Share

Bab 13 Cuma Tiga Hari

Author: Aku_Ram
last update Last Updated: 2025-01-21 09:00:52

Heru mengusak rambutnya frustasi. Pasalnya, sebagian uang itu sudah habis ia gunakan bersenang-senang dengan Tari. Bahkan, beberapa saat lalu, ia baru saja membelikan Tari tas seharga 5 juta rupiah.

“Lea, bisa 10 juta aja dulu? Nanti habis gajian aku transfer sisanya,” bujuk Heru.

“Memangnya, duitku ke mana? Ah, habis lo pakai foya-foya sama dia? Kalian berdua mau gue laporin ke kantor polisi?!” ancam Lea lagi.

Heru membuka mobilnya dan mengambil tas branded di dalam sana. Tari tampak tidak rela melepaskan tas impiannya. Lea benar-benar menahan murka dan ingin rasanya mencabik-cabik mereka berdua. Dugaannya ternyata benar.

“Aku nggak mau tas modelan gitu! Kak Tari juga transfer sekarang juga! Paling nggak, tansfer senilai tas itu! Kalau tidak, aku lemparin mobil itu sampai hancur!” geram Lea.

Heru membelalak dan tidak terima. Mobil barunya adalah kebanggannya. Membeli tas lagi bisa kapan-kapan saja.

“Sayang, tf aja. Nanti akau ganti,” bujuk Heru pada Tari.

Tari memberengut kesal bukan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 14 Mau Curhat

    Lengkap dengan jaket dan topi hitam. Angga akhirnya tiba di basemen apartemennya. Tak lupa ia juga merogoh selembar masker hitam di saku celananya.Sebuah lipatan kertas kecil terjatuh. Bergeser pelan saat ujung sepatu Angga tak sengaja menginjaknya. Pria itu tak sadar sudah menjatuhkan sesuatu yang penting.Tak akan ada yang menduga jika, pria yang sengaja menggunakan mobil box sayuran itu adalah Angga. Sosok pemilik unit termahal di gedung itu.Bagaimanapun, ia harus berkamuflase agar bisa luput dari incaran lensa pencari berita. Satu berita kecil tentangnya, bisa mempengaruhi pergerakan saham perusahaan keluarga.Tanpa menoleh dengan langkah yang cepat, pria itu masuk ke dalam lift. Tujuannya tidak lain adalah apartemen penthouse miliknya. Unit yang berada di lantai teratas gedung itu.Berselang beberapa saat setelah pintu lift tertutup rapat. Seorang petugas kebersihan apartemen memungut kertas yang dijatuhkan Angga tadi. Kemudian menaruhnya di kantong sampah.Setibanya di hunian

    Last Updated : 2025-02-17
  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 15 Sakit Hati Itu Pasti

    Suara gebrakan meja itu membuat Lea tersentak. Jantungnya hampir copot mengira gelas kaca itu akan pecah. Jika itu terjadi, maka semua makanan di hadapannya tidak akan bisa dimakan karena terkena pecahan beling. “LO BILANG APA TADI?!” tanya Melati melotot. Bola matanya sudah nyaris keluar. Lea kembali berucap tanpa suara. Namun, gerak bibirnya masih terlihat dan terbaca dengan jelas. “SELINGKUH?!!” pekik Melati. Lea memejamkan mata mendengar pekikan suara gadis bar-bar itu. Belum lagi wajah garang sahabatnya. Melati sudah seperti titisan seorang penyihir saja. Lea kembali mengangguk setelah menceritakan tentang perselingkuhan Heru dan Tari. “Lo yakin? Bukannya Heru, selama ini sayang banget sama lo?” Melati sendiri tampak ragu. Raut wajahnya seakan tak percaya dengan apa yang baru saja Lea katakan. Pikirnya, sejak kapan Lea tahu? Lea mengigit bibir bawahnya. Melihat reaksi sahabatnya, mungkin seperti ini juga reaksi keluarga Heru. Tidak percaya kalau Heru akan setega itu. Malas

    Last Updated : 2025-02-18
  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 16 Gue Udah Sold Out

    Melati mengernyit kebingungan. Ponsel Lea sama sekali tidak berbunyi. Di atas meja makan yang sempit itu, ia bisa melihat jelas tampilan layar ponsel sahabatnya. Tidak ada notifikasi apapun.“Mau nelpon siapa nih anak?” batin Melati sembari mengaduk isi mangkuknya.“Gue kayak cewek bego dan sial banget,” ungkap Lea kembali menghapus air matanya yang jatuh.“Antara sial ama beruntung. Sial karena lo udah kenal mereka. Beruntung karena lo udah selamat dari sosok penipu hati kayak Heru. Bayangin aja kalau lo tahu bobroknya pas udah nikah sama si Heru?” komentar Melati sembari meraih gelas air minumnya.Tadinya, Melati mengira akan melihat Lea bergidik. Menunjukkan ekspresi jijik, mual atau mungkin ekspresi penolakan lainnya. Ternyata tidak. Bukannya merasa lebih baik, tangis Lea malah semakin pecah.“Lea … gue nggak maksud bikin lo makin sedih. Maksud gue itu, lo lihat perspekif kedepannya. Okey?” hibur Melati.“Huwaaa …. Gue belum bilang kalau

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 17 Ingatnya Cuma Mas Tanu

    Melati menggeleng pelan sembari berujar, “Lo kalau mau bercanda, nggak usah halu, Lea.”Lea mulai memelas. “Gue serius, Mel. Gue udah jadi istri orang.”“Nikah sama siapa lo? Member idol Korea?” tanya Melati dengan tangan kiri tang menopang sebelah pipinya.“Sama Mas Tanu,” jawab Lea yang kemudian menggigit bibirnya.“Tanu siapa?”Lea menggaruk kepalanya bingung. “Gue lupa nama lengkapnya. Kartu namanya hilang.”“Kapan, Lea? Tadi malam di alam mimpi?” Lagi-lagi Melati menanggapi dengan candaan.Lea menggeleng. “Tadi pagi di Tulungagung. Gue digerebek warga dan dipaksa nikah.”Melati memijat kepalanya yang mendadak pening. Apa-apaan ini?“Lea, kalau lo mau nge-prank gue, nggak gini juga kali?” ujar Melati tertawa sampai memeluk perut.Lea membuka galeri ponselnya. Kemudian, ia menunjukkan foto ijab q

    Last Updated : 2025-02-20
  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 18 Alien Tampan

    Perlahan air mulai mengalir dari teko yang dituang Angga. Disaat yang bersamaan, terdengar pintu apartemennya dibuka oleh seseorang. Tamu yang datang sudah pasti Seno. Hanya dia yang tahu sandi apartemen ini.“ASTAGA! ADA APA DENGAN WAJAHMU?!” pekik Seno membelalak.Angga dengan acuh tak acuh beranjak meninggalkan dapur. Ia membawa kopi seduhannya. Tak ada niat menawari tamu yang datang tanpa diundang.“Kau terlihat seperti pangeran buruk rupa saja. Kau habis kecelakaan? Jangan bilang kalau kau jadi pemeran pengganti untuk aktor laga?” sindir Seno yang mengikuti langkah Angga.Melihat sahabatnya diam saja, Seno kembali berkata, “Kalau kau tidak jawab, aku tidak akan berbagi info penting.”“Aku dibius dan dipukuli,” jawab Angga singkat lalu menyesap kopinya.Seno meringis memperhatikan sahabatnya. Wajah rupawan dari petani kaya raya sekaligus CEO PT. Adecoagro itu, kini terlihat kacau.Ada banyak lebam dan luka lecet. Tidak hanya di tu

    Last Updated : 2025-02-21
  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 1 Kiriman Foto

    Gadis yang baru saja selesai mengepel lantai itu mendengus kesal. Ponsel disakunya terus saja berdering. Namun, meliat nomor asing yang sama sekali tak dikenalinya, Lea memilih untuk mengabaikannya.Ponselnya kembali berbunyi. Kali ini bukan panggilan telpon melainkan sebuah pesan. Merasa tergelitik, akhirnya gadis cantik itu mengunduh pesan gambar yang diterimanya.Deg!“Apa-apaan ini?” batinnya mulai bergemuruh.Terlihat pria yang tak asing itu duduk bersama seorang gadis seksi. Hanya saja, wajah wanita itu tidak terlihat jelas karena mengarah pada pipi sang pria. Pria yang tak lain kekasihnya.“Wanita ini cuma berbisik atau lagi nyium Kak Heru sih?!” gumam gadis berambut panjang itu kesal bukan main. Rasanya ingin meroyok wanita itu seperti kertas pembukus roti. Sialnya, sang kekasih malah tersenyum lebar dalam foto itu.Tanpa pikir panjang, Lea menghubungi Heru. Ia ingin tahu apa yang sedang dilakukan kekasihnya. Setidaknya, ia tidak boleh berburuk sangka. Lea harus memastikannya

    Last Updated : 2025-01-10
  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 2 Masih Perawan

    Sinar matahari semakin lama terasa menyilaukan. Keadaan itu memaksa Lea bangun lebih awal dari biasanya. Lea ingat dirinya tidak harus bekerja setelah resign dari toko roti tempatnya bekerja.Gadis berambut panjang itu masih terpejam. Tangannya bergerak menutupi wajah dengan helaian rambutnya sendiri. Niatnya adalah bangun hingga waktu makan siang. Akan tetapi, keinginannya itu harus gagal sebelum sempat terealisasikan. Bukankah harusnya ia beres-beres dan bersiap untuk pulang ke Indonesia?Kelopak matanya yang sayup, kini terbuka lebar. Keningnya berkerut saat Lea merasakan tangannya memeluk sesuatu yang terasa berbeda. Bukan guling empuk yang biasanya ia peluk setiap malam.Yang dipeluknya ini terasa hangat. Tidak empuk, melainkan keras tapi juga halus. Samar ia mencium aroma kopi dan kayu. Apa mungkin ular besar?!Lea terbelalak kaget. Gadis itu sontak menarik tangan dari sosok yang baru saja dilihatnya. Sekali lihat, otaknya menafsirkan jika sosok itu adalah seorang pria dengan ra

    Last Updated : 2025-01-10
  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 3 Bayar Dulu Satu Miliar

    Gadis yang beberapa waktu lalu turun dari bus itu hanya bisa melongo. Bagaimana tidak? Ia dilarang masuk ke dalam rumahnya sendiri.“Nggak bisa gitu dong, Tante! Ini rumahku, Tante sama Kak Tari yang numpang!” protes Lea.Wanita bertubuk semok itu tertawa sumbang. Dari mimik wajahnya, Lea sadar jika seseoran pasti sudah mempengaruhi pikiran tantenya. Karena itulah, tantenya mengambil tindakan tiba-tiba seperti ini.Ya Tuhan, kenapa Lea harus sesial ini? Ke mana keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia?“Aku akan mengembalikan rumah ini padamu asalkan, kau bisa membelinya dengan satu miliar,” ucap wanita itu menyeringai.Gadis yang baru saja kembali dari luar negri itu membelalak. “Satu miliar?! Tante sudah gila?!”“Tidak. Dari sudut mana aku terlihat gila?” balasnya mendelik kesal.“Tante, dari mana aku dapat uang satu miliar? Aku aja baru selesai wisuda. Belum punya kerja, nggak ada gaji. Lagian, rumah ini rumah peninggalan keluarga ibuku. Kenapa Tante merasa sebagai pemilik?” protes g

    Last Updated : 2025-01-11

Latest chapter

  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 18 Alien Tampan

    Perlahan air mulai mengalir dari teko yang dituang Angga. Disaat yang bersamaan, terdengar pintu apartemennya dibuka oleh seseorang. Tamu yang datang sudah pasti Seno. Hanya dia yang tahu sandi apartemen ini.“ASTAGA! ADA APA DENGAN WAJAHMU?!” pekik Seno membelalak.Angga dengan acuh tak acuh beranjak meninggalkan dapur. Ia membawa kopi seduhannya. Tak ada niat menawari tamu yang datang tanpa diundang.“Kau terlihat seperti pangeran buruk rupa saja. Kau habis kecelakaan? Jangan bilang kalau kau jadi pemeran pengganti untuk aktor laga?” sindir Seno yang mengikuti langkah Angga.Melihat sahabatnya diam saja, Seno kembali berkata, “Kalau kau tidak jawab, aku tidak akan berbagi info penting.”“Aku dibius dan dipukuli,” jawab Angga singkat lalu menyesap kopinya.Seno meringis memperhatikan sahabatnya. Wajah rupawan dari petani kaya raya sekaligus CEO PT. Adecoagro itu, kini terlihat kacau.Ada banyak lebam dan luka lecet. Tidak hanya di tu

  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 17 Ingatnya Cuma Mas Tanu

    Melati menggeleng pelan sembari berujar, “Lo kalau mau bercanda, nggak usah halu, Lea.”Lea mulai memelas. “Gue serius, Mel. Gue udah jadi istri orang.”“Nikah sama siapa lo? Member idol Korea?” tanya Melati dengan tangan kiri tang menopang sebelah pipinya.“Sama Mas Tanu,” jawab Lea yang kemudian menggigit bibirnya.“Tanu siapa?”Lea menggaruk kepalanya bingung. “Gue lupa nama lengkapnya. Kartu namanya hilang.”“Kapan, Lea? Tadi malam di alam mimpi?” Lagi-lagi Melati menanggapi dengan candaan.Lea menggeleng. “Tadi pagi di Tulungagung. Gue digerebek warga dan dipaksa nikah.”Melati memijat kepalanya yang mendadak pening. Apa-apaan ini?“Lea, kalau lo mau nge-prank gue, nggak gini juga kali?” ujar Melati tertawa sampai memeluk perut.Lea membuka galeri ponselnya. Kemudian, ia menunjukkan foto ijab q

  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 16 Gue Udah Sold Out

    Melati mengernyit kebingungan. Ponsel Lea sama sekali tidak berbunyi. Di atas meja makan yang sempit itu, ia bisa melihat jelas tampilan layar ponsel sahabatnya. Tidak ada notifikasi apapun.“Mau nelpon siapa nih anak?” batin Melati sembari mengaduk isi mangkuknya.“Gue kayak cewek bego dan sial banget,” ungkap Lea kembali menghapus air matanya yang jatuh.“Antara sial ama beruntung. Sial karena lo udah kenal mereka. Beruntung karena lo udah selamat dari sosok penipu hati kayak Heru. Bayangin aja kalau lo tahu bobroknya pas udah nikah sama si Heru?” komentar Melati sembari meraih gelas air minumnya.Tadinya, Melati mengira akan melihat Lea bergidik. Menunjukkan ekspresi jijik, mual atau mungkin ekspresi penolakan lainnya. Ternyata tidak. Bukannya merasa lebih baik, tangis Lea malah semakin pecah.“Lea … gue nggak maksud bikin lo makin sedih. Maksud gue itu, lo lihat perspekif kedepannya. Okey?” hibur Melati.“Huwaaa …. Gue belum bilang kalau

  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 15 Sakit Hati Itu Pasti

    Suara gebrakan meja itu membuat Lea tersentak. Jantungnya hampir copot mengira gelas kaca itu akan pecah. Jika itu terjadi, maka semua makanan di hadapannya tidak akan bisa dimakan karena terkena pecahan beling. “LO BILANG APA TADI?!” tanya Melati melotot. Bola matanya sudah nyaris keluar. Lea kembali berucap tanpa suara. Namun, gerak bibirnya masih terlihat dan terbaca dengan jelas. “SELINGKUH?!!” pekik Melati. Lea memejamkan mata mendengar pekikan suara gadis bar-bar itu. Belum lagi wajah garang sahabatnya. Melati sudah seperti titisan seorang penyihir saja. Lea kembali mengangguk setelah menceritakan tentang perselingkuhan Heru dan Tari. “Lo yakin? Bukannya Heru, selama ini sayang banget sama lo?” Melati sendiri tampak ragu. Raut wajahnya seakan tak percaya dengan apa yang baru saja Lea katakan. Pikirnya, sejak kapan Lea tahu? Lea mengigit bibir bawahnya. Melihat reaksi sahabatnya, mungkin seperti ini juga reaksi keluarga Heru. Tidak percaya kalau Heru akan setega itu. Malas

  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 14 Mau Curhat

    Lengkap dengan jaket dan topi hitam. Angga akhirnya tiba di basemen apartemennya. Tak lupa ia juga merogoh selembar masker hitam di saku celananya.Sebuah lipatan kertas kecil terjatuh. Bergeser pelan saat ujung sepatu Angga tak sengaja menginjaknya. Pria itu tak sadar sudah menjatuhkan sesuatu yang penting.Tak akan ada yang menduga jika, pria yang sengaja menggunakan mobil box sayuran itu adalah Angga. Sosok pemilik unit termahal di gedung itu.Bagaimanapun, ia harus berkamuflase agar bisa luput dari incaran lensa pencari berita. Satu berita kecil tentangnya, bisa mempengaruhi pergerakan saham perusahaan keluarga.Tanpa menoleh dengan langkah yang cepat, pria itu masuk ke dalam lift. Tujuannya tidak lain adalah apartemen penthouse miliknya. Unit yang berada di lantai teratas gedung itu.Berselang beberapa saat setelah pintu lift tertutup rapat. Seorang petugas kebersihan apartemen memungut kertas yang dijatuhkan Angga tadi. Kemudian menaruhnya di kantong sampah.Setibanya di hunian

  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 13 Cuma Tiga Hari

    Heru mengusak rambutnya frustasi. Pasalnya, sebagian uang itu sudah habis ia gunakan bersenang-senang dengan Tari. Bahkan, beberapa saat lalu, ia baru saja membelikan Tari tas seharga 5 juta rupiah.“Lea, bisa 10 juta aja dulu? Nanti habis gajian aku transfer sisanya,” bujuk Heru.“Memangnya, duitku ke mana? Ah, habis lo pakai foya-foya sama dia? Kalian berdua mau gue laporin ke kantor polisi?!” ancam Lea lagi.Heru membuka mobilnya dan mengambil tas branded di dalam sana. Tari tampak tidak rela melepaskan tas impiannya. Lea benar-benar menahan murka dan ingin rasanya mencabik-cabik mereka berdua. Dugaannya ternyata benar.“Aku nggak mau tas modelan gitu! Kak Tari juga transfer sekarang juga! Paling nggak, tansfer senilai tas itu! Kalau tidak, aku lemparin mobil itu sampai hancur!” geram Lea.Heru membelalak dan tidak terima. Mobil barunya adalah kebanggannya. Membeli tas lagi bisa kapan-kapan saja.“Sayang, tf aja. Nanti akau ganti,” bujuk Heru pada Tari.Tari memberengut kesal bukan

  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 12 Selingkuhan Heru

    Heru dan wanita itu terkejut bukan main. Mereka berdua gelagapan karena mengira sedang kepergok anak kecil. Mereka sampai memperhatikan sosok itu punya bayangan atau tidak.“Hei, Anak Kecil! Jangan urusi urusan orang lain! Sana masuk saja dan ganggu kami!” usir Tari.“Dek, mending sana kamu pergi. Pacarku ini galak loh?” ujar Heru.Disaat yang sama, Tari kembali memeluk Heru dengan tatapan sengit. “Sayang, aku belum puas dipeluk kamu,” ucapnya bermanja.Lea mendadak mual. Bukannya pergi, kedua manusia tak tahu diri itu malah kembali bermesraan.Seakan tak peduli dengan kehadiran seseorang di dekat mereka. Heru justru mencumbu Tari. Suara tawa dan rengekan manja Tari, membuat Lea rasanya ingin memasukkan mereka berdua ke dalam tong sampah.Lea dengan sigap merogoh ponselnya. Ia tak ingin kehilangan kesempatan untuk memotret perselingkuhan Tari dan Heru. Merasa cukup, Lea kemudian bertepuk tangan.“Aish ... anak ini mengganggu saja!” geram Heru.“Makanya tadi aku bilang, mending kita ma

  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 11 Di Balik Manisnya Selingkuhan

    “Tawaran itu kamu terima aja tanpa mikirin apapun lagi. Kamu itu pria hebat, Heru. Aku yakin kamu bisa makin bersinar di Tanufood. Aku bahkan nolak pria lain, karena aku yakin kamu yang layak. Aku yang akan berusaha keras buat dapat promosi juga, biar ditransfer ke sana. Okey?” bujuk Tari.“Tapi kalau begini, kita bakalan jarang ketemu, Sayang,” keluh Heru.Tari mengurai pelukan lalu tersenyum manis. Kemudian ia berbisik, “ Bagaimana kalau ... aku pindah ke apartemen kamu?”Walau terkejut, senyum Heru langsung merekah. Ia semakin yakin jika Tari mencintainya. Mereka juga bisa bersenang-senang sepuasnya.Tanpa Heru sadari jika, kekasihnya itu ingin menumpang hidup tanpa perlu mengeluarkan biaya sewa dan menghemat ongkos. Setiap berangkat dan pulang kerja, ia bisa minta Heru menjemputnya seperti biasa.“Sayang, pulang, yuk!” ajak Heru sambil mengusap lutut kekasihnya. Tatapannya yang tadi kosong berubah mendamba.“Pulang ke mana?” tanya Tari yang meraih minuman Heru.Tari belum sempat m

  • Pernikahan Dengan Sang Penguasa: Suamiku Bukan Petani Biasa   Bab 10 Kegalauan Heru

    Hasil kerjanya mendapatkan apresiasi yang cukup besar dari sang atasan. Hanya saja, Heru tak bisa benar-benar bahagia dengan hasil kerjanya selama menjalankan proyek terakhir. Bonus yang diharapkannya pun tak ia dapatkan.“Sayang!” seru Tari sembari berjalan menghampiri Heru.Kekasihnya itu tampak lesu. Sore ini mereka memang janjian untuk bertemu. Di sudut kafe tak jauh dari kantor, pasangan itu duduk bersama dengan sang wanita memberikan kecupan di pipi Heru.“Kamu kok gitu? Tumben kamu bete’ gini?” tanya Tari heran.Pasalnya, sejak mereka menjalin hubungan. Tak pernah sekalipun Heru mengabaikannya. Bahkan, kerap kali pacarnya ini yang nyosor duluan.“Proyek yang aku kerjain kemarin, diterima baik sama bos,” kata Heru.“Jadi Pak Seno senang dengan kinerja kamu? Bagus, dong! Itu artinya kamu bisa dapat bonus, ‘kan?” ucap Tari sumringah. Ini juga berarti, ia bisa kecipratan bonus itu.Heru lagi-lagi mengangguk lesu. “Iya, bonusnya dapet, tapi nggak sekarang.”“Maksudnya?” Tari tersent

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status