Namun yang didapat oleh Reiki adalah ekspresi wajah menyeramkan milik Stefan yang melintas begitu saja melewatinya. Dia hanya mendengar suara dingin Stefan yang memerintahkan Shelvi dan berkata, “Info semua petinggi perusahaan, kita rapat!”“Ini mau gempa?” bisik Reiki dalam hati.“Baik.” Dengan cepat Shelvi langsung menyahut ucapan lelaki itu. Sedangkan Reiki masih terkejut dengan ekspresi teman baiknya yang tampak begitu menyeramkan.Stefan berjalan masuk ke dalam ruang kerjanya, tidak sampai dua menit dia keluar lagi dan masuk ke ruang rapat lebih dulu. Kali ini Reiki mengikutinya. Ruang rapat masih tidak ada satu orang pun karena hari ini memang seharusnya tidak ada rapat.Akan tetapi Stefan justru meminta Shelvi mengumumkan pada para petinggi perusahaan untuk menghadiri rapat. Kali ini sepertinya lelaki itu sedang dalam mode ingin meledak!Stefan masuk ruang rapat dan langsung duduk di kursi miliknya. Lelaki itu memasang ekspresi dingin sambil menunggu para petinggi perusahaan had
Stefan hanya diam dan tidak bersuara.“Sebelum mereka datang, kamu kasih tahu aku dulu dan jangan disimpan dalam hati. Kalau kamu simpan semuanya sendiri, kamu hanya bisa membuat diri kamu sakit dan juga semua orang di kantor ini,” ujar Reiki yang berusaha keras menolong seluruh orang di perusahaan ini.“Waktu aku antar baju luaran untuk Olivia, aku lihat dia lagi bersama dengan Albert.”Mulut Reiki terbuka, beberapa saat kemudian baru bersuara, “Salah paham, pasti hanya salah paham saja. Stefan, ada saatnya apa yang dilihat oleh matamu itu nggak semuanya benar. Kamu jangan seperti yang lalu-lalu hanya simpan sendiri dalam hati, setidaknya kamu kasih istrimu kesempatan untuk menjelaskan.”“Albert menyatakan perasaannya pada Olivia.”“Albert memang idolaku, dia benar-benar berani sekali! Nggak heran kalau dia dipilih jadi calon penerus Pratama Group.”Stefan mendelik ke arah Reiki dan membuat lelaki itu hanya mengusap hidungnya sambil menyengir lebar dan berkata, “Stefan, ternyata kamu
Detik selanjutnya para petinggi perusahaan mulai masuk secara bergiliran. Melihat dua orang paling penting di perusahaan sudah menunggu di dalam ruang rapat membuat ekspresi mereka semua memucat. Perasaan tidak enak menyerang mereka semua dan dalam hati berbisik sepertinya ada hal buruk yang terjadi sehingga diadakan rapat mendadak.Ekspresi Stefan masih tetap dingin dan datar. Ada beberapa orang yang melihat ke arah Calvin untuk menebak apa yang sebenarnya terjadi. Setidaknya biarkan mereka mengetahui hal apa yang menyebabkan diadakannya rapat dadakan ini.Meskipun Calvin terlihat sangat tenang, sebenarnya dia sedang melihat ke arah Reiki. Lelaki itu memang memiliki hubungan darah dengan Stefan, tetapi Reiki yang jauh lebih dekat dengan Sang Kakak.Reiki bangkit berdiri dan berkata, “Aku ke toilet dulu.”Pandangannya mengarah pada Calvin dan melayangkan kode. Dengan cepat Calvin bereaksi. Sebelum semua orang datang dengan lengkap, dia bergegas mengikuti langkah Reiki. Stefan tahu apa
Olivia menghentikan mobil di depan gedung Adhitama Group dan menghubungi Stefan sekali lagi. Selama perjalanan ke kantor lelaki itu, Olivia sudah menghubungi Stefan sebanyak 20 kali bahkan lebih!Akan tetapi lelaki itu tetap tidak menerima teleponnya. Hal itu membuat Olivia sangat panik. Untungnya kali ini Stefan menerima panggilannya.“Stefan, aku ada di depan kantormu. Kamu boleh minta izin setengah jam nggak? Keluar sebentar, ada yang mau aku bicarakan.”Stefan bangkit berdiri dan langsung berjalan ke jendela ruang rapat. Lelaki itu melihat ke bawah, tetapi karena posisi gedung yang terlalu tinggi membuatnya tidak dapat melihat mobil Olivia dengan jelas.“Stefan, kamu dengar nggak? Bicara dong.”Dengan panik Olivia kembali berkata, “Kalau kamu nggak keluar, aku tunggu di depan kantor sampai kamu istirahat.”“Tunggu sebentar, aku keluar sekarang,” kata Stefan dengan suara pelan.Dia berbalik dan berjalan keluar dari ruang rapat. Kemudian dia menutup panggilan telepon, dan berkata, “R
“Dasar lelaki jahat! Kamu nggak kasih aku waktu untuk menjelaskan! Apa yang kamu lihat belum tentu itu yang sebenarnya terjadi,” kata Olivia sambil melepaskan pelukannya. Dia mencubit lengan Stefan dengan kesal.Olivia dibuat terkejut setengah mati karena sikap Stefan. Dia pikir mereka akan kembali berperang dingin. Stefan diam ketika dicubit oleh perempuan di depannya. Meski nyeri, dia memilih untuk diam dan tidak peduli. Yang penting Olivia peduli dengannya maka sudah lebih dari cukup.“Albert nyatain perasaannya, tapi aku tolak dia. Aku itu istrimu, selain kamu yang mencampakkan aku, aku nggak akan meninggalkanmu.”“Benarkah?”Stefan teringat dengan identitasnya yang dia sembunyikan membuat dia tenggelam dalam pikirannya. Apakah Olivia tidak akan meninggalkannya meski tahu bahwa Stefan sudah membohonginya dalam waktu yang cukup lama?“Kamu nggak percaya denganku?”Stefan menghela napas pelan dan memasukkan kembali tubuh perempuan itu dalam pelukannya. “Olivia, aku marah waktu lihat
“Kamu memang bisa bela diri, tapi tetap harus menjauh darinya. Suami kamu ini hatinya nggak lapang. Aku nggak bisa lihat kamu bersama dengan dia. Meski dia yang mengganggumu, aku juga akan cemburu.”Dulu dia juga cemburu, hanya saja Stefan tidak mau mengakuinya saja. Kalau Stefan tidak peduli, dia tidak akan memikirkan sedang dengan siapa Olivia bersama. Karena peduli makanya Stefan marah dan melakukan hal yang di luar nalarnya.“Kalau dia datang, aku akan mengusirnya. Tapi aku nggak bisa mematahkan kakinya agar dia nggak datang.”“Aku akan buat dia nggak berani datang lagi,” ujar Stefan dengan wajah dingin.“Kamu mau melakukan apa? Jangan buat hal bodoh.”Stefan mencubit wajah perempuan itu dan berkata, “Tenang saja, semenjak ada kamu, aku nggak akan buat hal bodoh lagi.”Semua karena dia ingin melewati hidup bersama dengan perempuan itu. Stefan mulai memutuskan hubungan kerja sama dengan Pratama Group dan merebut semua proyek yang sedang dibicarakan oleh perusahaan Pratama Group. Mer
“Aku nggak suka marah seperti kamu, ya.”Stefan berkata, “…. Kamu memang sedang marah.”“Iya, iya. Aku memang marah. Aku mengirim begitu banyak pesan untukmu, tapi kamu tega banget nggak balas.”Olivia turun dari mobil dan menarik Stefan keluar, lalu menyodorkan sebuah payung ke tangan pria itu. Dia berkata, “Sana kamu balik kerja. Aku benar-benar harus pergi.”Dia masih lapar.Dia juga belum minum air jahe campur gula merah yang Stefan buat untuknya pagi-pagi sekali hari ini.Sekarang, perutnya agak sakit.“Aku di sini untuk melihatmu pergi.”Amelia dan ibunya datang untuk mencari Olivia. Mungkin untuk membicarakan tentang adiknya ibu Amelia.Jadi, Stefan tidak bisa meminta Olivia untuk tetap berada di sini.Olivia kembali ke kursi pengemudi, melambaikan tangan pada Stefan, dan berkata, “Kalau kamu mau ke toko untuk makan nanti siang, jangan lupa bilang ke aku dulu sebelumnya. Kalau nggak, kamu hanya bisa mencuci piring di sana.”“Oke.”Kalau Amelia dan ibunya ada di toko, Stefan tida
Junia tidak segan-segan bersikap tidak sopan di pesta ulang tahun nyonya keluarga Hermawan supaya telinganya bisa lebih tenang. Itu artinya dia sudah didesak parah untuk menikah.Reiki ingin pergi menjenguk Junia, tapi kalau ibu wanita itu melihatnya, dia takut dia tidak bisa lepas nanti.Meskipun Junia sangat menarik baginya, hubungan antara mereka masih belum apa-apa. Masih belum waktunya bertemu orang tua.Dia pun berkata, dia hanya memberi tahu Bram dan tidak berani memberi tahu yang lain. Dia takut para orang tua akan heboh dan langsung beramai-ramai ke sana, yang akan membuat Junia takut.Keduanya mengakhiri panggilan tanpa bicara terlalu lama.*** Amelia dan Yuna, ibunya, sedang menunggu Olivia kembali di toko buku.Albert pergi setelah mereka datang. Ibunya pernah memperingatkannya. Kalau bertemu Amelia Sanjaya, dia harus menjauhi wanita itu, karena mereka tidak boleh dan mencari masalah dengan putri keluarga Sanjaya yang satu ini.Yuna sangat percaya bahwa Olivia dan kakaknya