“Dengan menerimanya, kalian akan membantuku. Kumohon, bantulah aku.” Amelia membuat gerakan meminta tolong dengan bercanda.Keluarga Sanjaya punya banyak uang, tapi ibunya dibesarkan di panti asuhan dulu, jadi kalaupun sudah puluhan tahun menjadi menantu keluarga kaya, ibunya tetap suka berhemat.Ibunya paling tidak suka melihatnya menghambur-hamburkan uang.Junia berpikir, padahal dia biasanya juga tidak banyak pikir kalau membeli barang, tapi kalau dibandingkan dengan Amelia, putri keluarga konglomerat ini, rasanya seperti membandingkan seekor gajah dengan seekor semut.“Olivia, siapa Bibi ini?” tanya Amelia pada Olivia ketika melihat Bi Lesti.“Pengasuh yang aku bayar untuk menjaga Russel. Aku dan Junia terkadang sibuk, takutnya Russel lari ke luar toko. Jadi aku mencari seorang pengasuh untuk menjaganya, supaya kami berdua juga bisa tenang.”Mereka membantu Odelina menjaga putranya. Meskipun keponakan sendiri, tapi tanggung jawabnya juga besar.Dalam menjaga Russel, Olivia tidak be
Olivia menepuk punggung tangan Amelia dan menghiburnya, “Amelia, kamu adalah perempuan yang baik. Lepaskan pria yang bukan milikmu. Kamu akan mendapatkan kebahagiaan nanti.Amelia mengerutkan bibirnya. Matanya merah. Dia menyeka air matanya dengan sok kuat, lalu berkata dengan senyuman yang dipaksakan, “Iya, aku kalau mau menikah, banyak pria yang mengantri untuk menikahiku. Aku nggak perlu merebut pria orang!”Junia menyela dan berkata, “Memangnya nggak enak ya hidup sendiri dengan bebas dan tanpa beban?”Dia belum pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta pada seorang pria, jadi dia tidak bisa memahami rasa sakit dari cinta yang tak berbalas yang dirasakan Amelia.Amelia menatap Junia dan teringat akan sesuatu. Matanya masih merah, tapi dia tertawa dan berkata, “Berita tentang sikap Bu Junia waktu di pesta yang diadakan keluarga Hermawan sering dibicarakan oleh kita semua di kalangan kelas atas.”“Aku pikir kamu benaran mabuk sekali saat ini. Sekarang kalau dipikir-pikir, kamu s
Sebelum kakak tertuanya mengambil alih Sanjaya Group, keputusan ayahnya bahkan tidak sepenting keputusan ibunya. Banyak para petinggi perusahaan yang lebih menghormati ibunya.Bisa dibayangkan setinggi apa posisi ibunya di Sanjaya Group.“Iya, aku juga setuju dengan yang dikatakan Amelia.” Junia merasa pemikirannya dan Amelia sama.Ibu dan bibinya selalu menginginkannya menjadi menantu keluarga konglomerat.Olivia tersenyum dan berkata, “Makanya, aku juga mencari pria yang latar belakangnya kurang lebih denganku. Aku nggak pernah berharap menikah dengan orang kaya.”Penghasilan Stefan memang lebih tinggi sedikit darinya, tapi pria itu masih bekerja dengan orang. Bisa dibilang masih sederajat dengannya.“Kalau kalian juga berpikir seperti itu, Olivia, minta suamimu untuk mengaturnya. Aku akan bertemu dengan rekan kerjanya itu. Siapa tahu kami berjodoh.”“Oke.” Olivia sangat senang bisa membantu sahabatnya menemukan kebahagian.Bi Lesti mendengarkan percakapan mereka bertiga tentang pern
“Senyumnya sampai semanis itu. Pesan dari suamimu, ‘kan?” Junia menggoda temannya.Dia senang melihat hubungan antara sahabatnya dan Stefan semakin dekat. Dia berharap keduanya akan segera mengadakan resepsi pernikahan dan memintanya untuk menjadi braidsmaid.“Di kamar tamu belum ada ranjang. Dia baru dapat bonus, jadi dia mentransfer setengahnya ke aku dan menyuruhku untuk beli ranjang, lemari baju dan perlengkapan untuk ranjang lainnya. Bi Lesti, nanti setelah makan siang dan setelah Russel tidur siang, kita pergi belanja. Bibi pilih sendiri saja barang apa yang mau dipakai.”Bi Lesti berkata sambil tersenyum, “Aku orangnya terserah, nggak pilih-pilih. Asalkan ada tempat untuk tidur.”“Nggak boleh terserah. Harus yang bisa ditempati dengan nyaman. Majikanmu memberimu uang untuk membeli barang, jadi kita nggak perlu berhemat. Pilih yang terbaik.”Olivia berpikir, jika Bi Lesti melakukan pekerjaannya dengan baik, mereka jadinya akan bekerja sama untuk waktu yang lama dan hidup bersama
Stefan, “Nenek benar-benar berpikir jangka panjang. Nenek beri tahu saja anak-anak Nenek, berusaha lebih keras lagi, supaya Nenek bisa punya cucu perempuan. Mungkin itu akan lebih cepat daripada mengharapkanku.”Nenek Sarah langsung tertawa dan berkata marah, “Kalau kakekmu masih hidup, apa kamu bakal bilang kalau Kakek dan Nenek berusaha punya anak, mungkin lebih cepat daripada mengharapkanmu? Dulu waktu masih muda Nenek nggak bisa dapat anak perempuan, jadi sekarang hanya bisa berharap dapat cucu perempuan.”“Paman ketigaku dan istrinya baru berusia 40-an. Kurasa mereka masih bisa punya satu anak lagi.”“Kamu lagi sibuk?”“Aku lagi telepon sama Nenek.”“Tuh, dengar. Jawabanmu itu sangat nggak asyik. Kalau kamu nggak sibuk, Nenek ke kantormu. Kita pergi jalan-jalan.”Stefan jadi bingung.“Nek, aku masih kerja.”“Perusahaan nggak akan bangkrut kalau kamu nggak di kantor. Nenek memintamu untuk menemani Nenek jalan-jalan itu sebenarnya demi kamu juga, supaya kamu terbiasa menemani wanita
Ibunya Roni masuk ke toko, sambil menggandeng anak ketiga Shella.Shella tidak datang, mungkin sudah kembali ke kantor.“Russel, Kak Aiden datang untuk main bersamamu.”“Olivia, Junia.”Ibunya Roni tersenyum sambil menyapa Olivia dan Junia. Melihat kedua wanita itu sedang membereskan barang, wanita itu jadi memperhatikan.Tak lama kemudian, perhatiannya tertuju pada Amelia.Amelia tidak menurunkan Russel ke lantai, bertanya pada anak itu, “Russel, siapa dia?”Olivia berdiri tegak dan berkata dengan nada tenang, “Tante, kenapa Tante datang ke di sini?” Lalu, dia memberi tahu Amelia, “Ini mertuanya kakakku. Nenek kandung Russel.”Olivia menekankan kata-kata nenek kandung Russel.Amelia melihat Aiden yang digandeng oleh ibunya Roni, kemudian menunduk dan melihat ke Russel. Russel memanggil wanita itu, tetapi tidak disahut. Jelas sekali anak ini tidak dekat dengan neneknya.Dia pikir, hubungan antara kakaknya Olivia dengan mertuanya mungkin kurang baik.“Russel biasanya nggak ada teman mai
Olivia berkata dengan dingin, “Siapa Aiden? Apa hubungannya dia denganku? Russel adalah keponakanku. Aku nggak mungkin membuat keponakanku bersedih demi menghibur anak orang lain, dong. Russel jahat dari mana? Yang jahat itu cucumu yang kamu ajari itu. Aiden biasanya suka menindas Russel, merebut mainan Russel, memukul Russel, bahkan membawa mainan Russel pulang. Kamu sebagai neneknya memangnya nggak bisa melihatnya?”“Jadi, bagaimana cara kalian mengajarinya? Tante, Aiden itu cucu dari anak perempuanmu, sedangkan Russel cucu dari putramu. Kamu terlalu pilih kasih!”Ibunya Roni terdiam.Segera setelah itu, dia berkata, “Olivia, Aiden itu masih kecil. Lagi pula, Russel punya begitu banyak mainan. Memangnya kenapa kalau diberikan untuk Aiden sedikit? Russel, kamu lihat kakakmu nangis. Berikan dua mainan untuk Kak Aiden, ya?”Russel ragu-ragu.Amelia berkata kepada Russel, “Russel, kalau kamu nggak mau memberikannya, jangan memaksakan diri. Kalau dia suka nangis, biarkan saja dia nangis s
Olivia berkata dengan ekspresi muram, “Aku juga berharapnya dia nenek tirinya Russel, jadinya nggak akan terlalu menyakitkan. Tapi sayangnya, dia memang nenek kandungnya Russel.”Nenek keponakannya dan neneknya sendiri sama saja.Setelah diam sejenak, dia melanjutkan, “Wanita itu membawa Aiden yang sedang flu ke sini, supaya bisa menularkannya untuk Russel. Kalau Russel sakit, kakakku mana bisa bekerja dengan tenang? Dia pasti akan meminta izin untuk merawat Russel. Baru kerja dua hari sudah minta izin. Pekerjaannya akan sulit dipertahankan.”Supaya kakaknya tidak kembali ke dunia kerja, keluarga Pamungkas memang bisa melakukan segalanya.Kakaknya sudah punya kerja sekarang, jadi cepat atau lambat pasti akan segera minta cerai. Semakin cepat bercerai, kakaknya akan bisa semakin cepat memulai hidup baru.“Olivia, kenapa mertua kakakmu nggak mau dia kerja?” tanya Amelia.Olivia membawa sapu kembali ke tempat asalnya. Melihat Russel berjalan keluar, dia membungkuk dan menggendong keponaka
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela