“Malam ini, Odelina bukan hanya tamu terhormat keluarga Gatara. Kami juga ingin memberitahu kalian semua siapa dia, seperti apa statusnya di keluarga kita. Setelah pulang dari sini, semua yang ada di sini harus beritahu orang rumah. Kelak kalau bertemu Odelina di jalan, harus bersikap hormat padanya.”Semua orang spontan melihat ke arah Patricia. Patricia sangat tidak senang dengan putrinya yang mengambil keputusan secara sepihak. Namun, dia juga memahami kalau cepat atau lambat, putri kandungnya itu akan menjadi pemegang kekuasaan tertinggi dalam keluarga ini.Mengangkat Odelina dan memberinya status penerus juga merupakan sebuah ujian besar bagI Felicia. Fani tidak berhak bersaing dengan Felicia, tapi Odelina berhak. Patricia berpikir karena putrinya bersedia mengangkat status Odelina dan bersaing secara adil dengan Odelina, maka Patricia akan mengikuti keputusan putrinya itu. Jika Felicia menang, keturunannya juga bisa meneruskan posisi sebagai kepala keluarga dengan percaya diri ta
“Kalau suatu saat kamu butuh bantuan, kamu harus beritahu aku. Aku nggak berani bilang aku bisa lakukan apa pun di Kota Cianter. Seenggaknya aku punya koneksi yang luas, bisa bantu kamu dalam banyak hal. Kamu datang ke sini kali ini untuk berbisnis, kan?”“Tentu saja untuk berbisnis. Untuk apa lagi kalau bukan untuk bisnis? Bu Patricia kira untuk apa aku datang ke sini?” Odelina bertanya balik kepada Patricia.Patricia tertawa pelan. “Aku kira kamu datang untuk kembali ke keluarga Gatara dan ubah nama belakangmu jadi Gatara.”“Aku nggak ganti namaku. Selama darah keluarga Gatara mengalir di dalam tubuhku, aku tetap keturunan keluarga Gatara. Ubah nama atau nggak, itu nggak bisa menghapus fakta kalau aku keturunan kepala keluarga Gatara sebelumnya.”Patricia, “....”Odelina adalah Yuna kedua. Dia selalu mengucapkan kata-kata yang menusuk pada Patricia. Sifat dan kemampuan Yuna sangat mirip dengan kakaknya Patricia, benar-benar seperti pinang dibelah dua. Dengan kata lain, dalam garis ke
Patricia spontan mengerutkan kening ketika mendengar hal itu. Kemudian, dia meletakkan sendok di tangannya. Dia berdiri dan berkata pada anak-anaknya, “Pak Riko datang. Kalian ikut aku keluar sambut Pak Riko.”Patricia tidak kaget Ricky datang ke sini. Karena di belakang Odelina ada keluarga Adhitama dan keluarga Sanjaya. Identitas dan status Ricky membuat orang takut padanya. Namun, kekuatan keluarga Adhitama di Kota Cianter tidak sekuat keluarga Arahan. Patricia takut pada keluarga Arahan.Riko datang tanpa diundang, mungkin karena diajak Ricky untuk mendukung Odelina. Kedatangannya seolah memberi isyarat kepada keluarga Gatara kalau Odelina juga memiliki bekingan di Kota Cianter. Keluarga Arahan adalah bekingan Odelina.Fani seketika menjadi gugup ketika mendengar Riko datang. Dia segera melihat pakaian yang dia kenakan malam ini. Dia tahu ibunya hanya mengundang Odelina, jadi dia pun tidak terlalu memakai gaun, hanya mengenakan pakaian santai. Haruskah dia naik ke atas dan ganti ba
Fani tidak ingin pergi, tapi ibunya juga sudah menyuruhnya. Ditambah lagi ada Riko di sini. Kalau Fani tidak mengantarkan makanan untuk ayahnya di atas, Riko akan beranggapan kalau dia putri yang tidak berbakti.Semua orang di Kota Cianter tahu kalau orang keluarga Gatara lebih menyayangi Fani daripada Felicia. Semua orang bilang kalau orang tuanya pilih kasih, lebih sayang Fani yang notabene hanya seorang putri palsu, malah memperlakukan Felicia si putri kandung dengan buruk.Jika Fani tidak berbakti, maka semua citranya akan hancur. Fani ingin bergantung pada keluarga Gatara, lalu menikah dengan keluarga kaya dan menjadi seorang nyonya. Oleh karena itu, dia harus menjalankan perintah ibunya walau enggan. Dia pun menyiapkan makanan dan minuman untuk ayahnya, lalu membawanya sendiri ke atas.Dania melihat Fani naik ke atas. Dia pun bertukar pandang dengan saudara iparnya. Setelah itu, mereka kembali makan dan minum seperti biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Odelina memperhatikan
“Mamamu sudah tua, sibuk kerja lagi. Dia menghabiskan seluruh waktunya di perusahaan dan memusatkan perhatiannya untuk melatih Felicia. Nggak pernah berikan perhatian pada Papa. Meskipun Papa juga sudah tua, tapi Papa masih sangat sehat. Masih ada kebutuhan biologis yang harus dipenuhi. Dia nggak penuhi tugasnya sebagai seorang istri, tapi juga nggak bolehkan aku jajan di luar.”Entah karena di bawah pengaruh alkohol atau merasa hanya sedang berdua dengan putrinya. Cakra pun meluapkan semua kekesalannya terhadap istrinya. Fani melihat ekspresi sedih sekaligus marah ayahnya. Tanpa sadar dia duduk dan menemani ayahnya minum.Jauh di lubuk hati Fani, dia masih bersimpati dengan ayahnya. Perjamuan di lantai bawah sana berlangsung meriah. Namun ayahnya, harus bersembunyi di kamar dan tidak berani bertemu siapa pun. Hanya karena ayahnya melakukan kesalahan yang pernah dilakukan banyak pria.Semua orang di bawah masih makan, tapi tidak bisa makan dengan nyaman. Terutama karena ada tiga tamu t
Semua orang di sini mengerti jika Ricky dan Rika datang untuk membela Odelina. Mereka memang tidak pernah mendengar bahwa perempuan itu memiliki kemampuan yang hebat. Namun, ada beberapa keluarga besar yang mendukungnya. Adik kandungnya juga merupakan nyonya muda di keluarga Adhitama.Asal Odelina memiliki keberanian yang cukup, dia tidak perlu khawatir kekurangan modal. Keluarga yang ditekan oleh Patricial tetapi memiliki kemampuan itu mulai berpikir untuk mengambil kesempatan di sini.Odelina tertawa dan berkata, “Selama proyeknya bisa menghasilkan uang, aku pasti akan tertarik. Apakah besok Pak Riko bisa kutemui?”Rika menjawab dengan lembut, “Datang saja, aku ada waktu kapan pun.”Ricky berkata dengan penuh arti, “Rika, kamu begitu baik dengan Kak Odelina. Aku bisa cemburu. Waktu aku datang, kamu selalu bilang sibuk dan nggak peduli. Tapi waktu Kak Odelina datang, kamu justru bilang selalu ada waktu.”Rika mendelik dan menjawab, “Aku dan Kak Odelina merasa cocok.”Felicia terkekeh
Ivan maju untuk membantu istrinya berdiri. Dania langsung menangkap tangan lelaki itu dan berkata, “Ivan, kalian cepat lihat Papa dan Fani. Mereka berdua….”“Aku nggak bisa jelaskan, kalian lihat sendiri saja.”Ivan pikir sesuatu terjadi pada Ayah dan juga Fani. Dia langsung berbalik dan lari ke lantai atas. Tidak hanya dia, adiknya dan Felicia juga berlari menaiki tangga. Hingga akhirnya, Patricia juga ikut berlari.Odelina yang awalnya ingin kembali langsung menghentikan langkahnya dan menatap lantai atas. Tidak tahu apa yang terjadi di atas sana yang membuat Dania begitu terkejut.“Kak, ada apa dengan Papa dan Fani?”Raina dan Benita mendekati kakak ipar mereka itu dan bertanya dengan raut penasaran. Wajah Dania tampak memerah dan dia tergagap hingga tidak bisa berkata apa pun. Kemudian dia berbisik di telinga adik iparnya yang menunjukkan ekspresi serupa. Detik selanjutnya, kedua adik iparnya bergegas lari ke lantai atas.Sesaat kemudian, terdengar teriakan keluarga Gatara dari lan
Kepala Pelayan tersebut tidak tahu apa yang terjadi di lantai atas. Karena tuan rumah tidak di tempat, sebagai pengurus rumah maka dia harus mengantarkan para tamu. Dia menjawab bahwa akan disampaikan pada majikannya.Odelina masuk ke mobilnya Rika, sedangkan mobilnya dibawa oleh anak buahnya keluarga Gatara. Saat ini Ricky merasa iri dengan Odelina, tetapi dia tahu dia tidak bisa cemburu. Lebih baik mereka pergi dari sini dulu.Pemandangan di lantai atas tadi menbuat Ricky merasa malu. Dia tidak menyangka dengan kelakuan kedua orang itu. Ketika mereka naik, kedua orang itu masih tengah sibuk dengan kegiatan mereka.Setelah mobil keluar dari kediaman keluarga Gatara, Rika bertanya pada Odelina, “Apa yang kamu dan Ricky lihat di atas? Ada apa dengan suaminya Patricia?”“Terjadi sesuatu yang mencengangkan,” jawab Odelina.“Aku tahu setelah malam ini, nggak akan bisa tenang lagi. Tapi ternyata masih bisa melihat kejadian yang begitu mencengangkan.”Ketika melihat kejadian tersebut, Odelin
Patricia tidak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Ivan. Dia pun berkata, “Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup dulu teleponnya.”“Ma, aku akan bantu Felicia. Nggak ada apa-apa, Ma. Mama lanjut kerja saja.”Patricia menutup telepon. Ivan spontan menghela napas lega setelah ibunya menutup telepon. Kemudian, dia mengangkat tangannya untuk menyeka keringat dingin di dahinya. Setelah bertindak impulsif dengan menuding ibunya, Ivan langsung berkeringat dingin. Di cuaca yang begitu dingin, dia masih bisa berkeringat. Itu membuktikan kalau dia sangat ketakutan.Felicia mengambil tisu dan memberikannya kepada Ivan. Ivan meletakkan ponsel dan mengambil tisu dari adiknya, lalu menyeka keringat di wajahnya sambil berkata, “Aku ketakutan setengah mati tadi. Aku bahkan nggak tahu kenapa aku berani ngomong seperti itu.”“Salah makan obat kali, makanya jadi berani.”Ivan memelototi Felicia dan menyalahkannya. “Gara-gara kamu. Kamu telepon sama Mama, kenapa pula kasih ponselmu ke aku. Sekarang a
“Ma.” Ivan terkekeh dan berkata, “Papa nggak mungkin marah Mama. Dia memang sudah berbuat salah, tapi Mama selalu ada di hatinya. Papa tinggal sama aku. Setiap hari dia selalu ngomong soal Mama. Dia bilang kalau Mama lagi kesal, siapa yang temani Mama cari angin segar? Setiap hari Papa baca novel dari ponselnya. Baca novel roman lagi. Dia sampai bilang mau minta maaf pada Mama seperti tokoh dalam novel.”Cakra sudah mengebiri dirinya sendiri. Tidak peduli secantik dan semuda apa perempuan di luar sana, Cakra juga tidak bisa menyentuh mereka lagi. Patricia telah menghancurkan satu-satunya kebanggaan Cakra.Namun, Cakra tidak mau bercerai. Sekalipun dia sangat membenci istrinya, dia juga tidak mau bercerai. Karena dia tahu, setelah cerai, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Kemungkinan besar, dia harus pergi dengan tangan kosong.Di Kota Cianter, Cakra tidak akan pernah bisa mengalahkan Patricia. Kecuali dia bisa hidup lebih lama dari Patricia. Dengan begitu, setelah Patricia meninggal,
Ivan tidak memiliki perasaan apa pun terhadap istrinya lagi sekarang. Padahal dulu hubungan mereka sangat baik. Mereka punya putra dan putri. Ivan pun sangat sayang anak-anaknya. Dia paling sayang putrinya.Pada saat Ivan tahu kalau Fani bukan adik kandungnya, lalu adik kandungnya Felicia, terlihat seperti orang yang lemah dan tidak bisa apa-apa, Ivan merasa sangat senang. Dia berharap ibunya bisa mewariskan posisi sebagai kepala keluarga kepada putrinya.Meskipun sekarang putri Ivan tampak tidak memiliki kemampuan apa pun, itu karena putrinya masih kecil. Selama ibunya bersedia melatih cucunya sebagai penerus, Ivan yakin putrinya tidak terlalu buruk. Oleh karena itu, dia sangat menyayangi putrinya.Setelah mendengar pertanyaan Felicia, Ivan membuka mulutnya, ingin memberikan penjelasan. Namun, dia mendapati kalau dia sama sekali tidak bisa membantah. Dia hanya bisa diam.Felicia selesai membaca dokumen di tangannya dan merasa tidak ada masalah. Dia pun menelepon ibunya dan berkata kal
Felicia bertemu dengan Ivan yang baru keluar dari lift di pintu lift. Kedua saudara itu berhenti sejenak. Ivan keluar lebih dulu dari lift, sementara Felicia tidak terburu-buru masuk. "Felicia, kamu mau pergi?" Ivan memegang sebuah map dokumen, mungkin ada dokumen yang perlu ditandatangani Felicia. Karena ibu mereka sedang tidak berada di perusahaan, semua cap penting diserahkan kepada Felicia.Banyak dokumen penting harus ditandatangani dan dicap olehnya agar berlaku. Biasanya, urusan tanda tangan dokumen seperti itu selalu diserahkan kepada sekretaris, dan jarang Ivan datang langsung. Felicia dengan tenang menjawab, "Ya, ada sedikit urusan yang harus aku urus, Kak. Ada apa?" Dia melirik map dokumen di tangan Ivan. Namun, lelaki itu tidak langsung menyerahkan map itu, melainkan berkata, "Ada dokumen yang butuh tanda tangan dan cap darimu." "Bisa ditunda sebentar? Kamu mau pergi urus apa? Apakah penting sekali?" Nada Ivan terdengar ramah, tetapi ada sedikit nada menyelidik. Ke ma
Mereka sangat menyayangi Fani, dan itu tulus. Setelah pewaris yang sebenarnya kembali, mereka tetap tidak bisa menerimanya, selalu merasa Felicia adalah penyusup yang merebut semua yang seharusnya milik Fani. Di hati mereka, ada rasa benci terhadap Felicia. Karena sejak kecil dia hidup di lingkungan yang keras tanpa kasih sayang, Felicia tidak pernah berharap bahwa orang tua kandung atau saudara laki-lakinya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana dia sendiri juga tidak memiliki banyak rasa terhadap mereka. Hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak, saudara laki-laki dan perempuan, memang perlu dipupuk. Karena dia tidak tumbuh besar di sisi orang tua kandung atau saudara laki-lakinya, tidak ada hubungan emosional yang terbentuk. Meskipun sudah kembali ke sisi orang tua kandung selama dua tahun, tetapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Fani yang tumbuh besar bersama keluarga Gatara sejak kecil. Sekarang, setelah Fani tiada, ayah dan tiga saudara laki-lakinya hanya
“Felicia, sekarang kamu ada waktu?” tanya Odelina.Felicia menjawab, “Selama kamu membutuhkan bantuan, aku selalu punya waktu.” “Kalau begitu, mari kita tentukan tempat untuk bertemu.” “Kamu yang pilih tempatnya.” Felicia mengangguk, lalu bertanya lagi, “Ada apa?” “Aku baru saja keluar dari Blanche Hotel, dan hampir saja tertabrak dua mobil di depan hotel. Pengemudinya bilang mereka gugup karena melihat banyak orang, lalu salah injak gas. Tapi ada kejanggalan, dan aku rasa ini bukan kecelakaan.” Felicia segera paham. Dia berkata, “Kamu curiga ini ulah mamaku yang menyuruh orang untuk menabrakmu? Mamaku sedang bepergian jauh, seharusnya bukan dia, 'kan?” Meski tahu ibunya bukan orang baik, Felicia tetap berharap ibunya tidak melakukan hal seperti itu. Odelina berkata, “Aku rasa ini bukan mamamu. Mamamu itu licik, kalau dia memang ingin aku mati, dia nggak akan menggunakan trik sepele seperti ini yang mudah ketahuan.” Sebelumnya, Waktu Ricky, dan Rika pergi ke pesta keluarga Gata
“Itu yang buat orang curiga.” Dimas berkata, “Mereka kemungkinan besar memang menargetkanmu.” “Aku sedang berpikir, apakah ini perbuatan tanteku atau putranya?” Odelina menganalisis, “Aku rasa bibi nenekku nggak akan buat kesalahan sepele seperti ini. Kalau dia yang mengatur, mereka pasti akan mempercepat mobil saat benar-benar mendekatiku, sehingga aku hampir nggak punya kesempatan untuk menghindar.”“Felicia juga nggak mungkin. Kami cukup dekat.” Meski dalam bisnis mereka adalah saingan, terkadang Odelina merebut pelanggan Felicia, kadang sebaliknya. Di luar itu, mereka bisa berbincang dengan dengan baik. Jika Felicia bukan pewaris utama keluarga Gatara, mungkin mereka bisa menjadi teman baik. Odelina sangat menyukai sifat perempuan itu."Ketiga putra keluarga Gatara mungkin memang ingin membunuhku, terutama Ivan. Aku pernah kirim foto dia dan Fani ke istrinya. Dia pasti bisa menebak itu aku.” “Sekarang Fani sudah meninggal. Mungkin dia ingin membalas dendam untuk Fani.“Bibi ne
“Maaf, saya melihat ada banyak orang berdiri di depan hotel, saya langsung panik dan, meskipun berniat menginjak rem, saya malah menginjak gas.” Setelah memarkir mobilnya, pengemudi mobil kedua turun dari mobil sambil terus-menerus meminta maaf. Dia adalah seorang gadis muda, dan tampaknya dia benar-benar panik.Tatapannya melewati kerumunan orang dan jatuh pada Odelina, yang sedang dibantu berdiri. Dengan nada penuh perhatian dan penyesalan, dia bertanya,"Kamu nggak apa-apa? Maaf, benar-benar maaf, aku baru dapat SIM setengah bulan yang lalu, ini pertama kali aku mengemudi keluar rumah. Kalau lihat banyak orang, aku masih nggak bisa menahan diri untuk merasa gugup." Pengemudi mobil pertama sudah membawa mobilnya masuk ke tempat parkir bawah tanah dan menghilang. Odelina melihat gadis muda itu yang terlihat sangat gugup. Wajar gugup kalau dia baru mendapatkan SIM-nya. Karena Odelina tidak mengalami apa-apa, dia berkata,"Aku nggak apa-apa, tapi kamu harus lebih hati-hati. Sebaiknya
Mobil berhenti di depan Blanche Hotel.Dia mengambil dua tisu untuk mengusap hidungnya yang baru saja bersin, lalu membuang tisu itu ke tempat sampah di pintu hotel. Setelah itu, dia turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hotel bersama sekretaris dan beberapa anggota tim manajer untuk bertemu dengan klien."Bu Odelina."Para staf Blanche Hotel menyapa Odelina dengan hormat saat melihatnya.Meskipun perempuan itu belum sepenuhnya masuk dalam dunia bisnis di Cianter, tetapi karena dia adalah kakak dari Olivia maka para staf hotel memperlakukannya dengan sangat hormat. Bahkan Ricky yang ada di sini juga bersikap hormat pada perempuan itu.Odelina membalas dengan senyuman tanpa menghentikan langkah kakina. Perempuan itu langsung menuju ruang rapat bersama timnya. Dia sudah mengatur pertemuan dengan klien, tetapi klien belum tiba.Klien tersebut sudah menelepon sebelumnya dan mengatakan bahwa mereka akan tiba dalam beberapa belas menit. Karena Odelina yang ingin bekerja sama dengan or