Share

Bab 367

Author: Anggur
Setelah menyetir mobilnya dan meninggalkan SMP Negeri Kota Mambera, Stefan berhenti di tempat biasa dan menyuruh pengawalnya membawa mobilnya, sementara dirinya naik mobil Rolls Royce.

Dalam perjalanan ke kantor, dia menghubungi Pak Arif dan meminta pria itu untuk menyuruh orang mengantarkan satu kursi pengaman anak.

Yang mengejutkan Stefan adalah, Amelia sedang menunggu di depan gerbang kantor, tapi tidak menghalangi jalannya.

Wanita itu hanya berdiri diam di pinggir, diam-diam memperhatikan mobilnya masuk ke kompleks kantor.

Sulit bagi Amelia untuk melepaskan cintanya pada Stefan. Dia memberi tahu diri sendiri bahwa dia hanya akan datang menemui pria ini lagi hari ini, lalu tidak akan datang lagi ke depannya. Kecuali kalau pria itu memakai cincin supaya dia menyerah, bukan karena benar-benar sudah menikah. Kalau seperti itu, dia akan datang lagi.

Setelah mobil-mobil yang mengantar Stefan masuk ke kompleks perkantoran itu, gerbang utama kantor Adhitama Group segera menutup.

Mobil Roll
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ryy Yolanda
ternyata amelia punya 2 kk. kirain cuma 1 . cuma aksa. yg 1 lagi gak pernah di bahas
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 368

    “Dengan menerimanya, kalian akan membantuku. Kumohon, bantulah aku.” Amelia membuat gerakan meminta tolong dengan bercanda.Keluarga Sanjaya punya banyak uang, tapi ibunya dibesarkan di panti asuhan dulu, jadi kalaupun sudah puluhan tahun menjadi menantu keluarga kaya, ibunya tetap suka berhemat.Ibunya paling tidak suka melihatnya menghambur-hamburkan uang.Junia berpikir, padahal dia biasanya juga tidak banyak pikir kalau membeli barang, tapi kalau dibandingkan dengan Amelia, putri keluarga konglomerat ini, rasanya seperti membandingkan seekor gajah dengan seekor semut.“Olivia, siapa Bibi ini?” tanya Amelia pada Olivia ketika melihat Bi Lesti.“Pengasuh yang aku bayar untuk menjaga Russel. Aku dan Junia terkadang sibuk, takutnya Russel lari ke luar toko. Jadi aku mencari seorang pengasuh untuk menjaganya, supaya kami berdua juga bisa tenang.”Mereka membantu Odelina menjaga putranya. Meskipun keponakan sendiri, tapi tanggung jawabnya juga besar.Dalam menjaga Russel, Olivia tidak be

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 369

    Olivia menepuk punggung tangan Amelia dan menghiburnya, “Amelia, kamu adalah perempuan yang baik. Lepaskan pria yang bukan milikmu. Kamu akan mendapatkan kebahagiaan nanti.Amelia mengerutkan bibirnya. Matanya merah. Dia menyeka air matanya dengan sok kuat, lalu berkata dengan senyuman yang dipaksakan, “Iya, aku kalau mau menikah, banyak pria yang mengantri untuk menikahiku. Aku nggak perlu merebut pria orang!”Junia menyela dan berkata, “Memangnya nggak enak ya hidup sendiri dengan bebas dan tanpa beban?”Dia belum pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta pada seorang pria, jadi dia tidak bisa memahami rasa sakit dari cinta yang tak berbalas yang dirasakan Amelia.Amelia menatap Junia dan teringat akan sesuatu. Matanya masih merah, tapi dia tertawa dan berkata, “Berita tentang sikap Bu Junia waktu di pesta yang diadakan keluarga Hermawan sering dibicarakan oleh kita semua di kalangan kelas atas.”“Aku pikir kamu benaran mabuk sekali saat ini. Sekarang kalau dipikir-pikir, kamu s

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 370

    Sebelum kakak tertuanya mengambil alih Sanjaya Group, keputusan ayahnya bahkan tidak sepenting keputusan ibunya. Banyak para petinggi perusahaan yang lebih menghormati ibunya.Bisa dibayangkan setinggi apa posisi ibunya di Sanjaya Group.“Iya, aku juga setuju dengan yang dikatakan Amelia.” Junia merasa pemikirannya dan Amelia sama.Ibu dan bibinya selalu menginginkannya menjadi menantu keluarga konglomerat.Olivia tersenyum dan berkata, “Makanya, aku juga mencari pria yang latar belakangnya kurang lebih denganku. Aku nggak pernah berharap menikah dengan orang kaya.”Penghasilan Stefan memang lebih tinggi sedikit darinya, tapi pria itu masih bekerja dengan orang. Bisa dibilang masih sederajat dengannya.“Kalau kalian juga berpikir seperti itu, Olivia, minta suamimu untuk mengaturnya. Aku akan bertemu dengan rekan kerjanya itu. Siapa tahu kami berjodoh.”“Oke.” Olivia sangat senang bisa membantu sahabatnya menemukan kebahagian.Bi Lesti mendengarkan percakapan mereka bertiga tentang pern

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 371

    “Senyumnya sampai semanis itu. Pesan dari suamimu, ‘kan?” Junia menggoda temannya.Dia senang melihat hubungan antara sahabatnya dan Stefan semakin dekat. Dia berharap keduanya akan segera mengadakan resepsi pernikahan dan memintanya untuk menjadi braidsmaid.“Di kamar tamu belum ada ranjang. Dia baru dapat bonus, jadi dia mentransfer setengahnya ke aku dan menyuruhku untuk beli ranjang, lemari baju dan perlengkapan untuk ranjang lainnya. Bi Lesti, nanti setelah makan siang dan setelah Russel tidur siang, kita pergi belanja. Bibi pilih sendiri saja barang apa yang mau dipakai.”Bi Lesti berkata sambil tersenyum, “Aku orangnya terserah, nggak pilih-pilih. Asalkan ada tempat untuk tidur.”“Nggak boleh terserah. Harus yang bisa ditempati dengan nyaman. Majikanmu memberimu uang untuk membeli barang, jadi kita nggak perlu berhemat. Pilih yang terbaik.”Olivia berpikir, jika Bi Lesti melakukan pekerjaannya dengan baik, mereka jadinya akan bekerja sama untuk waktu yang lama dan hidup bersama

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 372

    Stefan, “Nenek benar-benar berpikir jangka panjang. Nenek beri tahu saja anak-anak Nenek, berusaha lebih keras lagi, supaya Nenek bisa punya cucu perempuan. Mungkin itu akan lebih cepat daripada mengharapkanku.”Nenek Sarah langsung tertawa dan berkata marah, “Kalau kakekmu masih hidup, apa kamu bakal bilang kalau Kakek dan Nenek berusaha punya anak, mungkin lebih cepat daripada mengharapkanmu? Dulu waktu masih muda Nenek nggak bisa dapat anak perempuan, jadi sekarang hanya bisa berharap dapat cucu perempuan.”“Paman ketigaku dan istrinya baru berusia 40-an. Kurasa mereka masih bisa punya satu anak lagi.”“Kamu lagi sibuk?”“Aku lagi telepon sama Nenek.”“Tuh, dengar. Jawabanmu itu sangat nggak asyik. Kalau kamu nggak sibuk, Nenek ke kantormu. Kita pergi jalan-jalan.”Stefan jadi bingung.“Nek, aku masih kerja.”“Perusahaan nggak akan bangkrut kalau kamu nggak di kantor. Nenek memintamu untuk menemani Nenek jalan-jalan itu sebenarnya demi kamu juga, supaya kamu terbiasa menemani wanita

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 373

    Ibunya Roni masuk ke toko, sambil menggandeng anak ketiga Shella.Shella tidak datang, mungkin sudah kembali ke kantor.“Russel, Kak Aiden datang untuk main bersamamu.”“Olivia, Junia.”Ibunya Roni tersenyum sambil menyapa Olivia dan Junia. Melihat kedua wanita itu sedang membereskan barang, wanita itu jadi memperhatikan.Tak lama kemudian, perhatiannya tertuju pada Amelia.Amelia tidak menurunkan Russel ke lantai, bertanya pada anak itu, “Russel, siapa dia?”Olivia berdiri tegak dan berkata dengan nada tenang, “Tante, kenapa Tante datang ke di sini?” Lalu, dia memberi tahu Amelia, “Ini mertuanya kakakku. Nenek kandung Russel.”Olivia menekankan kata-kata nenek kandung Russel.Amelia melihat Aiden yang digandeng oleh ibunya Roni, kemudian menunduk dan melihat ke Russel. Russel memanggil wanita itu, tetapi tidak disahut. Jelas sekali anak ini tidak dekat dengan neneknya.Dia pikir, hubungan antara kakaknya Olivia dengan mertuanya mungkin kurang baik.“Russel biasanya nggak ada teman mai

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 374

    Olivia berkata dengan dingin, “Siapa Aiden? Apa hubungannya dia denganku? Russel adalah keponakanku. Aku nggak mungkin membuat keponakanku bersedih demi menghibur anak orang lain, dong. Russel jahat dari mana? Yang jahat itu cucumu yang kamu ajari itu. Aiden biasanya suka menindas Russel, merebut mainan Russel, memukul Russel, bahkan membawa mainan Russel pulang. Kamu sebagai neneknya memangnya nggak bisa melihatnya?”“Jadi, bagaimana cara kalian mengajarinya? Tante, Aiden itu cucu dari anak perempuanmu, sedangkan Russel cucu dari putramu. Kamu terlalu pilih kasih!”Ibunya Roni terdiam.Segera setelah itu, dia berkata, “Olivia, Aiden itu masih kecil. Lagi pula, Russel punya begitu banyak mainan. Memangnya kenapa kalau diberikan untuk Aiden sedikit? Russel, kamu lihat kakakmu nangis. Berikan dua mainan untuk Kak Aiden, ya?”Russel ragu-ragu.Amelia berkata kepada Russel, “Russel, kalau kamu nggak mau memberikannya, jangan memaksakan diri. Kalau dia suka nangis, biarkan saja dia nangis s

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 375

    Olivia berkata dengan ekspresi muram, “Aku juga berharapnya dia nenek tirinya Russel, jadinya nggak akan terlalu menyakitkan. Tapi sayangnya, dia memang nenek kandungnya Russel.”Nenek keponakannya dan neneknya sendiri sama saja.Setelah diam sejenak, dia melanjutkan, “Wanita itu membawa Aiden yang sedang flu ke sini, supaya bisa menularkannya untuk Russel. Kalau Russel sakit, kakakku mana bisa bekerja dengan tenang? Dia pasti akan meminta izin untuk merawat Russel. Baru kerja dua hari sudah minta izin. Pekerjaannya akan sulit dipertahankan.”Supaya kakaknya tidak kembali ke dunia kerja, keluarga Pamungkas memang bisa melakukan segalanya.Kakaknya sudah punya kerja sekarang, jadi cepat atau lambat pasti akan segera minta cerai. Semakin cepat bercerai, kakaknya akan bisa semakin cepat memulai hidup baru.“Olivia, kenapa mertua kakakmu nggak mau dia kerja?” tanya Amelia.Olivia membawa sapu kembali ke tempat asalnya. Melihat Russel berjalan keluar, dia membungkuk dan menggendong keponaka

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3462

    Ekspresi Vandi serius dan tegas. “Bu Felicia anak kandung Bu Patricia!” ujar Vandi.Patricia memberi perintah dengan dingin, “Lepas, Vandi. Jangan lupa, sekarang aku masih kepala keluarga. Kamu harus dengar perintahku!”“Sejak aku ditugaskan untuk kerja bersama Bu Felicia, tugasku adalah melindungi Bu Felicia selamanya. Aku hanya akan setia padanya, hanya dengar perintahnya. Itulah tugas kami sebagai asisten. Kami juga hanya punya satu majikan. Majikanku adalah Bu Felicia, bukan Bu Patricia. Tugasku adalah melindungi Bu Felicia. Aku nggak akan biarkan siapa pun sakiti dia, termasuk Bu Patricia.”Wajah Patricia menjadi semakin buram. Memang, sejak Vandi kerja bersama Felicia, dia hanya setia kepada Felicia dan hanya akan melayani Felicia. Sekalipun Patricia masih berstatus kepala keluarga, Patricia bukan majikan Vandi. Dia tidak berhak menyuruh Vandi melakukan apa pun.Patricia hendak memukul Felicia langsung di depan Vandi. Tentu saja, Vandi harus menghentikannya.Felicia berkata kepad

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3461

    Odelina bergumam pelan. “Aku percaya kehidupan aku dan Olivia akan semakin membaik.”Belum lagi Odelina sendiri. Setelah menikah dengan Stefan, kehidupan Olivia menjadi sangat baik. Olivia juga sangat baik terhadap Odelina.“Kak Aksa buru-buru datang ke sini tadi malam, pasti sudah capek. Kak Aksa istirahat di hotel saja dulu. Aku rasa untuk sementara waktu Patricia nggak akan lakukan apa pun pada kita.” Odelina meminta Aksa untuk kembali ke hotel dan beristirahat.“Memang benar Patricia ingin bunuh aku. Tapi dia masih takut. Atau, dia punya ambisi yang lebih besar, ingin bunuh kita semua sekaligus.”Odelina cukup memahami jalan pikiran Patricia. Aksa sendiri memang sudah merasa lelah dan ingin beristirahat.“Oke, kalau begitu aku kembali ke hotel dulu. Kalau ada apa-apa, kamu telepon saja.”“Oke, Kak.”Tidak lama setelah Aksa pergi, Rika datang. Setelah sekretaris menelepon Odelina, Odelina langsung keluar untuk menyambut Rika. Namun, baru saja Odelina membuka pintu kantor, sosok Rika

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3460

    “Silakan pergi, kami nggak antar, ya!” Aksa dan Odelina berkata hampir bersamaan.Patricia yang sudah berjalan sampai di depan pintu langsung berhenti. Dia menoleh dan menatap Odelina, lalu berkata dengan dingin, “Ingat, di sini Kota Cianter. Di Kota Cianter, keluarga Gatara masih lebih kuat dari kamu, Odelina.”Odelina tertawa pelan dan mengakui, “Aku nggak bilang Bu Patricia nggak sebaik aku. Kalau aku ngomong begitu, itu akan menjadi pukulan yang besar dan akan menghancurkan harga diri Bu Patricia.”“Aku pendatang baru di sini, baru beberapa bulan di Kota Cianter. Kalau Bu Patricia bahkan nggak sebaik aku, lebih baik Bu Patricia benturkan kepala ke tembok saja. Tapi jauh-jauh, ya. Jangan di tembok perusahaanku. Mengotori tempatku saja.”Patricia sangat marah sehingga dia benar-benar ingin segera membunuh kedua orang ini. Namun, dia tetap berusaha menahan emosinya. Dia sudah berusia 70 tahun. Jika dia bahkan tidak sanggup menahan diri, maka dia benar-benar harus membenturkan kepalany

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3459

    Odelina tersulut emosi ketika mendengar hal itu. Aksa menggunakan tatapan matanya untuk menenangkan Odelina, memberi isyarat agar Odelina tidak marah. Patricia memang sengaja membuat mereka marah. Semakin marah mereka, semakin senang Patricia.Sekarang Patricia ingin menyingkirkan mereka semua. Namun, dia belum memiliki rencana yang sempurna. Jadi dia hanya bisa mengatakan sesuatu yang dapat memancing amarah mereka.“Apakah Bu Patricia bisa melakukan hal itu? Kami sangat menantikannya,” kata Aksa dengan tenang.“Bu Patricia bahkan nggak bisa urus kekacauan di keluarga Gatara. Aku nggak tahu bagaimana cara kamu mengelola Gatara Group selama beberapa puluh tahun terakhir. Keluarga lain makin lama jadi makin besar. Nggak perlu sampai di seluruh negeri. Hanya di provinsi atau kota saja. Seenggaknya mereka dapat pertahankan status mereka sebagai bos besar. Bu Patricia coba lihat ada di posisi apa Gatara Group di Kota Cianter?”Aksa sengaja mengejek kemampuan Patricia. Patricia bisa membuat

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3458

    Patricia sama sekali tidak menyangka. Setelah puluhan tahun, kebenaran akan terungkap juga. Dia juga tidak menyangka kedua keponakannya masih bisa bangkit sendiri tanpa dukungan dari keluarga Gatara. Mereka bisa masuk ke keluarga kaya dan mendapatkan lebih banyak dukungan dari keluarga besar lainnya. Yang bernasib baik pada akhirnya tetap bernasib baik.“Ada urusan apa Bu Patricia datang ke sini?”Saat Patricia tetap diam, Aksa bertanya dengan suara berat. Mata Patricia bertemu dengan mata Odelina yang penuh kebencian. Dia merasa Odelina memiliki sedikit bayangan dari Sofia. Apakah Patricia harus hidup di bawah bayang-bayang kakaknya sepanjang hidupnya?“Odelina, kalau aku bilang aku datang untuk bunuh kamu, apakah kamu akan takut?” Mata Odelina berkedip, lalu dia menjawab dengan jujur, “Tentu saja takut. Siapa yang nggak takut mati? Memangnya Bu Patricia nggak takut mati? Tapi aku tahu kamu nggak suka bisnis yang merugikan. Sekalipun kamu sangat ingin bunuh aku sekarang juga, kamu ma

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3457

    Aksa tidak menanggapi. Dia berdiri dan segera menuangkan segelas air hangat untuk Patricia. Kemudian, dia meletakkan gelas berisi air hangat di depan Patricia dan berkata dengan suara berat, “Bu Patricia berani minum air yang aku tuangkan?”Patricia mendongak dan menatap Aksa. Ada rasa cemburu di hatinya. Mengapa putra orang lain bisa begitu hebat? Putranya tidak pernah bisa dibandingkan dengan putra orang lain.Meskipun Patricia lebih sayang anak perempuan, dia juga menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam mendidik ketiga putranya. Namun pada akhirnya, mereka semua tetap hanya bisa bertahan hidup dengan bergantung pada keluarga Gatara. Saat mereka memulai usaha, mereka lebih banyak merugi. Mereka sering meminta Patricia untuk menutupi kerugian mereka.“Aku nggak minum air putih. Tawar, nggak ada rasa.”Patricia menarik kembali pandangannya dan berkata dengan tenang, “Kalian berdua coba panggil aku Bibi Nenek.”“Apakah Bu Patricia sudah tempatkan posisi sebagai bibi nenek kami? Jika

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3456

    Tadi malam, Patricia jatuh ke tangan putrinya sendiri. Felicia jelas-jelas minum air itu, walau hanya seteguk. Jumlah obat yang Patricia masukkan ke dalam air cukup banyak, cukup untuk membuat Felicia tidur selama beberapa hari.Namun siapa sangka, tidak lama setelah Vandi membawa Felicia pergi, Odelina sudah mendapatkan kabar. Segera setelah itu, Aksa juga langsung terbang ke Kota Cianter malam itu juga. Patricia tahu kalau Felicia yang memberitahu Odelina.Setelah Vandi membawa Felicia pergi, dia tidak membawa Felicia pulang ke rumah, melainkan ke rumah sakit. Begitu dokter tahu obat apa yang diminum Felicia, dokter segera memberikan obat penawar yang tepat dan Felicia segera pulih.Patricia menyuruh suami dan anak-anaknya yang lain pergi menjenguk Felicia, sekalian membawakan sarapan untuk Felicia. Patricia sudah menaruh obat tidur di dalam sarapan mereka. Akan tetapi, Felicia tidak tertipu. Dia tidak menyentuh sama sekali makanan yang mereka bawakan.Patricia menghela napas dalam h

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3455

    "Ivan, meskipun saat ini belum terjadi apa-apa, Papa yakin tebakan Papa nggak salah. Kalian lebih baik segera meninggalkan kota dan kembali ke kampung halaman kita," kata Cakra dengan serius. "Nanti beri tahu mamamu," tambahnya. Cakra sudah malas menebak apa yang direncanakan istrinya. Yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan anak dan cucunya terlebih dahulu. "Papa, Papa ini terlalu khawatir. Nggak ada kejadian apa pun," kata Ivan. Baik dia maupun kedua adiknya tidak ingin meninggalkan kota. "Papa bukan khawatir berlebihan. Nanti kalian akan tahu sendiri," ujar Cakra tegas. "Kalau kalian masih menganggap Papa sebagai Papa kalian, dengarkan ucapan Papa!" "Baiklah, Papa. Aku akan pulang dulu untuk berbicara dengan Mama soal perceraianku. Aku pergi dulu," ujar Ivan, mencari alasan untuk pergi lebih dulu. Kedua adiknya pun masing-masing mencari alasan lain untuk meninggalkan tempat itu. Cakra sangat marah, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa terhadap ketiga anaknya. Karena mere

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3454

    "Sekarang melihatmu baik-baik saja, kami pun merasa lega. Mulai sekarang, kalau mamamu menyuruhmu makan sesuatu, jangan pernah sentuh, bahkan secangkir air pun jangan diminum. Mamamu itu orang yang berhati sangat kejam, bahkan dia juga tega dengan kakak kandung yang membesarkannya.""Dia adalah orang yang sangat egois, sebenarnya dia hanya mencintai dirinya sendiri." "Selama kalian, anak-anaknya, menurut dan selalu mendengarkannya, dia masih akan menunjukkan sedikit kasih sayang sebagai seorang ibu. Tapi begitu kalian menentangnya, dia nggak akan segan-segan bertindak kejam." Cakra terus-menerus membicarakan keburukan Patricia di depan anak-anaknya. Namun, ini sebenarnya bukan hanya sekadar keburukan, melainkan fakta. Patricia memang seorang wanita yang sangat egois, hanya mencintai dirinya sendiri. "Papa, aku baik-baik saja. Papa dan Kakak-kakak pulang saja. Papa jaga kesehatan baik-baik, jangan sering-sering mengganggu Mama," kata Felicia. Dia sangat paham bahwa kedua orang tuan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status