Mulan berkata dengan nada menenangkan, “Oliv, kamu nggak perlu terlalu khawatir. Asalkan Kellin mau turun tangan, aku yakin mata Rosalina bisa disembuhkan. Dia belajar di bawah bimbingan Dokter Jenius, jadi dia lebih baik daripada yang lain.”Olivia berkata, “Kami semua percaya pada Dokter Dharma.”Dokter Dharma juga sudah berjanji kepada Calvin. Setelah dia sudah bisa mulai praktek, dia akan terbang ke Mambera untuk mengobati mata Rosalina secepatnya.“Bagaimana dengan Jonas dan Amelia? Jonas nggak banyak cerita tentang dirinya. Dia nggak bilang, kalau kami tanya juga nggak dijawab. Aku dan suamiku berharap dia dan Amelia bisa segera bersama.” Mulan mengganti topik pembicaraan dan bertanya tentang kisah percintaan adik iparnya.“Mertuaku sudah beberapa kali ingin ke Mambera, tapi Jonas nggak memperbolehkan mereka pergi. Katanya, belum waktunya orang tua bertemu. Dia juga belum mendapatkan persetujuan dari Yuna. Jadinya, mereka hanya bisa menunggu dengan cemas, nggak bisa membantu apa-
“Banyak yang bilang, kalau wanita mau bahagia dalam pernikahan, dia sendiri harus cukup hebat, atau keluarganya harus cukup hebat. Aku sekarang juga punya anak perempuan, dan juga cuma punya satu anak perempuan. Di masa depan, kalau Audrey mau menikah dan tinggal di tempat yang jauh, aku juga pasti nggak rela. Apalagi Yose, nggak perlu ditanya lagi. Dia sangat menyayangi putrinya. Dia bahkan sudah mulai waspada dengan Liam, juga putranya Owen.”Olivia tertawa dan berkata “Liam baru berusia tiga tahun. Dia mana ngerti. Putra Yannie dan kedua anakmu seumuran, sekarang cuma bisa makan tidur.”“Yose tetap saja waspada seperti itu. Dia bilang, susah-susah membesarkan nak perempuan, harus dijaga sebaik mungkin. Kalau ada anak yang mau mendekati putrinya, harus segera dicegah. Jangan sampai putra orang punya pemikiran untuk mendekati putrinya.”Jadinya, yang paling diwaspadai oleh Yose adalah Liam.Liam sangat cerdas. Dokter Jenius bilang anak itu sangat berbakat, tapi anak itu harus memikul
“Aku cukup tertarik dengan kisah Om Radit dan Tante Rosita.” Olivia berkata pelan, “Stefan sesekali memberitahuku, tapi dia nggak mengatakannya secara detail, jadinya aku sangat ingin tahu.”Mulan tersenyum dan berkata, “Tentang papa dan mamaku, aku juga cuma tahu apa yang terjadi kemudian. Aku nggak tahu apa yang terjadi pada mereka di masa lalu. Aku pernah bertanya pada papaku, tapi papaku biasanya nggak mau bilang. Kalau aku tanya ke mamaku, dia juga hanya tertawa dan bilang sudah berlalu dan nggak mau mengungkitnya.”Mulan berkata lagi, “Apa pun yang terjadi pada mereka di masa lalu, hubungan mereka saat ini sangat baik. Itu yang penting.” Mulan tahu ibunya tidak ingin mengingat masa lalu, karena kehilangan dirinya adalah masa paling menyakitkan bagi ibunya. Ibunya sudah “gila” selama lebih dari 20 tahun. Ayahnya kelihatannya kuat, tapi sebenarnya hanya memendamnya dalam hati. Singkatnya, ibunya menderita dan ayahnya juga tidak bahagia. Kini, semua penderitaan mereka telah berakhi
Hanya dalam sekejap mata, Rosita sudah menggendong Audrey, sementara ibu angkatnya Mulan, Diana, menggendong Archie. Tidak satu pun dari anggota keluarga Junaidi yang sempat menggendong kedua anak itu duluan.Mulan mencondongkan tubuh ke telinga Olivia dan berbisik, “Lihat, ‘kan? Aku benar-benar sudah dilupakan. Papa mamaku sekarang hanya mencium dua anak kecil itu sekarang. Kalau aku pulang ke rumah mereka dan nggak membawa kedua anakku, mamaku akan bertanya aku pulang untuk apa.”Olivia mengerti. Sama seperti ketika dia pergi ke Vila Permai, mertuanya tidak senang kalau dia tidak membawa Russel. Stefan yang sedang mengobrol dengan Yose dan dua sepupu iparnya juga ikut menjulurkan leher dan mengamati Audrey saat Rosita menggendong anak itu dan kembali ke sofa.Febian berkata, “Jangan dilihat, Pak Stefan. Kamu sudah nggak punya kesempatan untuk menggendong keponakanku. Aku yang pamannya saja susah mau menggendongnya, karena kalah cepat.”Malah Sonia, istrinya, yang pernah bergerak cepa
Stefan terdiam sejenak, lalu berkata, “Aku nggak terburu-buru. Oliv yang terburu-buru. Dia biasanya menggunakan kesibukannya untuk mencegah dirinya memikirkan tentang anak.”Stefan tahu semuanya, juga merasa kasihan pada istrinya. Kadang-kadang dia bahkan merasa bersalah karena telah menyeret Olivia ke dalam circle yang banyak tekanan ini, sehingga membuat Olivia sangat stress.Meski dia dan keluarganya tidak mendesak Olivia untuk punya anak, Olivia adalah istrinya, yang akan menduduki posisi pemimpin keluarga Adhitama bersamanya. Tidak ada yang perlu berkata apa-apa. Tekanan yang tak kasat mata akan datang sendiri dan membuat istrinya itu stress.Yose menepuk pundak Stefan dan berkata, “Kalau kalian mau, nanti waktu Dokter Jenius datang, minta dia untuk memeriksa denyut nadi kalian berdua.”Stefan tidak mengatakan apa-apa. Dia sangat yakin tidak ada yang salah dengan mereka berdua. Dia juga takut kalau dia meminta Dokter Jenius untuk memeriksa denyut nadi mereka berdua, malah akan mem
Olivia tertegun dan berkata, “Seharusnya nggak? Sepertinya …. Mulan, aku sepertinya belum mestruasi bulan ini.”Apa jangan-jangan, dia benar-benar hamil?“Siklus menstruasiku nggak terlalu normal akhir-akhir ini, terkadang bisa telat bebeerapa hari, jadi aku nggak peduli. Tapi, biasanya setelah telat beberapa hari, aku akan menstruasi.”“Kamu pasti hamil.” Mulan tersenyum dan berkata, “Sebagian orang bisa langsung memiliki gejala awal kehamilan begitu hamil. Oliv, selamat!”Olivia pun tersenyum dan berkata, “Mulan, aku masih belum tahu apa aku benaran hamil atau salah makan. Jangan bilang selamat dulu, kalau nggak kegembiraannya akan sia-sia.”“Berdasarkan pengalaman dan intuisiku, kamu pasti hamil. Kellin adalah seorang dokter. Minta saja dia untuk memeriksa denyut nadimu dan kamu akan tahu.”Setelah mengatakan itu, Mulan langsung menarik Olivia keluar. Dia memerintahkan seorang pelayan untuk mencari Kellin, lalu mendudukkan Olivia di sofa. Semua orang menanyakan keadaan Olivia dengan
Olivia berkata, “Belum bisa dipastikan. Aku tadi menggendong Audrey dan mencium bau susu di badannya, lalu aku merasa mual dan muntah. Mulan dan yang lainnya bilang gejalaku ini kemungkinan adalah mual karena hamil. Ini lagi tunggu Dokter Dharma datang memeriksa denyut nadiku. Dokter Dharma belum datang, kamu dulu yang datang. Kamu jangan khawatir, aku nggak kenapa-napa.”Meski belum bisa dipastikan Olivia hamil atau bukan, Stefan sudah tidak bisa menahan senyumnya. Dia memegang tangan Olivia dan berkata sambil tersenyum, “Mereka semua berpengalaman. Kalau mereka bilang kamu hamil kalau, artinya kamu hamil.”“Di mana Dokter Dharma? Apa Dokter Dharma sudah datang?” Stefan bertanya sambil beranjak bangun. Dia rasanya ingin sekali menyeret Dokter Dharma kemari.Eh, tidak boleh diseret, harus minta tolong. Minta tolong dengan sopan, seperti meminta tolong pada dewa. Dokter Dharma tidak boleh dibuat tersinggung.Mulan tersenyum dan berkata, “Pak Stefan berlari terlalu cepat ke sini, jadi Ke
Stefan berkata dengan cemas, “Bu Mulan, tolong minta Bu Kellin untuk segera bantu memeriksa denyut nadinya Oliv. Aku sangat khawatir.”Mereka masih ingin bercanda, tapi mereka tidak tahu betapa cemasnya Stefan.Mulan tersenyum dan berkata kepada Kellin, “Kellin, tolong periksa denyut nadi Oliv untuk mengetahui apakah dia hamil. Dia baru saja muntah-muntah. Aku rasa dia mual karena hamil.”Olivia tersipu, karena sikap cemas suaminya yang membuatnya malu. Semua wanita di kamar anak ini adalah para nyonya dari keluarga kaya. Semua orang diam, sementara Kellin memeriksa denyut nadi Olivia.Stefan gugup. Olivia tersenyum, tapi juga merasa gugup dalam hati. Kalau tebakan mereka salah, dia akan sangat sedih.Setelah beberapa saat, Kellin tersenyum dan berkata kepada Olivia dan Stefan, “Dia hamil. Kalau kalian takut pemeriksaanku nggak akurat, kalian bisa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.”Mendengar perkataan Kellin, Olivia tersenyum dan mengangguk berulang kali, lalu berkata, “Terim
“… kan bisa saja apa yang aku minta kalian nggak bisa bantu, makanya aku minta bantuannya ke kakak iparku. Kak Olivia sudah pergi ke Vila Ferda, Kak Rika masih belum resmi masuk keluarga Adhitama dan aku juga nggak begitu dekat sama dia. Cuma Kak Rosalina saja yang bisa kuminta bantuan. Memang nggak boleh aku minta tolong sama dia?”Rosalina adalah kakak iparnya yang paling tua, tetapi keluarga Adhitama ini terdiri dari beberapa anak lelaki dari ayah yang berbeda sehingga Olivia secara tidak langsung hanya ipar tiri statusnya. Hanya Rosalina saja yang bisa dianggap sebagai ipar dari saudara kandung.“Rosalina bahkan nggak kenal dan nggak pernah ketemu sama cewek yang kamu suka. Dia nggak bakal bisa bantu banyak juga, jadi mending kamu nggak usah ganggu dia. Kalau ada apa-apa, bilang ke aku saja. Kalau aku rasa Rosalina bisa bantu, nanti biar aku yang ngomong ke dia.”“Ini bukan soal si Rubah, tapi soal Nana. Kak Rosalina kan kenal sama Nana dan seharusnya mereka juga pernah berinteraks
“Ini mah banyak banget!” keluh Samuel.“Kamu pikir kami semua sesantai kamu? Kamu saja yang bisa santai, aku dan Kak Stefan setiap hari sibuknya bukan main.”“Kata siapa aku santai? Aku juga punya kesibukan sendiri, kok.”“Masa? Aku nggak pernah lihat kamu sibuk.”“.…”Samuel tidak ditempatkan di kantor pusat Adhitama Group, jelas saja para kakak yang lebih tua tidak pernah melihat Samuel sibuk. Ini salah Samuel sendiri yang tadi mengatakan kalau dia sedang senggang. Bukankah akan lebih baik jika dia terus terang saja apa tujuan dari kedatangannya ke sini?“Kak Stefan jauh lebih capek dari aku,” ucap Calvin.Stefan adalah kunci dari Adhitama Group. Meskipun urusan sepele tidak perlu melalui persetujuan Stefan lagi, tetap saja masih ada banyak urusan lain yang harus dia tangani secara langsung. Adhitama Group sangat besar. Setiap ari ada saja pekerjaan yang harus Stefan urus, belum lagi rapat yang tidak pernah ada habisnya dan sesekali harus pergi menjamu klien.Saat masih bertunangan,
Masih berbicara dengan suaminya di telepon, Rosalina berkata, “Kamu kan sibuk, beresin saja dulu sana. Aku mau menemani Nenek jalan-jalan lagi sebentar. Dia tadi habis marah-marah sama Dewi sampai mukanya merah semua.”Sarah, “….”Di telepon Calvin tertawa sangat keras, tetapi dia cukup sadar diri untuk tidak menanyakan apa yang Dewi katakan kepada neneknya, supaya neneknya tidak melampiaskan kekesalannya dengan cara mengumbar aib Calvin yang lain. Setelah pembicaraan di telepon berakhir, Calvin meletakan ponselnya dan menyeruput kopinya. Sebelum dia meletakkan kembali gelasnya di atas meja, dia mendengar suara ketukan pintu.“Masuk,” ujarnya.Lantas pintu ruang kantornya terbuka dimasuki oleh Samuel. Melihat kedatangan adik kecilnya itu, Calvin pun dengan rapi meletakkan gelasnya kembali ke tatakan gelas dan berkata dengan senyum tipis di wajah, “Tuben, ada angin apa kamu datang ke sini?”“Aku merasa sedikit tersinggung Kak Calvin ngomong begitu. Aku ini adik kandungmu, lho.”Samuel d
Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap
Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan
Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi
“Duduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,” kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.”Rosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, “Rosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.”Namun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, “Nek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya
Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.“Aku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.”Hanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.“Aku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.”Rosalina merasa iri pada Olivia. “Aku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.”Rosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona
“Iya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,” kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. “Kenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.”Dewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. “Bukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?”Wajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.“Rosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.”“Mama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,” kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han