Share

Bab 992

Author: Anggur
Vila-vila di kawasan ini semuanya vila-vila besar. Waktu Mambera pertama kali dibangun, orang-orang kaya mungkin sudah membeli tanah yang bagus dulu dan membangun vila besar sendiri.

Jadi, orang-orang kaya yang tidak bisa membeli tanah yang bagus, kalau ingin memiliki vila yang lebih besar, biasanya akan membeli beberapa vila kecil dan menggabungkannya. Mereka akan merenovasi vila-vila itu, sehingga menjadi vila yang besar.

Amelia terdiam sejenak, lalu berkata, “Betul juga. Jadi, begitu ada rumor kalau vila tetanggaku akan dijual, banyak orang ingin membelinya.”

Seseorang keluar dari vila besar itu.

“Itu orangnya!”

Penglihatan Amelia sangat tajam. Dia langsung mengenali Jonas Ranjani yang dikelilingi oleh beberapa pria berbaju hitam.

Olivia terus mengamati pria itu, lalu teringat dan berkata, “Bukankah pria itu putra kelima keluarga Ranjani dari Kota Aldimo?”

“Dia sudah punya rumah di Mambera, kenapa dia membeli rumah lagi? Malah sampai mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli vila
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 993

    Jonas menatap Amelia dalam-dalam dan berkata, “Beli rumah itu hal yang besar. Kita harus menganggapnya serius. Rumah itu aku beli dengan harga mahal, jadi tentu harus direnovasi sampai sesuai, dan didekorasi sesuai dengan gaya yang kusuka, sehingga aku bisa hidup dengan nyaman di dalamnya.”Amelia teringat bahwa ketika keluarganya membangun vila besar, mereka sepertinya juga mengundang seorang master fengshui yang sangat hebat untuk datang dan melihat-lihat. Vila itu dibangun sesuai dengan tata letak yang diberi oleh master fengshui tersebut. Keluarganya sudah tinggal di rumah ini selama bertahun-tahun dan semuanya lancar-lancar saja.Dia mengerti dan berkata, “Pak Jonas benar. Karena kita bertemu lagi, dan bahkan menjadi tetangga, aku mengundang Pak Jonas untuk minum teh di rumah. Silakan masuk, Pak.”Jonas tidak menolak ajakan Amelia, mengikuti Amelia dan Olivia ke dalam rumah dengan santai.Aksa dan istrinya masih duduk di sofa di lantai satu. Yuna juga ada di sana. Dia sedang menan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 994

    “Ma, Aksa, kalian merasa nggak kalau Amelia dan Jonas itu kelihatannya sangat akrab?”Tiara tidak banyak bicara tadi, dia hanya mendengarkan dan mengamati.Adik iparnya biasanya sangat angkuh dan dingin. Hanya sedikit pria yang bisa menarik perhatiannya.Amelia pernah terobsesi dengan Stefan selama bertahun-tahun. Ini pertama kalinya dia melihat adik iparnya itu memperlakukan pria selain Stefan dengan sangat baik.Olivia menjelaskan, “Amelia dan Jonas pernah bertemu beberapa kali. Dia bilang ketika mereka pertama kali bertemu, dia memotong jalannya Jonas, dan Jonas mempersilakan dia jalan duluan.”Yuna berkata dengan ringan, “Jonas sangat baik. Anak-anak dari keluarga Ranjani dan keluarga Adhitama memang hebat-hebat. Hanya saja, terlalu jauh.”Semua orang yang ada di sana terdiam.Olivia juga pernah berpikir apa Amelia dan Jonas bisa menjadi pasangan. Lalu, dia teringat kalau Jonas berasal dari Aldimo, yang jaraknya agak jauh. Bibinya hanya memiliki satu perempuan, yaitu Amelia seorang

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 995

    Kakek dan nenek Olivia tinggal di rumah peninggalan orang tua Olivia. Boleh saja. Namun, mereka ingin meninggalkan rumah itu untuk Bobby. Inilah alasan mengapa Olivia dan kakaknya memutuskan untuk melakukan gugatan.Rumah itu dibangun oleh orang tuanya. Nama di sertifikat rumah adalah nama ayah mereka. Kalau diwariskan menurut hukum waris, bagaimanapun juga, bukan Bobby yang akan mendapatkannya.Dia dan kakaknya masih hidup!“Kamu tahu di mana beli batu bata dan pasir?” tanya Yuna dengan peduli.“Terakhir kali aku pulang ke kampung, aku ada menghubungi Tante Ayu. Aku menelepon dan bertanya padanya. Rumahnya baru dibangun ulang tahun lalu. Jadi, aku mendapatkan nomor sopirnya darinya. Aku bisa menelepon sopir itu kapan saja, lalu dia akan membawakan satu truk batu bara pada akhir pekan nanti.”Olivia selalu ingin merebut kembali rumah orang tuanya.Dia dan kakaknya belum memiliki kemampuan itu sebelumnya.Sekarang, setelah memiliki kemampuan itu, dia tentu akan mengambil tindakan. Awaln

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 996

    Stefan bertanya padanya Olivia, “Kenapa kamu berangkat keluar sekarang? Sudah terbiasa pakai sepatu dengan hak super tinggi itu belum?”Olivia tertegun, lalu mengirim pesan untuk bertanya kepada suaminya itu, “Bagaimana kamu bisa tahu aku kalau aku memakai sepatu dengan hak yang sangat tinggi?”Tadi waktu meninggalkan toko buku, dia memakai sepatu dengan hak yang datar.Stefan berkata dengan jujur, “Amelia mengambil video kamu yang sedang belajar berjalan dan mengirimkannya padaku. Oliv, terima kasih. Aku jadi mempersulitmu.”Stefan sangat berterima kasih pada Olivia karena istrinya itu sudah bersedia berusaha keras untuk berbaur ke dalam lingkaran sosialnya.Olivia adalah orang yang santai, biasanya berpakaian dengan senyaman mungkin. Jadi, berubah demi Stefan benar-benar menyulitkannya. Stefan kasihan dan juga berterima kasih pada istrinya itu. Dia bersumpah untuk memanjakan wanita itu selama sisa hidupnya.Olivia berkata, “Ternyata Amelia. Aku kalau lagi berjalan pakai sepatu hak ti

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 997

    Begitu tiba di kediaman keluarga Darmawan, pintu vila sudah terbuka lebar. Di depan rumah utama ada halaman rumput yang luas dan ditata dengan indah. Sudah banyak tamu berdiri di sana, membentuk grup-grup dari tiga sampai empat orang. Banyak tamu sedang asyik mengobrol sambil membawa gelas di tangan mereka.Dengan status Yuna, begitu mobilnya berhenti di depan gerbang rumah keluarga Darmawan dan menunggu untuk masuk ke vila, keluarga Darmawan sudah mendapat kabar kedatangan mereka.Ferry dan istrinya bergegas keluar bersama anak-anak mereka untuk menyambut Yuna dan yang lainnya. Pelayan keluarga Darmawan mengarahkan mobil Yuna ke tempat parkir. Setelah mobil Yuna sudah terparkir, Ferry beserta istri dan anak-anaknya langsung menghampiri mobil Yuna. Ferry sendiri yang membukakan pintu mobil untuk Yuna.“Bu Yuna,” sapanya sambil tersenyum lebar.Yuna keluar dari mobil dengan gerakan anggun.“Pak Ferry.” Yuna membalas sapaan Ferry sambil tersenyum.Istri Ferry juga membawa anak-anaknya un

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 998

    “Maaf sudah mengganggu, Pak Ferry.” Bagaimanapun, Nia tidak mengundang Olivia. Dia hanya ikut tantenya datang ke sini.“Oh, nggak, nggak ganggu. Suatu kehormatan bagi kami Bu Olivia bisa datang,” kata Nia.Olivia membawa hadiah ulang tahun yang Yuna siapkan untuk putri sulung Ferry. Dia pun menyerahkan hadiah itu kepada Yuna di waktu yang tepat. Yuna mengambilnya dan menyerahkannya kepada putri sulung Ferry, lalu berkata sambil tersenyum, “Selamat ulang tahun, Mutia.”“Bu Yuna, panggil saja dia Tia. Kalian bisa datang ke pesta ulang tahun Tia saja kami sudah sangat senang. Sungguh nggak usah repot-repot siapkan hadiah juga.”Usai berkata, Nia memberi isyarat agar putrinya menerima hadiah ulang tahun dari Yuna. Yuna memberikan satu set perhiasan. Mutia mengambil hadiah dari Yuna dan mengucapkan terima kasih padanya.Yuna hanya membawa putri dan keponakannya, Rudy pun tidak ikut. Oleh karena itu, Ferry menyuruh istrinya membawa kedua putrinya untuk menemani Yuna. Sedangkan dia akan perg

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 999

    Sinta tampaknya juga tidak peduli bagaimana pandangan orang lain terhadapnya. Dia pun terus berkata, “Bu Yuna dan anaknya juga murah hati banget. Calon menantunya direbut sama keponakannya sendiri. Bu Yuna masih bisa bawa Olivia ke mana-mana dan memperkenalkannya kepada semua orang.”Kalau Sinta berada di posisi Yuna, dia tidak akan bisa melakukan hal itu. Sesayang apa pun pada keponakannya, tetap saja lebih sayang pada anak sendiri, bukan?Seseorang langsung membantah Sinta, “Bu Sinta, hati-hati kalau bicara. Pak Stefan nggak pernah menerima perasaan Bu Amelia, juga nggak pernah memberinya janji apa pun. Bu Amelia sendiri yang berangan-angan. Tapi Bu Amelia benar-benar murah hati. Dia berani mencintai, juga berani melepaskan. Setelah tahu kebenarannya, dia dengan murah hati kasih ucapan selamat. Hal itu buat pandanganku respek sama Bu Amelia.”“Nggak apa-apa kalau Bu Sinta ngomong di depan kami saja. Jangan coba-coba seenaknya membicarakan latar belakang Olivia. Pak Stefan bukan orang

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1000

    “Setelah setengah jam di dalam rumah, yang paling banyak aku dapatkan adalah kartu nama.”Amelia tertawa pelan, “Jadi begini, semua orang menjalin hubungan demi keuntungan. Kalau nggak ada untungnya, siapa yang mau ngomong sama kamu? Kamu mau makan apa? Aku pergi ambilkan makanan untuk kamu.”“Tadi aku lihat dessert-nya cakep banget, rasanya juga pasti enak banget. Ambil sedikit saja. Tadi aku sudah makan sedikit di toko, belum terlalu lapar,” kata Olivia.Olivia yang menyukai makanan manis pasti ingin mencoba ketika dia melihat begitu banyak makanan penutup yang menggiurkan. Dulu kalau dia menemani Junia dan Desy menghadiri pesta, Olivia dan Junia akan bersembunyi di pojokan sambil makan dan minum sepuasnya. Olivia paling suka makanan penutup, karena makanan penutup di pesta jauh lebih enak daripada buatan toko di luar.“Oke.”Amelia meletakkan gelasnya di atas meja kecil di depannya. Kemudian, dia berdiri dan pergi mengambil makanan untuk Olivia.Sesaat kemudian, Amelia kembali denga

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3524

    Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3523

    Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3522

    Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3521

    “Duduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,” kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.”Rosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, “Rosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.”Namun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, “Nek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3520

    Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.“Aku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.”Hanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.“Aku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.”Rosalina merasa iri pada Olivia. “Aku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.”Rosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3519

    “Iya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,” kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. “Kenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.”Dewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. “Bukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?”Wajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.“Rosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.”“Mama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,” kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status