Kehidupan pasutri muda itu pun berjalan seperti yang seharusnya mereka lalui. Jodi yang di awal menginginkan Rara agar satu jurusan kuliah dengannya jelas tak tega memaksakan kehendaknya karena potensi sang istri berbeda dengan dirinya sehingga mereka kuliah mengambil program studi yang berbeda.
Berbekal pengalaman menghadapi dinosaurus di masa SMA, Rara kini sudah kebal melawan berbagai tipe perempuan yang ingin mendapatkan lebih dari suaminya.
Iya, Rara tak perduli betina model apapun yang mengusik rumah tangganya akan dia libas bak jawara keturunan Kong Ji'i.
"Sis, tolongin tuh si Rara di lorong dekat ruang BEM lagi di labrak sama senior cewek." Andri meminta bantuan Siska.
Yups, semua sahabat Jodi dan Rara memang sengaja kuliah di tempat yang sama untuk memudahkan othor mengatur ceritanya #eeehhh bukan tapi karena emang mereka sepakat menjadi paket komplit tak terpisahkan walaupun dengan jurusan program studi yang berbeda.
"Ooh, biasa itu mah.
Kesibukan pagi ini sama hari sebelumnya dimana sepasang suami istri itu sedang bersiap untuk berangkat kuliah bersama."Udah siap?* tanya Jodi yang baru saja rapih."Kamu kok rapih banget sih? Mau kuliah apa mau tebar pesona?" tanya Rara dengan ketus saat melihat suaminya terlihat sangat tampan dengan kaos putih berbalut hem warna maroon yang sama sekali tidak dikancingkan dan di bagian lengannya sudah tergulung rapi hingga ke siku."Kuliah sayang. Buat apa aku tebar pesona? Aku kan udah punya istri secantik kamu. Apalagi udah ada calon baby kita disini." Jodi berjalan mendekat dan mengusap lembut perut sang istri namun Rara justru menepis tangan suaminya."Kamu udah jadi suami aku dan calon bapak untuk anak aku. Jadi gak usah rapi-rapi banget kalo mau pergi sendiri tanpa istri," ujar Rara mendekat ke arah Jodi dan mulai mengancingkan hem milik suaminya hingga ke kancing bagian teratas. Bahkan lengan hem yang sudah Jodi gulung rapih, kini sudah kembali di
Setelah selesai sarapan, Jodi mengantarkan istrinya ke depan ruang kelasnya sebelum dirinya datang ke kelasnya sendiri. "Hati-hati Yang. Inget, sekarang ada baby kita disini." Jodi mengusap sekilas perut sang istri. "Bekelnya jangan lupa dimakan. Jangan beli makanan yang aneh-aneh," ujar Jodi lagi."Iya, iya. Bawel banget," ujar Rara sebal. Karena Jodi sudah mengucapkan kata-kata itu berulang kali."Bukan bawel sayang. Aku cuman ngingetin. Ini juga demi kebaikan kamu dan calon anak kita," balas Jodi."Iya, iya. Kalau gitu aku masuk kelas dulu," pamit Rara lalu membalikkan badannya hendak melangkah masuk kelas. Namun Jodi justru kembali menggenggam tangan istrinya."Kenapa?" tanya Rara heran."Belum kiss, belum salim," ujar Jodi sambil mengetuk-ngetuk bibirnya dengan jari telunjuk."Haiss..."CupRara mencium sekilas bibir sang suami. Lalu mencium punggung tangan Jodi. Sedangkan Jodi hanya mengecup sekilas puncak kepala sang ist
Mata kuliah kedua ternyata sang dosen berhalangan hadir sehingga kelas Rara hanya mendapatkan tugas lalu mengumpulkannya kepada ketua kelas. Suasana kelas yang ramai dengan hiruk pikuk teman sekelasnya entah mengapa tidak membuat Rara bersemangat.Rara mengambil ponselnya yang berada di atas meja begitu merasakan getaran pertanda ada pesan masuk. Dan ternyata pesan itu dikirim oleh sang suami.[Lagi apa Yang? Udah dimakan bekelnya?]Rara yang kesal karena merasa rindu kepada suaminya pun memilih mengetik pesan balasan dengan sangat singkat, padat dan jelas. [Udah][Ya udah. Kamu hati-hati ya. Jaga baby kita. Aku mau masuk. Ada kelas]"Udah gitu doang chatnya? Huh nyebelin banget sih," gerutu Rara dan langsung melemparkan ponselnya ke atas meja."Ra, kita ke kantin yuk? Laper nih gue." Siska yang malas melihat kegalauan Rara mencoba menghibur sahabatnya itu dengan mengajaknya ke kantin.Rara tadi sempat mengirim pesan pada Dodit dan sa
Ketika taksi online telah berhenti di halaman rumah, Rara langsung turun begitu saja tanpa memperdulikan sang suami yang terus saja memanggilnya.Babeh Sabeni dan Enyak Halimah yang menyaksikan pemandangan itu tak mau ikut campur karena biasanya mereka akan kembali mesra dalam hitungan menit. 'dasar anak muda' batin kedua orang tua itu."Yang, dengerin penjelasan aku dulu," pinta Jodi sembari mensejajarkan langkah kakinya dengan sang istri.Tak menjawab, Rara hanya fokus menatap ke depan agar segera tiba di kamarnya. Hingga mau tak mau Jodi hanya bisa mengekori sang istri dari belakang.Brak....Rara membanting pintu kamarnya hingga hampir membuat wajah Jodi mencium daun pintu. "Huft, sabar-sabar," gumam Jodi sembari mengusap dadanya.Dengan perlahan, Jodi membuka pintu kamar yang sempat dibanting oleh sang istri. Hingga pandangan matanya tertuju di atas ranjang dimana Rara merebahkan tubuhnya tanpa melepas sepatu."Sayang," panggil J
"Wah, anak Babeh nyang lagi bunting cakep bener pagi ini," puji Babeh Sabeni begitu melihat penampilan Rara di meja makan."Ah Babeh, jadi selama ini aye jelek buruk rupa gitu?" sahut Rara."Ya tumbenan gitu loe masih pagi gini udah cakep-" ujar Babeh Sabeni."Aye pan emang udah cakep dari dulu. Babehnya aje nyang kagak perhatian ama aye," seloroh Rara.GlegBabeh Sabeni kaget dengan perubahan sikap ibu hamil di depannya ini. Biasanya Rara begitu menjaga setiap ucapannya, tapi kini dia tampak tak peduli dengan apa yang dia ucapkan barusan."Eh iya, laki loe mana?" tanya Babeh Sabeni seraya melirik ke arah putrinya."Laki aye lagi siap-siap. Bentar lagi juga turun," jawab Rara. "Wah, ada kue cucur ya Nyak," tanya Rara pada Enyak Halimah yang sedang menata sarapan pagi untuk keluarganya."Iye, ini bakal cemilan loe nanti. Sarapannya tetap dong lontong bumbu kedemenan anak Enyak nyang lagi hamil," ujar Enyak Halimah seraya mengusa
"Hai Dit, Sam, Dri," sapa seorang perempuan cantik yang saat ini sedang berjalan ke arah mereka."Ngapain loe disini? Kayaknya Rosa hari ini gak ada mata kuliah deh makanya dia gak masuk," ucap Dodit saat Rara berdiri tepat di depannya."Gue mau cari pemandangan segar aja disini. Loe diem-diem masih tau aja ya kebiasaannya Rosa," sindir Rara sengaja melirik ke arah Samudra."Hahaha. Gak cuman elo yang bingung dua sahabat gue bisa rapih jaga perasaan tapi gue salut sama mereka," ujar Andri geli."Dri, kenapa loe ketawa?" tanya Jodi yang baru saja bergabung dengan mereka."Bini loe ngapain ada disini?" tanya Samudra."Ikut gue kuliah," jawab Jodi dengan wajah datarnya."Iya enggak apa-apa kan gue tau circle pertemanan suami sendiri ketimbang bosen di rumah," sahut Rara."Wah, gak ada kerjaan loe," decak Dodit seraya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Rara."Ini gara-gara kelakuan fans loe," bisik Jodi kesal pada sang
Usia kehamilan Rara sudah masuk tiga bulan. Semenjak hamil Jodi tidak mengizinkan Rara melakukan hal berat. Bahkan membantu Enyak memasak di dapur saja Jodi langsung menyuruhnya untuk istirahat.Seharian juga Rara selalu dalam pengawasan Halimah atau Rodiah yang bergantian menemani Rara di rumah baru mereka."Duduk aja disini jangan banyak gerak ya. Yang ada nanti kamu bakalan kecapean," ucap Jodi sambil menyuruh Rara duduk di sofa ruang tamu."Ish, lebay beud dah. Kerjaan di dapur mah kagak berat," sahut Rara tak mau di atur berlebihan oleh suaminya.Jodi menahan Rara yang masih mencoba untuk kembali ke arah dapur. Dia mengedarkan pandangannya lalu mengambil buku yang berada di atas meja. Rara menatap Jodi bingung saat suaminya itu malah memberikannya buku."Baca buku aja deh. Baca buku juga sama-sama mengeluarkan tenaga dari gerakan setiap membalikkan halaman buku," saran Jodi disertai senyuman semanis madu."Aku mau ke dapur bukan mau bac
"Yang," panggil Rara yang malam ini sedang menemani Jodi memeriksa laporan penjualan toko onderdil motor melalui smartphone miliknya. "Kenapa sayang?" Jodi menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap sang istri. "Kita ke restoran Jepang yuk?" ajak Rara. "Kamu udah laper lagi?" tanya Jodi heran karena baru satu jam yang lalu mereka makan malam. "Laper dikit. Tapi aku kangen makanan Jogja pas kita honeymoon," ujar Rara. "Ehh, ralat. Bukan aku yang kepengen makanan Jogja tapi baby," rajuk Rara agar Jodi menuruti keinginannya. "Ya udah kita berangkat sekarang mumpung belum terlalu malam," ujar Jodi dan mulai merapihkan file pekerjaannya di smartphone. "Aku ambil jaket. Kamu tunggu sini," ujar Jodi dan dibalas anggukan kepala oleh Rara. Tak lama berselang Jodi kembali dengan jaket bomber miliknya. "Sini aku pakein." "Makasih suamiku," ucap Rara manja seraya mencium pipi suaminya sekilas. "Udah. Sekarang berangkat y