Usia kehamilan Rara sudah masuk tiga bulan. Semenjak hamil Jodi tidak mengizinkan Rara melakukan hal berat. Bahkan membantu Enyak memasak di dapur saja Jodi langsung menyuruhnya untuk istirahat.
Seharian juga Rara selalu dalam pengawasan Halimah atau Rodiah yang bergantian menemani Rara di rumah baru mereka.
"Duduk aja disini jangan banyak gerak ya. Yang ada nanti kamu bakalan kecapean," ucap Jodi sambil menyuruh Rara duduk di sofa ruang tamu.
"Ish, lebay beud dah. Kerjaan di dapur mah kagak berat," sahut Rara tak mau di atur berlebihan oleh suaminya.
Jodi menahan Rara yang masih mencoba untuk kembali ke arah dapur. Dia mengedarkan pandangannya lalu mengambil buku yang berada di atas meja. Rara menatap Jodi bingung saat suaminya itu malah memberikannya buku.
"Baca buku aja deh. Baca buku juga sama-sama mengeluarkan tenaga dari gerakan setiap membalikkan halaman buku," saran Jodi disertai senyuman semanis madu.
"Aku mau ke dapur bukan mau bac
"Yang," panggil Rara yang malam ini sedang menemani Jodi memeriksa laporan penjualan toko onderdil motor melalui smartphone miliknya. "Kenapa sayang?" Jodi menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap sang istri. "Kita ke restoran Jepang yuk?" ajak Rara. "Kamu udah laper lagi?" tanya Jodi heran karena baru satu jam yang lalu mereka makan malam. "Laper dikit. Tapi aku kangen makanan Jogja pas kita honeymoon," ujar Rara. "Ehh, ralat. Bukan aku yang kepengen makanan Jogja tapi baby," rajuk Rara agar Jodi menuruti keinginannya. "Ya udah kita berangkat sekarang mumpung belum terlalu malam," ujar Jodi dan mulai merapihkan file pekerjaannya di smartphone. "Aku ambil jaket. Kamu tunggu sini," ujar Jodi dan dibalas anggukan kepala oleh Rara. Tak lama berselang Jodi kembali dengan jaket bomber miliknya. "Sini aku pakein." "Makasih suamiku," ucap Rara manja seraya mencium pipi suaminya sekilas. "Udah. Sekarang berangkat y
"Kamu udah belum? Kok lama banget sih?" tanya Rara sebal karena merasa Jodi terlalu lama bermain dengan ponselnya."Iya sayang," ujar Jodi dengan pandangan melirik ke arah pintu masuk. Dan seketika itu sebuah senyum bahagia mengembang di sudut bibirnya saat melihat sahabat mantan jomblo nya sudah sampai."Hai bro." Jodi mengangkat tangannya memanggil ketiga sahabatnya hingga membuat Rara mengikuti pandangan sang suami."Kok bisa ada mereka disini?" tanya Rara dengan pandangan mata masih mengikuti langkah Dodit, Rafli dan Andri yang berjalan ke arah mereka."Kalian ada disini?" tanya Jodi seolah bertemu dengan kedua sahabatnya adalah suatu kebetulan."Bukannya elo-" sahut Rafli yang kaget dengan sikap Jodi."Udah duduk sini aja! Bareng kita biar seru," seru Jodi memotong ucapan Rafli.Dengan perasaan yang masih bingung Dodit, Rafli dan Andri mengikuti perintah Jodi untuk duduk di meja mereka."Kebetulan banget kalian disini, tad
Dua hari setelah kejadian suap di suapi di restoran makanan Jogja, Dodit, Rafli dan Andri sama sekali tidak bisa dihubungi oleh Jodi. Ketiga sahabatnya itu seakan hilang di telan bumi."Ni bocah pada kemana sih?" gerutu Jodi dengan kedua tangan sibuk mengetik pesan untuk ketiga sahabatnya."Kamu kenapa?" tanya Rara menatap heran sang suami yang sejak tadi terlihat kesal."Hah? Kenapa Yang?" tanya Jodi yang seketika itu mengalihkan pandangan matanya ke arah Rara."Kamu kenapa? Dari tadi ngedumel mulu," tegur Rara.Jodi tersenyum. "Aku enggak apa-apa kok," ucap Jodi yang tak ingin istrinya memikirkan hal lain."Beneran?" Rara meragukan ucapan suaminya barusan."Iya sayang, beneran," balas Jodi. "Sini peluk. Kamu makin hari makin cantik banget sih Yang. Bikin aku falling in love setiap hari," ujar Jodi merentangkan kedua tangannya agar Rara masuk ke dalam pelukannya."Masih pagi woey. Et dah, baru juga pengen cari udara seger lagi
Kehamilan Rara kini sudah masuk delapan bulan. Aktifitas dan tugas kampusnya banyak dikerjakan dari rumah. Jodi tidak mengizinkan Rara melakukan hal berat, bahkan hanya sekedar keluar untuk berangkat kuliah dengan alasan khawatir istrinya akan melahirkan di jalan.Selama kurun waktu kehamilan tersebut hampir semua orang disekitar Rara merasa kerepotan dengan keanehan ngidam ala Rara.Dalam hal ini justru Babeh Sabeni yang paling sering terkena imbasnya. Rara pernah meminta hal ekstrim pada Babeh Sabeni, seperti meminta dibuatkan rangka replika ondel-ondel ukuran balita, meminta dirinya adu panjat pinang bersama Babeh Rojak dan Jodi, dan berbagai keinginan di luar nalar lainnya."Yang, lagi gak sibuk 'kan?" tanya Rara pada suaminya. Kening Jodi berkerut mendengarnya. Semangat Jodi! Relaks, anggap aja bidadari surga ini sedang ingin memberikan limpahan pahala melalui berbagai permintaan anehnya yang diakui Rara 'ngidam'."Kenapa diem aje? Ya udah deh gak jadi. Aye
Jodi sudah tidak lagi berangkat ke kampus. Dia ingin menjadi suami siaga yang selalu menjaga istri dan anaknya menjelang kelahiran. Tapi rupanya semua tidak sesuai dengan yang dia inginkan, ada salah satu dosen pengampu mata kuliah penting yang tidak mau mahasiswanya absen 3 kali dalam satu semester. Berhubung dosen tersebut juga merupakan dosen pembimbing akademik nya, maka dengan terpaksa dan sambil cemberut Jodi berangkat ke kampus."Sayang lagian prediksi dokter masih seminggu lagi, kamu gak usah cemberut gitu," ucap Rara lembut. Tapi tetap saja tidak mengurangi keresahan Jodi. Calon ayah muda itu berjongkok dan membenamkan kepalanya pada perut istrinya."Anak ayah harus janji gak boleh lahir dulu kalo gak ada ayah. Oke jagoan?" Rara membelai kepala suaminya dengan lembut."Iya ayah aku janji," jawab Rara sambil menirukan suara bayi. Mereka berdua tertawa."Ya udah sana berangkat. Enyak bakalan temenin Rara ampe loe balik ke rumah," ucap Enyak Rodiah
Kepanikan Jodi saat meninggalkan ruangan perkuliahan membuat para sahabat mantan jomblo ikut tergerak ingin mengetahui dimana tempat Rara akan melahirkan. Samudra, Andri, Siska dan Hilda yang memang kebetulan tidak ada mata kuliah hari itu bergerak cepat menuju ke rumah sakit setelah menghubungi kedua orang tua Rara.Sementara Dodit, Rosa dan Rafli selesai waktu kuliah mereka lalu bergegas mengikuti jejak sahabatnya yang lain sesuai isi chat grup mereka."Di, loe mau kemana?" Dodit memanggil Jodi yang berjalan berlawanan arah dengan kedatangan mereka."Rara gimana kondisinya?" Rosa mencemaskan keadaan sahabatnya itu."Iya ini kita mau sholat dulu ke musholla. Tadi perawat nya bilang kalo dalam waktu satu jam Rara belum nambah pembukaannya terpaksa operasi." Samudra yang mewakili Jodi menjawab pertanyaan sahabatnya karena sejak tadi Jodi hanya terdiam dan tampak jiwa dan raganya tidak menyatu dengan baik."Ya Allah... hiks hiks..." Isa
Makhluk mungil yang begitu ditunggu itu diletakkan di posisi tengkurap di atas dada sang ibu, dengan kulit saling melekat, ini juga salah satu cara mencegah bayi mungil itu kedinginan. Karena suhu panas sang ibu akan menyesuaikan dengan suhu tubuhnya.Dengan mata yang masih terpejam makhluk yang masih renta itu dibiarkan mencari sumber kehidupan dari sang ibu. Tubuhnya masih belum dibersihkan sempurna, kulit-kulit putih masih dibiarkan menempel di tubuh mungilnya.Benar apa kata dokter yang tadi membantunya dalam proses persalinan, sebab semua rasa sakit Rara langsung terlupakan saat melihat dengan mata kepalanya sendiri bayi yang sedang berusaha mencari letak sumber makanannya itu.Tak ada kata yang bisa Rara ucapkan, meskipun hatinya terus memanjatkan syukur atas kelahiran putra pertama mereka. Begitu pula Jodi, hanya deru nafas keduanya yang bersahutan, menikmati momen menakjubkan ini."Mukanya kayak kamu banget, bikin gemes," kata Rara pertama kalinya
Tak lama kemudianGerombolan mantan jomblo dan para sahabat Rara masuk ke dalam ruangan tersebut. Suasana kembali meriah."Ganteng banget keponakan Abi." Jodi mengernyit mendengar ucapan Rafli kepada putranya."Siapa? Abi?" Rafli mengangguk dan tersenyum dengan bangga"Gue gak mau dipanggil om, pokoknya dia harus panggil gue Abi." Jodi melongo tidak percaya. Hampir saja dia mendebat sahabatnya tapi Rara segera mencegah dan membisikkan alasan Rafli melakukan itu. Jodi tertawa dibuatnya.Ya, siapa juga yang tidak tertawa geli kalau ternyata alasan dibalik permintaan panggilan Abi untuk Rafli adalah memancing reaksi Hilda agar mau segera menerima lamarannya. Di antara para mantan jomblo memang hanya Rafli yang paling semangat ingin mengikuti jejak Jodi dan Rara untuk menikah di usia muda."Wah, keponakan om Dodit ganteng banget ini mirip sama om yah!" Dodit datang-datang ke ruang rawat inap sudah menabuh genderang perang. Jodi lan