Stefan dan Calvin sama-sama menuduh perbuatan Nenek di dalam hati mereka, “Nenek nggak akan mungkin melakukan hal yang belum pasti.”Stefan menarik kembali foto Reka dari tangan istrinya dan mengembalikannya ke Calvin, setelah itu, dia kembali mendelik dengan tajam kepada adiknya.Calvin, “Kakak, Kakak Ipar, aku balik dulu, kalian mengobrol saja dengan tenang. Kakak, kamu makan yang banyakan sedikit!”Dasar pelit!Padahal Kakak Ipar sudah mengatakan bahwa sayur yang dibawanya cukup untuk dimakan oleh mereka berdua, tapi Kakaknya tetap tidak mengijinkannya untuk ikut makan bersama!Akhirnya dirinya hanya bisa mencari alasan untuk pergi dari sana tanpa membuat Kakak Iparnya menyadari bahwa ini adalah paksaan dari Kakaknya yang pelit itu.Setelah Calvin meninggalkan ruangan tersebut, hanya Stefan dan Olivialah yang tersisa di dalam ruang Direktur.“Olivia, apa kamu sudah makan?”“Aku tadi sudah makan dulu, sehabis itu baru ke sini mengirimkan makanan untukmu.”Olivia tidak akan membuat pe
Setelah Stefan merasa cukup kenyang, pria itu mengambil tangan Olivia dan memainkannya, sambil bertanya kepada perempuan itu.Waktu itu ketika mereka bertemu dengan Aksa, dia mengatakan bahwa mereka masih belum dikarunia anak walaupun sudah menikah bertahun-tahun. Namun sekarang, Tiara akhirnya hamil juga.Sementara Olivianya, entah sejak kapan akan hamil?Sebenarnya Stefan tidak terburu-buru untuk mempunyai anak, dirinya sangat menyukai proses pembuatan anak tersebut.Setelah berpuasa begitu lama, seluruh sel di tubuh Stefan seolah sedang menuntutnya untuk memakan Olivia sekarang juga.Sayangnya, dirinya harus kembali menahan diri dan berpuasa.Stefan menarik tangan istrinya dan memperhatikan dengan teliti bekas luka di jari Olivia. Setelah memastikan bahwa penyembuhannya cukup baik, pria itu membungkukkan punggungnya dan mencium dengan lembut jari tersebut.Luka ini adalah kesalahannya, hingga membuat perempuan yang dicintainya terluka.“Aku sudah menelepon Kakakku, katanya Kakak aka
Nenek Sarah berkata kepada Odelina, “Kalian berdua kakak beradik nggak ada yang tahu bagaimana cara memanfaatkan nama keluarga Adhitama untuk kepentingan kalian pribadi. Kalau kamu setuju, aku akan mengutus mereka datang ke sini untuk membantu, aku jamin bisnis kamu pasti akan langsung berkembang pesat.”Kesembilan putra keluarga Adhitama datang untuk makan di restoran itu, sama saja seperti iklan berjalan.Namun Odelina pasti tidak mau menerima hal seperti ini.“Nenek, kami hanya ingin mengandalkan diri kami sendiri. Bibi juga selalu bilang ingin membantuku, tapi aku terus menolaknya, mungkin hal ini akan membuat Olivia merasa lebih tertekan.”“Nenek, apa Nenek sudah makan? Kalau Nenek nggak keberatan, ayo kita makan bersama.”Odelina menyuapi anaknya terlebih dahulu, sehingga dia sendiri juga belum sempat makan.Nenek Sarah langsung berkata terus terang, “Sepertinya aku sudah lama nggak makan bersama, aku nggak pernah merasa keberatan untuk makan bersama kalian. Makan bersama kalian,
Yanti meletakkan sendok dan garpunya. Dia sudah kenyang.Daniel berkata dengan setuju, “Iya, Russel sangat pintar.”“Lalu, kamu masih kasih Russel mainan kincir angin untuk dimainkan? Kalau kamu mau kasih mainan, kasih mainan yang edukatif. Kamu selalu memberinya kincir angin, sama sekali nggak kreatif. Kamu nggak lihat Russel cuma mau makan, nggak mau main kincir angin darimu itu?”Teman cucunya ini sama saja dengan cucunya.Selain Reiki. Anak itu pintar ngomong.Yanti masih tidak yakin apakah Daniel memiliki perasaan pada Odelina, tapi dia yakin Daniel sedang berusaha untuk membuat Russel menyukainya, seperti ingin Russel memanggilnya dengan sebutan “Papa”.Yanti tidak tahu, sebenarnya Daniel hanya sangat menyukai anak itu.Daniel berkata dengan canggung, “Aku belum pernah menjaga anak-anak sebelumnya, jadi aku nggak tahu mainan apa yang disukai anak-anak. Sebelumnya waktu aku membelikan Russel kincir angin, dia sangat senang, dan bahkan memintaku untuk menggendongnya. Kupikir dia su
Sarah merasa beruntung Daniel bukan cucunya.Dia saja sudah menghela napas kalau memikirkan cucu tertuanya itu.Orang-orang yang sejenis memang berkumpul bersama.Daniel adalah teman baik Stefan. Itu berarti kedua anak itu memiliki banyak kesamaan.Setelah mendiskusikan tagihan listrik dan air restoran Odelina dengan kepala pelayannya, Daniel menutup telepon dan berkata kepada Odelina, “Jumlahnya pas.”Dia mengeluarkan dompetnya, memasukkan uang sewa yang baru saja dia terima itu ke dalam dompet, lalu berkata kepada Odelina, “Lain kali kalau mau bayar uang sewa, langsung transfer ke kepala pelayanku saja, atau transfer ke aku juga boleh. Aku akan menyuruh kepala pelayanku untuk mencatatnya.”Odelina bergumam mengiyakan dan menjelaskan, “Aku juga mentransfernya bulan lalu, tapi kali ini, rekeningku yang satu lagi nggak ada saldonya. Jadi, aku bawa buku rekening yang lain ke bank untuk menarik uang cash. Setelah membayar semua biaya dekorasi, uangnya masih cukup untuk bayar uang sewa, ja
Daniel membungkuk dan menyentuh kepala Russel, lalu berkata pada Sarah, “Nenek Sarah, aku pergi dulu, ya.”Setelah Sarah menggumam mengiyakan, dia cepat-cepat pergi.Sarah memandangi pria itu menyetir mobilnya pergi, lalu menoleh pada Odelina. Odelina sudah duduk kembali di meja kasir, mengeluarkan buku catatan kecil dan kalkulator. Dia menghitung sudah berapa uang yang dia keluarkan sejak menyewa gedung ini dan setelah direnovasi dan didekorasi sampai sekarang.Sarah terdiam. Sepertinya dia yang salah sangka.Odelina tidak menyukai Daniel.Namun, Sarah tetap duduk di seberang Odelina dan bertanya dengan ragu-ragu, “Odelina, apa rencanamu ke depannya?”“Aku berharap 'Makan Sepuasnya' bisa membuka banyak cabang di seluruh negeri.”“Bisnis itu penting, tapi bagaimana dengan kehidupan pribadimu? Tahun ini kamu baru berusia 31 tahun, masih sangat muda. Kamu nggak mau memikirkannya? Apa yang Nenek bilang itu benaran, asalkan kamu mau, Nenek akan mengenalkan satu pria yang setia, cakap dan b
Kemungkinan Odelina dan Daniel bersama … sangat kecil.Odelina juga tidak ingin menjadi menantu keluarga kaya. Dia dan adiknya tidak memiliki ambisi sebesar itu.Sarah pun melupakan idenya itu.Setelah keluar dari toko Odelina, Daniel kembali ke kantor Lumanto Group. Setelah memasuki ruang kerjanya, dia berbaring di sofa dan mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan ke Stefan.Sekarang sedang waktu istirahat makan siang, jadi di kantor sangat sepi.Dia bertanya kepada Stefan, “Aku ganggu, nggak?”Stefan membujuk istrinya untuk tetap berada di kantor untuk menemaninya istirahat makan siang. Dia sedang tidur nyenyak, tetapi terbangun karena ada pesan dari Daniel.Kalau Daniel bukan temannya, dia mungkin bisa pergi ke seberang telepon dan menghajar pria itu.Olivia belum bangun. Stefan mengecup bibir istrinya itu, lalu mengambil ponselnya dan berjalan keluar dari ruangan dengan pelan. Dia berjalan ke sofa dan berbaring seperti Daniel.“Ada masalah?”Setelah menerima pesan balasan temann
“Aksa mungkin sudah membelinya.”Mereka tetangga sebelah. Kalau Aksa membeli vila keluarga Nurwela yang ada di sebelah vilanya, lalu merobohkan tembok yang mengelilingi kedua vila, kedua vila jadi bisa terhubung, sehingga memperluas area vila keluarga Sanjaya.Keluarga Sanjaya tidak kekurangan uang. Kalau Aksa mau membelinya, siapa yang bisa merebut vila itu darinya?“Kalau kamu tertarik, aku akan membantumu mencari tahu sekarang. Tunggu, ya.”Setelah membangunkan temannya, Daniel merasa bersalah dan ingin melakukan sesuatu untuk menebusnya.Dia pun kepikiran hal ini.Dia menggunakan ponselnya yang lain untuk menanyakan hal itu pada orang lain. Dia langsung mendapat jawabannya dengan cepat. Vila itu sudah dibeli orang.Daniel pikir mungkin Aksa yang membelinya. Dia menanyakannya pada orang itu, tapi orang itu bilang dia tidak tahu siapa yang membelinya, yang jelas bukan Aksa. Aksa juga ingin membeli vila keluarga Nurwela untuk memperluas vila sendiri, tapi dia terlambat. Vila keluarga
“Setelah bertemu dengan dia dan memastikan dia baik-baik saja, aku akan mulai bekerja. Nanti saat liburan tahun baru, aku akan pulang. Kakak nggak perlu mengirim seseorang untuk menjemputku. Aku bisa pesan tiket lebih awal sendiri,” kata JordanPemuda itu merasa dirinya sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri saat berada di luar rumah. Rosalina mengangguk. “Selain para eksekutif perusahaan yang tahu siapa kamu, para karyawan biasa nggak akan mengenalimu. Selama kamu nggak mengungkapkan identitasmu, nggak ada yang akan tahu. Bekerjalah dengan baik, bicara seperlunya, kerjakan tugasmu, dan perhatikan bagaimana orang lain bekerja. Belajar dan amati.” “Baik,” jawab Jordan. Dia pernah bertemu dengan para eksekutif perusahaan sebelumnya. Bagaimanapun, dia adalah satu-satunya putra orang tua mereka, dan semua sisa aset keluarga setelah mereka dihukum telah dialihkan atas namanya. Namun, karena dia masih bersekolah dan tidak terlibat langsung dalam urusan perusahaan, para karyawa
Rosalina berkata, “Lebih baik kamu bekerja di perusahaan keluarga kita saja. Perusahaan itu juga ada bagianmu. Gunakan liburan untuk bekerja, kumpulkan pengalaman kerja. Setelah lulus nanti, kalau tidak berniat melanjutkan pendidikan, kamu bisa mulai dari posisi dasar.” “Lebih baik kamu merasakan susahnya bekerja sejak dini.” Adhitama Group memiliki standar yang sangat tinggi. Bahkan para tuan muda keluarga Adhitama sendiri tidak bisa langsung bekerja di kantor pusat saat pertama kali terjun ke dunia kerja. Rosalina tidak ingin adiknya menggunakan status adik iparnya Calvin untuk masuk Adhitama Group. Hal itu bisa menimbulkan pembicaraan buruk dan dianggap tidak adil bagi banyak orang. Meskipun, memang di dunia ini keadilan tidak selalu ada. Namun, dia tetap memutuskan agar adiknya bekerja di Siahaan Group. Bagaimanapun, perusahaan itu juga ada bagian untuk Jordan. “Bukannya sebentar lagi tahun baru? Kalau tiket kereta cepat sulit didapat, bagaimana?” kata Calvin, menunjukkan
“Cepat sekali sudah libur musim dingin.” Rosalina memeriksa adiknya. Melihat adiknya tidak terlihat kurus, malah tampak lebih tegap dan sedikit lebih dewasa dibanding sebelumnya, dia merasa sangat puas dengan perubahan adiknya setelah masuk universitas. “Iya, begitu libur, aku langsung beres-beres barang dan naik kereta cepat untuk pulang. Begitu sampai di rumah dan melihat mobil Kakak ada di sini, aku tanya ke pengurus rumah. Katanya Kakak baru pulang dari kantor. Kakak, semuanya baik-baik saja, 'kan?” Bisnis keluarga Siahaan juga ada sebagian untuk Jordan, tetapi dia sangat percaya pada kakaknya sehingga pemuda tu hanya bertanya sekilas. Dalam hal bisnis, dia masih belum paham dan tidak punya pengalaman, jadi dia tidak banyak bertanya. “Semuanya berjalan lancar. Yang penting kamu sudah pulang. Cuci tangan dulu, kita makan bersama. Kakak juga baru saja sampai rumah.” Beberapa menit kemudian, setelah Calvin mengambilkan beberapa lauk untuk istrinya dengan sumpit khusus, dia be
Rosalina tersenyum kecil, “Kalau Papa dan Mama dengar ucapanmu, mereka pasti sedih dan bilang kalau kamu nggak punya hati.” “Kenapa Papa dan Mama nggak sayang kamu? Justru karena mereka sayang sama kamu, mereka jadi baik sekali padaku. Ini yang disebut 'karena cinta seseorang, maka mencintai hal-hal yang berkaitan dengannya’.” Memang benar, mertua sangat menyayanginya, tetapi itu juga karena dia adalah menantu mereka. Kedua mertuanya sangat menyayangi anak laki-lakinya, dan berharap keluarga kecilnya Bahagia. Oleh karena itu, mereka sangat baik pada Rosalina. Rosalina berpikir, Tuhan masih baik padanya. Setelah menderita lebih dari dua puluh tahun, akhirnya dia diberi kehangatan. Tuhan mengizinkannya menikah dengan Calvin dadn memiliki mertua yang menyayanginya seperti anak kandung. Di sisa hidupnya, dia tidak perlu khawatir lagi menghadapi badai kehidupan. Ada keluarga suaminya yang menjadi sandarannya serta melindunginya dari segala masalah. Perempuan itu sangat berterima ka
Calvin ingin menjemput Rosalina di bandara, tapi Rosalina tidak mengizinkannya pergi. Rosalina pulang bersama pengawalnya. Rosalina bilang dia sudah bisa melihat. Calvin tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya lagi. Biar dia bisa jadi lebih mandiri.Baiklah, Calvin hanya bisa menuruti apa kata istrinya. Kebetulan dia juga sangat sibuk. Rosalina perhatian padanya, tidak butuh Calvin jemput di bandara. Calvin pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan pulang untuk menunggu Rosalina.Calvin sudah menyiapkan satu meja penuh dengan makanan favorit istrinya. Rosalina sudah makan di pesawat. Namun sesampainya di rumah, dia sudah lapar lagi. Jarak bandara dan rumahnya agak jauh.Entah kapan hujan yang menetes di luar berhenti. Akan tetapi, ada air di mana-mana. Langit masih mendung. Suhu lebih rendah dibandingkan tadi pagi.Begitu mendengar suara mobil, Calvin langsung keluar untuk menyambut Rosalina. Tepat saat Rosalina keluar dari mobil, Calvin pun segera menuruni tangga sambil tersenyum. “Sud
“Bukannya Ronny kerja dengan baik? Yohanna juga nggak pilih-pilih masakan yang dia buat.”Risa bertanya dengan heran. Tanpa menunggu jawaban Jaka, dia pun berkata lagi, “Padahal masakannya benar-benar enak. Tapi dia sendiri sudah jadi bos. Mungkin dia nggak bisa terima perubahan status secara tiba-tiba.”Bekerja sebagai koki pribadi di keluarga Pangestu sama saja dengan menjadi pelayan. Ronny memiliki kemampuan, dia juga telah menjadi bos. Dia tidak kekurangan uang. Dia menjadi koki pribadi keluarga Pangestu hanya untuk sebuah tantangan. Wajar saja kalau dia sudah tidak tahan lagi.Sayang sekali, baru dua hari sudah harus diganti lagi. Risa sudah terbiasa dengan seringnya pergantian koki di rumahnya.“Tommy sangat suka sarapan yang dibuat Ronny. Banyak jenis, bahkan bisa buat bentuk hewan kecil. Tommy dan yang lainnya sangat suka.”Jaka menunggu hingga Risa selesai bicara. Setelah itu, dia baru menjelaskan, “Bukan karena Ronny nggak kerja, Bu. Bu Yohanna mau ke luar kota, jadi Ronny ik
Rasanya Jaka yang menjadi kepala pengurus villa ini sangat mengkhawatirkan Yohanna. Yohanna mau ke luar kota, Jaka pun pesan kepada Ronny berulang kali. Satu hal diulang terus berulang kali, seolah takut Ronny akan lupa.Awalnya Jaka ingin meminta Ronny menjaga Yohanna. Mungkin karena Jaka mengingat Ronny masih muda dan belum menikah, begitu pula dengan Yohanna. Jaka pun berubah pikiran.Pria dan perempuan lajang tinggal bersama, mudah untuk terjadi masalah. Jadi Jaka tidak boleh membiarkan Ronny punya niat tidak baik. Lebih baik biarkan Ronny hanya bertanggung jawab memasak. Ada pengawal perempuan yang menjaga Yohanna.Padahal Ronny sama sekali tidak punya niat jahat. Lagi pula, dia baru saja hadir dalam kehidupan Yohanna. Meskipun sejak awal dia sudah tahu kalau Yohanna adalah calon istri yang neneknya pilihkan untuknya. Mereka baru saja saling kenal. Bagaimana mungkin ada perasaan di antara mereka?Tanpa perasaan, Ronny tidak menginginkan apa pun. Dia hanya ingin fokus memasak. Jika
Ronny dan Jaka datang dengan mobil yang sama. Dalam perjalanan pulang, Ronny bertanya pada Jaka, “Biasa kalau Bu Yohanna dinas ke luar kota, dia tinggal di hotel atau dia ada beli rumah dan tinggal sendiri?”“Bu Yohanna nggak bilang mau ke mana. Kalau tempat yang ada perusahaan cabang, biasanya ada rumah sendiri. Setiap kali ke sana, Bu Yohanna tinggal di rumahnya sendiri. Rumahnya mungkin nggak besar, tapi ada karyawan. Barang kebutuhan sehari-hari pasti sudah ada,” jawab Jaka.“Kalau dia pergi sekadar bahas kerja sama dengan orang lain, Bu Yohanna akan tinggal di hotel. Sekalipun tinggal di hotel, dia akan tinggal di kamar presidential suite. Bisa masak sendiri. Saat ikut Bu Yohanna ke luar kota, kamu hanya perlu bawa barang yang kamu butuhkan. Kalau nggak bisa masak, dia nggak akan bawa kamu ke sana.”Ronny berpikir sejenak. “Benar juga, ya. Kalau begitu aku pulang dan beres-beres dulu. Nggak perlu bawa banyak barang. Cukup bawa bumbu. Untuk bahan-bahan, beli di sana saja.”Sungguh
Ternyata Yohanna mau keluar kota. Ronny pun menjawab dengan hormat, “Baik, Bu.”Saat ini, Jaka tiba-tiba bertanya, “Bu Yohanna mau keluar kota, nggak bawa Ronny?”Yohanna begitu pilih-pilih makanan. Saat berada di luar kota, sulit baginya untuk menemukan makanan yang bisa dia makan. Lebih baik kalau dia membawa koki pribadinya. Dulu, Yohanna jarang dinas ke luar kota.Yohanna terdiam. Sementara itu, Ronny membersihkan meja tanpa bersuara. Dalam hati justru berkata, “Dia begitu pemilih. Kalau bepergian jauh, dia pasti kelaparan terus.”Setelah berpikir selama beberapa menit dan mempertimbangkan perutnya, Yohanna baru berkata dengan suara pelan, “Kalau begitu, Ronny, kamu pulang dan siap-siap. Jam lima sore kamu datang ke sini lagi. Ikut aku ke luar kota. Pak Jaka, jangan beritahu siapa pun selain keluargaku soal Ronny ikut aku keluar kota.”Yohanna takut kalau orang lain tahu dia ke luar kota dengan membawa koki pribadi muda, mereka akan bicara ini-itu dan membuat segala macam rumor. Se