Dewi berpikir, kebanyakan orang hanya menikah sekali seumur hidup. Olivia tidak mendapatkan apa-apa ketika menikah dengan anaknya. Anak itu memang kasihan.Dia berkata, “Mahar bisa diberikan dan resepsi pernikahan bisa diadakan.”Stefan tahu itu bisa dilakukan, tapi tetap saja, dia tidak memberikannya di awal.Dia bangkit dan berkata, “Ma, aku akan bicara dengan Nenek. Mama nggak perlu menyalahkan nenek. Mungkin ini adalah cobaan yang harus kujalani dalam hidupku. Cobaan cinta.”Hidupnya begitu mulus dari lahir sampai sekarang, tanpa satu kendala apa pun.Tuhan tidak suka melihatnya, jadi Tuhan memberinya cobaan ini.“Stefan, Mama tetap harus mengingatkanmu. Orang-orang terdekat Olivia sudah tahu siapa kamu sebenarnya. Sanak keluarga Olivia dan mantan suami kakaknya pasti akan mengganggumu terus. Kamu nggak boleh memberikan mereka bantuan hanya karena Olivia. Orang-orang itu licik dan suka memanfaatkan orang. Kalau diberi sekali, mereka akan datang lagi untuk kedua kali.”“Ke depannya,
Stefan mengerutkan bibirnya dan berkata, “Dia mau menenangkan diri. Jangan ganggu dia. Setidaknya, jangan sekarang.”Sarah bergumam mengiyakan dan berkata, “Stefan, Nenek senang kamu bisa melepaskannya dan membiarkannya pulang ke rumah kakaknya. Kamu sudah ada kemajuan, nggak seperti sebelumnya yang terlalu mendominasi dan memaksanya untuk tinggal. Kamu mengerti kapan harus melepaskannya dan tahu kamu harus memberinya ruang dan kebebasan. Itu hal yang bagus.”Ekspresi Stefan muram.“Nenek akan pergi menemui Olivia dua hari lagi, bukan untuk membantumu mendapatkan maaf darinya. Nenek yang mau meminta maaf padanya, karena Nenek yang berbohong terlebih dahulu padanya.”Stefan mendengus dingin.Mereka, nenek dan cucu, sama saja.“Apa rencanamu selanjutnya?”“Menurut Nenek, apa yang harus aku lakukan?” Stefan bertanya balik.Sarah tersenyum, mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah tampan cucu pertamanya dengan penuh kasih, lalu mengetuk kepala anak itu dan berkata, “Kamu punya otak, cob
Sarah menepuk pundak cucunya dan berkata, “Semangat! Nenek mendukungmu untuk membujuk istrimu kembali!”Stefan berkata, “Nenek, aku mendengar ada sedikit sindiran dalam kata-kata Nenek ini.”Sarah mengerjapkan matanya dan tidak mengakuinya, “Memangnya apa? Untuk apa Nenek menyindirmu?”“Aku dulu pernah bilang kalau aku nggak akan membujuk istri.”“Oh, kata-katamu itu. Kalau kamu nggak mengungkitnya, Nenek sudah lupa. Tapi, bukannya kamu memang sering menjilat ludahmu sendiri? Apa pun itu, kamu memang sudah sering menjilat ludah sendiri.”Stefan terdiam.Nenek ini memang nenek kandungnya!Setelah beradu mulut dengan neneknya, dan mendengar neneknya menceritakan sesuatu yang tidak dia ketahui sebelumnya, Stefan mengerti mengapa neneknya bersikeras untuk menyuruhnya menikahi Olivia. Pertama, karena pesan kakeknya sebelum meninggal. Kedua, karena peramal yang dia tidak ketahui itu, yang bilang bahwa dia dan Olivia ditakdirkan untuk menjadi suami istri dan hidup bersama selamanya. Karena i
“Pa.” Russel memanggil Roni.Roni melangkah maju, menggendong putranya dan bermain dengan anak itu sebentar. Sambil menunggu Odelina memarkir motor listriknya, dia berkata, “Kakekmu membawa beberapa sepupumu ke kantor untuk mencariku.”Odelina mengerutkan kening dan berkata, “Untuk apa mereka mencarimu?”Dia sudah bercerai dengan Roni.Ketika mereka baru mau bercerai, kakeknya pernah menipu mantan ibu mertuanya sejumlah uang. Dengar-dengar, jumlahnya mencapai puluhan juta.Dia tidak tahu apa mantan ibu mertuanya meminta uang itu untuk dikembalikan pada akhirnya?Odelina berpikir, mungkin tidak dikembalikan.Uang itu sudah masuk ke saku kakeknya, jadi sulit untuk memintanya kembali.Kedua belah pihak sama-sama tidak tahu malu, jadi kalau mereka bertengkar pasti akan seru sekali. Sayangnya, dia tidak melihat mereka bertengkar.“Mereka sudah tahu kalau Olivia adalah menantu dari keluarga Adhitama. Mereka datang ke kota untuk mencari Olivia, tetapi mereka nggak bisa menemukannya. Toko Oliv
Karena Yenny masih belum hamil, Roni jadi khawatir hubungannya dan Russel akan semakin renggang.Terlebih lagi, dia pernah melihat Odelina bersama Daniel. Meskipun menurutnya Daniel tidak mungkin menyukai Odelina, dia tetap khawatir putranya akan memanggil pria lain dengan sebutan “Papa” di kemudian hari.Jadi, dia ingin mengambil kesempatan ini untuk membawa Russel di rumahnya, agar anak itu bisa tinggal bersamanya selama beberapa waktu, agar dia bisa mendekatkan diri dengan putranya itu.Dia juga ingin Yenny berinteraksi dengan Russel. Jadi, kalau Yenny benar-benar tidak bisa hamil dan Odelina ingin menikah lagi, dia bisa memperjuangkan hak asuh atas Russel lagi.Bagaimanapun juga, anak ini adalah darah dagingnya. Dia tidak ingin anak ini memanggil pria lain dengan sebutan “Papa”.“Mereka sudah tahu aku cerai, untuk apa mereka menggangguku? Kalaupun mereka mau datang menggangguku, aku juga nggak takut pada mereka. Russel nggak dekat dengan kalian. Lagipula, kamu dan Yenny juga baru m
“Kangen.”Russel melingkarkan kedua lengannya di leher Olivia, juga mencium wajah Olivia beberapa kali, yang membuat hati Olivia meleleh. Dia sangat menyayangi anak ini.“Kak, kenapa Kakak baru pulang semalam ini? Aku sudah menyiapkan makan malam dari tadi,” tanya Olivia pada kakaknya sambil menggendong keponakannya.“Tukang dekorasinya malam baru pulang, jadi aku juga pulang agak malam. Kakak padahal ingin memasakkan makan malam untukmu, tapi malah kamu yang memasakkan untuk Kakak.”Olivia berkata, “Kak, aku hanya sedang ada masalah cinta, bukannya sakit. Kakak nggak perlu memasakkan makanan untukku.”Odelina berjalan menghampirinya dan melihat gambar yang digambarnya, yaitu sebuah jepit rambut.“Kalau suasana hatimu lagi buruk, gambarmu jadi nggak bagus. Nggak usah gambar dulu, deh.”Odelina membantu adiknya menyimpan papan gambar dan berkata, “Kamu nggak keluar jalan-jalan?”“Aku nggak ingin bergerak, jadi aku tidur sepanjang hari.”“Keluarlah untuk jalan-jalan besok. Kalau kamu di
Olivia pergi membuka pintu. Ketika pintu dibuka, sebuah tangan langsung hendak menamparnya.Reaksinya cepat, sehingga dia cepat-cepat meraih tangan itu.Ternyata Yenny.Yenny mengira Odelina yang membuka pintu, jadi begitu pintu dibuka, dia langsung hendak menamparnya. Tak disangka, ternyata Olivia. Olivia pernah belajar seni bela diri dulu. Dia memiliki refleks yang cepat, jadi tidak terkena tamparan itu.“Kamu?”“Untuk apa kamu datang ke sini?”Yenny baru sadar kalau orang di hadapannya adalah Olivia.Olivia menepis tangannya dengan kuat dan mendorongnya ke belakang. Dia hanya mendorong wanita itu sampai termundur beberapa langkah. Dorongannya tidak terlalu agresif.“Di mana Odelina? Suruh Odelina keluar. Dia menggoda suamiku!”Pulang kerja, Roni buru-buru meninggalkan kantor tanpa dirinya.Yenny awalnya sudah sangat kesal karena orang-orang dari keluarga Hermanus datang mencari Roni di kantor. Orang-orang itu bahkan masih memanggil Roni menantu dan adik ipar.Jelas-jelas Roni dan Od
Yenny juga tahu apa yang dia katakan itu sama sekali tidak masuk akal.Dia hanya marah.Dulu, Roni selalu bilang kalau pulang ke rumah melihat badan Odelina yang gemuk itu, dia jadi kehilangan nafsu makan.Setelah bercerai, Roni sudah berkali-kali datang menemui Odelina. Berat badan Odelina juga turun terus. Berat badan Odelina sudah turun belasan kilogram dibandingkan dengan ketika mereka baru bercerai. Bagi para model di luar sana, Odelina tentu masih kelihatan seperti wanita gemuk. Tapi, bagi orang biasa, dia hanya berisi dan montok sedikit.Yenny pikir Roni datang menemui Odelina karena Odelina sudah kurus, dan jauh lebih cantik dari sebelum mereka bercerai.Odelina berjalan ke pintu.Ketika melihat Odelina datang, Yenny langsung terlihat marah. Dia memelototi Odelina dengan galak dan berteriak, “Odelina, meski kamu punya tante yang kaya dan adik ipar dari keluarga Adhitama sekalipun, aku nggak takut padamu. Kalau kamu berani menggoda suamiku, aku akan mencabik-cabikmu.”Odelina me