Ronald tidak merasa kalau dia telah memperlakukan Lea secara berbeda. Dia tahu kalau Lea tidak makan banyak karena Lea duduk tepat di depannya. Dia bisa melihat setiap gerak-gerik Lea. Lea pun bisa melihat semua gerak-gerik Ronald. Jadi wajar saja jika Lea perhatian padanya. Bagaimanapun juga, mereka sudah berteman lama.Ronald telah melihat Lea gonta-ganti pacar dua atau tiga kali. Setiap kali Lea putus dengan pacarnya, sepertinya disebabkan oleh masalah kecil yang akhirnya memicu pertengkaran dan berakhir dengan putus.Saat Lea sudah punya pacar, Ronald tidak akan mengajak Lea keluar agar pacar Lea tidak salah paham. Ronald sangat tahu posisinya, bisa menjaga batasan. Namun, mantan-mantan pacar Lea selalu memasang wajah cemberut dan bersikap cuek ketika bertemu dengan Ronald. Seolah-olah, mereka putus dengan Lea karena Ronald.“Pak Ronald juga sudah di usia menikah. Kalau bertemu gadis baik, lebih baik cepat menikah. Jangan main-main terus dan buat Pak Riko khawatir.”Ahmad adalah se
Rumah keluarga Gatara.Patricia sudah capek berjalan bolak-balik, jadi dia duduk di sofa. Asbak di depannya sudah penuh dengan puntung rokok.“Bu Patricia.”Pengurus rumah tangga datang dari luar, lalu berjalan ke belakang Patricia dan menyapa dengan hormat.“Ada apa?” tanya Patricia dengan dingin.“Pak Cakra pulang. Apakah boleh kasih Pak Cakra masuk?”Wajah Patricia seketika menjadi muram. “Aku nggak suruh dia pulang. Siapa yang suruh dia pulang?”Pengurus rumah tangga berkata dengan hati-hati, “Bu Patricia sedang dalam suasana hati yang buruk. Pak Cakra pulang jadi bisa bicara dengan Bu Patricia. Dulu setiap kali Ibu dalam suasana hati yang buruk, Pak Cakra yang selalu temani Ibu. Nggak peduli apa pun salah Pak Cakra, beliau tetap suami Ibu, sudah menikah dengan Ibu selama puluhan tahun dan punya banyak anak cucu pula. Jadi kenapa nggak dimaafkan saja?”Patricia menoleh dan memelototi pengurus rumah tangga. Si pengurus rumah tangga spontan menundukkan kepala, tidak berani membalas t
Di saat si pengurus rumah tangga berbalik dan hendak pergi, Patricia tiba-tiba memanggilnya dan memberi perintah, “Biarkan dia masuk.”Patricia sedang dalam suasana hati yang buruk. Bagus juga ada orang yang bisa dia marahi untuk melampiaskan amarahnya.“Baik, Bu. Saya keluar beritahu Pak Cakra dulu.”Pengurus rumah tangga sangat gembira melihat Patricia mendengarkan sarannya. Dia pun bergegas keluar untuk membukakan pintu bagi Cakra.Cakra yang turun dari mobil melihat si pengurus rumah tangga datang. Dia langsung bertanya, “Patricia sudah makan?”“Belum, Pak. Bu Patricia nggak makan apa pun. Dia hanya minum air dan merokok.” Usai berkata, si pengurus rumah tangga menghela napas. “Entah masalah apa yang sedang dihadapinya, sampai buat Bu Patricia nggak nafsu makan.”Pengurus rumah tangga ini belum lama menjabat sebagai pengurus rumah tangga, tapi dia sudah lama bekerja di rumah keluarga Gatara. Ini pertama kalinya dia melihat Patricia dalam kesulitan seperti itu.Cakra terdiam sejenak
“Pa, Ma.”Felicia berjalan mendekat, lalu menyapa kedua orang tuanya. Begitu Cakra melihat Felicia datang, dia seperti melihat penyelamatnya datang. Dia langsung bicara dengan Felicia. “Fel, cepat bujuk mamamu. Dia nggak mau makan apa pun. Biar ada masalah sebesar apa pun, juga tetap harus makan. Habis makan baru ada tenaga untuk selesaikan masalah,” kata Cakra sambil memasang raut wajah sedih dan tidak tega.“Iya, Fel. Cepat bantu bujuk Mama. Mama nggak mau makan dan minum,” timpal Ivan dan adik-adiknya yang lain.Namun, Ivan tampak sedikit takut ketika melihat Felicia pulang. Karena masalah dia mengatur orang untuk menabrak Odelina. Dia takut Felicia tahu dan akan melaporkannya kepada ibu mereka.Tanpa menunggu Felicia duduk dan bicara, Patricia sudah berdiri dan berkata dengan tegas, “Felicia, kamu ikut Mama ke atas. Kalian semua nggak boleh pergi ke ruang kerja ganggu kami tanpa izin dariku.”Usai berkata, Patricia meninggalkan suami dan putranya yang sedang menunjukkan perhatian p
Dari luar kelihatannya mereka berada di pihak yang sama. Patricia menatap Felicia dalam diam. Felicia adalah putri kandungnya, yang dilahirkannya setelah mengandungnya selama sepuluh bulan.Patricia punya empat anak. Tiga anak pertama adalah anak laki-laki. Bukan berarti dia tidak sayang anak laki-laki. Semuanya lahir dari rahimnya sendiri. Bagaimana mungkin Patricia tidak sayang mereka?Namun, keluarga Gatara memiliki aturannya sendiri yang membuat Patricia lebih suka dan sayang anak perempuan. Saat mengandung Felicia, dia tahu kalau dia mengandung seorang anak perempuan. Karena reaksinya selama kehamilan berbeda dengan saat dia mengandung tiga anak lainnya.Kemudian, dokter keluarga memeriksa denyut nadi Patricia dan mengatakan kalau Patricia mengandung anak perempuan. Akhirnya dia mendapatkan anak perempuan yang telah dinanti-nantikan olehnya. Saat melahirkan Felicia, usia Patricia sudah cukup tinggi untuk melahirkan. Dia pun berpikir, setelah melahirkan anak keempat, dia akan berhe
“Ma, Mama mau ngomong apa, ngomong saja langsung. Nggak peduli kita sehati atau nggak, Mama boleh cerita apa saja.”Patricia mengatupkan bibirnya. Kemudian, ekspresi wajahnya seperti sedang menertawakan dirinya sendiri.“Felicia, kamu ngomong seperti ini, seolah-olah jadi putri kandungku membuat kamu sangat sedih. Kalau bisa memilih, kamu nggak akan memilih aku jadi mamamu, kan?”“Sebagai anak kami nggak bisa memilih. Nggak ada yang bisa memilih orang tua mereka sendiri,” kata Felicia.“Hal terburuk yang pernah aku lakukan dalam hidupku adalah kematian kedua tantemu,” ujar Patricia. “Aku nggak terima, nggak rela. Aku juga bisa. Kenapa bukan aku? Pria yang aku sukai meremehkan aku, yang meninggalkan penyesalan seumur hidupku. Mungkin saja, hari tuaku akan hancur di tangannya. Kenapa Langit begitu nggak adil?”Patricia tidak mengatakan secara langsung kalau dia yang membunuh kakak dan adiknya. Namun, dari ucapannya barusan, secara tidak langsung dia sudah mengakui kalau dia yang membunuh
Pria itu tidak akan membiarkan Sofia mati sia-sia. Apa pun yang terjadi, pria itu akan membuktikan kalau Patricia yang membunuh mereka. Dia akan membongkar kejahatan Patricia dan menghancurkan reputasinya. Kemudian, Patricia harus mengembalikan semua yang telah diambilnya walau tangannya harus berlumuran darah. Semua harus dikembalikan ke tangan keturunan kakaknya.Patricia tidak terima, juga tidak rela. Kenapa dia tidak sebaik kakaknya? Hanya karena kakeknya lahir 18 tahun lebih awal darinya, jadi posisi kepala keluarga diberikan kepada kakaknya.“Apakah Mama pernah menyesal? Tante yang besarkan Mama, kan? Orang bilang, kakak itu seperti ibu. Ungkapan itu sangat tepat untuk Tante.”Sofia yang membesarkan Patricia dan adiknya. Sofia malah meninggal di tangan adik yang dibesarkannya. Sofia masih sangat percaya kepada adiknya itu.Patricia diam seribu bahasa. Ada kalanya, dia menyesal. Namun ada kalanya, dia merasa dirinya tidak salah. Setiap orang pasti lebih peduli pada dirinya sendiri
“Felicia, Mama hanya ingin kamu tidur sebentar. Mama nggak akan bunuh kamu. Mama akan lakukan sesuatu yang nggak kamu sukai. Maaf, Mama buat kamu malu. Maaf kamu sudah terlahir jadi anak Mama. Kalau Mama nggak lakukan hal-hal itu, kamu pasti bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.”Patricia mengambil tisu dan menyeka air matanya. Dia menghela napas sambil melihat putrinya yang sedang tidur. Dia tahu kalau Felicia sebenarnya sangat unggul. Namun karena punya ibu seperti dia, Felicia jadi bimbang dan menderita. Apa yang patut diketahui, apa yang tidak patut diketahui, Felicia sudah tahu semuanya.Namun, Felicia tidak dapat berbuat apa-apa, juga tidak bisa berkata apa pun pada Patricia karena statusnya. Siapa suruh Felicia terlahir sebagai putri kandungnya?Setelah melihat Felicia dalam diam selama beberapa menit, Patricia menata kembali perasaannya. Dia mengambil ponsel Felicia. Dia ingin menghubungi Vandi dengan ponsel Felicia. Akan tetapi, Felicia menggunakan kata sandi. Patricia menc
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela