Robert menatap Hugo dengan serius. "Bagaimana kalau aku menginginkan lebih daripada posisi direktur?"Hugo tercengang, lalu disusul dengan suara tawa. "Hahaha. Hanya posisiku dan Canelius yang berada di atas ketiga direktur. Canelius adalah wakil ketua kamar dagang. Jangan-jangan ... kamu menginginkan posisi Canelius?"Robert hanya tersenyum kecil sambil mendengarkan Hugo yang menambahkan, "Hal itu bukanlah perkara yang mudah. Bagaimanapun, dia adalah wakil ketua dan telah mengabdi selama bertahun-tahun. Kalau begitu datang aku langsung memberikan posisi Canelius kepadamu, anggota yang lain pasti tidak akan menerimanya. Apalagi, kamu juga tahu bahwa aku dan Canelius bersahabat ....""Pak Hugo tidak perlu cemas." Robert menyela Hugo yang tampak kebingungan, lalu tersenyum dan berkata, "Aku hanya bercanda."Kemudian, Robert melanjutkan, "Aku akan bergabung.""Wah, baguslah!" Hugo langsung menjabat tangan Robert dengan bersemangat. "Dengan bergabungnya Pak Robert, aku yakin, kamar dagang
Setelah mendapatkan kartu nama Robert, Angela pun pergi, sedangkan Suzy masuk kembali ke dalam hotel. Saat ini, Robert masih menunggunya di dalam ruangan."Bagaimana? Apakah Hugo berasal dari Klan Youlan?" tanya Robert.Suzy menggelengkan kepala sambil menghela napas."Dia bukan berasal dari Klan Youlan?" Robert tampak terkejut.Suzy berkata sambil berpikir, "Sejak tadi, aku terus memperhatikan reaksinya. Dia sama sekali tidak memedulikan kalung yang aku pakai. Anehnya, sikapnya itu tidak terlihat seperti sandiwara.""Tidak hanya itu, selama memapahnya, aku juga tidak merasakan reaksi yang muncul dari dalam tubuh Hugo. Saat Cole berada di dekatku, reaksi yang muncul tidak seperti ini," ujar Suzy.Robert mengangguk, dia setuju dengan kesimpulan Suzy. Namun, di sisi lain, masalah baru juga muncul. "Kalau Hugo bukan berasal dari Klan Youlan, untuk apa Cole selalu menemuinya secara diam-diam?""Aku juga penasaran." Suzy mengerutkan alisnya. "Meskipun masih muda dan tampak seperti anak yang
"Itu ...."Saat Suzy hendak menjawab, tiba-tiba terdengar suara pelayan yang membuka pintu ruangan, "Pangeran Nolan, ruangan ini masih ada tamu. Maaf, Anda tidak boleh masuk ....""Mereka sudah makan selama dua jam lebih. Masa belum selesai juga?" ujar Nolan.Begitu mendengar pergerakan di luar, Suzy dan Robert langsung melepaskan genggaman satu sama lain.Di saat bersamaan, Nolan membuka pintu dengan angkuh. Dia tercengang saat melihat kedua orang yang berada di dalam ruangan. "Ternyata kalian?!"Tiba-tiba, Nolan memutar bola matanya dan teringat akan sesuatu. Kemudian, dia tersenyum dan berkata kepada pelayan. "Aku dan Pak Robert berteman. Sudah, kalian pergi saja!"Pelayan menoleh ke arah Robert sambil menatapnya dengan ragu-ragu."Oh, Pangeran Nolan ingin menggunakan ruangan ini? Silakan! Aku juga sudah mau pergi," ujar Robert.Namun, Nolan tidak membiarkan mereka pergi begitu saja. Nolan menghalangi Robert dan Suzy, lalu menatap wanita yang berdiri di belakangnya. "Shaleta, pria i
Suzy menganggukkan kepalanya. "Benar, seperti yang dikatakan Pangeran Nolan, banyak wanita yang menyukai Pak Robert. Tentu Pak Robert tidak tega mengecewakan para wanita yang mengejarnya."Sesaat mendengar jawaban Suzy, Shaleta langsung mengerutkan alis.Nolan tidak tinggal diam. Begitu melihat raut wajah Shaleta, Nolan langsung menyela dan memarahi Suzy, "Kamu hanyalah seorang asisten biasa. Berani-beraninya berbicara seperti itu di hadapanku? Apakah kamu pikir aku tidak mengenal Pak Robert? Dia menyukai ...."Nolan hampir keceplosan. "Pak Robert adalah pria yang berprinsip. Dia tidak akan menjalin hubungan dengan wanita sembarangan. Jangan membohongiku, Pak Robert tidak mungkin berkencan!"Setelah selesai bicara, Nolan menoleh dan melihat reaksi Shaleta. Shaleta memandang Nolan dengan wajah yang sangat memelas.Saat ini, Robert mengangkat sudut bibirnya dan berkata perlahan-lahan, "Pangeran Nolan, asistenku tidak berbohong. Orang-orang mengatakan bahwa aku sangat mencintai Suzy. Sebe
"Kedua masalah ini tidak sama," Suzy menjawab dengan kesal.Suzy menatap Robert sambil menghela napas. Kemudian, Suzy membelai wajah Robert dan berkata dengan lembut, "Bagaimanapun, Shaleta adalah seorang putri. Bagaimana kalau dia benar-benar menyukaimu, lalu meminta untuk dinikahkan denganmu?"Suzy sangat khawatir. "Robert, aku tidak ingin hal itu terjadi. Aku belum cukup kuat untuk melawan kedua negara ...."Robert terharu mendengar jawaban Suzy. Seketika, Robert merasa hangat dan tenang.Kemudian, Robert menjawab dengan tegas, "Aku berjanji. Hal seperti itu tidak akan terjadi."Setelah bicara, Robert mengusap kepala Suzy, lalu mengecup bibirnya.Awalnya Suzy tertegun, tapi setelah beberapa detik, dia pun bereaksi dan membalas ciuman Robert.Robert dan Suzy sama sekali tidak memedulikan pandangan orang lain. Seiring dengan ciuman yang semakin mesra, suhu terasa semakin panas.Robert sudah lupa kapan terakhir kali melakukan ini.Namun, Suzy takut situasi menjadi tak terkendali. Dia s
Sebelum kembali ke Rumah Sakit Nasional, Suzy telah merubah kembali wajah Christina.Begitu memasuki halaman, seorang pemuda yang sedang berlatih pedang berhasil menarik perhatian Suzy."Pelan-pelan. Kenapa gerakan pergelangan tanganmu begitu cepat? Jangan terburu-buru. Inti dari jurus Pedang Taichi adalah kesabaran ...." Gilbert memandu dari samping.Gilbert duduk sambil menyilangkan kaki dan tampak sepiring kacang tanah yang terletak di atas meja. Kemudian, dia mengambil segenggam kacang tanah, lalu mengupas kulit dan menyantapnya.Gilbert mengabaikan tatapan pemuda yang tampak kelelahan. Dia malah melambaikan tangan dan mendesak, "Lanjutkan latihanmu! Saat seusiamu, setidaknya aku berlatih 50 kali sehari. Maka dari itu, aku memiliki fisik yang kuat ... uhuk, uhuk!"Ketika berbicara, Gilbert tersedak oleh kacang yang dimakannya. Kemudian, dia segera mengambil secangkir teh dan meneguknya. Saat meletakkan cangkir teh, dia melihat Suzy yang berada di luar halaman."Eh, Suzy sudah pulan
Suasana di kamar sebelah sangat sepi, sama sekali tidak terdengar suara.Diam-diam, Cole menyelinap keluar lagi. Suzy hanya tersenyum sambil beranjak ke dalam kamarnya sendiri. Setelah menutup pintu kamar, dia meletakkan barang-barangnya, lalu mengeluarkan ponsel dan menelepon Robert.Begitu telepon tersambung, Suzy langsung berkata, "Cole tidak berada di dalam kamar. Apakah kamu mengetahui keberadaannya?""Em, dia pergi menemui Hugo," jawab Robert.Sesaat mendengar jawaban Robert, Suzy bergumam, "Ternyata ...."Hari ini Gilbert terus mengawasi Cole sehingga dia tidak mempunyai kesempatan untuk kabur. Cole pasti penasaran untuk apa Suzy pergi menemui Hugo.Baguslah. Semakin Cole cemas, semakin mudah bagi Suzy untuk mengetahui hubungan di antara Cole dan Hugo. Robert mengerutkan alis dan bertanya, "Sudah malam, kenapa kamu belum tidur?"Tanpa sadar, Suzy menjawab, "Sudah malam? Bukannya baru jam ...."Suzy melihat jam yang tertera di ponsel, lalu tertegun sejenak. Ternyata sudah subuh.
Diam-diam, Barbie melirik Joris dan mengetesnya. "Apakah ... Kak Christina sudah ditemukan?"Joris menggelengkan kepala.Barbie agak kecewa setelah mengetahui jawaban Joris. Barbie sangat berharap Christina yang asal bisa segera kembali. Saat itu tiba, Suzy tidak akan bisa mengelak lagi!Melihat Joris yang tampak kecewa, Barbie berencana untuk menghiburnya, tapi di saat bersamaan kepala pelayan datang dan berbicara kepada Joris, "Tuan Joris, Jenderal meminta Anda untuk menemuinya di aula utama. Tuan Wallace baru saja mengirimkan pesan."Barbie menjawab dengan kebingungan, "Bukankah Ayah mengutus Kak Wallace untuk pergi menyelidiki keberadaan Jose? Memangnya ada informasi apa sampai Kak Joris harus ke sana ....""Aku juga tidak tahu," jawab kepala pelayan.Barbie mengikuti Joris ke aula utama.Setibanya di depan aula, kepala pelayan mengadang Barbie dan berkata, "Nona Barbie, maaf, Jenderal hanya mengizinkan Tuan Joris masuk. Mohon Anda menunggu di luar.""Baik." Meskipun terlihat tenan