berkata kepada Wolter, "Tidak perlu buru-buru. Besok utus orang untuk mengantarnya kembali ke penjara.""Baik." Wolter menganggukkan kepala dan bergegas memerintahkan kepala keamanan. "Wanita ini sangat licik. Utus beberapa orang untuk mengawasinya dengan baik. Jangan sampai lengah!""Baik, Pak Wolter," jawab kepala keamanan.Di saat bersamaan, Monica datang dan memberikan saran. "Bagaimana kalau siaran langsungnya kembali dibuka? Aku lihat para netizen sangat mendukung pernikahan Tuan dan Nyonya Robert. Sepertinya para netizen masih belum puas memarahi wanita ini."Wolter te
Suasana di sekitar terlihat gelap. Satu-satunya cahaya, hanya berasal dari layar yang menampilkan siaran langsung.Ketika membaca ribuan pesan tak terhitung yang muncul di layar, hati Barbie terasa seperti disayat pisau. Setelah diikat semalaman, kedua kaki tangan dan tangannya mulai mati rasa, dia sudah tidak memiliki tenaga untuk memberontak.Meskipun tidak menerima perlakuan seperti ini, Barbie tak punya pilihan selain menahannya. Dia bagaikan sampah yang dibuang, menjijikkan dan diludahi.Tak jauh dari sana, Barbie melihat cahaya yang menyala dengan diiringi suara tawa dan kemeriahan. Walaupun berada di tempat yang sama, Barbie merasa diasingkan ke dunia yang berbeda.....Para tamu undangan menghabiskan malam yang indah di pulau. Subuh sebelum matahari terbit, Suzy terbangun di sebuah kamar kayu yang dikelilingi kabut."Sudah bangun?" Terdengar suara serak di sampingnya.Sesaat menoleh ke samping, Suzy melihat seorang pria yang sedang meregangkan tubuh sambil tersenyum lembut kepa
"Apa yang terjadi?" Suzy menghampiri mereka dan bertanya.Melihat Suzy yang mengenakan gaun tipis, Robert langsung memeluknya dan menjawab, "Tadi malam ada yang menyelinap dan membawa Barbie kabur."Suzy tercengang sambil melihat ke arah Barbie diikat. Namun Robert malah sengaja bergeser ke depan untuk menghalangi pandangan Suzy. Sebelum Robert menghalangi pandangannya, Suzy sempat melihat bekas darah yang berceceran."Semua pengawal yang menjaga Barbie ....""Em." Robert mengangguk pelan.Suzy mengerutkan alis, sorotan matanya terlihat sedih. "Kenapa jadi seperti ini? Bukannya Thomas sudah dihukum mati? Komplotannya juga sudah ditangkap. Kalaupun ada anak buahnya yang lolos, mereka tidak mungkin sanggup berbuat sejauh ini.""Ini jelas bukan perbuatan Thomas." Lance yang sedang mencari petunjuk pun bangkit berdiri. Sebagai seseorang yang mempelajari ilmu deduksi, Lance adalah orang pertama yang menyadari bahwa Barbie diculik. Setelah menyadari kejanggalan, Lance langsung memberi tahu
"Sekarang? Baiklah, kita harus bergegas." Nolan mengangguk, dia sadar seberapa rumitnya masalah ini."Aku akan mengatur helikopter untuk mengantar kalian ke ibu kota." Kemudian Robert menatap Daniel dan berkata, "Aku tahu Ayah mabuk udara, tapi kondisi ini agak mendesak, tolong bertahan sebentar."Daniel melambaikan tangan sambil menjawab, "Tenang saja, kondisiku bukan masalah besar. Kamu fokus saja membereskan masalah di sini. Sebelum para tamu keluar dari penginapan, kamu dan Wallace harus membersihkan tempat ini.""Baik." Robert mengangguk."Ibumu belum bangun. Jangan memberi tahu masalah ini kepadanya, aku tidak ingin ibumu cemas." Daniel berpesan."Baik," jawab Robert."Baik, Ayah," jawab Wallce.Robert, Suzy, Wallace, dan yang lainnya mengangguk.Setelah berpesan, Daniel dan Nolan menaiki helikopter dan kembali ke ibu kota.Sebagai kakak pertama, Wallace berkata kepada Robert, "Biar aku yang bereskan. Tolong bawa Suzy ke kamar.""Iya, kalian adalah pengantin baru. Jangan sampai m
"Em, Ibu cuci muka dan gosok gigi dulu." Lorraine beranjak ke kamar mandi untuk bersiap-siap.Setelah selesai, Lorraine mengambil tasnya dan pergi ke restoran bersama Suzy dan Robert.Restoran terletak mengarah ke laut yang luas. Lonceng putih yang digantung di depan pintu terdengar berdenting.Ketika Lorraine, Robert, dan Suzy tiba, Simon dan yang lainnya sudah berada di restoran. Lorraine agak curiga, kenapa semua orang bangun sepagi ini?"Matahari terbit sangat indah. Kapan lagi bisa sarapan sambil menikmati pemandangan secantik ini?" kata Lucy sambil melambaikan tangannya ke arah Lorraine. "Bu Lorraine, sini ...."Lorraine tersenyum dan beranjak duduk di samping Lucy, sedangkan Robert dan Suzy duduk terpisah.Begitu Robert dan Suzy duduk, pelayan datang untuk menyajikan hidangan. Makanan lezat dengan ditemani lantunan lagu merdu serta matahari yang perlahan-lahan terbit ke permukaan, siapa yang tidak menyukai suasana seperti ini?Setelah matahari menyingsing, satu per satu tamu dat