"Kenapa Ra. Kenapa loe nolak gue? Kasih gue alasan yang jelas," ucap Riko yang kini sudah berdiri tepat di hadapan Rara dengan sorot mata tajam.
"Maaf Ko. Tapi gue enggak bisa nerina loe jadi cowok gue," ujar Rara lirih. Jujur saja dia sedikit takut dengan sorot mata tajam Riko yang baru kali ini dia lihat. Belasan tahun mengenal Riko, biasanya sosok dihadapannya ini selalu bersikap baik dan manis didepannya.
"Iya... tapi kasih alasan yang jelas biar gue tahu," sahut Riko yang bersikeras ingin tahu alasan yang jelas dari Rara. Dia masih belum terima di tolak seperti ini. Apalagi dihadapan teman-teman satu sekolahnya.
"Alasannya cuma satu, Ko. Kita beda," jawab Rara memberanikan diri menatap Riko.
"Beda? Tentu saja kita berbeda. Gue cowok loe cewek. Lagi pula bukankah perbedaan di antara pasangan itu gunanya untuk saling melengkapi?" sambung Riko dengan senyum sinis di bibirnya.
"Tapi masalahnya perbedaan ini gak bisa untuk saling melengkapi, Ko," s
Kehebohan yang awalnya diciptakan oleh Riko yang menyatakan perasaannya kepada Rara itu pun mereda. Satu persatu para murid Bunga Bangsa meninggalkan area lapangan sekolah. Jodi yang merasa sudah tidak memiliki keperluan di sekolah, mengajak Rara untuk makan siang di cafe dekat sekolah mereka."Um..." Rara memberanikan dirinya menatap Jodi."Kenapa hem?" tanya Jodi seraya merapikan helaian rambut yang menutupi wajah istrinya."Yang tadi kamu ucapin beneran?" tanya Rara masih menatap wajah Jodi tanpa berkedip sekali pun.Jodi mengerutkan dahinya. "Ucapan aku yang mana?" Jodi balik bertanya.Rara cemberut. "Ihh yang tadi kamu umumin ke anak-anak.""Iya tapi kalimat yang mana? Kan aku gak cuman ngomong satu kalimat tadi," ujar Jodi tersenyum menatap wajah istrinya yang masih di tekuk."Yang itu tadi..." Wajah Rara memerah dia hendak melepaskan rengkuhan tangan Jodi dari tubuhnya, namun suaminya itu malah semakin mengeratkan rengkuhannya.
Menjelang soreSepasang suami istri itu sudah sampai di rumah baru mereka. Keduanya yang lelah langsung merebahkan tubuh mereka di atas ranjang."Di..." Rara menggigit bibirnya"Yang, masa kamu masih panggil nama aja sih?" protes Jodi."Um, terus aku panggil apa?" tanya Rara."Iya pokoknya yang mesra dan spesial cuman buat aku. Sayang, honey, hubby-" jelas Jodi."Aku sama aja ya panggil kamu sayang?" tanya Rara dengan wajah merona."Ah, iya boleh sayang," ucap Jodi mesra.Jodi memiringkan tubuhnya dan menatap mesra istrinya."Aku capek," ujar Rara menatap langit-langit kamar mereka."Mau aku pijitin?" tanya Jodi yang kini langsung mendudukkan tubuhnya dan bersiap memijat istrinya."Malu ah, lagian gak sopan kalau istri di pijat sama suami," ujar Rara yang tidak berani menatap wajah suaminya."Jiah, pake malu segala. Biar adil kita gantian aja. Gimana?" tanya Jodi seraya memainkan alisnya."Bol
Tok... Tok... Tok...Jodi kembali mengetuk pintu kamar mandi. Dan tak lama Rara membuka pintu kamar mandi. Mengulurkan tangannya dan kembali menutup pintu kamar mandi setelah menerima benda yang dia butuhkan. Bahkan karena terlalu malu, Rara tidak berani menatap wajah suaminya. Hingga kata terima kasih pun lupa dia ucapkan.Jodi menghela nafas kasar setelah melihat pintu kamar mandi kembali tertutup.'kayak nya gue harus maen solo', gumam Jodi. "Untung saja stok sabun masih banyak." Jodi mengusap wajahnya kasar lalu bergegas ke kamar mandi yang berada di kamar sebelah.Rara keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap. Clingak-clinguk saat tak mendapati suaminya di dalam kamar."Kemana dia, kok hilang." tanya Rara kepada dirinya sendiri. Tak mau ambil pusing, Rara pun memilih mengambil ponselnya di atas nakas.Setelah menemukan ponselnya, Rara bergegas naik ke atas ranjang. Memilih menunggu suaminya yang entah kemana, sembari membaca artikel yang mena
Langkah kaki Rara berhenti tepat di depan pintu kamar tamu yang belum pernah dia buka. Dari luar Rara dapat melihat jika lampu didalam ruangan itu menyala dan itu pertanda jika kemungkinan besar ada Jodi disana.Tok... Tok... Tok...Rara mencoba mengetuk pintu ruan tamu tersebut. Namun setelah beberapa saat menunggu, sama sekali tak ada sahutan dari dalam.Tak mau menyerah, Rara kembali mengetuk pintu ruangan itu untuk kesekian kalinya. Namun lagi dan lagi tetap tak ad sahutan, hingga membuat Rara memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan tersebut tanpa izin.Pandangan mata Rara terpaku pada sosok laki-laki yang kini sedang fokus menatap monitor di depannya dengan kedua telinga yang tertutup headset. Dia adalah Jodi, suaminya yang sejak tadi Rara cari keberadaannya.Dengan langkah pelan, Rara berjalan mendekati suaminya hingga membuat Jodi kaget dan sontak menatap ke arah samping."Sayang, kok kamu ada disini?" tanya Jodi seraya melepas headse
Tuh kan kamu enggak jawab. Berarti bener kamu bakalan ninggalin aku kalo aku udah gak cantik lagi," ujar Rara dengan kedua mata yang mulai berembun."Sayang, boleh kan?" tanya Jodi lirih seraya menatap kedua mata istrinya."Hah...? Maksudnya?" Rara yang tak mengerti pun balik bertanya apa maksud perkataan suaminya.Tangan Jodi mulai terangkat lalu perlahan mengusap bibir merah muda milik istrinya. "Aku boleh kan cium kamu?" tanya Jodi mengutarakan keinginannya seraya menatap kedua mata istrinya.Rara yang mendengar ucapan Jodi hanya terbengong dengan bibir yang sedikit terbuka. Dan tanpa menunggu jawaban dari istrinya, Jodi pun langsung menempelkan bibirnya tepat di bibir istrinya.Rara membelalakkan kedua matanya saat merasakan sesuatu yang kenyal menempel di bibirnya. Bahkan dia hanya diam membeku karena terlalu kaget dengan situasi yang dia alami sekarang.Jantung Rara semakin berpacu dengan cepat saat Jodi menyesap bibirnya dengan sangat
Pagi ini Rara sudah bangun terlebih dahulu. Dia tersenyum saat mendapati dirinya sudah tertidur di dalam kamar dan bahkan berada di dalam pelukan suaminya.Dengan perlahan Rara melepaskan rengkuhan tangan Jodi. Ini pertama kalinya bagi Rara menatap wajah suaminya saat tidur. Dan hal itu kembali membuat Rara tersenyum karena saat tertidur pun Jodi nya tetap saja terlihat tampan dan imut.Gerakan lembut tangan Rara mulai menyusuri setiap sisi wajah suaminya. Hingga kini fokusnya tertuju pada hidung Jodi yang sedikit mancung. Dan dengan gemasnya Rara mulai mentoel-toel hidung suaminya."Eemmm..." gumam Jodi dengan mata yang masih terpejam. Rara yang masih belum puas mulai kembali mentoel-toel lubang hidung Jodi.Dan detik selanjutnya Rara berniat untuk berpura-pura tidur saat melihat kedua mata suaminya yang mulai bergerak-gerak gelisah. Namun sayang, sebelum dia sampai di posisi semula, tubuh Rara sudah di tarik kembali oleh Jodi hingga membuat dia menindih
Motor yang dikendarai oleh Jodi sudah berhenti di parkiran motor sekolah. Disana sudah ada Dodit, Samudra dan Rafli yang menunggu mereka.Seperti biasa, Jodi selalu merapihkan rambut Rara yang acak-acakan karena terkena terpaan angin di jalanan. Dan kali ini Rara melakukan hal yang sama. Merapikan rambut Jodi yang sempat turun akibat memakai helm."Hadeeehhh... pagi-pagi udah bikin orang panas aja," gerutu Rafli yang masih bisa di dengar Jodi."Apa sih loe. Sirik aja," ketus Jodi yang kini sudah menautkan jari jemarinya dengan milik Rara."Serah loe dah. Emang kalau lagi kasmaran dunia serasa milik berdua," sindir Dodit.Jodi tersenyum. "Loe pada udah sarapan belum? Gue sama Rara belum sarapan nih. Loe mau ikutan kita berdua ke kantin gak?" ajak Jodi pada ketiga sahabatnya.Dan mereka berlima pun berjalan ke kantin dengan Dodit, Samudra dan Rafli yang berjalan di belakang Jodi dan Rara."Perasaan kita berasa jadi pengawal raja dan ratu sejagad," bi
Seperti kemarin, saat bel pulang berbunyi Jodi sudah berdiri di depan pintu kelas Rara. Pemandangan itu tentu saja mengundang ledekan dari Rosa, Siska dan Hilda pada Rara."Ayo sayang." Jodi menautkan tangan mereka."Ckk... pacaran sih pacaran. Tapi tahu tempat dong. Dimana-mana kok mesra-mesraan," sindir Dina yang baru saja melewati Rara dan Jodi."Masalahnya apa buat loe," teriak Jodi kesal saat Dina berlalu begitu saja ketika dia hendak mengejar sosok tersebut."Please, udah deh. Jangan diladenin." Rara semakin menggenggam erat tangan Jodi agar tidak mengejar Dina."Tapi dia selalu cari masalah sama kita," ujar Jodi tak terima Rara melarangnya mengejar Dina."Kamu yang sabar. Di maklumi aja. Namanya juga orang patah hati dan lagi cemburu," ujar Rara menenangkan suaminya."Iya, tapi sampai kapan dia sadar kalau aku gak pernah cinta sama dia. Aku udah terlanjur mentok sama kamu," keluh Jodi yang membuat senyuman Rara mengembang.