Sesaat mendengar Wolter dan Robert yang sedang membicarakannya, Barbie langsung mengangkat kepala dan memelototi Robert dengan tajam.Robert tersenyum dingin, lalu berjalan menghampiri Barbie dan berkata, "Bagaimana? Kamu puas melihat pernikahan kami?"Begitu mendengar pertanyaan Robert, pupil mata Barbie menyusut dan kedua matanya tampak memerah karena kesal.Robert tersenyum puas. Dia malas meladeni Barbie, lalu berkata kepada Wolter, "Tidak perlu buru-buru. Besok utus orang untuk mengantarnya kembali ke penjara.""Baik." Wolter menganggukkan kepala dan bergegas memerintahkan kepala keamanan. "Wanita ini sangat licik. Utus beberapa orang untuk mengawasinya dengan baik. Jangan sampai lengah!""Baik, Pak Wolter," jawab kepala keamanan.Di saat bersamaan, Monica datang dan memberikan saran. "Bagaimana kalau siaran langsungnya kembali dibuka? Aku lihat para netizen sangat mendukung pernikahan Tuan dan Nyonya Robert. Sepertinya para netizen masih belum puas memarahi wanita ini."Wolter te
Suasana di sekitar terlihat gelap. Satu-satunya cahaya, hanya berasal dari layar yang menampilkan siaran langsung.Ketika membaca ribuan pesan tak terhitung yang muncul di layar, hati Barbie terasa seperti disayat pisau. Setelah diikat semalaman, kedua kaki tangan dan tangannya mulai mati rasa, dia sudah tidak memiliki tenaga untuk memberontak.Meskipun tidak menerima perlakuan seperti ini, Barbie tak punya pilihan selain menahannya. Dia bagaikan sampah yang dibuang, menjijikkan dan diludahi.Tak jauh dari sana, Barbie melihat cahaya yang menyala dengan diiringi suara tawa dan kemeriahan. Walaupun berada di tempat yang sama, Barbie merasa diasingkan ke dunia yang berbeda.....Para tamu undangan menghabiskan malam yang indah di pulau. Subuh sebelum matahari terbit, Suzy terbangun di sebuah kamar kayu yang dikelilingi kabut."Sudah bangun?" Terdengar suara serak di sampingnya.Sesaat menoleh ke samping, Suzy melihat seorang pria yang sedang meregangkan tubuh sambil tersenyum lembut kepa
"Apa yang terjadi?" Suzy menghampiri mereka dan bertanya.Melihat Suzy yang mengenakan gaun tipis, Robert langsung memeluknya dan menjawab, "Tadi malam ada yang menyelinap dan membawa Barbie kabur."Suzy tercengang sambil melihat ke arah Barbie diikat. Namun Robert malah sengaja bergeser ke depan untuk menghalangi pandangan Suzy. Sebelum Robert menghalangi pandangannya, Suzy sempat melihat bekas darah yang berceceran."Semua pengawal yang menjaga Barbie ....""Em." Robert mengangguk pelan.Suzy mengerutkan alis, sorotan matanya terlihat sedih. "Kenapa jadi seperti ini? Bukannya Thomas sudah dihukum mati? Komplotannya juga sudah ditangkap. Kalaupun ada anak buahnya yang lolos, mereka tidak mungkin sanggup berbuat sejauh ini.""Ini jelas bukan perbuatan Thomas." Lance yang sedang mencari petunjuk pun bangkit berdiri. Sebagai seseorang yang mempelajari ilmu deduksi, Lance adalah orang pertama yang menyadari bahwa Barbie diculik. Setelah menyadari kejanggalan, Lance langsung memberi tahu
"Sekarang? Baiklah, kita harus bergegas." Nolan mengangguk, dia sadar seberapa rumitnya masalah ini."Aku akan mengatur helikopter untuk mengantar kalian ke ibu kota." Kemudian Robert menatap Daniel dan berkata, "Aku tahu Ayah mabuk udara, tapi kondisi ini agak mendesak, tolong bertahan sebentar."Daniel melambaikan tangan sambil menjawab, "Tenang saja, kondisiku bukan masalah besar. Kamu fokus saja membereskan masalah di sini. Sebelum para tamu keluar dari penginapan, kamu dan Wallace harus membersihkan tempat ini.""Baik." Robert mengangguk."Ibumu belum bangun. Jangan memberi tahu masalah ini kepadanya, aku tidak ingin ibumu cemas." Daniel berpesan."Baik," jawab Robert."Baik, Ayah," jawab Wallce.Robert, Suzy, Wallace, dan yang lainnya mengangguk.Setelah berpesan, Daniel dan Nolan menaiki helikopter dan kembali ke ibu kota.Sebagai kakak pertama, Wallace berkata kepada Robert, "Biar aku yang bereskan. Tolong bawa Suzy ke kamar.""Iya, kalian adalah pengantin baru. Jangan sampai m
"Em, Ibu cuci muka dan gosok gigi dulu." Lorraine beranjak ke kamar mandi untuk bersiap-siap.Setelah selesai, Lorraine mengambil tasnya dan pergi ke restoran bersama Suzy dan Robert.Restoran terletak mengarah ke laut yang luas. Lonceng putih yang digantung di depan pintu terdengar berdenting.Ketika Lorraine, Robert, dan Suzy tiba, Simon dan yang lainnya sudah berada di restoran. Lorraine agak curiga, kenapa semua orang bangun sepagi ini?"Matahari terbit sangat indah. Kapan lagi bisa sarapan sambil menikmati pemandangan secantik ini?" kata Lucy sambil melambaikan tangannya ke arah Lorraine. "Bu Lorraine, sini ...."Lorraine tersenyum dan beranjak duduk di samping Lucy, sedangkan Robert dan Suzy duduk terpisah.Begitu Robert dan Suzy duduk, pelayan datang untuk menyajikan hidangan. Makanan lezat dengan ditemani lantunan lagu merdu serta matahari yang perlahan-lahan terbit ke permukaan, siapa yang tidak menyukai suasana seperti ini?Setelah matahari menyingsing, satu per satu tamu dat
"Ibu, percayalah kepadaku. Kalau memang tidak ketemu, apa boleh buat? Lagi pula aku memang tidak berencana kembali ke Klan Youlan." Suzy berusaha meyakinkan Lorraine.Setelah mendengar penjelasan Suzy, Lorraine pun merasa lega dan pergi menemui Lucy. Sesaat Lorraine pergi, ekspresi Suzy sontak berubah menjadi masam. Sikapnya yang tenang, tak lain hanyalah untuk menenangkan Lorraine.Batu suci merupakan benda peninggalan Klan Youlan. Sekarang batu tersebut malah hilang, Suzy tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya kepada Klan Youlan.Selain batu suci yang hilang, masih ada satu hal lagi yang membuat Suzy cemas. Berarti, tadi malam ada yang menyelinap ke dalam kamar Lorraine dan Daniel.Berdasarkan pengalaman bertahun-tahun dan kewaspadaan Daniel, bagaimana orang utusan Pelelangan Baren bisa mencuri kalung di dalam tas Lorraine tanpa ketahuan?Suzy berpikir sambil menatap ke setiap sudut kamar. Setelah merenung, dia mengeluarkan ponsel dan menelepon Lance. "Kak Lance, aku membutuhkan b
Robert menganalisa dengan tenang. "Mereka menyelamatkan Barbie dan mencuri kalung dengan sangat hati-hati. Sepertinya mereka khawatir ketahuan dan masalah ini menjadi besar. Melihat semua bukti yang dikumpulkan, aku yakin para penyelinap itu adalah utusan Pelelangan Baren."Semua orang mengangguk setuju.Di saat bersamaan, Wallace menyimpan ponselnya dan berkata dengan serius, "Aku baru mendapatkan kabar yang kurang bagus. Kapal yang dicurigai sebagai kapal Pelelangan Baren tidak berhasil dicegat. Mereka berhasil melewati batas pertahanan angkatan laut."Joris mengerutkan alis. "Terus bagaimana?"Ketika Suzy dan yang lainnya sedang berdiskusi, tiba-tiba pintu kamar dibuka dan seseorang masuk sambil bertanya, "Apa kata kalian? Batu suci hilang?"Canelius menatap leher Suzy yang tidak mengenakan kalung batu suci."Iya, dicuri. Kami sedang menyelidikinya," Robert menjawab dengan nada datar."Apa? Itu adalah barang sakral peninggalan Klan Youlan!" Cole muncul di belakang Canelius, raut waj
Awalnya hanya Suzy, Robert, dan Gilbert yang akan kembali ke ibu kota. Namun setelah dirundingkan kembali, akhirnya Wallace dan Lance juga ikut kembali ke ibu kota, sedangkan Joris tinggal untuk menemani Lorraine.Perlahan-lahan helikopter terbang dan melaju pergi ....Leon menarik kembali tatapannya, lalu merangkul Joris dan bertanya dengan penasaran, "Beri tahu aku, ada apa?"Bibir Joris tampak bergerak, tetapi setelah mempertimbangkan ulang, dia pun mengurungkan niatnya. "Sudahlah, nanti kamu malah ketakutan.""Ah, kamu! Membuatku penasaran saja ...." Leon terlihat kesal.Vermont melirik Leon dan memotong ucapannya, "Sudah, tunggu kabar dari Robert saja."Secara spontan, Janet melirik ke arah Tori yang tampak serius. Diam-diam, Janet pun mulai menebak-nebak di dalam hatinya ...."Paman, bagaimana dengan kita?" Cole bertanya kepada Canelius.Canelius melihat orang-orang yang berada di lokasi, lalu menjawab, "Ayo, pergi!"Cole tercengang melihat Canelius yang membalikkan badan dan per