Beranda / Romansa / Pernikahan Dadakan dengan CEO / Bab 2832                             

Share

Bab 2832                             

Penulis: Anggur
Odelina bertanya dengan hati-hati, “Apakah mereka sedang mengawasiku?”

Dia hanya datang melihat pabrik dan tidak akan tinggal lama. Namun, keluarga Gatara sudah mencarinya. Sepertinya dia mengawasi keluarga Gatara, dan sebaliknya mereka juga melakukan hal yang sama.

Tujuannya ke Cianter hanya satu. Yaitu mencari tahu alasan kematian kakek dan neneknya yang sebenarnya serta merebut kembali kekuasaan keluarga Gatara. Ini adalah tugas berat yang diberikan oleh tantenya.

Sesaat kemudian Odelina merasa tenang dia juga menyadari bahwa ini semua wajar. Justru sebaliknya, jika tidak maka akan terasa tidak wajar.

“Aku akan keluar dan melihat siapa mereka.”

Dia menduga kemungkinan mereka adalah para istri sosialita yang datang pada acara malam itu. Yang hadir dalam acara keluarga Gatara waktu itu ada lelaki dan juga perempuan. Dimas mengikutinya hadir ke acara, jika orang yang datang juga menghadiri acara itu maka Dimas pasti akan ada bayangan.

Odelina membawa rombongan pengawal keluar bersama.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2833

    “Kalian dari Om Alwi dan Om Endang?” tanya Odelina. Kedua perempuan itu memerhatikan reaksi Odelina tad dan tahu jika perempuan itu ada bayangan akan suami mereka.Perempuan yang duduk di samping kursi pengemudi berkata, “Aku istrinya Om Endang, Tante Aura dan dia istrinya Om Alwi, Tante Wilo.”Odelina mengangguk dan berkata, “Waktu kalian keluar, nggak ada yang mengikuti, ‘kan?”“Nggak, di belakang ada orang yang jaga. Kamu nggak perlu khawatir.”Odelina tersenyum dan berkata, “Aku nggak khawatir dan takut. Aku hanya takut kalian ketahuan dan kalau sampai Patricia tahu, bisa bahaya untuk kalian.”Tujuan dia datang ke sini adalah untuk keluarga Gatara. Wajar jika akan bertemu dengan keluarga Gatara. Namun, keluarga Gatara yang mencarinya harus mempertimbangkan akibatnya. Jika Patricia tahu, maka mereka akan dihukum dan tidak boleh menyalahkan dirinya.Kedua bibinya terlihat sedikit ketakutan dan dengan cepat Tante Wilo berkata, “Bu Odelina, bisa bicara sebentar?”“Bisa, mau bicara di m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2834

    Keamanan di hotel tersebut sangat bagus. Jika ke sana, setidaknya mereka tidak perlu merasa tegang. Odelina tidak keberatan dan berkata, “Kalian tunggu sebentar, aku telepon dan pesan ruangan dulu.”Setelah itu dia langsung berbalik pergi. Odelina mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Ricky dan bertanya, “Kamar paling aman di Blanche Hotel ada di mana? Aku mau pinjam sebentar. Yang nggak bisa didengar dan sembarang diakses.”Tanpa pikir panjang, Ricky menjawab, “Presiden Suite paling atas, tempat yang sekarang aku tempati. Kalau Kak Odelina mau pakai, aku pinjamkan dulu.”“Oke. Ada dua orang istri dari keluarga Gatara akan ke sana juga. Tolong aturkan orang yang bisa diandalkan untuk bawa mereka naik. Hindari kamera pengaman dan jangan sampai tertangkap.”Ricky tertawa dan berkata, “Kak, tenang, akan aku atur. Kamu minta mereka datang saja dan sudah mau tiba hotel segera telepon aku.”Lelaki itu menyebutkan sebuah nomor telepon dan kemudian lanjut berkata, “Kak, nanti telepon ke nomor

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2835

    Beberapa menit kemudian.“Kak Odelina,” panggil Ricky. Dia masih menunggu Odelina di sana. Begitu Odelina tiba, dia langsung membuka pintu.“Ricky, terima kasih.”“Sudah dibilang, Kakak jangan sungkan sama aku. Kak, kalian bicara saja, aku mau urus urusanku dulu.”Ricky keluar dari kamar dan membiarkan Odelina masuk. Dia berkata pada Dimas dan pengawal yang lainnya, “Kalian tunggu di sini dan jangan biarkan orang lain mendekat.”Meski lantai paling atas tidak bisa diakses oleh semua orang, lebih baik dia berjaga-jaga terlebih dahulu. Ketika Odelina masuk, kedua perempuan paruh baya itu sudah duduk di sofa. Di depan mereka terdapat minuman dan makanan ringan.“Bu Odelina,” panggil mereka sambil melepaskan masker dan kaca mata. Karena sudah memutuskan untuk bertemu, mereka juga harus menunjukkan wajah asli mereka. Kedua orang tersebut tidak terlihat terlalu tua, dan sangat terawat.“Silakan duduk,” ujar Odelina mempersilakan.Perempuan itu mengambil teko air panas dan menyeduh teh untuk

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2836

    “Untuk membangkitkan kembali keluarga Gatara harus mengandalkan generasi muda. Selama generasi muda keluarga kita ada kemampuan, mereka seharusnya mendapat posisi yang penting. Menurut Tante apakah benar?”Pamannya sudah tua, meski berambisi, mereka juga sudah tidak ada energi seperti dulu lagi. Yang mereka cari sekarang adalah masa depan untuk anak dan cucunya. Ucapan Odelina merupakan sebuah janji yang tersirat.Jika posisi kepala keluarga kembali pada keturunannya, maka semua anak muda di keluarga Gatara pasti akan mendapat kesempatan. Hal ini menunjukkan bahwa dia bisa menerima keberadaan orang lain dengan potensi yang beragam.Kedua tantenya saling berpandangan sejenak. Setelah itu Aura berkata, “Benar, Bu Odelina memang keturunan dari kepala keluarga sebelumnya. Dulu dia juga berpikiran yang sama. Ketika dia masih mengurus keluarga ini, keluarga Gatara merupakan keluarga yang nggak berani diremehkan di Cianter.”Tidak seperti sekarang, semua orang tidak menganggap mereka. Meski m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2837

    “Terima kasih sudah mengingatkanku, aku pasti hati-hati.”Felicia memang serigala berbulu domba dan Odelina sudah tahu hal itu dari awal. Ada begitu banyak keluarga Gatara dan Odelina paling sering berinteraksi dengan perempuan itu. Felicia juga tidak pernah menutupi sifat aslinya ketika di depannya.“Bu Odelina, kami kembali dulu. Kalau ada keperluan, bisa perintahkan kami kapan pun.”Odelina bangkit berdiri dan membawa mereka keluar dari ruangan. Setelah itu, dia kembali ke dalam ruangan dan membereskan meja sofa. Setelah keluar dan mengunci pintu, dia bertanya pada Dimas, “Nggak ada yang naik, ‘kan?”“Nggak ada.”“Kita juga pergi,” ujar Odelina lagi. Beberapa pengawal lainnya mengikutinya dari belakang.***Kota Malinjo.Sebuah perusahaan baru didirikan di gedung perkantoran 28 lantai. Meski baru berdiri, jumlah karyawan dalam perusahaan tersebut cukup banyak. Sebagian besar karyawan merupakan orang yang dipilih oleh Bram dari berbagai tempat.Dia bilang sama keluarga Baruna bahwa d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2838

    Setelah menghabiskan selama beberapa waktu bersama dengan perempuan yang menjadi takdirnya, Bram semakin mencintainya. Karena semakin cinta, dia takut membuat Chintya ketakutan.Biasanya Bram tidak takut dengan apa pun. Selalu orang yang takut dengannya. Di hadapan Chintya, dia merasa menjadi lemah dan takut dengan apa pun.“Bram, aku tanya sama kamu. Kapan kami boleh ke sana bertemu dengan besan? Semua persiapan lamaran sudah siap, setiap kami memikirkan apa yang kurang, pasti akan langsung dibeli. Dijamin proses lamarannya sempurna,” ujar ayahnya tidak sabar.Bram juga tidak sabar, karena dia sudah hampir berusia 40 tahun. Dia dan Daniel sama-sama lelaki lajang yang berusia lanjut di Mambera. Tentu saja dia cemas.  “Pa, aku masih belum menyatakan perasaanku. Bagaimana kalian mau melamar?”Ayahnya berseru, “Sudah begitu lama tapi kamu masih belum menyatakan perasaan? Ada apa? Dia ada orang yang disukai? Atau kamu yang takut?”“Pa, kamu merasa waktunya lama, tapi sebenarnya singkat. A

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2839

    Ketika ibunya baru menerima ponsel, dia berkata, “Anak nakal itu sudah matikan teleponnya.”“Beraninya anak itu mematikan teleponku,” marah ayahnya.“Kita benar-benar dibuat pusing karena anak nakal ini. Dari dulu sudah kenalkan dia banyak calon, tapi nggak ada yang dia sukai. Setelah tahu dia ada masalah, dan akhirnya ada yang bisa menolongnya. Tapi anak ini malah lambat dan ragu-ragu.”“Nyatakan, melamar, menikah, melahirkan anak. Memangnya susah?” ujar Ardian.Kania berkata, “Bram nggak pernah pacaran dan nggak ada pengalaman. Sekarang dia masih meraba. Dia nggak sama seperti orang lain. Selama ada dia di Kota Malinjo, nggak ada lelaki lain yang mendekati Chintya. Tenang saja.”“Pernikahan itu masalah seumur hidup, nggak bisa buru-buru. Harus mereka sama-sama bersedia baru bisa bahagia. Kita nggak bisa memaksanya menikah. Yang ada nanti menjadi dendam.”Keluarga Baruna tidak bisa dibandingkan dengan keluarga Ardaba. Namun, sanggar mereka sudah berdiri sangat lama di Kota Malinjo. Mu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2840

    Chintya bertanya sambil tersenyum.“Aku baru saja berhasil menegosiasikan satu bisnis besar. Kontrak ini bisa menghasilkan keuntungan puluhan miliar. Malam ini aku traktir semua orang makan malam untuk merayakannya.”Chintya tertawa dan berkata, “Nggak perlu, beli saja lauk dan kita masak sendiri di rumah. Kalau ke restoran akan menghabiskan uang banyak, mamaku akan merasa sayang dan mulai mengomel kalau anak muda hanya bisa boros. Dia selalu bilang, uang untuk makan di restoran kalau digunakan beli sayur bisa bikin lauk satu meja makan hingga penuh.”Bram tahu jika ibunya Chintya suka mengomel, tetapi jika diundang untuk makan, perempuan itu akan datang paling cepat. Bahkan berdandan dan terlihat jauh lebih muda.“Nggak apa-apa. Aku sudah kebal dengan omelan Tante. Uang itu untuk dihabiskan karena kita harus menikmati hasil jerih payah kita. Jangan pelit sama diri sendiri.”Sejak dia tinggal di sini, awalnya semua orang mengira dia hanya tinggal beberapa hari. Setelah itu, ternyata di

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3324

    Yuna mengangguk."Sore nanti ajak Russel bersama ke sini." Setelah berpikir sejenak, Yuna menambahkan, "Dokter Panca bilang, waktu Kakek Setya nggak banyak lagi. Biarkan dia bertemu dengan anak-anak satu per satu." Semua orang saling memandang. Olivia dengan cemas bertanya, "Penyakit apa yang diderita Kakek Setya?" "Mungkin karena luka lama yang meninggalkan efek samping, ditambah usia lanjut. Orang tua pasti punya penyakit kecil di sana-sini," jawab Yuna sambil menghela napas, dia tidak melanjutkan lebih jauh. Dokter Panca sudah menyuruh mereka bersiap secara mental. "Sore nanti, aku akan menjemput Russel, lalu kita akan datang bersama." Olivia juga memahami bahwa usia Setya yang sudah sangat tua, ditambah keinginannya yang sudah terpenuhi, mungkin tidak akan bertahan lama lagi. "Apakah perlu memberi tahu Kak Odelina agar pulang?" "Untuk sementara nggak perlu. Kakek Setya belum menyerahkan bukti-buktinya ke aku, jadi dalam waktu dekat sepertinya nggak akan ada apa-apa. Saat dia

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3323

    Wajah Yuna berubah drastis. “Dokter Panca, apakah nggak ada cara agar Om Setya bisa hidup beberapa tahun lagi?” Dokter Panca berkata, “Saya dan murid-murid saya sudah pakai semua obat terbaik yang kami tanam untuknya. Kami sudah melakukan yang terbaik. Dia bisa bertahan sampai sejauh ini, pertama karena kami membantu memulihkan tubuhnya, dan kedua karena obsesi yang ada di hatinya.” “Meski dendam besar mamamu belum terbalaskan, melihat kalian hidup dengan baik, memiliki kekuatan dan dukungan, Om Setya merasa lebih tenang. Dia percaya bahwa balas dendam untuk ibumu bisa diserahkan sama kalian, jadi dia bisa pergi menemui majikannya dengan hati lega.” “Begitu obsesi itu hilang, seperti yang saya katakan sebelumnya, semangatnya akan turun. Ketika itu terjadi, dia nggak akan bertahan lama lagi. Apalagi, usianya sudah hampir seratus tahun. Bahkan kalua hari itu tiba, kalian harus menerimanya dengan tenang.” Hidup hingga seratus tahun, meski sering diucapkan, berapa banyak orang yang be

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3322

    Sama seperti para lelaki di keluarga menantunya. Tidak heran kedua keluarga itu bisa memiliki hubungan yang erat. Mereka adalah orang-orang yang sejenis. “Dokter Panca,” sapa Stefan dengan hormat. Lelaki tua itu mengangguk lagi. Kemudian, dia memperkenalkan beberapa teman lamanya kepada pasangan itu. Terakhir, dia menunjuk Setya dan berkata kepada Olivia, “Bu Olivia, kakakku ini adalah orang yang selama ini kalian cari. Tantemu memanggilnya Om Setya.” “Dokter Panca, panggil aku Olivia saja,” kata Olivia dengan sopan. Dia menoleh ke Setya dan menyapanya, “Kakek Setya.” Sebagai generasi muda, Olivia belum pernah bertemu dengan asisten tua itu, dan begitu pula sebaliknya. Karena itu, baik Olivia maupun Setya, tidak memiliki perasaan emosional yang sama seperti Yuna. Setya tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, “Kamu pasti Olivia, 'kan?” Bu Yuna benar, Olivia tidak begitu mirip dengan Reni. Sekilas terlihat sedikit mirip, tapi kalau diperhatikan lebih saksama, ternyata nggak. Keli

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3321

    “Om Setya, putri sulung Reni sudah pergi ke Cianter untuk berkarier. Anda untuk sementara nggak bisa bertemu dengannya,” kata Yuna dengan suara lembut.Dia tahu alasan Setya sering memandang Amelia. Mungkin lelaki itu khawatir bahwa keluarga ibunya tidak ada yang mampu mengambil alih keluarga Gatara. Setya sangat setia, dan menganggap keluarga Gatara itu adalah milik keturunan majikannya.Meskipun Patricia telah duduk di posisi kepala keluarga selama lebih dari 40 tahun, Setya tetap tidak mengakui kedudukan Patricia yang sah. Perempuan itu tidak ingin Setya hidup, karena selama dia masih hidup, Patricia selalu merasa posisinya tidak kokoh. Tanpa Setya, dengan semua saudaranya ang telah tiada, mengambil alih keluarga Gatara menjadi hal yang wajar baginya, sehingga dia akan merasa lebih percaya diri. “Olivia sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi Anda bisa bertemu dengannya,” “Olivia lebih mirip ayahnya, sedangkan Odelina lebih mirip Reni. Anak laki-laki Odelina, Russel, sangat mirip

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3320

    Yuna menangis sejadi-jadinya di depan nisan adiknya. Namun, tidak peduli seberapa keras tangisnya, dia tidak dapat menghidupkan kembali adiknya. Satu hal yang bisa dia lakukan hanyalah menjadi sosok ibu bagi kedua keponakannya dan memberikan mereka lebih banyak kasih sayang.Yuna dan adiknya mengalami masa kecil yang tragis. Kemudian, keduanya dipisahkan oleh dua alam yang berbeda. Setelah mengetahui penyebab kematian orang tuanya, Yuna sangat membenci Patricia.“Kalau nggak ingin orang tahu apa yang kamu lakukan, lebih baik nggak usah lakukan. Dia akan membayar harga atas semua perbuatannya,” ujar Setya dengan penuh kebencian.“Benar, Om. Dia akan bayar harga atas semua yang telah dia lakukan.”“Aku yang nggak berguna. Aku nggak punya banyak bukti. Hanya ada sedikit. Karena orang-orang yang tahu masalah ini sudah mati semua, jadi sulit untuk memberatkannya dengan bukti yang sedikit ini.” Usai berkata, Setya kembali menyalahkan dirinya sendiri dan menangis.“Aku nggak peduli ada bukti

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3319

    Tahun lalu, Setya baru saja kembali dari gerbang kematian. Setelah mendengar perkataan Panca, Setya pun berusaha menenangkan dirinya. Dia menganggukkan kepala kepada teman-temannya, lalu berkata kepada yuna, “Non Yuna, aku akan berusaha tetap hidup. Sampai kalian membalaskan dendam orang tuamu, agar Bu Patricia terima hukuman atas perbuatannya. Kalau nggak, aku nggak bisa mati dengan tenang.”“Ini juga salahku. Selama bertahun-tahun, aku nggak bisa membalaskan dendam orang tuamu. Aku juga nggak bisa temukan keberadaan kamu dan adikmu.”Kalau saja Setya menemukan Yuna dan Reni lebih awal, Reni tidak akan meninggal secepat ini. Setya gagal melindungi kepala keluarga Gatara sebelumnya, juga gagal melindungi kedua putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya merasa sangat bersalah.Setya yang telah menjalani pelatihan khusus menjadi asisten terpercaya kepala keluarga Gatara. Dia telah melakukan banyak hal untuk kepala keluarga Gatara. Namun pada akhirnya, dia gagal melaksanakan dua hal t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3318

    Yuna memanggil pria itu Setya, adik Yuna juga ikut memanggilnya dengan nama itu. Setiap kali Yuna dan adiknya memanggil Setya, pria itu selalu menjawab sambil tersenyum.Dalam ingatan Yuna yang samar-samar, orang tuanya dan Setya sangat sibuk. Namun, kesehatan ibunya kurang baik, jadi ibunya sering meminta bibinya yang tidak lain adalah Patricia untuk melakukan sesuatu.Sekarang kalau dipikir-pikir, justru karena ibunya Yuna sakit. Jadi ibunya Yuna mau tidak mau sering minta Patricia mengurus perusahaan dan urusan keluarga, sehingga timbul keinginan di dalam hati Patricia untuk merebut kekuasaan.Patricia pasti merasa dia telah berbuat banyak, tapi semua orang tetap berpihak pada ibu Yuna. Oleh karena itu, Patricia ingin mengambil alih. Karena dia mengira hanya dengan menjadi kepala keluarga, semua orang akan sepenuhnya berpihak padanya.“Huh ....”Syuna memanggil Sety, Setya menghela napas sambil menahan air matanya. Keduanya sama-sama tidak memiliki kesan mendalam terhadap satu sama

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3317

    Stefan tertawa pelan. “Oke, asal kamu nggak berebut dengan tantemu untuk dapat perhatian, sebenarnya kamu akan merasa sangat bahagia. Ada begitu banyak orang yang sayang sama kamu. Cepat gosok gigi dan cuci muka. Habis itu ambil tasmu dan turun untuk sarapan dulu. Nanti om sopir yang antar kamu ke sekolah. Om dan tantemu ada urusan, nggak bisa antar kamu.”Russel memanyunkan bibir lagi. Namun pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pun pergi mencuci muka dan menggosok gigi dengan tenang. Sedangkan Stefan kembali ke kamarnya untuk membangunkan Olivia. Dia memberitahu Olivia kalau Dokter Panca membawa asisten nenek Olivia ke rumah keluarga Sanjaya.Olivia langsung bangun dan mandi secepatnya. Selesai ganti baju, dia bergegas turun bersama suaminya. Di sisi lain, Aksa juga telah membangunkan orang tuanya. Begitu mengetahui kedatangan para pria tua dan salah satu di antaranya adalah guru Kellin, Yuna langsung keluar dari kamar. Namun, suaminya segera menghentikannya.“Yuna, k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3316

    Mereka berdua sedang bertelepon, tapi Stefan malah bilang kalau dia tidak bicara dengan Aksa. Karena Aksa tahu Stefan pasti sedang mengurus Russel, Aksa pun tidak marah.“Oke, kamu bisa bicara sekarang.” Stefan akhirnya bicara dengan Aksa.Kalau bukan karena tahu Olivia masih tidur saat ini, Aksa sungguh tidak ingin menelepon Stefan. Dengar saja nada bicara Stefan, sangat menjengkelkan, bukan? Seolah-olah Aksa akan melapor ke Stefan saja.Aksa pun berkata sambil menahan amarahnya, “Dokter Panca bawa asisten nenekku datang ke sini. Selain mereka berdua, ada beberapa pak tua lainnya. Mereka mungkin para master yang menguasai dunia beberapa puluh tahun yang lalu. Kamu bilang sama Olivia. Kalau kamu bisa datang, kamu temani Olivia datang ke sini sebentar.”“Dokter Panca?” Stefan spontan mengerutkan kening. “Kamu yakin orang itu Dokter Panca?”“Aku nggak yakin. Makanya aku suruh Jonas datang. Jonas pernah bertemu dengannya. Tapi aku rasa mereka nggak akan berbohong. Nggak akan ada yang bera

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status