Komunikasi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah pernikahan.“Iya.” Akhirnya Stefan sudah sedikit tenang.“Kamu lagi pilek, harus banyak minum air hangat. Setelah pulang kerja periksa ke dokter, atau kalau nggak pergi sekarang saja. Jangan tunggu sampai parah. Demam nggak?”“Nggak demam, suhunya normal. Kamu nggak perlu khawatir karena aku baik-baik saja. Nanti aku beli obat pilek dan setelah minum pasti langsung sembuh. Bagaimana di rumah tantemu? Om sama sepupu kamu baik?”“Stefan, kenapa muka kamu dan bibir kamu merah? Kamu yakin kamu nggak demam?” Olivia menatapnya dengan dalam.“Om sama kakak sepupuku baik. Kalau Amelia nggak perlu ditanya. Stefan, ternyata hubungan darah itu sangat ajaib. Aku dan Amelia belum pernah bertemu sebelumnya, bahkan nggak tahu kalau dia itu sepupuku. Pertama kali ketemu kita langsung cocok.”Stefan tertawa dan berkata, “Sampaikan salamku ke mereka. Untuk sementara aku nggak bisa ke sana. Waktu libur tahun baru nanti, kalau aku ada wakt
“Ok, aku juga sudah libur karena murid-murid lagi liburan sekolah. Kalau kamu bandel, aku yang bakalan urus kamu di sana. Biar kamu malu di depan rekan kerjamu dan dianggap suami takut istri!”Senyuman di bibir lelaki itu semakin lebar.“Aku jadi semakin sengaja nggak mau periksa ke dokter dan tunggu kamu nyusul aku ke sini.”“Stefan! Memangnya kamu berani?!”Stefan sengaja bercicit dan berkata, “Aku takut, nggak berani.”“Sudah, kamu buruan ke rumah sakit. Sudah besar tapi masih nggak bisa jaga diri sendiri!” Setelah itu Olivia memutuskan sambungan telepon dan tidak mengganggu waktu istirahat Stefan lagi.“Olivia.”“Kak,” balas Olivia ketika melihat kakaknya mendekat.“Russel sudah tidur?” tanya Olivia.“Iya, mumpung dia tidur jadi aku bisa keluar jalan-jalan. Anggap saja olahraga. Sekarang aku bakalan lari sebanyak tiga kali dalam sehari. Jaga makan dan kurangi semua manis-manis. Aku benar-benar berusaha keras untuk diet.”“Pernikahan tiga tahun ini memberi tahu aku kalau sebagai per
Aksa memaki Stefan di dalam hati. Ketika dia mengetahui nama suami Olivia, Aksa masih belum yakin bahwa suami Olivia apakah Stefan atau bukan. Akan tetapi sekarang ketika mendengar Stefan dinas, Aksa yakin kalau Stefan adalah suami Olivia.“Kapan kembali?”“Kenapa Pak Aksa begitu nggak sabar mengajakku ketemu?”“Stefan, jangan pura-pura. Aku sudah tahu semuanya. Olivia mengenakan cincin nikah yang sepasang dengan milikmu. Foto tangan istrimu itu adalah milik Olivia, benar?”Stefan diam dan tidak bersuara. Dia tidak menepis ucapan Aksa, tetapi dia juga tidak mengakuinya. Diamnya lelaki itu dianggap Aksa sebagai sebuah kebenaran.“Kalian berdua kapan menikah? Sebelum Olivia masuk berita? Kamu sudah jadi suami orang lain tapi masih nggak bersuara? Kamu membuat Amelia gila! Dia sampai menyatakan perasaannya di depan kantormu! Kamu membuatnya malu!”“Kamu membuat Amelia menjadi perhatian seluruh orang di kota ini! Kamu tetap diam dan membiarkan dia ditertawakan semua orang. Mereka menertawa
Stefan langsung memutuskan sambungan telepon. Akan tetapi hal itu tidak membuat Aksa marah melainkan tertawa dingin sambil bergumam, “Stefan, beraninya kamu nggak mau memanggilku ‘Kakak’, aku nggak percaya kalau aku nggak bisa memberikanmu pelajaran!”Tiara kembali dengan membawa satu gelas air. Dia sempat mendengar kalimat terakhir Aksa dan berkata, “Sudah jadi keluarga sendiri saja masih mau kasih pelajaran. Apa pun alasan Stefan menutupi identitasnya, dia itu tetap suaminya Olivia.”“Aku sudah bersaing sama dia sekian tahun dan sulit sekali menentukan siapa yang kalah dan menang. Mumpung ada kesempatan bisa menginjak-injak dia, nggak mungkin aku menyia-nyiakan kesempatan ini.”Aksa menerima gelas yang berisi air itu dan meneguknya kemudian berkata, “Sekarang aku sedang kesal dengan Stefan. Setelah dia kembali dari dinas nanti, aku akan meminta dia membayarnya! Waktu dia ajak aku makan, aku mau kasih tahu Olivia. Kita lihat saja dia mau memanggilku ‘Kakak’ atau nggak di hadapannya Ol
Pintu ruang baca diketuk dan dengan cepat Reiki meluruskan duduknya.“Masuk.”Pintu ruang baca dibuka dan seorang anak buah masuk dengan membawakan satu lembar undangan. Reiki pikir ada yang mengundang Bram untuk menghadiri acara, tetapi ternyata anak buah itu justru berhenti di hadapannya dan memberikan undangan tersebut pada dirinya.“Den Reiki, ini adalah undangan dari keluarga Sanjaya. Besok mereka ada acara dan Pak Aksa mengundang Den Reiki untuk ikut hadir.”“Saya?”Reiki menerima undangan tersebut dengan sorot heran dan berkata, “Acara keluarga Sanjaya dan Aksa meminta orang untuk mengantarnya ke sini? Acaranya besok malam, kenapa buru-buru sekali?”Orang lain yang mengadakan acara pasti akan memberi tahunya lebih awal. Setidaknya mereka akan memberi tahu para tamu sepuluh hari sebelumnya agar mereka ada persiapan.Apakah acara ini dibuat dadakan oleh keluarga Sanjaya? Teringat bahwa Yuna yang baru saja menemukan dua orang keponakannya membuat Reiki mengerti dengan tujuan acara
Odelina bertemu dengan mantan suami dan juga selingkuhannya ketika dia tengah berkeliling membeli baju. Responsnya cukup tenang, tetapi Yenny yang tampak panik ketika melihat Odelina dan Olivia di toko baju. Dia menggenggam lengan Roni dengan erat seperti takut orang-orang tidak tahu bahwa mereka sepasang kekasih.“Papa,” seru Russel yang ada di gendongan Odelina ketika dia melihat sosok Roni.Orang-orang yang ada di dalam toko itu langsung menoleh ke arah Roni dan menemukan di samping lelaki itu ada seorang perempuan muda yang cantik. Setelah itu mereka menoleh ke arah Russel yang tengah digendong oleh ibunya. Mendadak sorot mata semua orang yang melihat hal itu berubah iba ketika menatap Odelina.“Russel.”Di bawah tatapan semua karyawan toko, Roni berjalan ke hadapan Odelina dengan Yenny yang mengikuti di belakang.“Russel, sini Papa gendong.”Roni mengulurkan tangan untuk menggendong putranya. Odelina tidak langsung menyerahkan anaknya pada lelaki itu, melainkan dia meletakkan Russ
Ketika Odelina masih menjadi istrinya Roni, kehidupan lelaki itu dipersiapkan semuanya oleh sang istri. Sekarang justru kehidupan yang dijalani Roni dulu terjadi pada diri Yenny. Lelaki itu memang mencintai perempuan yang sudah merusak pernikahannya.Setelah mengalahkan Odelina dengan sukses dan mendapatkan kasih sayang Roni, Yenny tidak sabar ingin menunjukkan kemesraannya dengan lelaki itu di hadapan Odelina. Dia ingin membuat Odelina marah dan benci padanya.Akan tetapi sayangnya Odelina justru mengabaikan mereka berdua dan sibuk memilih pakaian dengan santai. Melihat hal itu membuat Yenny ingin maju untuk merebut pakaian yang diambil oleh Odelina.Olivia bergegas menahan lengan perempuan itu dan berkata, “Hei, jangan pikir kakakku mudah kamu hadapi! Kakakku malas ribut sama kamu, aku juga nggak membiarkanmu mengganggu dia!”Olivia menepis tangan perempuan itu dengan kuat hingga membuat Yenny mundur beberapa langkah.“Roni, urus pacar kamu dengan benar! Jangan buat aku marah dan m
“Tante-“ Ucapan Odelina terhenti karena Yuna mengangkat tangannya dan memintanya tidak perlu berbicara apa pun. Dia menatap Yenny dengan tajam dan dingin.“Bu-bu Yuna,” gagap Yenny.Yuna menoleh ke arah putrinya dan berkata, “Amelia, kamu telepon anak buah kita untuk bawa semua mobil mewah di dalam garasi rumah kita. Biarkan kakak sepupumu ini mengendarainya dan menggantinya sesuka hati.”“Bu Yuna, Ibu sudah salah paham,” potong Roni buru-buru.“Bu, kami nggak beli baju lagi. Kami pergi sekarang juga.” Roni khawatir pekerjaannya akan terhambat sehingga dia tidak berani menentang Yuna. Lelaki itu merebut baju di tangan Yenny dan menyerahkannya pada karyawan toko. Setelah itu dia menarik tangan Yenny untuk bergegas kabur dari sana.Yenny yang ditarik hanya sibuk mengumpati Roni, “Tadi kamu ke mana saja? Kamu diam saja melihatku diserang sama kakak beradik itu! Kerjaannya hanya gendong anak kesayangan kamu saja! Mau gugat ulang buat rebut hak asuh anakmu itu?”“Yang kaya itu tantenya, kel