Dua hari setelah kejadian suap di suapi di restoran makanan Jogja, Dodit, Rafli dan Andri sama sekali tidak bisa dihubungi oleh Jodi. Ketiga sahabatnya itu seakan hilang di telan bumi.
"Ni bocah pada kemana sih?" gerutu Jodi dengan kedua tangan sibuk mengetik pesan untuk ketiga sahabatnya.
"Kamu kenapa?" tanya Rara menatap heran sang suami yang sejak tadi terlihat kesal.
"Hah? Kenapa Yang?" tanya Jodi yang seketika itu mengalihkan pandangan matanya ke arah Rara.
"Kamu kenapa? Dari tadi ngedumel mulu," tegur Rara.
Jodi tersenyum. "Aku enggak apa-apa kok," ucap Jodi yang tak ingin istrinya memikirkan hal lain.
"Beneran?" Rara meragukan ucapan suaminya barusan.
"Iya sayang, beneran," balas Jodi. "Sini peluk. Kamu makin hari makin cantik banget sih Yang. Bikin aku falling in love setiap hari," ujar Jodi merentangkan kedua tangannya agar Rara masuk ke dalam pelukannya.
"Masih pagi woey. Et dah, baru juga pengen cari udara seger lagi
Kehamilan Rara kini sudah masuk delapan bulan. Aktifitas dan tugas kampusnya banyak dikerjakan dari rumah. Jodi tidak mengizinkan Rara melakukan hal berat, bahkan hanya sekedar keluar untuk berangkat kuliah dengan alasan khawatir istrinya akan melahirkan di jalan.Selama kurun waktu kehamilan tersebut hampir semua orang disekitar Rara merasa kerepotan dengan keanehan ngidam ala Rara.Dalam hal ini justru Babeh Sabeni yang paling sering terkena imbasnya. Rara pernah meminta hal ekstrim pada Babeh Sabeni, seperti meminta dibuatkan rangka replika ondel-ondel ukuran balita, meminta dirinya adu panjat pinang bersama Babeh Rojak dan Jodi, dan berbagai keinginan di luar nalar lainnya."Yang, lagi gak sibuk 'kan?" tanya Rara pada suaminya. Kening Jodi berkerut mendengarnya. Semangat Jodi! Relaks, anggap aja bidadari surga ini sedang ingin memberikan limpahan pahala melalui berbagai permintaan anehnya yang diakui Rara 'ngidam'."Kenapa diem aje? Ya udah deh gak jadi. Aye
Jodi sudah tidak lagi berangkat ke kampus. Dia ingin menjadi suami siaga yang selalu menjaga istri dan anaknya menjelang kelahiran. Tapi rupanya semua tidak sesuai dengan yang dia inginkan, ada salah satu dosen pengampu mata kuliah penting yang tidak mau mahasiswanya absen 3 kali dalam satu semester. Berhubung dosen tersebut juga merupakan dosen pembimbing akademik nya, maka dengan terpaksa dan sambil cemberut Jodi berangkat ke kampus."Sayang lagian prediksi dokter masih seminggu lagi, kamu gak usah cemberut gitu," ucap Rara lembut. Tapi tetap saja tidak mengurangi keresahan Jodi. Calon ayah muda itu berjongkok dan membenamkan kepalanya pada perut istrinya."Anak ayah harus janji gak boleh lahir dulu kalo gak ada ayah. Oke jagoan?" Rara membelai kepala suaminya dengan lembut."Iya ayah aku janji," jawab Rara sambil menirukan suara bayi. Mereka berdua tertawa."Ya udah sana berangkat. Enyak bakalan temenin Rara ampe loe balik ke rumah," ucap Enyak Rodiah
Kepanikan Jodi saat meninggalkan ruangan perkuliahan membuat para sahabat mantan jomblo ikut tergerak ingin mengetahui dimana tempat Rara akan melahirkan. Samudra, Andri, Siska dan Hilda yang memang kebetulan tidak ada mata kuliah hari itu bergerak cepat menuju ke rumah sakit setelah menghubungi kedua orang tua Rara.Sementara Dodit, Rosa dan Rafli selesai waktu kuliah mereka lalu bergegas mengikuti jejak sahabatnya yang lain sesuai isi chat grup mereka."Di, loe mau kemana?" Dodit memanggil Jodi yang berjalan berlawanan arah dengan kedatangan mereka."Rara gimana kondisinya?" Rosa mencemaskan keadaan sahabatnya itu."Iya ini kita mau sholat dulu ke musholla. Tadi perawat nya bilang kalo dalam waktu satu jam Rara belum nambah pembukaannya terpaksa operasi." Samudra yang mewakili Jodi menjawab pertanyaan sahabatnya karena sejak tadi Jodi hanya terdiam dan tampak jiwa dan raganya tidak menyatu dengan baik."Ya Allah... hiks hiks..." Isa
Makhluk mungil yang begitu ditunggu itu diletakkan di posisi tengkurap di atas dada sang ibu, dengan kulit saling melekat, ini juga salah satu cara mencegah bayi mungil itu kedinginan. Karena suhu panas sang ibu akan menyesuaikan dengan suhu tubuhnya.Dengan mata yang masih terpejam makhluk yang masih renta itu dibiarkan mencari sumber kehidupan dari sang ibu. Tubuhnya masih belum dibersihkan sempurna, kulit-kulit putih masih dibiarkan menempel di tubuh mungilnya.Benar apa kata dokter yang tadi membantunya dalam proses persalinan, sebab semua rasa sakit Rara langsung terlupakan saat melihat dengan mata kepalanya sendiri bayi yang sedang berusaha mencari letak sumber makanannya itu.Tak ada kata yang bisa Rara ucapkan, meskipun hatinya terus memanjatkan syukur atas kelahiran putra pertama mereka. Begitu pula Jodi, hanya deru nafas keduanya yang bersahutan, menikmati momen menakjubkan ini."Mukanya kayak kamu banget, bikin gemes," kata Rara pertama kalinya
Tak lama kemudianGerombolan mantan jomblo dan para sahabat Rara masuk ke dalam ruangan tersebut. Suasana kembali meriah."Ganteng banget keponakan Abi." Jodi mengernyit mendengar ucapan Rafli kepada putranya."Siapa? Abi?" Rafli mengangguk dan tersenyum dengan bangga"Gue gak mau dipanggil om, pokoknya dia harus panggil gue Abi." Jodi melongo tidak percaya. Hampir saja dia mendebat sahabatnya tapi Rara segera mencegah dan membisikkan alasan Rafli melakukan itu. Jodi tertawa dibuatnya.Ya, siapa juga yang tidak tertawa geli kalau ternyata alasan dibalik permintaan panggilan Abi untuk Rafli adalah memancing reaksi Hilda agar mau segera menerima lamarannya. Di antara para mantan jomblo memang hanya Rafli yang paling semangat ingin mengikuti jejak Jodi dan Rara untuk menikah di usia muda."Wah, keponakan om Dodit ganteng banget ini mirip sama om yah!" Dodit datang-datang ke ruang rawat inap sudah menabuh genderang perang. Jodi lan
Kediaman Jodi dan Rara di akhir pekan itu tampak ramai, sebab besok akan diadakan acara aqiqah bayi mungil yang menjadi kesayangan keluarga, Baby D.Rodiah dan Halimah sejak kemarin sudah sibuk, mempersiapkan acara tersebut. Sabeni yang juga pemilik rumah makan saung hijau bahkan sengaja menggratiskan semua pelanggan yang makan di tempatnya. Para pelanggan itu hanya diminta agar mendoakan semua hal baik untuk cucu pertamanya itu.Jika Sabeni yang tanpa diminta sudah berinisiatif menanggung semua makanan dalam acara ini, maka selenium adalah jatah Rojak yang bertanggung jawab atas penataan tenda gang senggol namun tak kalah berkelas bak hotel mewah mirip yang sedang viral di media sosial. Terlalu berlebih-lebihan memang, tapi menurut mereka itu adalah bentuk rasa bersyukur atas kesuksesan mereka dalam menjodohkan kedua anaknya sehingga bisa memberikan cucu mungil nan ganteng."Ra, ini orok benar-benar bikin heboh deh. Gue aja kalo nikah nanti belum tentu ada tend
Sudah beberapa menit berlalu namun Jodi masih dengan kegiatan yang sama, mengaduk susu coklat untuk istrinya. Asap dari gelas itu sudah tidak terlihat sama sekali. Susu coklat yang sebelumnya hangat kini tanpa ayah muda itu sadari mulai dingin."Assalamualaikum-" Enyak Rodiah yang baru datang ke rumah anak dan menantunya guna menemui cucu kesayangannya itu langsung masuk ke dalam dapur karena sejak tadi tidak terdengar suara sahutan atas salam yang sudah dia ucapkan sekitar lima menit lalu. Dia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putranya yang sebenarnya tak jauh beda dengan suaminya tadi di rumah. Sindrom kekalahan dari gajah putih."Walaikum salam, Enyak," jawab Rara yang baru selesai mandi dan segera menemui mertuanya."Ra, laki loe kenape?" pancing Enyak Rodiah yang sebenarnya sudah sangat tahu mengenai penyebab keanehan sikap putranya."Ya Allah, bang! Ngapa masih ngaduk susu aje dari tadi?" pekik Rara histeris melihat sosok itu bagai raga
Happy new year 2022 Semoga apa yang kalian semoga kan di tahun ini bisa tercapai ya... Semoga tahun 2022 lebih baik daripada tahun sebelumnya Aamiin... Happy reading Rara berjalan tergesa-gesa mengelilingi rumahnya, dia mengatur nafasnya yang memburu agar menjadi tenang kembali. Setelah melewati kamar tamu, Rara mencari keberadaan Enyak Halimah. Langkah Rara terhenti saat terdengar suara dan aroma masakan dari arah dapur begitu sedap tercium. Enyak Halimah yang sedang menuangkan sayur asem ke dalam mangkok hanya menatap Rara dengan bingung saat putrinya itu tersenyum lebar kearahnya. "Loe ngapa nyengir kek gitu?" tanya Enyak Halimah. "Um, Enyak liat laki aye gak?" Rara malah balik bertanya pada Enyak Halimah. "Lah, emang laki loe kagak ada di kamar? Enyak mah lagi masak dari tadi," jawab Enyak Halimah. "Iya kali sambil masak tadi Enyak sempat ngelirik gi