"Itu ...."Saat Suzy hendak menjawab, tiba-tiba terdengar suara pelayan yang membuka pintu ruangan, "Pangeran Nolan, ruangan ini masih ada tamu. Maaf, Anda tidak boleh masuk ....""Mereka sudah makan selama dua jam lebih. Masa belum selesai juga?" ujar Nolan.Begitu mendengar pergerakan di luar, Suzy dan Robert langsung melepaskan genggaman satu sama lain.Di saat bersamaan, Nolan membuka pintu dengan angkuh. Dia tercengang saat melihat kedua orang yang berada di dalam ruangan. "Ternyata kalian?!"Tiba-tiba, Nolan memutar bola matanya dan teringat akan sesuatu. Kemudian, dia tersenyum dan berkata kepada pelayan. "Aku dan Pak Robert berteman. Sudah, kalian pergi saja!"Pelayan menoleh ke arah Robert sambil menatapnya dengan ragu-ragu."Oh, Pangeran Nolan ingin menggunakan ruangan ini? Silakan! Aku juga sudah mau pergi," ujar Robert.Namun, Nolan tidak membiarkan mereka pergi begitu saja. Nolan menghalangi Robert dan Suzy, lalu menatap wanita yang berdiri di belakangnya. "Shaleta, pria i
Suzy menganggukkan kepalanya. "Benar, seperti yang dikatakan Pangeran Nolan, banyak wanita yang menyukai Pak Robert. Tentu Pak Robert tidak tega mengecewakan para wanita yang mengejarnya."Sesaat mendengar jawaban Suzy, Shaleta langsung mengerutkan alis.Nolan tidak tinggal diam. Begitu melihat raut wajah Shaleta, Nolan langsung menyela dan memarahi Suzy, "Kamu hanyalah seorang asisten biasa. Berani-beraninya berbicara seperti itu di hadapanku? Apakah kamu pikir aku tidak mengenal Pak Robert? Dia menyukai ...."Nolan hampir keceplosan. "Pak Robert adalah pria yang berprinsip. Dia tidak akan menjalin hubungan dengan wanita sembarangan. Jangan membohongiku, Pak Robert tidak mungkin berkencan!"Setelah selesai bicara, Nolan menoleh dan melihat reaksi Shaleta. Shaleta memandang Nolan dengan wajah yang sangat memelas.Saat ini, Robert mengangkat sudut bibirnya dan berkata perlahan-lahan, "Pangeran Nolan, asistenku tidak berbohong. Orang-orang mengatakan bahwa aku sangat mencintai Suzy. Sebe
"Kedua masalah ini tidak sama," Suzy menjawab dengan kesal.Suzy menatap Robert sambil menghela napas. Kemudian, Suzy membelai wajah Robert dan berkata dengan lembut, "Bagaimanapun, Shaleta adalah seorang putri. Bagaimana kalau dia benar-benar menyukaimu, lalu meminta untuk dinikahkan denganmu?"Suzy sangat khawatir. "Robert, aku tidak ingin hal itu terjadi. Aku belum cukup kuat untuk melawan kedua negara ...."Robert terharu mendengar jawaban Suzy. Seketika, Robert merasa hangat dan tenang.Kemudian, Robert menjawab dengan tegas, "Aku berjanji. Hal seperti itu tidak akan terjadi."Setelah bicara, Robert mengusap kepala Suzy, lalu mengecup bibirnya.Awalnya Suzy tertegun, tapi setelah beberapa detik, dia pun bereaksi dan membalas ciuman Robert.Robert dan Suzy sama sekali tidak memedulikan pandangan orang lain. Seiring dengan ciuman yang semakin mesra, suhu terasa semakin panas.Robert sudah lupa kapan terakhir kali melakukan ini.Namun, Suzy takut situasi menjadi tak terkendali. Dia s
Sebelum kembali ke Rumah Sakit Nasional, Suzy telah merubah kembali wajah Christina.Begitu memasuki halaman, seorang pemuda yang sedang berlatih pedang berhasil menarik perhatian Suzy."Pelan-pelan. Kenapa gerakan pergelangan tanganmu begitu cepat? Jangan terburu-buru. Inti dari jurus Pedang Taichi adalah kesabaran ...." Gilbert memandu dari samping.Gilbert duduk sambil menyilangkan kaki dan tampak sepiring kacang tanah yang terletak di atas meja. Kemudian, dia mengambil segenggam kacang tanah, lalu mengupas kulit dan menyantapnya.Gilbert mengabaikan tatapan pemuda yang tampak kelelahan. Dia malah melambaikan tangan dan mendesak, "Lanjutkan latihanmu! Saat seusiamu, setidaknya aku berlatih 50 kali sehari. Maka dari itu, aku memiliki fisik yang kuat ... uhuk, uhuk!"Ketika berbicara, Gilbert tersedak oleh kacang yang dimakannya. Kemudian, dia segera mengambil secangkir teh dan meneguknya. Saat meletakkan cangkir teh, dia melihat Suzy yang berada di luar halaman."Eh, Suzy sudah pulan
Suasana di kamar sebelah sangat sepi, sama sekali tidak terdengar suara.Diam-diam, Cole menyelinap keluar lagi. Suzy hanya tersenyum sambil beranjak ke dalam kamarnya sendiri. Setelah menutup pintu kamar, dia meletakkan barang-barangnya, lalu mengeluarkan ponsel dan menelepon Robert.Begitu telepon tersambung, Suzy langsung berkata, "Cole tidak berada di dalam kamar. Apakah kamu mengetahui keberadaannya?""Em, dia pergi menemui Hugo," jawab Robert.Sesaat mendengar jawaban Robert, Suzy bergumam, "Ternyata ...."Hari ini Gilbert terus mengawasi Cole sehingga dia tidak mempunyai kesempatan untuk kabur. Cole pasti penasaran untuk apa Suzy pergi menemui Hugo.Baguslah. Semakin Cole cemas, semakin mudah bagi Suzy untuk mengetahui hubungan di antara Cole dan Hugo. Robert mengerutkan alis dan bertanya, "Sudah malam, kenapa kamu belum tidur?"Tanpa sadar, Suzy menjawab, "Sudah malam? Bukannya baru jam ...."Suzy melihat jam yang tertera di ponsel, lalu tertegun sejenak. Ternyata sudah subuh.
Diam-diam, Barbie melirik Joris dan mengetesnya. "Apakah ... Kak Christina sudah ditemukan?"Joris menggelengkan kepala.Barbie agak kecewa setelah mengetahui jawaban Joris. Barbie sangat berharap Christina yang asal bisa segera kembali. Saat itu tiba, Suzy tidak akan bisa mengelak lagi!Melihat Joris yang tampak kecewa, Barbie berencana untuk menghiburnya, tapi di saat bersamaan kepala pelayan datang dan berbicara kepada Joris, "Tuan Joris, Jenderal meminta Anda untuk menemuinya di aula utama. Tuan Wallace baru saja mengirimkan pesan."Barbie menjawab dengan kebingungan, "Bukankah Ayah mengutus Kak Wallace untuk pergi menyelidiki keberadaan Jose? Memangnya ada informasi apa sampai Kak Joris harus ke sana ....""Aku juga tidak tahu," jawab kepala pelayan.Barbie mengikuti Joris ke aula utama.Setibanya di depan aula, kepala pelayan mengadang Barbie dan berkata, "Nona Barbie, maaf, Jenderal hanya mengizinkan Tuan Joris masuk. Mohon Anda menunggu di luar.""Baik." Meskipun terlihat tenan
"Em, baik." Daniel bangkit berdiri, lalu pergi meninggalkan aula.Setelah Daniel pergi, Barbie menatap Joris dan berkata, "Kak Joris, terima kasih."Joris melambaikan tangan. Sebaliknya, dia malah menghibur Barbie, "Jangan menyalahkan Ayah. Akhir-akhir ini situasi di ibu kota tidak stabil. Demi melindungimu, Ayah terpaksa harus segera mengutusmu ke sisi kota."Barbie terlihat terkejut, dia berpikir, 'Sepertinya bukan demi melindungiku. Ayahnya tergesa-gesa menyingkirkanku karena mulai mencurigaiku."Melindungi Barbie? Barbie tidak mungkin memercayai omong kosong itu. Namun, dia berpura-pura tidak tahu dan menghela napas. "Oh, ternyata begitu."Saat beranjak meninggalkan Aula, Barbie bertanya kepada Joris, "Kak Joris, kenapa Ayah memanggilmu? Apakah ada sesuatu yang penting?"Joris tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepala. "Tidak ada."Barbie menatap Joris sambil menghela napas. "Ayah mengutus Kak Wallace untuk melacak keberadaan Jose. Sebenarnya, aku sangat mengkhawatirkan keselamat
Pertanyaan Barbie tidak memiliki maksud lain, tapi Joris justru merasa curiga.Sembari memperhatikan raut wajah Joris, Barbie melanjutkan, "Pasti ada sesuatu yang membebani Suzy. Kalau bukan Kak Joris, dia pasti mengkhawatirkan aku. Semua salahku, tempo hari aku memang sudah kelewatan. Dia pasti sudah tidak memercayaiku lagi."Barbie menunjukkan ekspresi menyesal. "Kak Joris, maaf, semua karena kesalahanku. Aku telah merusak persahabatan kalian."Joris menggelengkan kepalanya. "Suzy bukan orang seperti itu. Dia tahu betapa pentingnya informasi mengenai Christina. Dia tidak akan sengaja menutupinya dariku."Sembari bicara, Joris menepuk pundak Barbie dan menghiburnya. "Masalah ini tidak ada hubungannya denganmu. Jangan khawatir."Barbie memaksakan diri untuk tersenyum dan bertanya balik, "Bagaimana kalau Kak Joris menelepon Suzy dan memastikannya lagi?"Joris terdiam selama beberapa saat, lalu menjawab, "Em, aku akan memastikan hal ini.""Baiklah." Barbie tidak melanjutkan pertanyaannya
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny