“Bagaimanapun juga, Bu Chintya adalah penyelamat hidupku. Mentraktir makan siang ini tidaklah cukup untuk membalas jasa Bu Chintya yang telah menyelamatkanku. Kebaikanmu ini mungkin saja tidak akan bisa aku bayar seumur hidupku,” ujar Bram.“Lalu apa yang terjadi dengan perampok itu? Berapa tahun hukumannya?” tanya Chintya yang berusaha mengubah topik pembicaraan mereka.“Aku belum tahu berapa lama hukuman atas semua kejahatannya. Tapi, kemungkinan kejahatan dengan jenis perampokan akan dihukum selama beberapa tahun di penjara,” jawab Bram. Bram berbohong dengan jawabannya itu. Orang yang berpura-pura merampoknya adalah anak buahnya sendiri. Anak buahnya juga tidak masuk ke dalam penjara, melainkan ke rumah sakit untuk memulihkan luka-luka yang dideritanya. Luka-luka yang di dapatkannya adalah hasil dari perbuatan Chintya dan terjatuh saat sedang menjalankan aksinya. Singkatnya, Chintya berhasil melumpuhkan anak buah Bram dengan kemampuan bela dirinya. Hal ini langsung menghasilkan d
Chintya tergerak dengan ajakan Bram lalu berkata, “Aku akan mempertimbangkannya dulu. Bagaimanapun juga, tempat itu adalah rumah orang lain. Aku nggak mau mengganggu penghuni rumah itu dengan kedatangan kami untuk bertamasya ke sana.”Selain itu, Chintya juga membawa 12 murid bersamanya. Dia pasti tidak akan bisa membiarkan anak-anak muridnya untuk berkeliaran di rumah orang lain sembarangan. “Tidak apa-apa, kok. Sungguh! Aku akan mengirim pesan kepada Pak Stefan kalau kamu merasa khawatir akan mengganggu keluarga Adhitama di sana,” ujar Bram lagi. Bram berusaha keras agar dirinya tetap bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Chintya. Jadi, dia bergegas mengirimkan pesan kepada Stefan. Namun, hal pertama yang ditulis Bram di dalam pesannya adalah tentang dirinya yang membutuhkan bantuannya untuk mengejar seorang perempuan. Selain itu, Bram juga mengatakan kepada Stefan setelah Stefan membalas pesannya agar Stefan langsung saja memanggil namanya. Karena sampai saat ini, Chintya
Stefan meraih bahu istrinya lalu menarik tubuh Olivia dan berkata, “Sayang, gimana kalau kita pergi berlibur lusa? Kita berdua saja.”“Memangnya kita mau liburan ke mana?” tanya Olivia yang perhatiannya langsung teralihkan. “Liburan di Mambera saja. Kita pergi ke rumahku yang lainnya yang belum pernah kamu datangi,” jawab Stefan. “Kenapa nggak tunggu sampai pesta pernikahan selesai saja? Lagi pula, kita juga nggak bisa pergi jauh saat berbulan madu. Jadi, kita bisa berbulan madu di Mambera dengan mengendarai mobil,” ujar Olivia. Stefan teringat kalau pesta pernikahannya akan dilaksanakan setelah perayaan ulang tahun pernikahan mereka. Mereka berdua tetap akan pergi berdua saja, tapi rasanya tetaplah berbeda.“Kalau begitu, kita tetap akan pergi berdua saja selama dua hari. Lalu kita juga akan pergi liburan lagi di sekitar Mambera dengan mobil setelah pesta pernikahan kita. Lagi pula, aku punya cuti pernikahan selama 1 bulan,” ujar Stefan. “Entah bagaimana marahnya Reiki kalau mende
“Jadi, bagaimana Bu Chintya?” tanya Bram tentang kepergian mereka ke Vila Permai. Chintya sempat menggunakan ponselnya untuk mencari tahu bagaimana bentuk dari Vila Permai. Namun, dia tidak berhasil menemukan apa pun. “Aku mau melihat gambar Vila Permai, tapi aku nggak mendapatkan apa pun di internet,” jawab Chintya. “Aku yakin kamu nggak akan bisa menemukan foto Vila Permai di internet. Vila Permai adalah kediaman keluarga besar Adhitama. Jadi, bagaimana mungkin orang-orang bisa mengambil foto rumah itu sembarangan? Sudah, tenang saja. Kamu pasti nggak akan menyesal sudah pergi ke rumah itu bersamaku,” ujar Bram berusaha meyakinkan Chintya.Akhirnya, Chintya mengangguk karena dia berpikir kalau dirinya sangat tertarik dengan keluarga Adhitama. Selain itu, Bram sudah membantunya dengan memohon izin untuk datang mengunjungi Vila Permai. “Kalau begitu, kita pergi ke sana. Apa besok Pak Bram kosong? Aku akan membawa anak-anak muridku bertamasya besok,” ujar Chintya antusias. “Aku bis
Chintya setuju dengan perkataan Bram. Kemudian mereka berdua mengobrol bersama sambil terus menyantap hidangan yang tersedia. Mereka mengobrol dengan sangat akrab seakan mereka adalah kenalan lama. Mungkin karena mereka berdua memiliki kepribadian yang mirip, jadi mudah bagi mereka untuk bergaul satu sama lain. Bram di dalam hatinya merasa sangat bersyukur karena perempuan yang ditakdirkan untuknya sangatlah sempurna dari segala aspek.*** Junaidi Group adalah anak perusahaan dari Ferda Group yang berada di Mambera. Jonas adalah pihak yang bertanggung jawab atas semua urusan perusahaan ini. Dia adalah direktur utama yang ditunjuk langsung dari pusat untuk mengurus anak perusahaan di Mambera. Dia juga akan ditempatkan di Mambera untuk waktu yang cukup lama. Raut wajah Jonas tampak lebih serius ketika dia kembali ke kantor di sore hari setelah selesai berkunjung dari rumah keluarga Sanjaya. Semua orang menyadari perubahan suasana hati atasan mereka yang sangat drastis dari sebelumnya.
“Loh, kok bisa begitu?” tanya Yose heran. Amelia adalah kekasih Jonas dan mereka berdua sering pergi bersama. Lalu kenapa keluarga Ardaba yang datang untuk melamar Amelia sambil membawa banyak hadiah?“Jonas, apa kamu mau aku bicara sama kakek, nenek dan mama, papa agar mereka datang ke Mambera sambil membawa hadiah untuk melamar Amelia?” tanya Yose lagi. Yose merasa kalau keluarganya juga tidak kalah hebatnya dari keluarga Ardaba. Selain itu, Jonas juga tidak kalah dari Bram dari berbagai aspek. Selama ini, Yonas tidak pernah meminta bantuan keluarganya untuk menyelesaikan masalah di antara dirinya dan Amelia. Orang tua dan semua saudara Jonas merasa khawatir dengan kehidupan percintaan Jonas. Namun, Jonas selalu menyuruh mereka semua untuk tenang karena dia menyukai perempuan. Selain itu, dia akan berusaha dengan tangannya sendiri untuk mengejar perempuan yang disukainya lalu menikah dan membawanya ke rumah keluarga Junaidi. Semua saudara dan orang tua mereka tidak bisa ikut camp
Apa yang harus dilalui Yose saat itu tidaklah mudah. Namun, akhirnya dia berhasil mendapatkan Mulan dan menikahinya. “Kami lebih baik bertunangan dulu,” ujar Jonas. Jonas merasa kurang realistis kalau dia dan Amelia tiba-tiba menikah. Dia ingin seperti Calvin dan Rosalina yang bertunangan terlebih dahulu. Mereka mengurus semua persiapan pesta pertunangan lalu bertunangan dengan mengundang semua orang penting yang ada di Mambera. Dengan begini, siapa lagi laki-laki yang berani menjadi saingan cinta Jonas setelah Amelia bertunangan dengannya?“Oke, tenang saja. Aku pasti akan membantumu menyelesaikannya,” ujar Yose. Jonas merasa sedikit lebih lega setelah mencurahkan semua kekhawatirannya kepada kakaknya. Keluarga Jonas adalah keluarga yang luar biasa. Dia yakin, Yuna pastinya akan luluh dengan semua bujukan orang tua dan semua saudara Jonas. Yuna pasti akan menyetujui pernikahan putrinya dengan Jonas. Kakek dan neneknya juga bisa maju untuk meyakinkan Yuna kalau saja kedua orang tua
Jonas masih terus tersenyum seraya berkata, “Aku belum pernah mendapatkan rumput selama aku hidup. Jadi, aku akan menunggumu memerikannya padaku.”“Itu mudah saja. Aku akan pergi ke pasar dan membeli sekantung rumput lalu aku akan kasih kamu semua rumput itu,” balas Amelia. “Kalau begitu, apa aku harus beli sapi dan memeliharanya?” tanya Jonas lagi. “Kamu berani menggunakan rumput yang kubelikan untukmu sebagai makanan sapi?” ujar Amelia.“Tentu saja, aku nggak berani,” balas Jonas. Amelia kembali membuka tas belanjanya lalu mengeluarkan dua set pakaian baru dan menyerahkannya kepada Jonas seraya berkata, “Coba kamu lihat. Kira-kira kamu suka, nggak? Semua bajumu mereknya ini, jadi aku belikan merek ini buat kamu. Ada blazer, kemeja dengan merek yang sama.”Amelia membelikan semua itu untuk Jonas. Namun, dia malu untuk mengeluarkannya, jadi Jonas baru akan mengeluarkannya dari tas belanja sesampainya dia di rumah. Jonas meletakkan buket bunganya lalu mengambil baju dari tangan Amel
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela