Begitu informasi tersebar, semua orang mengeluarkan ponselnya secara serentak,Suasana pesta yang awalnya romantis pun berubah menjadi dingin dan mencekam.Robert dan Suzy saling memandang, mereka bisa mengetahui isi pikiran satu sama lain tanpa harus berbicara.Kemudian Robert berjalan ke atas panggung, lalu mengambil mikrofon dan berkata, "Maaf semuanya, ada sedikit masalah teknis. Demi keamanan kita semua, pestanya akan ditunda selama setengah jam. Silakan menunggu di ruangan yang telah disiapkan dan mohon jangan berjalan-jalan sendiri.""Kak Joris, pinjam ponselmu," kata Suzy sambil mengulurkan tangannya."Ini ...." Joris langsung memberikan ponselnya."Kak, sebaiknya bawa tamu-tamu ini ganti baju. Jangan sampai mereka masuk angin." Suzy tidak tega melihat beberapa tamu yang basah kuyup.Joris dan Christina bergegas membawa para tamu ke ruangan yang telah disediakan.Suzy berbalik, lalu menghubungi Monica untuk menanyakan kondisi di kantor. Robert turun dari panggung dan memerintah
Ketika menoleh ke belakang, Kakek Yoha melihat sekelompok wartawan yang mengelilinginya.Para penduduk desa tampak kebingungan, mereka tidak tahu apa yang terjadi. Kenapa para wartawan memotret sambil melemparkan begitu banyak pertanyaan?"I-iya, kami warga Desa Limus." Kakek Yoha mengangguk kecil."Kalian penduduk desa yang bekerja sama dengan Suzy? Apakah kalian tidak sadar sudah ditipu?" tanya salah seorang wartawan yang berdiri di depan."Apa maksudmu?" Kakek Yoha mengerutkan alis."Maaf, maaf, kami lagi buru-buru. Maaf, sekarang bukan waktunya untuk mewawancarai." Salah seorang pemandu maju dan mengusir para wartawan.Para wartawan tidak menyerah begitu saja."Kalian tidak baca berita di internet? Perusahaan Suzvy Beauty memproduksi krim abal-abal, mereka juga memanfaatkan kepolosan warga desa untuk menipu kalian.""Iya, sudah produknya jelek, menipu orang desa pula. Tega-teganya dia menipu warga desa sendiri. Tolong jawab pertanyaan kami, kami hanya mau mencari tahu kebenarannya.
Wolter menatap para wartawan dengan sinis. "Siapa yang mengutus kalian datang dan membuat onar di sini? Beraninya menyinggung Keluarga Calvin dan Keluarga Xin. Besar juga nyali kalian."Walaupun mengenakan tongkat, aura Wolter tak kalah mengintimidasi."Bu Monica? Pak Wolter?" Para wartawan terkejut melihat kemunculan mereka.Ada wartawan yang maju bertanya, ada juga wartawan yang mundur karena merasa bersalah."Maaf, apa maksudnya kontrak palsu? Bisa tolong dijelaskan?" tanya salah seorang wartawan yang tidak tahu apa-apa.Wolter menatap wartawan yang mengeluarkan kontrak palsu, lalu memerintahkan pengawal, "Tangkap orang itu, bawa ke kantor polisi.""Kami sudah membuat pernyataan resmi mengenai masalah ini, kalian bisa mengeceknya sendiri. Perusahaan kami tidak membuat produk abal-abal. Kalau mau bersaing, gunakan cara yang sehat dan tunjukkan kemampuan kalian! Jangan pakai cara kotor seperti ini memalukan!""Maksud Anda? Ada pihak yang sengaja memfitnah Perusahaan Suzvy Beauty?" tan
Begitu mendengar ucapan Suzy, tak hanya Monica dan Wolter, semua orang yang mendengarnya langsung tercengang."Dia?" Nenek Jenny kaget.Setahu mereka Barbie sudah dipenjara, dia sempat dipindahkan ke rumah sakit karena mengalami gangguan jiwa. Bagaimana Barbie bisa muncul di Kota Hanggola?Suzy tidak terkejut melihat reaksi orang-orang, dia justru sedang menunggu jawaban Robert."Aku percaya Suzy," kata Robert sambil mengangkat kepalanya.Daniel mengeluarkan ponsel dan bergegas menghubungi kepolisian di ibu kota. "Apakah putrinya Thomas ada di sana?""Jenderal, 2 minggu yang lalu Barbie melarikan diri dari rumah sakit jiwa. Orang-orang di rumah sakit takut dihukum, makanya mereka merahasiakan hal ini.""Kayaknya Barbie memang pura-pura gila, dia mencari kesempatan untuk kabur." Suzy tahu bagaimana tabiat Barbie, dia bukanlah orang yang mudah menyerah.Robert mengernyit, tatapannya tampak menyeramkan. "Tak tahu diuntung! Dibiarkan hidup, tapi malah kembali cari masalah."Barbie tidak m
Nenek Jenny berjalan sambil dipapah Lucy. Sekujur tubuhnya langsung terasa lemas sesaat melihat Barbie yang menyamar menjadi pelayan."Ayahmu sudah dihukum mati, kenapa kamu masih cari gara-gara? Kenapa kamu tidak bertobat juga? Apa salah Robert dan Suzy?" Suara Nenek Jenny terdengar gemetaran.Barbie sama sekali tidak panik. Sejak memutuskan datang ke sini, dia sudah siap menerima semua risikonya.Barbie menoleh ke arah Suzy sambil tersenyum dingin. "Tidak, aku hanya menyerang Suzy."Sesaat mendengar jawaban Barbie, Daniel maju dan memarahinya, "Barbie Zheng, apa katamu?"Barbie tersentak melihat Daniel yang berdiri di hadapannya. "Apa? Barbie Zheng?""Benar! Kamu adalah putrinya Thomas Zheng. Kamu bermarga Zheng.""Kamu sudah bukan bagian Keluarga Xin, jangan menodai marga kami." Wallace dan Lance menatap Barbie dengan penuh kebencian.Barbie terlihat emosional, dia semakin membenci Suzy. Suzy telah merebut semua orang yang dulu menyayangi Barbie.Barbie kembali menatap Suzy dan bert
Barbie tak hanya menyebarkan rumor palsu mengenai produk yang baru dirilis, dia juga merusak pernikahan Suzy dan hampir membunuhnya.Ledakan tadi juga membuat para penonton kaget. Untungnya Joris sigap dan segera membuang bom itu ke laut. Bagaimana kalau sampai ada korban jiwa? Pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia malah menjadi tempat pertumpahan darah.Masyarakat tidak bisa memaafkan tindakan Barbie, dia benar-benar sudah kelewatan.Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Tabiat Barbie persis seperti ayahnya, sama-sama kejam.Para penonton langsung memaki Barbie.[ Kenapa dia tidak mati saja? ][ Wanita sialan, kok bisa ada orang sejahat ini? ][ Harusnya dia dihukum mati, menyusahkan hidup orang saja. ][ Suruh dia pegang bomnya, biar dia yang meledak! ]Berbagai caci makian memenuhi komentar siaran langsung.Suzy tidak marah, sebaliknya dia malah tersenyum dan berkata, "Kamu tidak suka melihat pernikahanku bahagia, 'kan? Kamu tidak rela melihat aku memiliki keluarga yang semp
Acara pernikahan berlangsung dengan tenang dan para penonton pun berhenti memaki-maki Barbie.Panggung dibangun di pinggir laut, tepatnya di sekitar perairan dangkal. Pasir-pasir tampak membentang di sepanjang garis pantai. Jalan setapak dan panggung terbuat dari kaca bening sehingga air laut yang jernih terlihat jelas di bawah kaki.Langit yang biru, panggung megah yang menyatu dengan laut, bunga-bunga bertaburan ....Megah, romantis, dan indah, mungkin ketiga kata ini paling cocok untuk menggambarkan suasana pernikahan Robert dan Suzy."Pertama kalinya aku melihat pernikahan seindah ini.""Suzy suka pantai, makanya Robert mengadakan pestanya di pulau ini. Ahh, aku iri, apakah aku bisa mendapatkan suami seromantis Robert?""Huhu, aku juga iri."Dengan diiringi lantunan lagu romantis, Robert dan Suzy bergandengan sambil berjalan ke atas panggung. Mereka berjalan dengan ditemani kedua malaikat kecil yang mengikuti dari belakang.Welly memegang cincin, sedangkan Lily menaburkan bunga. Me
Kerajaan Barat.Di sebuah kastil tua.Seorang pria tua berambut putih yang berpakaian mewah tampak duduk di kursi beludru berwarna keemasan. Ekspresinya tampak dingin, wajahnya yang keriput terlihat acuh tak acuh saat menyaksikan acara pernikahan yang disiarkan di televisi.Suasana haru yang tampak di televisi seolah tidak menggerakkan hatinya. Sebaliknya, sorotan matanya malah terlihat sangat dingin dan tajam."Pada akhirnya mereka tetap bersatu." Pria ini menyipitkan mata, lalu memencet sebuah tombol yang ada di sampingnya.Tak berapa lama, seorang pemuda datang dan menyapanya, "Tuan Stanson!""Sampaikan pesan kepada ketuamu. Katakan kepadanya, waktu yang tersisa sudah tidak banyak. Cepat bergerak!" perintah Tuan Stanson. Suaranya terdengar dingin dan misterius.Pemuda tersebut langsung menganggukkan kepala. "Baik."....Pesta pernikahan berlangsung dengan meriah.Setelah menyapa para tamu, Suzy sempat menghilang selama beberapa saat untuk berganti kostum. Begitu kembali muncul di te
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny