Sarah melotot dan berkata, “Kenapa? Sekarang Nenek nggak boleh suruh-suruh kamu lagi?”Samuel melihat ke arah Dokter Panca dan yang lainnya. Mereka sama sekali tidak bersuara. Mereka juga tidak menyalahkan Sarah yang ikut campur dan langsung ambil keputusan sendiri.Setelah dipelototi neneknya, Samuel mau tidak mau hanya bisa duduk lagi tanpa daya dan berkata, “Boleh, boleh. Kalau begitu aku tunggu di sini, nanti aku antar dia ke hotel.”Sungguh menyebalkan. Setiap kali bertemu perempuan muda, sang nenek akan menjodohkan Samuel dengan perempuan itu. Pakaian Nana terlihat sederhana, tapi dia memiliki aura yang bagus. Keluarganya seharusnya tidak miskin, setidaknya tergolong keluarga kelas menengah.Padahal sang nenek baru pertama kali bertemu dengan Nana, bahkan belum tahu situasi keluarganya. Apakah Nenek sudah ingin menjodohkan Samuel dengan Nana? Sang nenek jelas-jelas tahu kalau Samuel suka pada Rubah. Dia bahkan tidak suka Katarina. Apa mungkin dia akan menyukai Nana?Nana dan Kata
Namun, Samuel tidak bicara. Dia hanya menggerutu dalam hati kalau Nana tertawa seperti orang bodoh. Entah mengapa Rubah Perak mau terima murid seperti Nana. Karena menurut Samuel, Nana terlihat biasa-biasa saja, tidak ada yang menonjol kecuali wajahnya yang cantik.Samuel tidak pernah menyaksikan kehebatan Dokter Panca dan yang lainnya. Dia hanya pernah mendengar legenda mereka. Neneknya juga bilang kalau mereka sangat hebat. Murid mereka juga sangat hebat.Samuel pernah bertemu Kellin. Kellin sangat hebat. Samuel akui kalau Kellin yang menyembuhkan mata Rosalina. Lantas, apa keunggulan Nana?“Pak Samuel, antar aku sampai di luar saja sudah cukup. Aku bisa naik taksi sendiri. Aku juga nggak akan menginap di Mambera Hotel. Hotel kalian terlalu mahal. Jutaan per malam. Akhir-akhir ini aku nggak ada pekerjaan, nggak ada uang. Nggak sanggup tinggal di hotel semahal itu.”Nana bicara dengan Samuel sambil menonton video di ponselnya. Samuel tentu saja sangat senang. Namun, dia harus melakuka
Samuel menoleh dan melirik Nana sekilas, lalu lanjut mengemudikan mobilnya dengan fokus.“Dulu, Kakek Danu merampok orang kaya untuk diberikan kepada orang miskin. Tapi sekarang mencuri adalah tindakan yang melanggar hukum. Kalau tertangkap harus masuk penjara,” kata Samuel.“Dulu juga termasuk melanggar hukum. Cuma waktu itu semua masih kacau. Nggak ada yang bisa tangkap mereka.”“Sekarang di mana-mana ada kamera CCTV. Kalau polisi mau tangkap kamu, mereka bisa tangkap kamu dengan segala cara. Kamu masih muda, cantik lagi. Lebih baik nggak usah lanjutkan pekerjaan Kakek Danu.”Nana tertawa pelan. “Aku hanya asal ngomong. Aku nggak akan lakukan perbuatan ilegal. Guru-guruku bilang sekarang sudah beda dengan dulu. Mereka ajari kami harus patuhi hukum. Nggak boleh bunuh orang atau kejahatan lainnya.”“Guru-gurumu memang layak untuk dihormati,” kata Samuel.“Kalau mereka sudah berkumpul, nggak akan ada hal baik. Mereka hanya akan terus desak kami untuk menikah. Padahal mereka sendiri ngga
Setibanya tiba di Mambera Hotel, Samuel membawa Nana ke dalam dan membantunya menyelesaikan prosedur check in. Samuel juga membayar semua pengeluaran Nana di Mambera Hotel. Neneknya bilang, Nana adalah tamu keluarga mereka. Tentu saja, dia harus bermurah hati pada tamu.Setelah mendapatkan kartu kamar, Samuel menyerahkannya kepada Nana dan berkata, “Perlu aku temani ke atas?”Nana tersenyum, “Nggak perlu. Terima kasih sudah antar aku. Aku mau ke hotel tempat sebelumnya aku menginap, mau ambil barang-barangku.”“Mau ke sana sekarang juga? Perlu aku antar kamu ke sana?”“Nggak perlu juga. Terima kasih. Nanti kamu bilang saja ke nenekmu kalau kamu sudah antar aku ke hotel. Jadi dia nggak akan khawatir.”Karena Nana menolak terus, Samuel pun tidak memaksa. Dia berkata kepada Nana kalau dia masih ada urusan, lalu dia pun pergi. Nana menatap punggung Samuel yang menjauh, entah apa yang sedang dipikirkannya.Hingga sosok Samuel menghilang dari pandangannya, Nana baru melangkahkan kakinya kelu
“Si tua bangka ini selalu saja seperti ini. Setiap kali aku omeli dia, dia langsung tutup telepon. Sudah tua, masih makan yang panggang dan minum minuman keras. Sudah bilang berkali-kali tetap saja nggak mau dengar,” omel Nana.Nana lupa kalau setiap kali dia dan kakak-kakak seperguruannya mengunjungi Rubah Perak, mereka pasti akan membawakan anggur dan makanan yang enak-enak. Orang yang sudah tua akan menjadi seperti anak kecil. Jadi suka makan dan minum. Namun, masih ada Kellin. Jadi mereka tidak perlu mengkhawatirkan kondisi kesehatan guru-guru mereka.Keesokan paginya, keluarga Adhitama mengatur beberapa mobil mewah untuk datang dan menjemput Dokter Panca dan yang lainnya. Hanya Setya yang kurang sehat tetap tinggal di rumah keluarga Sanjaya.Tadi malam Yuna menelepon Yanti, ibunya Daniel, dan membuat janji untuk bertemu hari ini. Setelah sarapan bersama Setya, Yuna menelepon Olivia. Yuna ingin bertemu Yanti karena ingin membicarakan Odelina dan Daniel. Meskipun Olivia adik Odelina
Orang-orang hanya tahu kalau murid mereka tersebar di mana-mana, bos besar di berbagai bidang dan sangat hebat. Hanya sedikit orang yang bisa bertemu para tetua itu. Mereka tiba-tiba datang ke Kota Mambera. Sarah saja jadi begitu bersemangat. Dia cepat-cepat datang ke rumah keluarga Sanjaya untuk mengundang mereka bertamu ke rumahnya. Apalagi keluarga Ardaba.“Benar juga. Tante siapkan bubur untuk kamu dulu. Nanti begitu sampai, kamu bisa langsung makan. Nggak terlalu panas,” kata Yuna.“Tante perhatian banget. Terima kasih, Tante.” Olivia mengucapkan terima kasih dengan sikap manis. Yang membuat Yuna spontan tersenyum lebar.Amelia menyenggol Jonas yang ada di sampingnya dan berbisik, “Sejak mamaku temukan keponakannya, senyum lembut dan cerahnya itu hanya milik keponakannya.”“Memangnya Mama nggak sayang kamu? Nggak punya hati nurani. Mama paling sayang sama kamu. Masih saja cemburu sama Oliv.”Selesai menelepon, Yuna mendengar perkataan Amelia. Dia memelototi putrinya sambil merasa
“Semoga anak-anak kita juga imut dan penurut seperti Audrey. Kita punya anak perempuan saja. Aku suka anak perempuan seperti Audrey.”Jangankan Amelia, semua orang yang pernah bertemu dan menjaga Audrey pasti akan suka dengan Audrey. Anak itu benar-benar semakin menggemaskan. Setiap kali bangun, dia akan main sendiri di kasur. Dia akan duduk di sana, atau melihat ke sana-sini.Bayi yang sudah berusia enam hampir tujuh bulan itu sangat pendiam, tidak berisik. Tidak seperti kakaknya, Archie. Begitu bangun, Archie akan menangis sampai semua orang yang ada di rumah tahu.Jonas menggenggam tangan Amelia dan tersenyum. “Keluarga kami kurang lebih seperti keluarga Adhitama. Kemungkinan punya anak perempuan sangat kecil. Kak Yose sudah punya anak perempuan. Kami-kami mungkin hanya akan punya anak laki-laki. Sepertinya setiap generasi hanya ada satu anak perempuan.”“Nggak ada pengecualian?” tanya Amelia.Jonas berpikir sejenak, lalu berkata, “Pokoknya selama beberapa generasi, sekalipun ada an
Amelia dan Jonas berpapasan dengan Olivia di luar. Keduanya menghentikan mobil dan saling menyapa. Jonas membiarkan Olivia lewat lebih dulu.Kemudian, Jonas mengemudikan mobil sambil bertanya, “Para tetua sudah pergi ke Vila Permai. Olivia pagi-pagi malah ke sini. Aku dengar Mama mau pergi bertemu Bu Yanti. Jadi sebentar lagi ada kabar baik dari Kak Odelina dan Pak Daniel?”“Bukan soal itu. Ada hubungannya dengan keluarga Gatara. Kakek Setya masih hidup. Dia dan yang lainnya adalah saksi terbaik yang bisa membuktikan kalau Patricia yang bunuh nenekku.”“Setelah tahu kebenarannya, keluarga Gatara pasti akan menentang Patricia jadi kepala keluar mereka lagi. Patricia sudah jadi kepala keluarga selama puluhan tahun. Dia nggak baik pada yang lain, terlalu mendominasi dan suka memaksakan kehendak. Banyak nggak dapat perlindungan darinya. Jadi banyak yang nggak suka dengannya.”“Kak Odelina pergi ke Kota Cianter. Sekarang sudah ada beberapa yang diam-diam berpihak padanya. Mereka diam-diam s
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela