Stefan belum pernah dicubit oleh orang lain seperti itu dan rasanya sungguh sakit sekali.“Nenek sudah bangun?” tanya Olivia sambil turun dari kasur. Teringat bahwa neneknya belum bangun, dia harus bergegas kembali ke kamarnya dulu.“Sudah bangun.”“Pagi sekali?!”Olivia yang hendak kabur bergegas menghentikan langkah kakinya. “Kalau aku keluar begitu saja, Nenek akan melihatnya-““Kita itu suami istri.”Stefan tidak suka sikap perempuan itu yang sembunyi-sembunyi. Mendengar ucapan Stefan membuat perempuan itu tertawa dan berkata, “Benar juga, kita itu suami istri. Seharusnya kalau Nenek melihatnya, dia akan merasa bahagia. Semenjak Nenek tahu kita pisah kamar setelah menikah, dia selalu mengajari aku untuk memperlakukanmu seperti ini, itu dan lainnya.”Stefan menatapnya dalam diam. Dia juga merasa tidak habis pikir dengan neneknya sendiri. Tentu saja sekarang dia merasa berterima kasih karena jika bukan karena neneknya, maka dia tidak akan menikahi Olivia.“Aku mau balik ke kamar dan
“Aku ada siapin teh jahe buat kamu. Sekarang kamu nggak sempat minum, aku simpan ke termos biar kamu bawa ke toko,” kata Stefan yang membuat Olivia terkejut.Ternyata lelaki itu bisa menyiapkan teh jahe buat dirinya. Stefan membersihkan termos dan menuangkan teh buatannya ke dalam termos tersebut. Setelah itu dia meletakkannya dalam kantong dan memberikannya pada Olivia.“Ingat diminum.”Olivia menerima termos tersebut dan menatap lelaki itu dalam-dalam sambil berkata, “Sampai jumpa.”Setelah itu dia pergi meninggalkan Stefan yang menatap kepergian perempuan itu dari rumah.“Kamu nggak mau antar dia?” tanya Nenek Sarah.“Dia tau di mana letak pintu keluar.”Nenek Sarah hanya terdiam. Baru beberapa detik yang lalu dia ingin memuji cucunya itu, ternyata pemuda ini masih tetap sama saja.“Nenek, dari tatapan Olivia tadi sepertinya dia akan langsung menciumku kalau Nenek nggak ada di sini.”Stefan duduk di sisi neneknya lagi dengan raut kecewa. Kedua cucu dan nenek tersebut makan sarapan d
Dengan nada sedih Albert berkata, “Kak Olivia, aku tahu kamu sudah menikah. Tapi kalian hanya menikah atas dasar perjanjian kontrak, kalian berdua akan cerai nantinya. Aku suka sama kamu, Kak. Sudah dari lama sekali aku menyukaimu.”“Aku tahu untuk sekarang kamu masih belum bisa menerimaku, aku juga ingin sekali mengendalikan diriku untuk jangan datang mencarimu lagi. Tapi aku nggak bisa, begitu aku nggak ada kerjaan, aku pasti akan mengingatmu. Semua isi kepalaku itu dipenuhi dengan wajahmu, Kak. Aku hanya ingin kamu tahu kalau aku mencintai kamu.”Lelaki itu menyodorkan bunganya pada Olivia lagi. Dia menatap Olivia dengan dalam sambil berkata, “Kak Olivia, bisa kasih aku satu kesempatan untuk menunggumu?”Junia sudah pernah memperingatinya dan berbincang dengannya. Akan tetapi Albert tidak bisa menyerah begitu saja. Dia sangat menyukai Olivia dengan sepenuh jiwa. Albert juga menyesal kenapa dirinya tidak langsung menyatakan perasaannya ketika dia sadar sudah jatuh cinta dengan Olivia
“Albert, sekarang aku ini istrinya orang lain. Aku dan suamiku sudah menikah secara resmi. Meski pernikahan kami sangat mendadak dan serba cepat, sekarang kami sudah sama-sama memiliki rasa. Aku nggak akan mengkhianati suamiku.”“Kalau kamu tetap mau merusak hubunganku dengan suamiku dan membuat kami selalu salah paham dan ribut, berarti sama saja kamu menyia-nyiakan hubungan kita selama ini. Kamu hanya bisa membuat aku semakin membencimu dan menganggap kamu musuh aku.”Melihat wajah pucat pasi lelaki itu membuat Olivia menghela napas berat. Dia saja tidak tahu sejak kapan dia menebar pesonanya hingga mengenai Albert. Kalau saja Olivia tahu sikapnya membuat lelaki itu jatuh hati padanya, Olivia pasti tidak akan bersikap baik dengan Albert.Dia dan Junia sudah bersahabat cukup lama. Karena Junia, dia kenal dengan Albert dan lelaki itu selalu menyapanya dengan panggilan “Kakak”. Olivia juga tiga tahun lebih tua dibanding Albert sehingga membuatnya merasa memiliki peran sebagai seorang ka
Mereka tidak sama seperti pasangan yang lainnya karena mereka dimulai tanpa adanya perasaan. Keduanya menikah dengan orang asing dan pernikahan tersebut dibangun dengan sangat hati-hati.Mobil Olivia melaju dengan cepat. Albert yang ingin mengejar perempuan itu mengurungkan niatnya karena melihat toko milik Olivia tidak ada satu orang pun. Dia memutuskan untuk tinggal dan membantu Olivia menjaga tokonya.Olivia bertemu dengan Amelia di belokan jalan masuk menuju sekolah. Mobil mereka berdua nyaris bertabrakan jika keduanya tidak menginjak gas dengan tepat waktu. Amelia menurunkan jendelanya dan awalnya hendak menyemburkan amarahnya, tetapi setelah melihat sosok Olivia dia berkata,“Olivia, kamu mau ke mana?”Olivia juga tidak menyangka bahwa mobil di depannya adalah Amelia. Dia melihat sosok perempuan paruh baya yang turun dari mobil Amelia bagian samping kemudi dan seperti itu adalah ibunya Amelia. Oliva mengangguk pada kedua ibu dan anak itu sambil berkata,“Amelia, aku ada hal penti
Namun yang didapat oleh Reiki adalah ekspresi wajah menyeramkan milik Stefan yang melintas begitu saja melewatinya. Dia hanya mendengar suara dingin Stefan yang memerintahkan Shelvi dan berkata, “Info semua petinggi perusahaan, kita rapat!”“Ini mau gempa?” bisik Reiki dalam hati.“Baik.” Dengan cepat Shelvi langsung menyahut ucapan lelaki itu. Sedangkan Reiki masih terkejut dengan ekspresi teman baiknya yang tampak begitu menyeramkan.Stefan berjalan masuk ke dalam ruang kerjanya, tidak sampai dua menit dia keluar lagi dan masuk ke ruang rapat lebih dulu. Kali ini Reiki mengikutinya. Ruang rapat masih tidak ada satu orang pun karena hari ini memang seharusnya tidak ada rapat.Akan tetapi Stefan justru meminta Shelvi mengumumkan pada para petinggi perusahaan untuk menghadiri rapat. Kali ini sepertinya lelaki itu sedang dalam mode ingin meledak!Stefan masuk ruang rapat dan langsung duduk di kursi miliknya. Lelaki itu memasang ekspresi dingin sambil menunggu para petinggi perusahaan had
Stefan hanya diam dan tidak bersuara.“Sebelum mereka datang, kamu kasih tahu aku dulu dan jangan disimpan dalam hati. Kalau kamu simpan semuanya sendiri, kamu hanya bisa membuat diri kamu sakit dan juga semua orang di kantor ini,” ujar Reiki yang berusaha keras menolong seluruh orang di perusahaan ini.“Waktu aku antar baju luaran untuk Olivia, aku lihat dia lagi bersama dengan Albert.”Mulut Reiki terbuka, beberapa saat kemudian baru bersuara, “Salah paham, pasti hanya salah paham saja. Stefan, ada saatnya apa yang dilihat oleh matamu itu nggak semuanya benar. Kamu jangan seperti yang lalu-lalu hanya simpan sendiri dalam hati, setidaknya kamu kasih istrimu kesempatan untuk menjelaskan.”“Albert menyatakan perasaannya pada Olivia.”“Albert memang idolaku, dia benar-benar berani sekali! Nggak heran kalau dia dipilih jadi calon penerus Pratama Group.”Stefan mendelik ke arah Reiki dan membuat lelaki itu hanya mengusap hidungnya sambil menyengir lebar dan berkata, “Stefan, ternyata kamu
Detik selanjutnya para petinggi perusahaan mulai masuk secara bergiliran. Melihat dua orang paling penting di perusahaan sudah menunggu di dalam ruang rapat membuat ekspresi mereka semua memucat. Perasaan tidak enak menyerang mereka semua dan dalam hati berbisik sepertinya ada hal buruk yang terjadi sehingga diadakan rapat mendadak.Ekspresi Stefan masih tetap dingin dan datar. Ada beberapa orang yang melihat ke arah Calvin untuk menebak apa yang sebenarnya terjadi. Setidaknya biarkan mereka mengetahui hal apa yang menyebabkan diadakannya rapat dadakan ini.Meskipun Calvin terlihat sangat tenang, sebenarnya dia sedang melihat ke arah Reiki. Lelaki itu memang memiliki hubungan darah dengan Stefan, tetapi Reiki yang jauh lebih dekat dengan Sang Kakak.Reiki bangkit berdiri dan berkata, “Aku ke toilet dulu.”Pandangannya mengarah pada Calvin dan melayangkan kode. Dengan cepat Calvin bereaksi. Sebelum semua orang datang dengan lengkap, dia bergegas mengikuti langkah Reiki. Stefan tahu apa
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela