Olivia juga mengakui keluarga suaminya sangat baik, mereka semua sangat terdidik. Akan tetapi, dia tau ibu mertuanya tidak terlalu menyukainya. Jangan kira dia tidak bisa merasakannya.Untuk saat ini Olivia dan ibu mertuanya jarang menghabiskan waktu bersama, tidak ada konflik di antara mereka. Begitu mereka menghabiskan waktu bersama lebih banyak kelak, apakah dirinya akan jadi seperti tantenya dulu? Oleh karena itu, Olivia ingin mendapat pengakuan dari mertuanya.“Stefan, kita bicarakan sampai di sini dulu. Sudah malam, kamu cepat istirahat. Aku pergi dulu.”Olivia menahan luapan amarahnya. Dia tidak bertengkar dengan Stefan, juga tidak berusaha membujuk pria itu. Stefan tidak bisa mengerti apa yang dia inginkan. Rasanya sia-sia melanjutkan pembicaraan ini. Olivia pun merasakan ketidakberdayaan.Olivia merasa jika pembicaraan ini diteruskan, mereka berdua pasti akan bertengkar. Bahkan pertengkaran mereka akan semakin parah. Hal itu hanya akan memperburuk hubungan mereka. Dia datang k
Akan tetapi, tidak peduli seberapa lambat mobil itu. Sesaat kemudian, mereka pun tiba di rumah kontrakan Odelina. Pada saat Odelina menyewa rumah, dia tidak ingin tinggal terlalu jauh dari adiknya. Oleh karena itu, dia mencari rumah yang tidak jauh dari Lotus Residence.Stefan menghentikan mobilnya. Matanya menatap lurus ke depan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.“Aku sudah sampai.”Olivia membuka pintu mobil sendiri. Setelah berkata kepada Stefan, dia pun keluar dari mobil.“Aku antar kamu ke atas,” kata Stefan tiba-tiba.“Nggak usah. Kamu pulang saja, hati-hati di jalan. Besok istirahat baik-baik di rumah. Kamu terlihat kurang sehat.”Stefan menatap Olivia dengan mata hitamnya, lalu bertanya dengan suara serak, “Oliv, kamu masih peduli padaku, kan?”Stefan ingin menarik tangan Olivia. Namun, perempuan itu sudah berbalik dan berjalan ke dalam gedung. Sedangkan Stefan hanya berdiri di depan pintu dan melihatnya naik ke atas. Pada akhirnya, dia tidak mengantar Olivia.Stefan juga memi
Setelah Stefan menghempaskan semua botol dan gelas di atas meja, dia telungkup di atas meja itu dan bergumam, “Olivia, Olivia .... Aku bukannya nggak bisa hidup tanpamu.”Reiki dan Daniel pada awalnya tidak mengerti apa yang Stefan katakan. Stefan bergumam berulang kali. Akhirnya, Reiki mencondongkan tubuhnya lebih dekat. Dia pun bisa mendengar dengan jelas pria itu berkata, “Olivia, aku bukannya nggak bisa hidup tanpamu.”“Dia ngomong apa?” Melihat ekspresi Reiki yang aneh, Daniel pun bertanya dengan penasaran.Reiki berdiri tegak, lalu menatap Stefan yang sudah mabuk. Kemudian, dia berkata pada Daniel, “Sejak Stefan melakukan pernikahan dadakan, dia sudah mabuk beberapa kali karena Olivia.”Pada awalnya, Stefan dan Olivia menandatangani sebuah perjanjian. Sikap Olivia yang acuh tak acuh membuat Stefan tertekan. Saat itu, Stefan minum dengan kedua sahabatnya sampai mabuk. Dimas menyamar sebagai sopir pengganti dan mengantarnya pulang. Dimas muncul di depan Olivia secara terbuka.“Masi
“Aku antar dia ke tempat Olivia saja. Olivia pasti akan jaga dia.”Reiki ingin membantu Stefan. Namun, Daniel mengingatkan, “Stefan lagi mabuk sekarang. Bicaranya saja sudah ngelantur begitu. Kalau Olivia dengar kata-katanya barusan, justru akan memperburuk keadaan.”“Kalau begitu ... antar dia ke Vila Permai saja,” kata Reiki.Daniel tidak memiliki pendapat lain. Mereka bertiga meninggalkan bar. Daniel membantu Stefan masuk ke mobil Reiki, lalu dia berpesan pada Reiki sebentar. Setelah melihat mobil Reiki membawa Stefan pergi, Daniel baru menelepon sopir untuk menjemputnya.Dalam perjalanan menuju Vila Permai, Stefan masih bergumam sesekali. Kadang dia bergumam “Olivia, aku mencintaimu, jangan tinggalkan aku”, kadang dia juga bergumam, “apa lagi yang kamu inginkan dariku? Asal tahu saja, aku bukannya nggak bisa hidup tanpamu”.Pokoknya Stefan mengulangi dua kalimat itu berulang kali. Boleh dibilang ini adalah pertarungan antara cinta dan harga dirinya. Ada kalanya cinta yang menang, a
Apa yang akan terjadi pada Stefan? Setelah pria itu tidur dalam keadaan mabuk, dia bahkan bermimpi.Di dalam mimpinya, Stefan dan Olivia bertengkar sengit. Jadi dia pun berteriak pada Olivia, “Olivia, aku bukannya nggak bisa hidup tanpamu. Aku bisa cari penggantimu kapan saja. Jangan dikasih enak malah nggak mau!”Setelah Olivia menatap Stefan dengan dingin, perempuan itu berbalik dan hendak pergi.“Olivia! Jangan harap kamu bisa tinggalkan aku! Kamu milikku! Aku nggak bisa hidup tanpamu!”Secara naluriah Stefan meraih tangan Olivia dan tidak membiarkannya pergi. Dia menarik Olivia kembali dan memeluknya erat-erat. Kemudian, dia menundukkan kepalanya dan menciumnya dengan liar. Dia ingin bercumbu dengan Olivia lebih lama ....Byur!Pada saat Stefan dan Olivia bercumbu dengan ganasnya di dalam mimpi, pria itu membalikkan badannya. Oleh karena itu, badannya keluar dari kursi lipat dan langsung jatuh ke dalam kolam renang.Stefan pun tenggelam ke dalam air dingin. Mimpinya hancur seketika
Raut wajah Stefan menjadi sangat muram. Namun, dia tidak berani maju ke depan lagi. Dia takut neneknya akan memukulinya dengan tongkat. Dia masih ingat kata-kata sindiran dari neneknya barusan.“Nenek, aku nggak pernah bilang bukannya aku nggak bisa hidup tanpa Olivia,” kata Stefan.Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan hal seperti itu. Dia tidak bisa hidup tanpa Olivia. Dia tidak menginginkan siapa pun kecuali Olivia.“Kamu benar nggak pernah bilang?”Stefan tiba-tiba terdiam. Sesaat kemudian, dia baru berkata, “Sepertinya aku bilang begitu di dalam mimpi. Tapi kenapa Nenek bisa tahu?”Stefan spontan berpikir, apa mungkin dia tidak sedang bermimpi? Dia benar-benar bertengkar terlalu hebat dengan Olivia. Dia mengucapkan kalimat seperti itu karena marah. Padahal dia masih ingin bercumbu dengan Olivia.“Nenek, habis minum tadi, a-apa yang aku lakukan pada Olivia?”Kalau Stefan memaksa Olivia untuk bercinta dengannya di bawah pengaruh alkohol .... Oh, tidak!Stefan bahkan tidak berani mem
Berarti kalau Olivia tidak bisa berbaur dalam lingkungan Stefan, maka mereka akan bercerai dan mengembalikan kebebasan masing-masing.Apakah setiap orang harus menikah dengan orang yang selevel? Stefan dan keluarganya tidak pernah mempermasalahkan latar belakang Olivia. Mengapa Olivia begitu menekan dirinya sendiri dan peduli dengan pandangan orang lain terhadapnya?Kalau Stefan bilang tidak ada kesenjangan di antara mereka, berarti tidak ada kesenjangan. Hanya Stefan yang bisa memutuskan.“Kalau kamu nggak ingat, berarti nggak terjadi apa-apa. Oh, ada satu kalimat yang terus kamu ucapkan sepanjang malam. Olivia, bukannya aku nggak bisa hidup tanpamu. Stefan, kamu sedang ungkapkan isi hatimu? Nanti kamu ngomong langsung di depan Olivia saja. Apa gunanya kamu teriak-teriak di depan kami?”Stefan menekuk wajahnya dan berkata dengan getir, “Nenek, Oliv ngomong banyak hal denganku. Dia bilang dia nggak mau jadi burung di sangkar emas. Dia bilang dia ingin jadi perempuan yang bisa berjalan
Setelah melihat orang yang datang adalah Reiki, kedua anjing itu langsung berhenti menggonggong. Mereka bahkan mengibaskan ekornya di depan Reiki.Karena beberapa waktu yang lalu Reiki sering datang ke rumah. Tentu saja dengan alasan ingin bertemu dengan Alex. Dia bahkan tidak tahu kalau ibu Junia salah paham padanya. Ibu Junia mengira Reiki tertarik pada Alex. Reiki malah menjadi akrab dengan kedua anjing itu.Alex yang keluar untuk membuka pintu. Setelah melihat Reiki, dia pun bertanya, “Bukan datang untuk cari aku, kan?”Reiki tertawa, “Aku ke sini untuk cari kakakmu, bukan cari kamu.”Alex juga tertawa, “Kemarin aku baru tahu mamaku kira kamu suka sama aku. Hahaha, konyol banget.”“Aku juga nggak menyangka Tante akan salah paham.”“Siapa suruh setiap kali datang ke sini kamu bilang kalau kamu cari aku? Kakakku masih ganti baju di lantai atas. Mulut bilangnya nggak peduli kamu datang atau nggak. Nyatanya, begitu bangun dia langsung pilih-pilih baju. Dasar perempuan, lain di mulut la
“Setelah bertemu dengan dia dan memastikan dia baik-baik saja, aku akan mulai bekerja. Nanti saat liburan tahun baru, aku akan pulang. Kakak nggak perlu mengirim seseorang untuk menjemputku. Aku bisa pesan tiket lebih awal sendiri,” kata JordanPemuda itu merasa dirinya sudah dewasa dan bisa menjaga dirinya sendiri saat berada di luar rumah. Rosalina mengangguk. “Selain para eksekutif perusahaan yang tahu siapa kamu, para karyawan biasa nggak akan mengenalimu. Selama kamu nggak mengungkapkan identitasmu, nggak ada yang akan tahu. Bekerjalah dengan baik, bicara seperlunya, kerjakan tugasmu, dan perhatikan bagaimana orang lain bekerja. Belajar dan amati.” “Baik,” jawab Jordan. Dia pernah bertemu dengan para eksekutif perusahaan sebelumnya. Bagaimanapun, dia adalah satu-satunya putra orang tua mereka, dan semua sisa aset keluarga setelah mereka dihukum telah dialihkan atas namanya. Namun, karena dia masih bersekolah dan tidak terlibat langsung dalam urusan perusahaan, para karyawa
Rosalina berkata, “Lebih baik kamu bekerja di perusahaan keluarga kita saja. Perusahaan itu juga ada bagianmu. Gunakan liburan untuk bekerja, kumpulkan pengalaman kerja. Setelah lulus nanti, kalau tidak berniat melanjutkan pendidikan, kamu bisa mulai dari posisi dasar.” “Lebih baik kamu merasakan susahnya bekerja sejak dini.” Adhitama Group memiliki standar yang sangat tinggi. Bahkan para tuan muda keluarga Adhitama sendiri tidak bisa langsung bekerja di kantor pusat saat pertama kali terjun ke dunia kerja. Rosalina tidak ingin adiknya menggunakan status adik iparnya Calvin untuk masuk Adhitama Group. Hal itu bisa menimbulkan pembicaraan buruk dan dianggap tidak adil bagi banyak orang. Meskipun, memang di dunia ini keadilan tidak selalu ada. Namun, dia tetap memutuskan agar adiknya bekerja di Siahaan Group. Bagaimanapun, perusahaan itu juga ada bagian untuk Jordan. “Bukannya sebentar lagi tahun baru? Kalau tiket kereta cepat sulit didapat, bagaimana?” kata Calvin, menunjukkan
“Cepat sekali sudah libur musim dingin.” Rosalina memeriksa adiknya. Melihat adiknya tidak terlihat kurus, malah tampak lebih tegap dan sedikit lebih dewasa dibanding sebelumnya, dia merasa sangat puas dengan perubahan adiknya setelah masuk universitas. “Iya, begitu libur, aku langsung beres-beres barang dan naik kereta cepat untuk pulang. Begitu sampai di rumah dan melihat mobil Kakak ada di sini, aku tanya ke pengurus rumah. Katanya Kakak baru pulang dari kantor. Kakak, semuanya baik-baik saja, 'kan?” Bisnis keluarga Siahaan juga ada sebagian untuk Jordan, tetapi dia sangat percaya pada kakaknya sehingga pemuda tu hanya bertanya sekilas. Dalam hal bisnis, dia masih belum paham dan tidak punya pengalaman, jadi dia tidak banyak bertanya. “Semuanya berjalan lancar. Yang penting kamu sudah pulang. Cuci tangan dulu, kita makan bersama. Kakak juga baru saja sampai rumah.” Beberapa menit kemudian, setelah Calvin mengambilkan beberapa lauk untuk istrinya dengan sumpit khusus, dia be
Rosalina tersenyum kecil, “Kalau Papa dan Mama dengar ucapanmu, mereka pasti sedih dan bilang kalau kamu nggak punya hati.” “Kenapa Papa dan Mama nggak sayang kamu? Justru karena mereka sayang sama kamu, mereka jadi baik sekali padaku. Ini yang disebut 'karena cinta seseorang, maka mencintai hal-hal yang berkaitan dengannya’.” Memang benar, mertua sangat menyayanginya, tetapi itu juga karena dia adalah menantu mereka. Kedua mertuanya sangat menyayangi anak laki-lakinya, dan berharap keluarga kecilnya Bahagia. Oleh karena itu, mereka sangat baik pada Rosalina. Rosalina berpikir, Tuhan masih baik padanya. Setelah menderita lebih dari dua puluh tahun, akhirnya dia diberi kehangatan. Tuhan mengizinkannya menikah dengan Calvin dadn memiliki mertua yang menyayanginya seperti anak kandung. Di sisa hidupnya, dia tidak perlu khawatir lagi menghadapi badai kehidupan. Ada keluarga suaminya yang menjadi sandarannya serta melindunginya dari segala masalah. Perempuan itu sangat berterima ka
Calvin ingin menjemput Rosalina di bandara, tapi Rosalina tidak mengizinkannya pergi. Rosalina pulang bersama pengawalnya. Rosalina bilang dia sudah bisa melihat. Calvin tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya lagi. Biar dia bisa jadi lebih mandiri.Baiklah, Calvin hanya bisa menuruti apa kata istrinya. Kebetulan dia juga sangat sibuk. Rosalina perhatian padanya, tidak butuh Calvin jemput di bandara. Calvin pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan pulang untuk menunggu Rosalina.Calvin sudah menyiapkan satu meja penuh dengan makanan favorit istrinya. Rosalina sudah makan di pesawat. Namun sesampainya di rumah, dia sudah lapar lagi. Jarak bandara dan rumahnya agak jauh.Entah kapan hujan yang menetes di luar berhenti. Akan tetapi, ada air di mana-mana. Langit masih mendung. Suhu lebih rendah dibandingkan tadi pagi.Begitu mendengar suara mobil, Calvin langsung keluar untuk menyambut Rosalina. Tepat saat Rosalina keluar dari mobil, Calvin pun segera menuruni tangga sambil tersenyum. “Sud
“Bukannya Ronny kerja dengan baik? Yohanna juga nggak pilih-pilih masakan yang dia buat.”Risa bertanya dengan heran. Tanpa menunggu jawaban Jaka, dia pun berkata lagi, “Padahal masakannya benar-benar enak. Tapi dia sendiri sudah jadi bos. Mungkin dia nggak bisa terima perubahan status secara tiba-tiba.”Bekerja sebagai koki pribadi di keluarga Pangestu sama saja dengan menjadi pelayan. Ronny memiliki kemampuan, dia juga telah menjadi bos. Dia tidak kekurangan uang. Dia menjadi koki pribadi keluarga Pangestu hanya untuk sebuah tantangan. Wajar saja kalau dia sudah tidak tahan lagi.Sayang sekali, baru dua hari sudah harus diganti lagi. Risa sudah terbiasa dengan seringnya pergantian koki di rumahnya.“Tommy sangat suka sarapan yang dibuat Ronny. Banyak jenis, bahkan bisa buat bentuk hewan kecil. Tommy dan yang lainnya sangat suka.”Jaka menunggu hingga Risa selesai bicara. Setelah itu, dia baru menjelaskan, “Bukan karena Ronny nggak kerja, Bu. Bu Yohanna mau ke luar kota, jadi Ronny ik
Rasanya Jaka yang menjadi kepala pengurus villa ini sangat mengkhawatirkan Yohanna. Yohanna mau ke luar kota, Jaka pun pesan kepada Ronny berulang kali. Satu hal diulang terus berulang kali, seolah takut Ronny akan lupa.Awalnya Jaka ingin meminta Ronny menjaga Yohanna. Mungkin karena Jaka mengingat Ronny masih muda dan belum menikah, begitu pula dengan Yohanna. Jaka pun berubah pikiran.Pria dan perempuan lajang tinggal bersama, mudah untuk terjadi masalah. Jadi Jaka tidak boleh membiarkan Ronny punya niat tidak baik. Lebih baik biarkan Ronny hanya bertanggung jawab memasak. Ada pengawal perempuan yang menjaga Yohanna.Padahal Ronny sama sekali tidak punya niat jahat. Lagi pula, dia baru saja hadir dalam kehidupan Yohanna. Meskipun sejak awal dia sudah tahu kalau Yohanna adalah calon istri yang neneknya pilihkan untuknya. Mereka baru saja saling kenal. Bagaimana mungkin ada perasaan di antara mereka?Tanpa perasaan, Ronny tidak menginginkan apa pun. Dia hanya ingin fokus memasak. Jika
Ronny dan Jaka datang dengan mobil yang sama. Dalam perjalanan pulang, Ronny bertanya pada Jaka, “Biasa kalau Bu Yohanna dinas ke luar kota, dia tinggal di hotel atau dia ada beli rumah dan tinggal sendiri?”“Bu Yohanna nggak bilang mau ke mana. Kalau tempat yang ada perusahaan cabang, biasanya ada rumah sendiri. Setiap kali ke sana, Bu Yohanna tinggal di rumahnya sendiri. Rumahnya mungkin nggak besar, tapi ada karyawan. Barang kebutuhan sehari-hari pasti sudah ada,” jawab Jaka.“Kalau dia pergi sekadar bahas kerja sama dengan orang lain, Bu Yohanna akan tinggal di hotel. Sekalipun tinggal di hotel, dia akan tinggal di kamar presidential suite. Bisa masak sendiri. Saat ikut Bu Yohanna ke luar kota, kamu hanya perlu bawa barang yang kamu butuhkan. Kalau nggak bisa masak, dia nggak akan bawa kamu ke sana.”Ronny berpikir sejenak. “Benar juga, ya. Kalau begitu aku pulang dan beres-beres dulu. Nggak perlu bawa banyak barang. Cukup bawa bumbu. Untuk bahan-bahan, beli di sana saja.”Sungguh
Ternyata Yohanna mau keluar kota. Ronny pun menjawab dengan hormat, “Baik, Bu.”Saat ini, Jaka tiba-tiba bertanya, “Bu Yohanna mau keluar kota, nggak bawa Ronny?”Yohanna begitu pilih-pilih makanan. Saat berada di luar kota, sulit baginya untuk menemukan makanan yang bisa dia makan. Lebih baik kalau dia membawa koki pribadinya. Dulu, Yohanna jarang dinas ke luar kota.Yohanna terdiam. Sementara itu, Ronny membersihkan meja tanpa bersuara. Dalam hati justru berkata, “Dia begitu pemilih. Kalau bepergian jauh, dia pasti kelaparan terus.”Setelah berpikir selama beberapa menit dan mempertimbangkan perutnya, Yohanna baru berkata dengan suara pelan, “Kalau begitu, Ronny, kamu pulang dan siap-siap. Jam lima sore kamu datang ke sini lagi. Ikut aku ke luar kota. Pak Jaka, jangan beritahu siapa pun selain keluargaku soal Ronny ikut aku keluar kota.”Yohanna takut kalau orang lain tahu dia ke luar kota dengan membawa koki pribadi muda, mereka akan bicara ini-itu dan membuat segala macam rumor. Se