Robert menghela napas.Setelah makan malam tadi, Robert sengaja menyayat pergelangan tangannya dan menampung darahnya di sebuah gelas.Robert mengambil gelas yang berisi darah tersebut dan menyuapinya ke mulut Suzy.Darah Robert dan Suzy telah menyatu, seharusnya darah Robert juga memiliki kekuatan yang sama dengan Suzy. Ternyata yang Robert maksud dengan "cairan" vitamin adalah darahnya sendiri.Robert tidak tahu apakah cara ini akan berhasil, tapi setidaknya dia mencoba semua yang dia bisa.Setelah selesai menyuapi Suzy, Robert mematikan lampu dan menyelimuti Suzy.Suasana di dalam kamar pun menjadi gelap.Robert mendekap Suzy erat-erat sambil bergumam, "Semoga besok kamu sudah bangun."Malam ini Robert beberapa kali memimpikan Suzy. Di dalam mimpinya, Suzy tampak tersenyum dan mengucapkan selamat pagi kepada Robert.Robert sangat terkejut, dia langsung bangun dan melihat ke luar jendela. Langit di luar masih gelap dan berkabut.Robert menundukkan kepala dan menatap Suzy berada di da
Semua menteri telah berkumpul di aula utama kerajaan.Ini adalah pertama kalinya Nolan menghadiri pertemuan kerajaan. Nolan duduk di samping Charles, dia terlihat sangat gugup.Kemunculan Nolan seolah mengumumkan kepada semua orang bahwa pewaris takhta telah ditentukan!Sebelumnya, Nolan maupun Samantha tidak pernah menghadiri pertemuan kerajaan."Raja, kasus kejahatan Thomas masih menjadi perbincangan masyarakat. Rakyat menuntut agar Thomas segera dihukum," kata salah seorang menteri.Seperti yang diduga, kasus Thomas akan menjadi topik pembuka pada pertemuan hari ini."Hmm." Charles melirik Nolan dan berkata, "Laporkan hasil penyelidikanmu.""Baik." Nolan berdiri, lalu membuka dokumen yang telah disiapkannya."Ehem, selama ini ...." Nolan mulai membahas setiap pelanggaran yang telah dilakukan Thomas selama ini.Nolan selesai menjelaskan hasil penyelidikannya dan kembali ke tempat duduk. Kemudian, dia menatap semua menteri yang hadir sambil bertanya, "Thomas telah melakukan pelanggara
"Pelelangan Baren adalah asosiasi ilegal yang bergerak di luar negeri, tidak ada satu pun negara yang berani menyentuh mereka. Aku yakin, pasti ada seseorang yang membantu mereka di belakang." Charles mengingatkan."Justru karena tidak ada yang berani melawan, kita harus memulainya." Tanpa pikir panjang, Nolan lanjut mengutarakan pendapatnya, "Willis bekerja sama dengan Thomas untuk menumbangkan kerajaan. Sudah jelas, dia berani berbuat seperti karena ada yang mendukungnya di belakang. Tapi ingat, mereka yang menyerang kita duluan. Mereka saja sudah mengincar kita, untuk apa kita bersikap sungkan kepada mereka? Kalau kita mundur, lain kali mereka akan kembali, mungkin dengan kekuatan yang berlipat ganda.""Mengeksekusi Willis akan menjadi pukulan telak bagi Pelelangan Baren, sekaligus juga sebagai peringatan untuk Shaleta dan antek-anteknya. Selain itu, kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk mempersatukan negara-negara yang dirugikan oleh Pelelangan Baren dan melawan balik."Nolan
Nolan mengerutkan alis. "Kamu yang mengecewakan Ayah, makanya Beliau memilihku."Melihat ekspresi Samantha yang menyebalkan, Nolan hanya bisa menghela napas. "Kalau tidak bekerja sama dengan Shaleta, kamu tidak akan seperti sekarang. Semua ini akibat ulahmu sendiri, jangan menyalahkan aku.""Cukup!" Samantha berteriak, dia tidak ingin mendengar lanjutannya. "Katanya kamu ingin membantuku, tapi kamu malah memercayai kalau aku bekerja sama dengan Shaleta. Nolan, sejak kapan kamu jadi orang yang munafik?""Tidak, aku tidak bermaksud seperti itu. Kak, ceritakan padaku. Aku ...."Sebelum Nolan selesai bicara, Samantha kembali menyelanya. Kali ini, Samantha tidak sungkan mengusirnya. "Jangan banyak omong kosong. Pergi sana!""Kak." Nolan tampak tak berdaya.Nolan tidak bisa memaksa Samantha. Nolan terpaksa pergi sambil menghela napas, sedangkan Samantha meringkuk di sudut dan tersenyum sinis.Menolongnya? Tidak ada orang yang bisa menolong Samantha!Nolan tidak mungkin bisa menolong Samantha
Tidak heran Samantha terkejut.Dokumen tersebut berisi klausul-klausul yang membahayakan kerajaan. Begitu ditandatangani, para penjahat itu tidak akan bisa disingkirkan lagi.Oleh sebab itu Samantha tidak berusaha membela diri, dia sudah yakin akan dihukum.Namun, siapa sangka, ternyata James tidak menyerahkan dokumen itu ....Kenapa James tidak menyerahkannya?Hati Samantha terasa bergejolak, sebuah pikiran yang bodoh pun melintas di benaknya."James." Samantha ingin mengetesnya. "Kalau aku bilang Shaleta dan Thomas yang menjebakku, apakah kamu akan percaya?"James menjawab dengan tenang, "Nolan bukanlah orang yang kejam, dia masih memedulikan persaudaraan kalian. Ayahmu sengaja menyerahkan kasusmu kepada Nolan, ini adalah caranya untuk menyelamatkanmu. Asalkan kamu mengaku salah dan berhenti mengincar posisi ratu, mereka pasti akan menyelamatkanmu."Samantha seolah tidak menghiraukan ucapan James. Samantha menatapnya dengan tegas dan kembali bertanya, "Aku tanya sekali lagi, apakah k
Begitu keluar dari Rutan Keamanan Nasional, James melihat mobil kerajaan yang masih menunggu di depan.Nolan membuka kaca jendela dan melambaikan tangan ke arah James.Sesaat James masuk ke dalam mobil, Nolan langsung bertanya, "Bagaimana? Apa katanya?'James terlihat ragu-ragu. Dia menatap Nolan yang tampak penasaran dan berkata, "Samantha tidak tahu apa-apa, dia juga dijebak.""Sudah kuduga!" Nolan menghela napas lega.James menatap Nolan dengan tatapan penuh curiga. Begitu menyadari tatapan James, Nolan pun bergegas menjelaskan, "Memang harus kamu yang membujuk kakakku. Kalau tidak, dia tidak mau buka mulut."Tanpa basa-basi, James langsung berpamitan, "Pangeran, aku sudah melaksanakan tugasku. Kalau tidak ada urusan lain, aku pergi dulu.""Sebentar." Nolan menggenggam lengan James. "Walaupun kakakku tidak bersalah, dia tidak bisa membuktikannya. Semuanya tidak bisa lolos, termasuk kakakku. Kamu tidak penasaran bagaimana dia akan dihukum?""Itu urusan kerajaan, tidak ada hubungannya
Rumah Sakit Nasional.Setelah beristirahat selama dua hari, kondisi Daniel pun mulai pulih. Dia sudah tidak sabar ingin pulang.Pagi-pagi sekali, Daniel dan yang lainnya sudah selesai mengemas barang. Mereka ingin berpamitan dan berterima kasih kepada Gilbert, tetapi Gilbert sedang tidak di tempat."Pak Gilbert pergi menemui Raja. Aku akan menyampaikan salam kalian kepadanya," kata Nick sambil tersenyum."Terima kasih." Daniel mengepalkan tangan.Di sepanjang lorong rumah sakit, para pasien menyapa Keluarga Xin dengan ramah."Jenderal Xin.""Nyonya Lorraine.""Tuan Muda."Daniel membalas sapaan demi sapaan, mereka juga mengungkapkan rasa terima kasihnya. Tanpa orang-orang yang mempertaruhkan nyawa mereka, nama baik Keluarga Xin tidak mungkin dipulihkan.Sesampainya di luar, sudah ada sekelompok orang yang menunggu di depan mobil. Begitu melihat kemunculan anggota Keluarga Xin, sebuah sosok tinggi yang tegap pun beranjak maju dan menyambut mereka."Jenderal Xin, Nyonya!" Julius menyapa
Christina menggelengkan kepalanya dengan kagum. "Kamu sangat hebat! Demi menyelesaikan tugas, kamu rela mengorbankan nyawamu. Kalau waktu itu aku tidak menolongmu, mungkin aku akan menyesalinya seumur hidup."Perbincangan di antara Julius dan Christina sontak membuat orang-orang penasaran."Christina, kamu dan Julius ...." Joris tampak keheranan.Christina menjawab sambil tersenyum, "Nanti aku ceritakan di rumah.""Ayo, masuk dulu ke mobil." Julius mempersilakan.Sesaat hendak masuk ke mobil, tiba-tiba Lance menyenggol pergelangan tangan Wallace sambil mengedipkan mata. "Kak, lihat itu."Wallace menatap ke arah yang ditunjuk Lance. Terlihat Tori yang mengenakan pakaian kasual dengan rambut terikat. Meskipun sederhana, Tori tetap cantik seperti biasa.Tori tidak datang sendirian, ada Vermont dan juga Janet.Mereka datang untuk menjemput anggota Tim Monet yang dirawat di Rumah Sakit Nasional.Tori memapah satu persatu anggotanya masuk ke dalam mobil. Selama ini Tori selalu terlihat dingi