Mata Giselle langsung berbinar setelah mendengar saran tantenya. Selama ini, Giselle terus menggunakan topeng dan menggunakan identitas baru untuk mendekati Olivia. Namun, dia selalu saja merasa khawatir Olivia akan mengenalinya. Sekarang, dia bisa kembali menggunakan identitas aslinya untuk mencari masalah dengan Rosalina dan membuat semua orang tahu kalau dia masih berada di Mambera. “Tante, ide yang bagus. Sekarang, aku akan ke Vila Permai untuk meminta uang kepada mertua Rosalina,” balas Giselle antusias. “Kalau begitu, cepat pergi ke sana. Jangan lupa, minta yang banyak dan berikan sebagiannya untukku serta Tante Intan karena kami benar-benar miskin sekarang. Kamu bisa minta bantuan ibu mertua Rosalina untuk mendapat pekerjaan. Lagi pula, mencarikanmu pekerjaan adalah hal yang sangat mudah untuk orang sepertinya,” ujar Tante Cahaya. Namun, Giselle tidak ingin bekerja. Dia hanya ingin mengenakan pakaian cantik, makan makanan enak dan menjalani hidup dengan uang melimpah yang tia
“Olivia aku sangat iri padamu. Kamu dan Stefan masih saja mesra. Padahal kalian sudah menikah cukup lama,” ujar Rosalina sambil merangkai bunga di depannya. Olivia tersenyum lalu berkata, “Kamu dan Calvin juga mesra, kok. Lagi pula, entah kenapa aku selalu merasa kalau aku baru saja menikah dengan Stefan, seakan pernikahan kami baru berlangsung kemarin.”Rosalina ikut tersenyum seraya berkata, “Sebenarnya, pernikahan kalian juga belum lama. Bahkan belum sampai belasan tahun. Tapi, aku yakin kalau pernikahan kalian akan bertahan sampai berpuluh-puluh tahun lamanya.”Rosalina menyerahkan buket bunga yang sudah selesai kepada Olivia lalu Olivia langsung membayarnya. Namun, Rosalina tidak mau menerima uang Olivia. Padahal Olivia sudah mengatakan kalau dia ingin memberikan bunga ini kepada Stefan. Namun, Rosalina tetap saja menolaknya. Sampai akhirnya, Rosalina menerima uang itu setelah Olivia mengatakan, apabila Rosalina tidak menerimanya, hal itu sama saja seperti Rosalina yang memberika
Fenny juga sudah tahu kalau Rosalina hanya terlihat lembut dari luar. Namun, sebenarnya dia adalah perempuan yang kuat dan tangguh. “Rosalina, kamu sudah pulang kerja? Kamu sedang sibuk, nggak? Apa kamu lelah?” tanya Fenny penuh perhatian.“Aku datang ke toko bunga sore ini dan merapikan bunga-bunga yang bercabang. Aku nggak sibuk ataupun lelah,” jawab Rosalina sopan.Kemudian Rosalina balik bertanya, “Ma, apa Mama baru saja membuat sup kesehatan dan memintaku untuk ke sana dan meminumnya?” Fenny merasa kasihan dengan kehidupan Rosalina yang menyedihkan. Oleh karena itu, Fenny sering memasak sup kesehatan untuk menantunya.Dia juga sering memaki orang tua Rosalina karena sudah bertindak jahat dan keji kepada Rosalina. Bagaimanapun juga, Rosalina adalah anak kandung dari Sinta. Namun, bagaimana mungkin Sinta bisa bersikap sekejam itu kepada Rosalina? Bahkan Sinta tidak segan untuk menyakiti fisik dan perasaan Rosalina tanpa ampun. Fenny sempat berpikir kalau dirinya pasti akan menyay
“Mama nggak kasih uangnya. Mama tahu kalau dia sengaja datang ke sini untuk merusak reputasimu. Mama juga nggak mengizinkannya masuk, jadi Mama menemuinya di luar,” jawab Fenny. “Dia pasti akan datang lagi kalau Mama kasih uangnya kali ini. Jadi, mana mungkin Mama kasih uang itu padanya?”Kemudian Fenny kembali berkata, “Semua makian adikmu tentangmu benar-benar buruk. Mama langsung menyuruh orang untuk menyeretnya pergi setelah mendengar beberapa kalimat dari mulutnya. Mama minta para pengawal untuk menyingkirkannya dari pintu gerbang agar Mama tidak lagi mendengar makiannya itu.”“Bagaimanapun juga, dia adalah adik perempuanmu. Jadi, kamu berhak tahu tentang kedatangannya ke sini.”“Rosalina, Mama hanya ingin memberitahumu dan sama sekali tidak menyalahkanmu. Jangan kamu ambil hati ya masalah ini. Mama tahu bagaimana ibumu dan adikmu memperlakukanmu di masa lalu. Jadi, Mama nggak akan mungkin terpengaruh oleh perkataannya.”Fenny khawatir Rosalina tersinggung dengan kata-katanya. Ol
Rosalina bisa saja membuat keluarga Ciugito dan Gunawan tidak bisa mendapat pekerjaan di Mambera hanya dengan satu panggilan telepon. Dengan begitu, mereka tidak memiliki pilihan lain selain pergi meninggalkan Mambera. Selain itu, Rosalina yakin kalau Giselle yang tidak berotak itu bisa hidup lebih tenang tanpa hasutan dari kedua tante mereka. Dia bisa mencari pekerjaan dan hidup mandiri dalam kedamaian. Namun sepertinya, Giselle harus mendapatkan tamparan keras dari masyarakat terlebih dahulu sebelum dia bisa menjadi dewasa. Rosalina juga tidak bisa banyak berharap kalau adiknya itu akan berubah 180 derajat. Bagaimanapun juga, cara pandang gadis itu terhadap dunia ini sudah disesatkan oleh ibunya, jadi sulit untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Rosalina juga tidak akan menghancurkan hidup Giselle selama gadis itu bersikap jujur. Namun, Rosalina juga tidak akan tinggal diam kalau Giselle terus berusaha menyerangnya dari belakang. Lagi pula, dia sejak lama tidak lagi merasa memiliki
Calvin berbicara sambil membukakan pintu mobil untuk Rosalina yang hanya bisa melihat sesuatu dengan jelas jika berada tepat di depannya. Namun, dia tidak bisa melihat apa pun dengan jelas dari jauh.Calvin menjaga Rosalina dengan sangat baik dan penuh perhatian. Pengawal juga selalu mengikuti Rosalina, ke mana pun perempuan itu pergi. Kedua pengawal Rosalina bisa melonggarkan pengawasan mereka ketika Calvin berada di dekat Rosalina. Calvin masih menyesali kejadian buruk yang hampir menimpa Rosalina saat itu. Untung saja, ada Olivia yang menyelamatkan Rosalina. Entah apa yang akan terjadi kepada Rosalina kalau saja Olivia tidak menyelamatkannya. Akhirnya, Calvin membalaskan dendamnya dengan sangat kejam kepada keluarga Ciugito dan Gunawan. Calvin menghancurkan bisnis kedua keluarga itu sampai mereka bangkrut. Bahkan mereka juga harus menjual semua aset mereka termasuk mobil dan perhiasan untuk melunasi hutang perusahaan. Sekarang, kedua keluarga itu harus tinggal di rumah kontrakan s
Rosalina tidak menginginkan bagian milik Jordan. Namun, semua yang dikuasai Rosalina saat ini adalah aset-aset vital milik keluarga Siahaan. “Mama juga sudah bilang padaku, kok. Kamu nggak perlu pedulikan dia. Kamu tutup dan tendang saja dia keluar kalau dia masih terus memakimu,” ujar Calvin geram. Calvin membenci semua anggota keluarga Siahaan, kecuali Jordan. Kerabat Rosalina sama saja seperti kerabat Olivia di kampung halamannya. Mereka tidak lagi memiliki kesempatan untuk berdamai dengan Olivia karena Olivia tidak lagi ingin berurusan dengan mereka. Namun, Olivia mendapatkan uang sewa dari para kerabatnya setiap bulan yang akan diberikannya kepada kakek dan neneknya sebagai biaya hidup. Sesekali, Olivia juga memberikan sedikit uang untuk kakek dan neneknya. Hal ini bisa dikatakan sebagai wujud perdamaian di antara cucu dan kakek neneknya sekaligus bakti Olivia kepada ayahnya. Namun, kasus Rosalina lebih parah daripada Olivia. Dia tidak bisa berdamai dengan orang-orang jahat i
Jordan membalas pesan Rosalina setelah beberapa menit dengan bertanya, “Kak, Kak Giselle kenapa lagi? Kenapa sih dia nggak mau mendengar nasihatku?”Jordan juga kecewa dengan Giselle. Dia masih sulit menerima kenyataan tentang keluarganya. Bagaimana Giselle menindas Rosalina dan menyakiti kakak tertuanya itu dengan sangat parah. Sekarang, Rosalina hendak membalas dendam kepada Giselle setelah gadis itu keluar dari penjara yang terasa sangat kekanak-kanakan.Entah kekacauan apa lagi yang dilakukan oleh kakak keduanya sampai membuat Rosalina naik pitam. Padahal hidupnya akan tenang kalau saja Giselle mau diam dan mencari pekerjaan. Namun, seketika dia tersadar kalau langit pastinya akan runtuh kalau sampai Giselle bisa menjadi sosok yang mandiri. Jordan menghela napas lelah. Perselisihan di antara kedua saudarinya ini sama sekali tidak akan memberikan manfaat kepada siapa pun, termasuk dirinya sendiri. Jordan memang sangat menghormati Rosalina yang merupakan kakak tertuanya. Namun, dia
“Lain kali, makan obat setiap kali habis berhubungan, atau aku paksa kamu operasi tubektomi. Kalau sudah operasi kamu nggak perlu makan obat lagi. Semua obat pasti berbahaya dan punya efek samping yang serius.”“... aku makan obat saja.”Giselle tidak sudi melakukan tubektomi. Dia masih muda, sebodoh apapun dia, dia tahu tubektomi akan membuatnya tidak bisa menjadi seorang ibu sampai akhir hayatnya. Kenapa tidak Lota saja yang melakukan vasektomi? Kalau saja dia yang berinisiatif menggunakan kontrasepsi, Giselle juga tidak harus makan obat apalagi sampai harus menggugurkan bayinya.“Terserah kamu,” ucap Lota. Dia tidak peduli, toh yang harus menanggung bahaya juga bukan tubuhnya sendiri. Dia tidak akan membiarkan Giselle melahirkan anaknya. Semua anak dari istri-istri terdahulu sudah dewasa, Lota tidak perlu khawatir lagi mencari penerus bisnisnya. Hubungan dia dengan istri pertamanya tidak begitu baik, tetapi Lota memperlakukan anaknya dengan sangat baik. Untuk soal anak dari istrinya
“Sini,” kata Lota seraya melambaikan tangannya pada Giselle. Dia sangat menyukai aroma tubuh Giselle yang baru selesai mandi.Giselle pun mendekat dan memanggil namanya dengan manja. Sebenarnya dalam hati dia ingin menusuk dada Lota dengan pisau, tetapi sayangnya dia tidak sanggup melakukan itu dan hanya bisa menurutinya. Selama Lota senang, hari-hari Giselle juga akan lebih menyenangkan. Giselle ingin cepat memuaskan Lota supaya dia segera pergi dari Mambera. Selama Lota tidak ada, hidupnya terasa jauh lebih bebas.Belajar tentang etika masih lebih baik daripada harus setiap hari berhadapan dengan Lota yang susah ditebak. Sekarang Lota mungkin sedang senang, tetapi sedetik kemudian dia bisa saja tiba-tiba mencekik Giselle sampai membuat Giselle hampir saja bertemu dengan nenek moyangnya di atas sana.Lota menarik Giselle hingga terjatuh di atas tubuhnya, lalu Lota langsung berbalik menekan Giselle dari atas. Saat Lota ingin menerkamnya, Giselle tiba-tiba mendorongnya dengan kuat dan l
Menyadari ekspresi wajah Lota sangat aneh, Giselle mengubah ucapannya, “Ini salahku. Aku masih belum bisa mengubah suaraku, makanya pas tadi dia dengar, dia mulai curiga. Tapi waktu dia dia menguji aku, aku berhasil menahan diri.”“Kontrol diri kamu masih kurang. Kalau mereka nggak suruh kamu pulang, penyamaran kamu bisa langsung ketahuan.”Giselle sudah membuka mulut lebar-lebar berniat untuk membela diri, tetapi dia mengurungkan niatnya saat dihadapkan dengan tatapan dingin Lota. Giselle merasa sangat puas melihat Rosalina dikatai oleh Lena, dan dia juga sangat marah ketika Rosalina mengatakan hal-hal jelek tentangnya. Saat itu Giselle hampir saja memukulnya.“Maaf, Pak Lota. Aku yang lalai melakukan tugasku dengan baik.”“Nggak masalah. Kamu masih muda dan itu memang sudah sifat alami kamu yang terbentuk dari kecil. Sifat asli memang nggak segampang itu diubah apalagi dalam waktu yang singkat. Kamu bisa bertahan sejauh ini saja sudah bagus.”Dalam hati Giselle mengumpat mengapa Lota
“Iya. Sudah, jangan terus menyalahkan diri sendiri. Kalau anak kita salah, sudah tugas kita untuk kasih tahu apa yang benar supaya dia belajar. Anak sebaik apa pun pasti bisa melakukan kesalahan. Setiap orang pasti bisa melakukan kesalahan, jadi jangan terus menyalahkan diri sendiri.“Semoga saja Lena sadar sama kesalahannya. Kalau kulihat dia tahu salah, dan dia sifat aslinya baik, tapi cuma karena cemburu sesaat dan kebetulan lagi mabuk jadinya menyakiti orang lain.”Setelah pelajaran yang berharga kali ini, Terrence yakin anaknya pasti sadar akan kesalahan yang telah dia perbuat. Bahkan Regina juga meminta Lena untuk introspeksi diri dan mengasingkan dirinya ke pegunungan untuk membantu orang yang membutuhkan. Melewati hidup di tempat seperti itu pasti akan membuat Lena berubah banyak. Ketika Lena pulang nantinya, dia pasti sudah menjadi orang yang baru dan bisa lebih menghargai kehidupan dan segala yang dia miliki. Hitung-hitung bisa sekalian mengumpulkan karma baik. ***Di vila m
Seraya menekan amarahnya, Regina menjawab, “Tadi Fenny sama Rosalina juga datang ke acaranya Yura. Rebecca kan lumayan dekat sama Lena, jadi Rebecca kenalin Lena ke Rosalina, tapi Lena malah berharap bisa dapat Calvin. Lena ngomong kasar ke Rosalina, akhirnya dia sendiri yang kena siram.”“... kok bisa Lena ngomong begitu. Apa didikan kita cuma dia anggap sebagai angin lalu? Terus apa kamu sudah minta maaf ke Rosalina? Besok kita langsung ke rumah mereka untuk minta maaf secara personal.”Terrence tidak bertanya lagi apa yang sebenarnya Lena ucapkan, tetapi dia tahu kalau istrinya sudah marah, berarti kesalahan yang Lena lakukan sudah di luar batas wajar. Regina dan Terrence merasa mereka sudah mendidik Lena dengan sangat baik. Makanya ketika Lena mengatakan sesuatu yang jahat, Regina merasa sangat marah dan juga bersalah karena merasa telah gagal mendidik anaknya.“Aku sama Lena sudah minta maaf. Untungnya Rosalina juga nggak mempermasalahkannya. Dia baik banget, sih. Tapi kita nggak
Tidak ada yang melihat hasil tesnya, tetapi bisa dibayangkan Rosalina adalah putri kandung ayahnya, atau Johan dan Sinta tentu tidak akan menganiaya Rosalina. Namun dari hasil tes itu jika diketahui rupanya Sinta sudah lama berselingkuh.Kalau dipikir-pikir lagi sekarang, Fenny cukup beruntung karena Sinta dan Johan tidak peduli dengan Rosalina. Di bawah asuhan Rida dan pengasuhnya, cara pandang Rosalina terhadap dunia menjadi lurus. Kalau saja waktu itu Sinta dan Johan baik dan mau mendidik Rosalina, mungkin sekarang Rosalina tidak akan jadi seperti sekarang.“Bukan salah mereka, justru Mama yang jago mendidik anak-anak Mama jadi orang yang unggul. Siapa juga yang nggak suka sama orang hebat? Semua orang tua pasti mau anak perempuan mereka menikah sama cowok yang mapan. Cari menantu juga harus lihat siapa mertuanya. Pernikahan memang bukan urusan satu keluarga saja, tapi dua keluarga. Setelah menikah, suami istri harus bisa membaur ke kedua pihak dan beradaptasi sama gaya hidup mereka
“Bukannya justru aktingku bagus. Pak Lota minta aku membantu Rosalina. Tadi aku sudah bantu dia,” kata Giselle. Namun hanya dia yang tahu betapa inginnya dia mendukung Lena tadi.“Rosalina tadi ngomong begitu tujuannya sengaja menguji kamu,” kata si pengawal.“Aku juga merasa begitu. Aku yakin dia pasti mencurigai aku. Untung saja tadi aku nggak termakan jebakannya.”“Tapi akan lebih bagus lagi kalau dia nggak melakukan itu sejak awal,” kata si pengawal dengan nada dingin. Giselle sudah melalui pelatihan yang cukup keras, tetapi sifat aslinya tidak mungkin bisa hilang. Sejak awal dia memang tidak mungkin bisa dibandingkan sejajar dengan Rosalina. Entah apakah Rosalina berhasil membongkar kedok Giselle dengan pertanyaannya tadi. Yang pasti sampai di rumah nanti si pengawal harus melaporkan keadaannya kepada Lota dan lihat bagaimana tanggapannya.Setengah jam setelah Giselle pergi, Dewi dan Fenny juga mengajak Rosalina untuk pulang. Selama perjalanan, Fenny bertanya kepada menantunya, “S
“Nggak bisa, nih. Aku sudah harus pulang. Kapan-kapan kalau ada waktu kita ngobrol lagi, ya. Rebecca, aku boleh minta nomor kamu?”Rebecca tanpa keberatan memberikan nomornya kepada Giselle. Kedua pengawal yang Giselle membawa ikut masuk untuk berpamitan dengan Yura. Dan seperti biasa, Yura meminta pelayan rumahnya untuk mengantar Giselle keluar. Begitu Giselle masuk ke mobilnya, ekspresi ramah yang dia pasang sebagai topeng seketika itu juga lenyap dan tergantikan dengan wajah penuh dengan amarah. Dia tak berhenti memaki Rosalina. Kedua pengawalnya tidak menghiraukan dan membiarkan dia mengamuk sendiri.“Bikin aku kesal aja. Dasar buta, awas saja. Suatu saat nanti aku bakal bikin kamu bertekuk lutut di depanku! Jangan harap aku bakal mengasihani kamu!”“Bu Lisa, tadi penyamarannya hampir saja ketahuan,” kata salah satu pengawalnya.“Kalian nggak tahu saja seberapa sakitnya omongan yang si buta itu keluarin dari mulutnya. Dari dulu selalu saja menjelek-jelekkan aku. Sudah aku bantu, ta
Kerugian yang disebabkan kepada orang lain pada akhirnya akan berbalik ke diri sendiri. Kalaupun tidak sampai dijatuhi hukuman atau dipenjara, catatan kejahatan akan tetap ada dan itu bisa mencoreng nama baik seseorang.Kerumunan langsung terurai tanpa waktu lama. Mereka kembali minum-minum, bersenda gurau menikmati pesta seolah-olah tadi tidak terjadi apa-apa. Fenny juga merasa puas mengetahui menantunya bukanlah orang yang hanya diam saja ketika dihina oleh orang lain.Yura mempersilakan Fenny dan Dewi untuk kembali ke dalam. Setelah mereka berdua pergi, Giselle memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati kakaknya dan bertanya dengan santun, “Rosalina, Rebecca, aku boleh duduk bareng kalian?”“Oh, iya silakan,” sahut Rebecca. Dia memiliki kesan yang cukup baik terhadap Lisa karena tadi melihat Lisa membela Rosalina.Anak muda memang tidak sulit untuk bergaul. Lisa masih sangat muda meski sudah menikah. Dia justru tidak cocok ketika mengobrol dengan ibu-ibu lain yang lebih tua darinya